Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

Penelitian Tindakan Kelas


(Classroom Action Research)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS


DESKRIPTIF PADA SISWA KELAS X SMK WALISONGO
MELALUI METODE ESTAFET WRITING

Ina Astarina

19280115710395

PROGRAM PROFESI GURU (PPG)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................................. i


BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................................... 2
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
BAB II Kajian Pustaka ......................................................................................... 4
2.1 Kajian Teori ................................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Menulis ....................................................................................... 5
2.1.2 Pengertian Teks Deskriptif ............................................................................. 5
2.1.3 Pengertian Estafet Writing .............................................................................. 5
2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................... 10
2.3 Kerangka Berfikir ......................................................................................... 11
BAB III Metodologi Penelitian .......................................................................... 14
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 14
3.2 Tempat dan waktu Penelitian ...................................................................... 15
3.3 Subyek dan Obyek Penelitian ...................................................................... 16
3.4 Definisi Operasional ................................................................................... 16
3.5 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 17
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 18
3.7 Instrumen Penelitian .................................................................................... 19
3.8 Validitas dan Reabilitas ............................................................................... 22
3.9 Teknik Analisis Data .................................................................................. 27
3.10 Indikator Keberhasilan ............................................................................. 28

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan
berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan
dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah
yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu
berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Dalam pembelajaran bahasa inggris ada beberapa materi yang harus
dikuasai oleh peserta didik tingkat SMK, seperti teks fungsional pendek,
percakapan interpersonal, dan teks yang berbentuk narrative, recount, report,
procedure, newsitem, hortatory exposition, analytical exposition, explanation,
discussion, and review (Genre based Approach). Salah satu teks tersebut
berbentuk descriptive.
Sebagaimana tercantum didalam standar isi, tentang kompetensi dasar yang
harus dimiliki siswa tingkat SMK dalam menulis adalah mampu mengungkapkan
berbagai makna (interpersonal) dalam berbagai teks tulis interaksional dan
monolog yang berbentuk narrative, report, recount, dan lainnya pada umumnya,
khususnya siswa diharapkan mampu membuat teks singkat yang berbentuk
descriptive.
Namun kenyataannya, kemampuan siswa kelas X SMK Walisongo dalam
menulis, khususnya teks yang berbentuk descriptive sangat rendah. Sebagian

1
siswa belum mampu membuat teks singkat yang berbentuk descriptive.
Kemungkinan rendahnya kemampuan menulis siswa dalam teks yang berbentuk
descriptive disebabkan oleh motivasi siswa yang rendah, atau karena metode
penilaian yang tidak tepat, bisa juga karena rendahnya penguasaan tata bahasa
inggris, atau mungkin karena metode mengajar yang tidak tepat, dan frekuensi
latihan yang tidak cukup.
Guru harus mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam
proses pembelajaran, termasuk juga rendahnya kemampuan menulis siswa kelas X
SMK Walisongo dalam teks yang berbentuk descriptive. Penulis ingin mencoba
menerapkan metode Estafet Writing dalam peningkatan kemampuan menulis
siswa dalam teks descriptive. Oleh karena itulah penulis membuat penelitian
tindakan kelas dengan judul: Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Deskriptif
Siswa Kelas X Smks Walisongo Melalui Metode Estafet Writing.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, indikasi masalah dalam penelitian ini
adalah
1. Siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasannya
2. Perlunya strategi yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis teks
deskriptif
3. Guru kesulitan dalam menemukan metode yang tepat untuk mengajarkan teks
deskriptif
4. Estafet learning belum pernah digunakan oleh guru dalam pembelajaran
menulis teks deskriptif

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan indikasi masalah diatas, masalah yang akan dikaji lebih lanjut
dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan Estafet Learning dalam
meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif siswa kelas X SMK
Walisongo.

2
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan metode Estafet Writing dapat meningkatkan kemampuan
menulis teks deskriptif siswa?
2. Apakah metode Estafet Writing dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa?

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses penggunaan metode Estafet Writing dalam meningkatkan
kemampuan menulis teks deskriptif siswa.
2. Untuk mengetahui hasil metode Estafet Writing dapat meningkatkan kemampuan
menulis siswa.

1.6 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini dapat berguna untuk :
1. Guru
Dapat memberikan informasi tentang metode yang sesuai dengan pembelajaran
2. Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada pelajaran bahasa inggris.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritik


2.1.1 Pengertian Menulis

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan


(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno
dan M. Yunus dalam St.Y. Slamet, 2007: 96). Sementara itu Puji Santosa, dkk
(2008: 614) mengemukakan bahwa menulis dapat dianggap sebagai proses
ataupun suatu hasil. Menulis adalah menemukan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan dalam Muchlisoh,
1993: 233).
Menurut Byrne dalam St.Y. Slamet (2008: 141) mengungkapkan bahwa
keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis
simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata dapat disusun
menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis
adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui
kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah
pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

4
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses
komunikasi yang menggambarkan suatu bahasa (penulis) yang dapat dipahami
oleh pembacanya. Kemampuan menulis bukan hanya menulis symbol tetapi juga
kemampuan berpendapat dalam bahasa tulis yang disusun lengkap dan jelas.

