PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh:
ADINDA FICHA MEGA RAHMANIA
No. Peserta: 18051385510184
NIM: 183142700680
Kelas: Bisnis dan Pemasaran B
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
D. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 12
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 12
F. Definisi Istilah ...................................................................................... 13
G. Definisi Operasional ............................................................................ 13
H. Manfaat Penelitian ............................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting yang harus didapatkan
seluruh anak Indonesia. Kurangnya pendidikan yang dimiliki setiap anak
akan membuat bangsa Indonesia mengalami keterpurukan. Dengan adanya
pendidikan maka Indonesia akan bangkit kearah yang lebih baik dan memiliki
kualitas bangsa yang maju dan mampu bersaing dengan negara-negara
lainnya. Pendidikan merupakan cara agar kualitas sumber daya manusia
menjadi meningkat. Melalui pendidikan maka kemampuan dan bakat yang
dimiliki setiap manusia dapat dikembangkan baik dalam bidang akademik
maupun dalam bidang non akademik. Dengan kebijakan yang diterapkan
secara berkelanjutan oleh pemerintah Indonesia khususnya dalam bidang
pendidikan, bukan suatu hal yang mustahil dunia pendidikan di Indonesia
akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berwawasan luas dan
berkualitas. Tercapainya SDM yang berkualitas melalui pendidikan yang
diterapakan pastinya akan meningkatkan mutu kehidupan di Indonesia. Untuk
itu suatu proses pendidikan hendaknya memiliki metode, model dan
pendekatan yang lebih inovatif yang berwawasan luas dan berkualitas.
Tercapainya SDM yang berkualitas melalui pendidikan yang diterapakan
pastinya akan meningkatkan mutu kehidupan di Indonesia. Untuk itu suatu
proses pendidikan hendaknya memiliki metode, model dan pendekatan yang
lebih inovatif yang dapat meningkatkan motivasi, merangsang dan menantang
peserta didik agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara
optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
tergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah
dimiliki peserta didik sejak lahir akan tumbuh dan berkembang berkat
pengaruh lingkungannya, dan sebaliknya lingkungan akan lebih bermakna
apabila terarah pada bakat yang telah ada, kendatipun tidak dapat ditolak
5
NILAI Ketuntasan UH
No. NAMA SISWA
KKM T-1 T-2 UH (Ya/Tidak)
1. Abdillah Fattah K. 75 84 67 75 Ya
5. Arif Riyanto 75 80 72 80 Ya
24. Yuliana 75 79 84 75 Ya
25. Yuliani 75 78 85 75 Ya
Nilai Dibawah KKM (%) 48% (12 anak)
Nilai KKM (%) 16% (4 anak)
Nilai Diatas KKM (%) 36% (9 anak)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
pada mata pelajaran Marketing kelas X-PM Kompetensi Keahlian Bisnis
Daring dan Pemasaran SMK Kahuripan Pare Kediri?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Marketing peserta didik
kelas X-PM Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran di SMK
Kahuripan Pare Kediri?
3. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Marketing peserta
didik kelas X-PM Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran di
SMK Kahuripan Pare Kediri?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui:
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata
pelajaran Marketing kelas X-PM Kompetensi Keahlian Bisnis Daring
dan Pemasaran SMK Kahuripan Pare Kediri?
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Marketing peserta didik
kelas X-PM Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran di SMK
Kahuripan Pare Kediri?
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Marketing peserta
12
E. Keterbatasan Penelitian
Kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi peneliti saat melakukan
penelitian, antara lain:
1. Dampak variabilitas waktu tindakan, tindakan hanya dilakukan dua kali
pertemuan dalam satu siklus dari yang seharusnya minimal tiga kali
pertemuan berdasarkan ijin yang diberikan oleh pihak sekolah tempat
penelitian.
2. Kesungguhan belajar siswa saat penelitian dilakukan merupakan hal-hal
yang berada di luar jangkauan peneliti untuk mengontrolnya.
3. Kesungguhan observer dalam mengamati proses belajar siswa saat
penelitian dilakukan berada di luar jangkauan peneliti untuk
mengontrolnya.
13
F. Definisi Istilah
1. Istilah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
penelitian ini adalah pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju
pemahaman akan resolusi suatu masalah (Barrow dalam Huda 2017:271).
