Anda di halaman 1dari 21

“Penggunaan Media Three-in-Line Game untuk

Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Mengubah


Verb1 menjadi Verb2 pada Materi Simple Past Tense
di Kelas VIII SMP Plus Arroudhoh Sedati

Tahun Ajaran 2018-2019.”

NOVA MAULIDAH
19050215710524

PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa Inggris merupakan bahasa International yang lazim digunakan di
seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Walaupun di Indonesia Bahasa
Inggris masih menjadi bahasa asing, namun seluruh siswa di setiap jenjang
pendidikan harus mempelajarinya sebagai pelajaran wajib. Kemampuan berbahasa
Inggris merupakan suatu kebutuhan dan keharusan di era komunikasi dan globalisas i
sekarang ini. Pelajaran Bahasa Inggris di SMP berfungsi sebagai alat pengembanga n
diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pengajaran Bahasa
Inggris di SMP meliputi empat kemampuan berbahasa yaitu : menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Semua itu harus didukung oleh unsur unsur bahasa lainnya
yaitu : Kosa kata, Tata Bahasa, dan Pronuonciation sesuai dengan tema sebagai alat
tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Diketahui dalam menggunakan Bahasa Inggris tentu berbeda dengan
menggunakan Bahasa Indonesia. Perbedaan utama yang dapat dilihat adalah
penggunaan tenses pada Bahasa Inggris yang membedakan keterangan waktu. Salah
satu tenses yang digunakan adalah Simple Past Tense yang menerangkan waktu
lampau. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam hal mengubah kata kerja
bentuk pertama menjadi kata kerja bentuk kedua untukmengungkapkan peristiwa di
masa lampau menggunakan simple past tense. Seperti yang ditulis oleh Andika
Kartika Law (2016) dalam penelitiannya yang menganalisis kesulitan siswa dalam
menggunakan simple past tense. Masalah utama yang dihadapi siswa dalam
menggunakan Simple Past Tense adalah kendala bentuk regular dan irregular dalam
pembentukan kata kerja bentuk kedua.

Pada pembelajaran sebelumnya, siswa diminta untuk melengkapi kalimat


rumpang dengan mengubah bentuk kata kerja pertama yang disediakan dalam tanda
kurung menjadi kata kerja bentuk kedua dengan benar. Selanjutnya siswa diminta
untuk membeuat kalimat sederhana lain menggunakan kata kerja yang sudah berhasil
mereka ubah pada aktivitas sebelumnya. Dari hasil pembelajaran tersebut ternyata
60% dari 32 siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dari hasil refleksi penulis diperoleh data dari observasi, bahwa selama proses
pembelajaran siswa sangat pasif dan mengeluh serta munculnya rasa tidak percaya
diri serta kuarang bersemangat. Mereka sangat kesulitan mngerjakan tugas tugasnya.
Jelas, pembelajaran ini sangat tidak epektif atau dengan kata lain pembelajaran
tersebut tidak berhasil (Gagal).Selama ini pembelajaran yang diterapkan untuk
mengajarkan Simple Past tense dianggap kurang bervariasi sehingga hal tersebut
membuat siswa kurang termotivasi untuk dapat mempelajari Simple Past Tense,
khususnya pembentukan Verb1 menjadi Verb2 . Disinalah peran guru dipertanyakan,
Seorang guru hendaknya mampu membawakan materi secara bervariasi dan kreatif
sesuai kebutuhan siswa agar mereka lebih termotivasi dalam belajar. Guru
merupakan sentral fokus bagi para siswanya . “tidak peduli apapun peran guru di
dalam kelas, guru selalu menjadi pusat perhatian bagi para siswanya
“(Mustikasari,2011, p.155). Telah banyak dilakukan penelitian terkait penggunaa n
simple past tense, namun bagi peneliti perlu adanya penelitian lebih mendetail terkait
bentuk kata kerja. Berdasarkan ulasan tersebut, penulis berkeyakinan bahwa
penerapan media Three-in-line Game akan dapat memotivasi siswa dalam
kemampuannya mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi Simple Past Tense di
kelas VIII. Dalam hal ini proposal yang akan ditulis berjudul “Penggunaan Media
Three-in-Line Game untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengubah
Verb1 menjadi Verb2 pada materi Simple Past Tense di kelas VIII SMP Plus
Arroudhoh Sedati Tahun Ajaran 2018-2019.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas maka penulis telah
merumuskan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :

 Apakah penggunaan Media Three-in-Line Game dapat meningkatkan motivas i


siswa dalam mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi Simple Past Tense di kelas
VIII SMP Plus Arroudhoh Sedati Tahun Ajaran 2018-2019?

 Bagaimana penerapan penggunaan media Three-in-Line Game dapat meningkatk a n


motivasi siswa dalam mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi Simple Past Tense
di kelas VIII SMP Plus Arroudhoh sedati Tahun Ajaran 2018-2019?

 Apakah peningkatkan motivasi siswa juga dapat meningkatkan kemampuan dalam


mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi Simple Past Tense di kelas VIII SMP
Plus Arroudhoh Sedati Tahun Ajaran 2018-2019?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Meningkatkan motivasi siswa dalam mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi
Simple Past Tense di kelas VIII SMP Plus Arroudhoh Sedati Tahun Ajaran 2018-
2019 melalui media three-in-line Game.
2. Mengembangkan media Three-in-Line Game sehingga dapat meningkatk a n
motivasi siswa dalam mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi Simple Past Tense
di kelas VIII SMP Plus Arroudhoh sedati Tahun Ajaran 2018-2019.
3.Mengetahui apakah peningkatkan motivasi siswa juga dapat meningkatk a n
kemampuan dalam mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi Simple Past Tense
di kelas VIII SMP Plus Arroudhoh Sedati Tahun Ajaran 2018-2019.

D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah motivasi siswa akan meningkat jika pada
pembelajaran mengubah Verb1 menjadi Verb2 dalam materi Simple Past Tense
menggunakan media three-in-Line Game. Meningkatkanya motivasi siswa tersebut
akan dapat pula diikuti oleh meningkatkan kemampuan siswa dalam menguba h
Verb1 menjadi Verb2 dalam materi Simple Past Tense.

E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam hal
meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam kaitannya
dengan mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi Simple Past Tense.

b. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
a). Mengembangkan media pembelajaran yang efektif, efisien, dan yang dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris untuk
meningkatkan motivasi dan kemampuan mereka khususnya pada materi Simple Past
Tense dalam mengubah Verb1 menjadi Verb2 .
b). Membantu memperbaiki / meningkatkan proses dan hasil belajar mengajar.
c). Membantu meningkatkan kualitas profesionalisme guru sebagai pendidik.
2. Bagi Siswa
a). Meningkatkan motivasi siswa dalam mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi
Simple Past Tense.
b). Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada
materi Simple Past Tense.
c). Meningkatkan rasa senang dan antusiasme dalam belajar bahasa Inggris.
3. Bagi Sekolah
a). Melalui Media Three-in-Line Game dapat memperbaiki proses pembelajara n
Bahasa Inggris di SMP Plus Arroudhoh Sedati Tahun Ajaran 2018-2019.
4. Bagi Peneliti lain
a). Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan atau kajian pustaka bagi
penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Three-in-Line Game
Three-in-Line game adalah sebuah istilah lain yang digunakan oleh penulis untuk
mengadaptasi permainan yang disebut Tic Tac Toe Game. Tata caranya hampir sama
dengan Tic Tac Toe game, namun hanya berbeda pada jumlah kelompok dan aturan
permainannya. Menurut Agustia dan Amri (2013,p.226)” Tic Tac Toe game is a game in
which two players alternately crosses and circles in one of the compartments of square
grid of nine spaces: the object is to get a row of three crosses or three circles before the
opponent does”. (permainan Tic Tac Toe adalah sebuah permainan dimana dua orang
pemain secara bergantian membuat tanda silang dan tanda lingkaran pada salah satu
kolom dari jaring-jaring yang terdiri dari sembilan kolom: tujuannya adalah untuk
membuat satu garis denagn tanda silang atau tanda lingkaran sebelum kelompok lain
melakukannya). Namun dalam Three-in-Line Game tidak hanya dua tanda yakni X dan
O yang dipakai, melainkan ada beberapa tanda sesuai jumlah kelompok yang terbentuk.
Misalnya tanda persegi atau segitiga. Namun, tujuannya tetap membuat satu garis yang
mencakup tiga kompartment. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih antusias dalam proses
pembelajaran melalui game interaktif berkelompok yang menyenangkan. Seperti
pendapat Honarmand, Rostampour,and Abdorahmanzadeh, 2015, p.32, “ Tic Tac Toe is
a classic and simple game that can make learning English fun”.