2.1.2. Pengertian Descriptive Text


Deskripsi merupakan suatu jenis tulisan yang berkaitan dengan suatu
penulis untuk memberikan perincian objek yang digambarkan. Menurut Keraf
(1981: 93) Kata deskripsi berasal dari kata latin describe yang berarti menulis
tentang atau membeberkan suatu hal. Sebaliknya kata deskripsi dapat
diterjemahkan menjadi pemerian, yang berasal dari kata perimemerikan yang
berarti ‘melukiskan sesuatu hal’. Berdasarkan uraian tersebut, Keraf (1981: 93)
berpendapat bahwa deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian
dengan usaha para penulis untuk membeberkan perincian dari objek yang sedang
dibicarakan.
Berkaitan dengan itu, Kurniasari (2014: 141) menjelaskan bahwa:
Deskrispi berisi mengenai pengalaman yang digambarkan secara jelas.
Pengalaman tersebut bisa dalam bentuk suatu objek. Ketika membaca dan
mendengar, seolah-olah pembaca atau pendengar merasakan sendiri seperti
melihat, mendengar, atau menyentuh. Pernyataan di atas menunjukkan teks
deskripsi merupakan teks yang memaparkan objek yang berhubungan dengan
pengindraan.
Hal tersebut dipertegas oleh Parera (1987: 5), bahwa deskripsi adalah suatu
bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Karangan ini berhubungan dengan
pengalaman pancaindra seperti penglihatan, pendengarana, perabaan, penciuman,
dan perasan Sujanto (1998:11), menjelaskan bahwa deskripsi merupakan paparan
tentang resepsi yang ditangkap oleh pancaindra. Kita melihat, mendengar,

5
mencium, dan merasa melalui alat-alat indra manusia, dan dengan pancaindra itu
agar dapat dihayati oleh orang lain.
Menulis teks deskripsi sebagai suatu teks yang memberikan gambaran
suatu objek atau peristiwa yang berdasarkan hasil dari proses pengamatan,
perasaan, dan pengalaman penulis. Pembelajaran menulis teks deskripsi dapat
membantu siswa dalam melatih kepekaaan karena dengan menulis teks deskripsi,
siswa dapat menjelaskan secara nyata suatu objek ataupun suasana tertentu. Selain
itu, siswa dapat menulis secara rinci unsur-unsur, ciri-ciri dan struktur bentuk
suatu benda secara konkret dalam bentuk teks yang dapat diinformasikan kepada
pembaca.
Cara penulisan teks deskripsi dikemukakan oleh Semi (2007: 114).
Menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehinggga pembaca dibuat mampu
(seolah merasakannya, melihat, mendengar atau mengalami) sebagaimana
dipersepsi oleh pancaindra. Karena dilandaskan pada pancaindra, dan rincian atau
maka deskripsi sangat mengandalkan pencitraan konkret dan rincian atau
spesifikasi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis teks
deskripsi adalah proses menggambarkan objek, terutama objek yang jauh dan
tidak bisa dihadirkan ke dalam kelas. Oleh karena objek dari teks deskripsi berupa
objek realita, peserta didik tidak bisa asal berkreasi sendiri dalam pikiran. Ciri-ciri
Paragraf Deksripsi Kurniasari (2014: 141), ciri-ciri paragraf deskripsi sebagai
berikut.
a) Isinya menggambarkan suatu benda, tempat, makhluk hidup, atau sesuana
tertentu.
b) Penggambaran yang dilakukan dengan menggunakan panca indra yang
digunakan diantaranya indra pengelihatan, indra pendengaran, indra penciuman,
indra pengecapan, atau indra perabaan.
c) Tujuan membaca paragraf deskripsi, yakni seolah-olah orang yang membaca
atau diceritakan ikut merasakan dan melihat sendiri objek yang dimaksud.