2. Istilah motivasi dalam penelitian ini adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik dalam Djamarah
2011:148).
3. Istilah hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotoris (Sudjana 2005:3).
G. Definisi Operasional
Subvariabel/
No. Variabel Indikator
dimensi
1. Motivasi 1. Motivasi a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
Belajar Internal b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita di masa yang
akan datang.
2. Motivasi a. Adanya penghargaan dalam belajar.
Eksternal b. Adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar.
c. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
2. Hasil Belajar 1. Kemampuan a. Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal
kognitif pre-test tertulis.
b. Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal
post-test tertulis.
2. Kemampuan a. Keberanian tampil di depan kelas.
afektif b. Kekompakan kelompok dalam memainkan
peran.
c. Keaktifan kelompok memberi masukan.
d. Keberanian berbagi pengalaman.
e. Mengamati pemeranan.
f. Mendengarkan percakapan kelompok
pemeranan.
14
H. Manfaat Penelitian
Pada akhir penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada
perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan model-model
pembelajaran untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran dan hasil
belajar di kelas.
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
3. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk menemukan
pengetahuan dan mengembangkan wawasan, meningkatkan kemampuan
menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan model
pembelajaran inovatif.
4. Bagi Guru atau Calon Peneliti
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian
tindakan kelas dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi
pembelajaran.
5. Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan,
15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Sebelumnya
1. Rerung (2017) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA pada Materi Usaha dan
Energi”. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
Manokwari. Subjek penelitian adalah siswa Kelas XI-MIA 6 sebanyak 25
orang, yang terdiri 11 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Dalam
penelitian tersebut menunjukkan hasil belajar kognitif sebesar 64% pada
siklus I dan 84% pada siklus II. Sedangkan, hasil belajar psikomotor
aspek mempersiapkan alat dan bahan meningkat sebesar 4%, aspek
merangkai alat dan bahan meningkat sebesar 6%, aspek melakukan
percobaan meningkat sebesar 12%, aspek mengamati percobaan sebesar
7%, dan aspek menyampaikan percobaan meningkat sebesar 8%. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Sumarji (2009) dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran
Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan
Kemampuan Pemecahan Masalah”. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Singosari. Subjek penelitian adalah siswa
kelas X-TKB (Teknik Bangunan). Dalam penelitian tersebut
menunjukkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dalam
pemecahan masalah Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan
meningkat. Ketercapaian rerata pada siklus I sebesar 48,35%, sedangkan
ketercapaian rerata pada siklus II sebesar 70,0%, mengalami peningkatan
sebesar 21,65%.
3. Khalid (2016) dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Metode
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa”. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMK 1
17
B. Kajian Teori
1. Motivasi Belajar
Berkaitan dengan motivasi belajar tidak dapat dilepaskan dari
teori dasar motivasi dan hakikat motivasi. Kajian awal yang perlu
diuraikan adalah mengenai definisi motivasi.
a. Pengertian Motivasi
Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin “movere”
yang kemudian menjadi “motion” yang artinya gerak atau dorongan
untuk bergerak menururt Rachman Abror (1993:114). Motif tidak
dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam
tingkah laku berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga
munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motif adalah daya penggerak
dalam diri sesorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi
mencapai tujuan tertentu menurut Suryabrata (1993:70). Sejalan
dengan pengertian tersebut, Sartain dalam Purwanto (2006:60)
mengatakan bahwa motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di
18
Tabel 2.1
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Peran Tenaga Pendidik dan Peserta Didik
Tenaga Pendidik Sebagai Peserta Didik Masalah Sebagai
Pelatih Sebagai Problem Awal Tantangan
Solver dan Motivasi
a. Asking about thinking a. Peserta yang aktif a. Menarik untuk
(bertanya tentang terlibat langsung dipecahkan
Pemikiran) dalam b. Menyediakan
b. Memonitor pembelajaran pembelajaran kebutuhan yang ada
c. Probbing (menantang b. Membangun hubungannya
Peserta didik untuk berfikir) pembelajaran dengan pelajaran
d. Menjaga agar peserta didik yang dipelajari
terlibat
e. Mengatur dinamika kelompok
f. Menjaga berlangsungnya proses
(Sumber: Buku Pendekatan Pembelajaran Saintifik)
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah ini dapat melatih
peserta didik terampil berfikir dan terampil menyelesaikan masalah,
menjadi lebih dewasa, serta melatih belajar mandiri. Secara lebih jelas
dipaparkan lima langkah pembelajaran berbasis masalah yang dapat
dijadikan acuan tenaga pendidik dalam pembelajaran, yaitu:
masalah.