2.1.3. Metode Estafet Writing.

6
Strategi Estafet Writing atau menulis berantai merupakan salah satu metode
active learning atau learning by doing yang bertujuan membuat pembelajaran
dikelas menjadi lebih aktif dan menyenangkan (Cahyono, 2011:14). Metode
Estafet Writing diprediksi mampu meningkatkan kemampuan siswa
mengidentifikasi kata untuk membuat sebuah karangan. Berkaitan dengan
pembelajaran menulis teks descriptive yang masih kurang dan belum efektif,
diperlukan sebuah solusi yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis.
Estafet Writing adalah salah satu strategi yang digunakan didalam proses
pembelajaran bahasa inggris diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis. Dimana adanya kerjasama antar siswa yang satu dengan yang
lainnya. Sehingga pada akhirnya siswa dapat membuat sebuah teks secara
berantai.
Syatariah (2011:42) mengemukakan bahwa kegiatan menulis dengan
menggunakan metode Estafet Writing membuat siswa aktif mengembangkan daya
khayalnya, berimajinasi, dan langsung menghasilkan sebuah produk. Produk yang
dihasilkan adalah berupa karya bersama teman satu kelompok, misalnya sebuah
teks ulasan drama yang dibuat bersama-sama (berantai). Metode ini digunakan
untuk membuat siswa lebih aktif dalam mengembangkan daya khayalnya, dengan
memakai metode ini siswa mengerjakan suatu karya dengan cara bersama-sama
dan cara pengerjaannya berantai.
Oleh karena itu, dengan adanya metode Estafet Writing diharapkan siswa
menjadi lebih aktif. Metode inovatif ini merupakan salah satu metode yang
melibatkan siswa belajar dengan cara berkelompok. Dalam metode pembelajaran
ini siswa dilibatkan secara aktif menuliskan teks ulasan drama secara berantai.

2.1.3.1 Langkah-langkah Metode Estafet Writing

Dalam melaksanakan sebuah pembelajaran seorang pendidik dituntut untuk


menyiapkan berbagai strategi yang tepat. Selain menyiapkan strategi yang tepat,
perlu disiapkan pula langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang baik dan

7
sesuai untuk memudahkan berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam penelitian
ini tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa dapat menulis teks ulasan
drama menggunakan metode Estafet Writing.

Syathariyah (2011:42) mengemukakan beberapa langkah metode Estafet


Writing. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1. Harus menentukan sebuah tema (bebas) yang akan dikembangkan menjadi


sebuah karangan
2. Setelah tema ditemukan, harus menuliskan kalimat pembuka untuk memulai
karangan pada sebuah buku atau selembar kertas.
3. Pada akhir kalimat yang kamu tuliskan, kamu harus menuliskan namamu.
4. Setelah kamu menuliskan kalimat-kalimat pembuka karanganmu, pindahkan
kertas atau buku tersebut kepada teman sebelah kananmu. Begitu juga dengan
teman-temanmu yang lainnya.
5. Sebelum melanjutkan tulisan tersebut, kamu harus membaca lebih dahulu
tulisan sebelumnya. Hal ini untuk melanjutkan hubungan antar kalimat.
Langkah-langkah di atas merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Manfaat untuk siswa dapat mengerjakan
dengan mudah karena telah tersusun dengan baik. Dengan menerapkan langkah-
langkah pembelajaran juga sangat membantu dan memudahkan guru dalam
menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dan tepat. Dengan
adanya langkah-langkah diharapkan hasilnya pun lebih baik.

2.1.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Estafet Writing

Metode ini termasuk salah satu metode active learning by doing yang
bertujuan agar siswa mengasosiasikan belajar sebagai sebuah kegiatan yang

8
menyenangkan. Pada dasarnya dalam setiap kegiatan pembelajaran mempunyai
kekurangan dan kelebihan, begitu juga dengan metode Estafet Writing. Berikut ini
adalah kelebihan-kelebihan dari metode Estafet Writing. Syathariyah (2011:40)
mengemukakan bahwa ide yang semula hilang entah kemana, akan muncul secara
spontanitas seiring dengan kegiatan menulis.

Dengan menggunakan metode ini, kegiatan pembelajaran dijamin akan


menyenangkan dan tidak membosankan. Menurut Syathariyah (2011:40) metode
Estafet Writing mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1. Membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak
membosankan.
2. Membuat siswa lebih antusias dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Siswa akan lebih cepat dan cermat dalam melaksanakan pembelajaran.
4. Dalam pembelajaran menulis teks deskriptif, siswa menjadi lebih aktif dalam
meneruskan karangan yang sudah ditulis oleh teman-temannya.
5. Belajar secara berkelompok dalam metode Estafet Writing dapat membuat
siswa lebih kreatif dan aktif. Siswa yang awalnya pendiam secara tidak langsung
akan menjadi aktif dan dapat bersosialisasi dengan teman-temannya dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Di samping adanya kelebihan-kelebihan terdapat pula kelemahan pada
metode Estafet Writing ini yang dikemukakan oleh Syathariyah (2011:41),
Kelemahan-kelemahannya adalah sebagai berikut:

1. Siswa terkesan terburu-buru dalam penerapan materi dengan menggunakan


metode Estafet Writing.
2. Suasana pembelajaran di kelas cenderung gaduh karena keaktifan siswa.
3. Metode Estafet Writing mempunyai batasan waktu dalam pembelajaran.
4. Dalam penerapannya tidak semua siswa bekerja dalam satu waktu yang
bersamaan.
Berdasarkan uraian di atas metode Estafet Writing mempunyai kelebihan
dan kekurangan dalam pembelajaran. Metode ini adalah salah satu metode inovatif
yang melibatkan siswa belajar bersama-sama. Metode ini juga menjadikan siswa

9
aktif mengembangkan daya khayal dan imajinasi sehingga tercipta kolaborasi
pembelajaran di kelas.

2.2. Penelitian yang Relevan


Dalam penelitian ini penulis menetapkan, bahwa ada penelitian terdahulu
yang relevan dan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Penelitian yang menggunakan teks deskriptif dan penelitian yang menggunakan
Estafet Writing telah penulis temukan, oleh sebab itu penulis mencoba melakukan
penelitian baru dengan cara memadukan antara teks deskriptif dengan metode
Estafet Writing yaitu dalam memproduksi teks deskriptif berdasarkan struktur
untuk dijadikan acuan dan perbandingan. Adapun perbandingan penelitian
terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut.
Menurut Siti Syathariah dalam penelitiannya berjudul Meningkatkan
Motivasi dan Kemauan Siswa dalam Menulis Puisi dengan Metode Estafet
Writing, 2010 mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa selama proses pembelajaran menulis puisi dengan metode Estafet Writing
motivasi siswa meningkat, sejalan dengannya penelitian Anisa Nurul Farida yang
berjudul Pembelajaran Menulis Naskah Drama Satu Babak Berdasarkan Cerita
Pendek dengan Menggunakan Teknik Estafet Writing Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 40 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 menjelaskan bahwa Penulis
mampu melaksanakan Pembelajaran Menulis Naskah Drama Satu Babak
Berdasarkan Cerita Pendek dengan Menggunakan Teknik Estafet Writing Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 40 Bandung Hal ini berdasarkan hasil penelitian
terdahulu perencanaan dan pelaksanaan menulis naskah drama yang disediakan
oleh guru. Hasil penelitian perencanaan serta pelakasanaan pembelajarannya yaitu
nilai rata-rata pretes dari penilaian pembelajaran menulis naskah drama dengan
menggunakan teknik Estafet Writing adalah 52, sedangkan hasil posttes adalah 75.

10
Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa kedua peneliti
terdahulu telah berhasil dalam melakukan penelitiannya yang dilakukan di 2
sekolah yang berbeda dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
kemampuan siswa dalam memproduksi teks deskriptif dengan menggunakan
metode Estafet Writing pada siswa kelas X SMK Walisongo. Tujuannya untuk
mengetahui perbedaan hasil ketika siswa diberikan soal yang belum dipelajari dan
soal yang telah dipelajari.

2.3 Kerangka Berfikir


Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan. Guru menjadi salah satu
peran penting dalam pendidikan. Selain menjadi pengajar, guru juga berperan
sebagai fasilitator bagi peserta didik di kelas. Seorang guru harus bisa menciptakan
suasana yang baik dan menyenangkan saat proses belajar mengajar agar tercipta
kondisi yang membuat peserta didik nyaman saat menerima pembelajaran.
Kerangka pemikiran adalah suatu skema atau diagram yang menjelaskan alur
berjalannya sebuah penelitian. Sugiyono (2014:91) memaparkan bahwa kerangka
berpikir menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti.
Permasalahan yang dihadapi saat ini bahwa banyak siswa yang menganggap
keterampilan menulis yang membosankan dan dianggap sulit.

Dari anggapan tersebut membuat siswa tidak termotivasi untuk


meningkatkan kemampuan menulis bahkan tidak semangat jika ada tugas yang
berhubungan dengan menulis, dibalik itu semua menulis adalah kegiatan yang
menyenangkan, karena dapat menyalurkan ide dan emosi mereka dalam bentuk
tuliskan sehingga mendapatkan hasil yang bermanfaat. Kemungkinan pendidik
masih banyak menggunakan metode atau model yang membosankan sehingga tidak
memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis akan mencoba menggunakan


metode yang diharapkan akan membuat siswa menjadi lebih aktif, yaitu dengan
metode Estafet Writing dalam pembelajaran memproduksi teks deskriptif pada
siswa kelas X SMK Walisongo.

11
Tabel Kerangka Pemikiran:
Kemampuan siswa
Guru dalam berbahasa
Kondisi Saat ini menggunakan masih rendah,
metode yang khususnya dalam
kurang menarik kemampuan
menulis

Melalui penelitian guru Pembelajaran


Tindakan
menggunakan metode menyenangkan
Estafet Writing dalam dengan metode
pembelajaran menulis Estafet Writing
deskriptif teks.