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyajikan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
hasil karya model dan berbagi tugas dengan teman
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
Menganalisa dan mengevaluasi telah dipelajari/meminta kelompok presentasi
proses hasil kerja
pemecahan masalah
(Sumber: Buku Pendekatan Pembelajaran Saintifik)
Setelah pembelajaran usai tenaga pendidik melakukan penilaian
sesuai dengan model yang dipilih. Penilaian pembelajaran dengan PBL
dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan
portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan
peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun
waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Penilaian dalam pendekatan PBL juga dapat dilakukan dengan cara
evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment. Penilaian proses
lebih dominan dibandingkan penilaian hasil, karena proses pembelajaran
lebih menggambarkan capaian pembelajaran (Nurdyansyah dan
Musfiqon, 2015:145).
5. Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik selalu dikaitkan dengan evaluasi
pendidikan, dan dalam hal ini adalah evaluasi hasil belajar. Sumiati dan
Asra (2007:200) mengatakan bahwa “evaluasi atau penilaian merupakan
salah satu komponen sistem pembelajaran. Pengembangan alat evaluasi
merupakan bagian integral dalam pengembangan sistem pembelajaran.
Oleh karena fungsi evaluasi adalah untuk mengetahuai apakah tujuan
yang dirumuskan dapat tercapai, evaluasi merupakan salah satu faktor
penting dalam proses pembelajaran”. Sedangkan menurut Rasyid dan
Mansur (2007:2) mengatakan bahwa “evaluasi merupakan suatu proses
penetapan nilai tentang kinerja dan hasil belajar peserta didik
berdasarkan informasi yang diperoleh melalui penilaian”. Pada
prinsipnya, penggunaan hasil belajar meliputi segenap ranah yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik .
31
Tabel 2.3
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
(MODEL BLOK)
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Bisnis dan Pemasaran
Kompetensi Keahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. MuatanNasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2 Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan 212
3 Bahasa Indonesia 354
4 Matematika 424
5 Sejarah Indonesia 108
6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 108
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144
Jumlah A dan B 2.020
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2 Ekonomi Bisnis 72
3 Administrasi Umum 72
4 IPA 72
C2. Dasar Program Keahlian
1 Marketing 144
2 Perencanaan Bisnis 144
3 Marketing 180
C3.Kompetensi Keahlian
1 Penataan Produk 384
2 Bisnis Online 490
3 Pengelolaan Bisnis Ritel 420
4 Administrasi Transaksi 456
5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350
Jumlah C (C1, C2 dan C3) 2.856
Total 4.876
(Sumber: Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Nomor:
130/D/KEP/KR/2017)
34
Tabel 2.4
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
(MODEL IMPLEMENTATIF)
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Bisnis dan Pemasaran
Kompetensi Keahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. MuatanNasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2 2 - -
2
Kesehatan
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3 Administrasi Umum 2 2 - - - -
4 IPA 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Marketing 4 4 - - - -
2 Perencanaan Bisnis 4 4 - - - -
3 Marketing 5 5 - - - -
C3.Kompetensi Keahlian
1 Penataan Produk - - 4 4 6 6
2 Bisnis Online - - 7 7 7 7
3 Pengelolaan Bisnis Ritel - - 6 6 6 6
4 Administrasi Transaksi - - 7 7 6 6
5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5
Jumlah C (C1, C2 dan C3) 22 22 29 29 30 30
Total 46 46 46 46 46 46
35
BAB III
METODE PENELITIAN
sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan
memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan
dampak dari perlakuan tersebut”. Asrori (2007:6) mendefinisikan “penelitian
tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga peserta didik
dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, penelitian
tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bersifat reparatif. Artinya,
penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar
peserta didik bisa mencapai hasil yang maksimal”. Sedangkan menurut
Elfanany (2013:22) “PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara
sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang
sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunya suatu perencanaan sampai
penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar
mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan”.