Kondisi Akhir
Melalui pembelajaran menyusun
teks deskriptif dengan metode
Estafet Writing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa

Hasil identifikasi masalah tersebut, penulis mempunyai asumsi bahwa


dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus aktif dan inovatif, guru harus
mempunyai keterampilan mengajar yang baik, pembelajaran yang diberikan harus
menarik, metode yang diberikan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
Dengan adanya penelitian ini, semoga kondisi pembelajaran bahasa Inggris
menambah semangat para siswa dan guru dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar, sehingga menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan. Hasil

12
belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses
belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom

Action Research (CAR) yang akan dilakukan secara kolaboratif. PTK

dilakukan dengan pengkajian berulang. Terdapat empat langkah dalam PTK yang

meliputi perencanaan (planning, tindakan (action), pengamatan (observation),

dan refleksi (reflection). Apabila ditemukan adanya kekurangan dengan model

ini, perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan

pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Alur penelitiannya

adalah sebagai berikut:

13
Gambar 1: Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart

14
Keterangan gambar:
1. Rencana (plan), merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum
melakukan sesuatu tentang apa, mengapa, dimana, oleh siapa, dan bagaimana
penelitian tersebut dilakukan.
2. Tindakan dan pengamatan (action), merupakan tahapan dimana menerapkan
apa yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Pengamatan (observation), merupakan kegiatan pengamatan terhadap
pelaksanaan penelitian tersebut.
4. Refleksi (reflection) adalah penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan
menyimpulkan hasil yang diperoleh dari penelitian. Sehingga hasil dari refleksi
dapat digunakan sebagai revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan dan
dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan di kelas X TKR 1 SMK

Walisongo pada semester genap tahun ajaran 2019/2020. SMK Walisongo

terletak di Desa Alaswangi, Kecamatan Menes, Pandeglang. Jumlah siswa di

kelas X TKR 1 sebanyak 32 siswa.

Waktu pengambilan data dilapangan dilaksanakan pada tanggal 1 1

J a n u a r i 2 0 2 0 sampai 22 Februari 2020. Pelaksanaan pengambilan data

menyesuaikan jadwal pelajaran Bahasa Inggris kelas X TKR 1 SMK Walisongo.

Pelajaran Bahasa Inggris di kelas X TKR 1 SMK Walisongo dilaksanakan pada

hari Senin jam ke 2-3 (07.45-10.00 WIB).

15
Penelitian ini akan dilaksakan mulai minggu dua Januari sampai dengan
minggu keempat Februari 2020 selama 7 (Tujuh) minggu seperti tabel di bawah
ini

BULAN / MINGGU KE

JANUARI 2020 PEBRUARI


2020
NO KEGIAT 1 2 3 4 5 1 2 3 4
AN
1 Penyusunan Proposal

2 Persiapan perangkat/ media

3 Pelaksanaan siklus 1 dan


refleksi
4 Pelaksanaan siklus 2 dan
refleksi
5 Penulisan laporan tiap siklus

6 Penulisan laporan akhir

7 Seminar

8 Perbaikan laporan akhir

3.3 Subyek dan Obyek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TKR 1 SMK Walisongo, yaitu
32 siswa. Pengambilan subjek penelitian ini dipilih berdasarkan observasi awal
yang telah dilakukan oleh peneliti dan atas rekomendasi dari guru pengampu
mata pelajaran Bahasa Inggris. Objek penelitian ini adalah penerapan Estafet
Writing.

3.4 Definisi Operational


Untuk memperjelas teori yang digunakan dalam penelitian ini, penulis
ingin menjelaskan secara singkat tentang variabel penelitian ini. Penelitian ini
adalah penelitian Tindakan Kelas yang berfokus pada penggunaan Estafet Writing
terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskriptif Siswa di Sekolah Menengah

16
Kejuruan Walisongo. Oleh karena itu, dalam menganalisis masalah dalam
penelitian ini, ada dua variabel yang digunakan, yaitu:
1. Variabel X adalah Estafet Writing. Estafet Writing adalah variabel independen.
Mengaktifkan pembelajaran dengan menggunakan strategi dalam PBM
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan di mana penyampaian
informasi lebih mudah dan belajar lebih menarik. Sehingga, dapat memudahkan
siswa dalam menulis teks sepenuhnya
2. Variabel Y adalah kemampuan Menulis Teks Deskriptif. Kemampuan Menulis
adalah variabel dependen. Kemampuan Menulis adalah salah satu keterampilan
yang harus dikuasai oleh siswa sehingga dapat menyusun teks deskriptif.