Dari ketiga pendapat dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah sebuah kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru yang
secara sengaja diberi tindakan yang sesuai dengan kondisi praktek
pembelajaran dan pengalaman guru.
B. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan pendekatan dan jenis penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal
ini sesuai dengan salah satu ciri atau karakteristik penelitian kualitatif, yaitu
peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2008:9). Dalam penelitian
ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci dan pemberi tindakan.
Instrumen kunci berarti peneliti sebagai pengamat dan pewawancara. Sebagai
pengamat, peneliti mengamati aktivitas yang terjadi selama proses belajar
mengajar berlangsung. Sedangkan sebagai pewawancara, peneliti bertindak
sebagai pewawancara terhadap subjek penelitian
38
C. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMK Kahuripan Pare
Kediri yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta No. 01 Pelem, Pare-Kediri.
Dalam observasi sebelumnya bahwa di SMK Kahuripan Pare Kediri selama
ini untuk mata pelajaran Marketing belum pernah melaksanakan
pembelajaran saintifik model Problem Based Learning dan sistem
pembelajaran pada kelas Bisnis Daring dan Pemasaran ini masih berjalan
secara konvensional. Oleh karena itu penelitian di SMK Kahuripan Pare
Kediri sebagai pertimbangan peneliti untuk menerapkan pembelajaran
saintifik model Problem Based Learning.
D. Obyek Penelitian
Menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2008:229) “Obyek penelitian
dalam penelitian kualitatif yang diobservasi dinamakan situasi sosial, yang
terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities
(aktivitas)”. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
X Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran di SMK Kahuripan
Pare Kediri yang berjumlah 26 peserta didik .
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa:
1. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk mengamati
aktivitas guru sebagai pengajar dan aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam hal
39
ini peneliti dibantu oleh Nanik Yuni Lestari, S.Pd., sebagai guru Bisnis
Daring dan Pemasaran kelas X.
2. Lembar Wawancara
Lembar wawancara dalam hal ini digunakan untuk mengetahui informasi
mengenai tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar
Marketing berlangsung sebelum mendapat tindakan, metode pengajaran
yang digunakan, motivasi belajar peserta didik , partisipasi peserta didik
dan hasil belajar peserta didik .
3. Angket
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat
motivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, di bawah ini akan
disajikan kisi-kisi angket motivasi belajar peserta didik .
Tabel 3.1
Intrumen Angket Motivasi
Variabel Indikator Pernyataan No.
Motivasi A. Adanya hasrat dan Saya ingin menguasai materi pelajaran 1
keinginan berhasil marketing.
Saya ingin belajar marketing dengan 2
sungguh-sungguh.
Saya ingin mendapatkan nilai yang tinggi 3
dalam pelajaran marketing.
B. Adanya dorongan Saya merasa senang belajar marketing 4
dan kebutuhan Saya mera lebih baik jika saya menguasai 5
dalam belajar ilmu marketing
Saya membutuhkan ilmu marketing untuk 6
karir saya nanti
C. Adanya harapan Saya berharap bahwa dengan memahami 7
dan cita-cita di ilmu marketing kehidupan saya menjadi
masa yang akan lebih baik
datang Saya bercita-cita ingin menjadi seorang 8
marketer/pemasar yang sukses
D. Adanya Saya merasa senang atas penghargaan 9
penghargaan yang diberikan oleh guru maupun orang
dalam belajar tua atas prestasi yang telah saya capai
Saya merasa senang atas hadiah yang 10
diberikan oleh guru maupun orang tua
atas prestasi yang telah saya capai
40
2. Observasi (pengamatan)
Nasution (dalam Sugiyono, 2008:226) menyatakan bahwa
“Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi”. Kegiatan mengamati bukan
merupakan pekerjaan yang mudah karena minat dan kecenderungan-
kecenderungan tertentu masih banyak mempengaruhi pengamat, maka
seorang pengamat haruslah objektif.
Dalam penelitian kualitatif observasi merupakan salah satu teknik
utama dalam pengumpulan data. Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas
peneliti sebagai pengajar dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.
Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara
perencanaan dengan pelaksanaan tindakan serta untuk menjaring data
aktivitas peserta didik dalam berdiskusi. Observasi dilakukan oleh
peneliti, guru mata pelajaran Marketing yaitu Adinda Ficha Mega
Rahmania, S.Pd dan teman sejawat Nanik Yuni Lestari, S.Pd., sebagai
guru Bisnis Daring dan Pemasaran kelas X.
3. Interview (wawancara)
Dengan wawancara, hal-hal yang lebih mendalam tentang
partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi
dapat diketahui. Esterberg (dalam Sugiyono, 2008:231) mengatakan
bahwa “wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Untuk mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dapat digunakan wawancara
yang tidak dapat diketahui melalui observasi.
Dalam penelitian kualitatif wawancara sering sekali dimanfaatkan
sebagai teknik utama dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini
teknik wawancara digunakan dalam mengumpulkan data mengenai;
tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar
Marketing berlangsung sebelum mendapat tindakan, metode pengajaran
42
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data. Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2007:246)
menyatakan tiga tahap analisis data, yaitu meliputi tahap (1) reduksi data, (2)
penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan.
I. Tahap-Tahap Penelitian
Menurut Asrori (2007:103), penelitian adalah suatu kegiatan yang
sistematis/terencana untuk mencari suatu jawaban sebuah permasalahan yang
ingin diketahui oleh si peneliti. Sesuai dengan judul yang dikemukakan oleh
si peneliti, yakni Penerapan Pembelajaran Saintifik Model Problem Based
Learning pada Mata Pelajaran Marketing untuk Meningkatkan Hasil Belajar
dan Motivasi Peserta didik Kelas X Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan
Pemasaran di SMK Kahuripan Pare Kediri, maka penelitian ini dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah
44
3) Mengembangkan solusi
Peserta didik berdiskusi mengecek pandangan dan bertukar
pikiran denga teman kelompoknya mengenai permasalahan yang
sedang dibahas berdasarkan litelatur dan pengetahuan yang
dimilikinya.
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok tentang solusi yang
terbaik dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
4) Melakukan tindakan strategis
Salah satu kelompok tampil untuk mempresentasikan hasil
diskusinya, dalam menyelesaikan permasalahan melalui solusi
yang disimpulkan oleh kelompoknya.
Peserta didik di kelompok lain memperhatikan proses
presentasi.
Guru mempersilahkan peserta didik lain untuk bertepuk tangan
setelah presentasi selesai, untuk menunbuhkan karakter
menghargai prestasi.
5) Melihat ulang dan mengevaluasi
Peserta didik dipersilahkan untuk memberikan komentar
terhadap hasil presentasi temannya dan dipersilahkan
mengoreksi bila ada kesalahan.
Peserta didik menarik kesimpulan atas apa yang telah
dipresentasikannya.
6) Tahap selanjutnya yaitu memasuki siklus I, pada siklus ini guru
dapat memberikan penilaian terhadap peserta didiknya dengan
menggunakan instrumen penilaian diskusi dan presentasi.
7) Terakhir, guru memberikan tes akhir individu siklus I.
8) Guru memberi penghargaan kepada peserta didik dan kelompok yang
mendapat skor tertinggi.
9) Pada akhir siklus I, guru menyebarkan angket motivasi kepada peserta
didik untuk mengukur motivasi peserta didik dalam mengikuti
Kegiatan Belajar Mengajar
47
3) Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakak
yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang
data motivasi dan prestasi peserta didik dari awal sampai akhir tindakan.
4) Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dalam siklus I ini digunakan untuk memahami
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh pada
pemberian tindakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Hasil
refleksi siklus I akan menjadi pertimbangan untuk perencanaan tahapan pada
siklus II.
SIKLUS II
Pada siklus ini memiliki tahap yang sama seperti siklus I, semua tahap
yang ada pada siklus II dilakukan setelah siklus I selesai dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pada siklus I, dimana rencana yang
dibuat didasarkan pada hasil analisis dari siklus I. Sebagai akhir dari proses
penelitian ini, peneliti membuat laporan hasil penelitian yang merupakan
manifestasi dari kegiatan yang telah dilakukan.
48
DAFTAR RUJUKAN