3.5 Prosedur Penelitian


Dalam prosedur penelitian tindakan kelas terdapat beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahapan Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang berupa kegiatan untuk
menentukan lagkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk
memecahkan masalah yang akan dihadapi. Pada tahapan ini peneliti
mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun pedoman
observasi dan wawancara, menyusun rancangan evaluasi, menentukan objek
dalam pembelajaran menulis teks deskripsi, dan mempersiapkan alat
dokumentasi.
b. Tindakan
Tindakan penelitian merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah
dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam dua kali
pertemuan. Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan strategi
pembelajaran Estafet Writing. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan
jadwal pelajaran Bahasa Inggris kelas X TKR 1 SMK Walisongo. Materi
yang akan diberikan adalah materi menulis teks deskripsi.
c. Observasi

17
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak
terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. Hal-
hal yang diamati selama proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran dan
aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari
pelaksanaan tindakan pada siklus I yang digunakan sebagai bahan pertimbangan
perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Refleksi dilakukan pada akhir
pembelajaran yang bertujuan untuk megetahui kelebihan dan kelemahan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi ini digunakan untuk
menentukan langkah lebih lanjut sebagai dasar perbaikan pada pembelajaran
berikutnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Jika hasil yang
diharapkan belum tercapai, dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II
dan seterusnya

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu, observasi, angket, wawancara, tes, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung atau
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan dengan instrumen
lembar observasi yang dilengkapi dengan pedomen observasi. Observasi
dilakukan mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
2. Angket
Angket dibagikan dan diisi oleh siswa. Fungsi angket tersebut untuk
mengetahui respon siswa pada sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran
menulis teks deskripsi dengan penerapan strategi Estafet Writing.
3. Wawancara
Wawancara akan dilakukan pada waktu pratindakan dan pascatindakan.
Wawancara akan dilakukan terhadap lima orang siswa. Pada pratindakan ada dua

18
siswa yang diwawancarai dan pascatindakan dilakukan wawancara terhadap tiga
siswa. Responden bebas menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti tanpa
terikat oleh suatu jawaban.
4. Tes
Tes menulis teks deskripsi dilaksanakan sebelum tindakan dan sesudah
tindakan dengan menerapkan Estafet Writing. Tes digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi.
5. Dokumentasi
Dokumentasi diambil pada saat proses pembelajaran berangsung. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh rekaman aktivitas atau perilaku siswa selama
mengikuti proses pembelajaran. Dokumentasai ini akan memperkuat analisis
penelitian pada setiap siklus.

3.7 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
yaitu, lembar observasi, pedoman wawancara, angket respon siswa, tes,
dokumentasi, dan catatan lapangan.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mendata, memberian gambaran
proses pembelajaran menulis teks deskripsi yang berlangsung di kelas. Lembar
observasi diisi berdasarkan pedoman observasi yang digunakan untuk
mengobservasi siswa.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan dalam melakukan

wawancara. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengetahui

peningkatan yang terjadi pada pembelajaran menulis teks deskripsi menggunakan

Estafet Writing.

3. Angket Respon Siswa


Pada penelitian ini, angket diberikan kepada siswa saat sebelum dan
sesudah berakhirnya penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon

19
siswa pada saat sebelum dan sesudah belajar menulis teks deskripsi dengan
Estafet Writing.
4. Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu siswa menulis teks deskripsi
dengan dilakukannya Estafet Writing. Teknik tes dilakukan dalam rangka
mengumpulkan data dari penggunaan Estafet Writing dalam pembelajaran
menulis teks deskripsi. Teknik pengumpulan data berupa pretes dan post-tes.
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka terlebih dahulu dibuat
instrumen penelitian yang terdiri dari:
Instrument Pretest
1. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya.
2. Jawaban ditulis pada lembar jawab yang disediakan
3. Gunakan Bahasa yang baik dan benar
4. Waktu mengerjakan 45 menit. Soal

Petunjuk:
1. Tulislah sebuah teks deskripsi dengan tema bebas.
a. Buatlah kerangka karangan terlebih dahulu berdasarkan ide-ide yang telah
terkumpul.
b. Kembangkan kerangka karangan yang telah dibuat menjadi teks deskripsi!
c. Berilah judul yang sesuai!
d. Perhatikan penulisan ejaan (tanda baca, huruf kapital, kata depan, dan kata
penghubung)
e. Perhatikan pilihan kata dan kelogisan karangan!

Instrument Postest
1. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya.
2. Jawaban ditulis pada lembar jawab yang disediakan.
3. Gunakan Bahasa yang baik dan benar.
4. Waktu mengerjakan 45 menit. Soal

20
Petunjuk:
1. Tulislah sebuah teks deskripsi dengan tema “Tempat Wisata”
a. Buatlah teks deskripsi sesuai dengan tema yang ditentukan!
b. Kembangkan kerangka karangan yang telah dibuat menjadi teks deskripsi!
c. Berilah judul yang sesuai!
d. Perhatikan penulisan ejaan (tanda baca, huruf kapital, kata depan, dan kata
penghubung)!
e. Perhatikan pilihan kata dan kelogisan karangan!
Analisis tes dilakukan dengan cara menentukan komponen penilaian
menulis teks deskripsi dengan skala untuk masing-masing aspek penilaian.
Berikut rincian pedoman penilaian menulis teks deskripsi dengan perubahan
seperlunya, yang dikembangkan dengan melihat model penilaian pada program
ESL (English as a Second Language) (dimodifikasi dari Nurgiyantoro,
2013:441).
Modifikasi dilakukan pada aspek kosakata dan penggunaan bahasa,
peneliti menggantinya menjadi aspek tata bahasa dan gaya. Modifikasi juga
dilakukan pada tiap-tiap aspek dengan membagi menjadi dua kriteria
untuk masing-masing aspek. Aspek isi terdiri dari latar belakang pemilihan judul
dan ketepatan tulisan dengan judul, aspek organisasi isi terdiri dari uraian fakta
dalam kalimat dan penyusunan paragraf deskripsi, aspek tata bahasa terdiri dari
keefektifan kalimat dan bahasa komunikatif, aspek gaya terdiri dari kosa kata dan
ungkapan, aspek mekanik terdiri dari penulisan kata dan penggunaan tanda baca.

21
Tabel 3.1

Rubrik Penilaian Kegiatan Menulis Teks Deskriptif (Brown, 2007)

ASPEK Skor Kriteria Bobot


4 Seluruh isi karangan sesuai
dengan topic dan dilengkapi
dengan rincian (details) yang
berkaitan dengan topik
3 Seluruh isi karangan sesuai
dengan topik, dan hampir seluruh
kalimat pendukung berkaitan
Content (C) 30% Topic dengan topic
3X
Detailed 2 Seluruh isi karangan sesuai
dengan topik, tetapi kalimat
pendukung tidak sesuai dengan
topic
1 Seluruh isi karangan tidak sesuai
dengan topik, dan kalimat
pendukung tidak berkaitan
dengan topic
4 Seluruh identifikasi lengkap dan
deskripsi disusun dengan kata
penghubung yang seluruhnya
tepat
3 Hampir seluruh identifikasi
lengkap dan deskripsi disusun
Organization (O) 20% dengan kata penghubung yang
 Identification hampir seluruhnya tepat 2X
 Description 2 Semua identifikasi tidak lengkap
dan deskripsi disusun dengan
beberapa kata penghubung yang
tepat
1 Semua identifikasi tidak lengkap
dan deskripsi disusun dengan
kata penghubung yang tidak tepat
4 Seluruh isi karangan
menggunakan struktur bahasa
(grammar) yang tepat
3 Hampir seluruh isi karangan
menggunakan struktur bahasa
Grammar (G) 20%
(grammar) yang tepat
 Use present tense 2X
2 Sebagian besar isi karangan
 Agreement
menggunakan struktur bahasa
(grammar) yang tepat
1 Sebagian kecil isi karangan
menggunakan struktur bahasa
(grammar) yang tepat
4 Seluruh isi karangan
Vocabulary (V) 15% 1,5X
menggunakan pemilihan kata dan

22
bentuk kata yang tepat dan efektif
3 Hampir seluruh isi karangan
menggunakan pemilihan kata dan
bentuk kata yang tepat
2 Sebagian besar isi karangan
menggunakan pemilihan kata dan
bentuk kata yang tepat
1 Sebagian kecil isi karangan
menggunakan pemilihan kata dan
bentuk kata yang tepat dan
4 Seluruh isi Karangan
menggunakan ejaan, tanda baca
dan penggunaan huruf capital
yang tepat
3 Hampir seluruh isi Karangan
menggunakan ejaan, tanda baca
Mechanic (M) 15% dan penggunaan huruf capital
 Spelling yang tepat
1,5X
 Punctuation 2 Sebagian besar Seluruh isi
 Capitalization Karangan menggunakan ejaan,
tanda baca dan penggunaan huruf
capital yang tepat
1 Sebagian kecil Seluruh isi
Karangan menggunakan ejaan,
tanda baca dan penggunaan huruf
capital yang tepat
(diadaptasi dari principles of Language Learning and Teaching, Brown, 2007)

Skor= 3C+2O+2G+1,5O+1,5M X 100

40

3.8 Validitas dan Reliabilitas


Sudjana (1989: 12) menjelaskan validitas berkenalan dengan ketepatan alat
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai. Menurut Arikunto (1989: 231) sebuah instrumen dikatakan
memiliki validitas logis apabila instrumen tersebut secara analisis akal sudah
sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan. Adapun validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Validitas Isi

23
Menurut Tuckman (dalam Nurgiyantoro, 2010: 157) menyatakan validitas isi
adalah validitas yang mampu menunjukkan sejauh mana alat tes itu memiliki
kesesuaian dengan tujuan dan diskripsi dengan bahan yang diajarkan. Validitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan tes keterampilan
menulis teks deskriptif kelas X yang dibuat oleh peneliti berdasarkan standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian serta materi-materi yang
terdapat dalam kurikulum yang digunakan di SMK Walisongo yaitu dengan
materi yang berisi mendeskripsikan tempat wisata, mendeskripsikan seseorang,
dan menceritakan hobi. Selanjutnya instrumen tersebut dikonsultasikan dengan
orang yang ahli, dalam hal ini adalah guru bahasa Inggris SMK Walisongo.

2. Validitas Konstruk

Menurut Nurgiyantoro (2010: 157) validitas konstruk ialah validitas yang


digunakan untuk mempertimbangkan kadar butir-butir pertanyaan yang ada dalam
instrumen sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan. Tes yang diujikan
harus dianalisis agar dapat dipahami maksudnya oleh peserta didik, serta harus
dikonsultasikan kepada orang yang lebih ahli, dalam hal ini guru bahasa Inggris
SMK Walisongo.

3. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2009: 86) reliabilitas merupakan ketetapan hasil tes.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dalam penelitian ini teknik yang
digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus Alpha Cronbach. Rumus ini
digunakan untuk mencari Reliabilitas instrumen yang skornya merupakan
rentangan nilai atau bentuk skala. Rumus Alpha Cronbach menurut Arikunto
(2006: 100) adalah sebagai berikut.

Keterangan:

24
r11 : Reliabilitas instrumen
K : Banyaknya butir pertanyaan
σb² : Jumlah varians butir
σt² : Varians total
Selanjutnya perhitungan dikonsultasikan dengan tabel r pada taraf
signifikansi 5%. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar daripada rtabel, maka
soal dinyatakan reliabel dan layak digunakan untuk mengambil data penelitian.
Namun apabila koefisien reliabilitas lebih kecil, maka soal dinyatakan tidak
reliabel dan tidak layak digunakann untuk mengambil data penelitia

3.9 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif.

1. Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data-data nontes, yaitu


data observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diperoleh selama
pembelajaran berlangsung. Analisis data kualitatif dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil nontes;
b. Menyusun dalam satuan-satuan;
c. Dikategorisasikan, digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa
dalam memproduksi teks deskripsi berdasarkan Estafet Writing.

2. Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari
hasil tes tertulis. Hasil analisis data secara kuantitatif dihitung dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menghitung skor masing-masing aspek;
b. Merekap nilai yang diperoleh siswa;
c. Menghitung nilai rata-rata kelas

25
3.10 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan proses
dan produk, yakni sebagai berikut.
1. Indikator Keberhasilan Proses
Indikator keberhasilan ini dapat diamati ketika berlangsungnya tindakan
kelas. Pengamatan dilakukan langsung oleh peneliti. Tindakan dalam penelitian
ini dianggap berhasil apabila dalam pelaksanaan tindakan siswa memiliki
perhatian terhadap pembelajaran, gairah belajar, aktif dalam pembelajaran, dan
suasana pembelajaran di kelas yang kondusif.
2. Indikator Keberhasilan Produk
Indikator keberhasilan ini dilihat berdasarkan peningkatan nilai siswa
dalam menulis teks deskripsi setiap akhir siklus. Tindakan dianggap berhasil
apabila dalam pembelajaran menulis teks deskripsi ≥ 70% dari jumlah siswa
mendapat nilai ≥ KKM yakni ≥ 75.

26
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis


(Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi). Bandung: PT Kiblat
Buku Utama.

Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi.


Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa.

Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampulan Menulis. Jakarta:


Depdikbud.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

27
Hanisyah, Resi Ayu. 2011. Penerapan Peta Pikiran (Mind Maps) sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang. Skripsi.
http://repository.uinjkt.ac.id/.

Hasanah, Anisatul Azizah. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Deskriptif


melalui Model Kooperatif Tipe Round Table pada Siswa Kelas XA
SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Skripsi S1. Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran


Bahasa.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Keraf, Gorys. 1981. Deskripsi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis


Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Risdiawati, Heti. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Deskriptif Sugesif


dengan Menggunakan Media Lukisan Realis pada Siswa Kelas X.8
SMA Negeri 1 Muntilan Kabupaten Magelang. Skripsi S1. Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY.

Ruddel, Martha Rapp. 2005. Teaching Content: Reading and Writing. USA.
Semi, M. Atar. 1995. Dasat-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung:
Mugantara.

Suparno dan Mohamad Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Widarso, Wishnubroto. 2000. Kiat Menulis dalam Bahasa Inggris. Yogyakarta:


Kanisius

28
29

Anda mungkin juga menyukai