2. Tata cara Three-in-Line Game


Sudah disinggung di atas bahwa tata cara permainan Three-in-Line Game ini hampir
sama dengan Tic Tac Toe game. Hanya saja board atau papan tabel yang digunakan lebih
besar dan lebih banayak mengandung jumlah kolom dan baris yang disesuaikan dengan
kebutuhan pembelajaran pada saat itu. Guru berperan sebagai pemandu game, sedangkan
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang berkompetisi dalam permainan
tersebut. Tugas masing- masing kelompok adalah membuat Three-in-Line sebanyak-
banyak pada tabel yang sudah disediakan oleh guru. Kelomok dengan jumlah Three-in-
line terbanyak akan menjadi pemenang dalam permainan tersebut. Karena akan ada banyak
siswa yang terlibat, maka permainan ini akan lebih banyak membutuhkan waktu dalam
halpersiapan dan pengkondisian kelas. Seperti yang disampaikan oleh Musilova (2010)
bahwa dalam permainan yang menggunakan papan perlu adanya persiapan dan mungk in
akan membutuhkan waktu relatif lama dalammengontrol kelas karena melibatkan seluruh
siswa di dalamnya.

3. Pengertian simple past Tense

Ada beberapa Tenses yang digunakan dalam Bahasa Inggris. Simple past tense
adalah salah satunya. Menurut Baehaqi (2009: 35) past berarti lampau dan past tense
digunakan untuk menyatakan peristiwa atau aktivitas masa lampau. Materi Simple Past
Tense mulai dipelajari secara mendalam pada jenjang SMP kelas VIII. Simple past tense,
terkadang disebut preterite, digunakan untuk membicarakan kejadian yang sudah
selesai di waktu sebelum sekarang. Simple past adalah bentuk dasar dari past tense
dalam bahasa Inggris. Kejadian dapat terjadi belum lama di masa lalu atau sudah lama di
masa lalu, dan durasi kejadiannya tidak penting.

Contoh

 John Cabot sailed to America in 1498.


 My father died last year.
 He lived in Fiji in 1976.
 We crossed the Channel yesterday

4. Pengertian Verb1 dan Verb2


Dalam membuat kalimat dalam Bahasa Inggris setidaknya diperluka n
beberapa komponen khusus yakni satu Subjek, satu Predikat, dan satu Objek untuk
membuat satu kalimat yang padu. Seperti yang diutarakan oleh Siagian dkk
(2015:63)”Subjek dan Predikat merupakan salah satu penentu kalimat. Apabila urutan
kata dalam pernyataan itu tidak menunjukkan adanya unsur Subjek dan Predikat
secara jelas, pernyataan itu bukan kalimat melainkan frasa atau klausa”. Istilah
predikat yang dimaksud disini adalah kata kerja atau yang lazim dsebut dengan istila h
Verb dalam Bahasa Inggris. Dalam hal ini penulis hanya akan membahas dua jenis
kata kerja yakni kata kerja bentuk pertama dan kata kerja bentuk kedua.
Kata kerja bentuk pertama dalam Bahasa Inggris disebut dengan istilah Verb1
atau base form Verb.Yakni kata kerja dasar yang tidak memperoleh tambahan apapun
di belakang kata kerja tersebut. Misalnya walk, close, see, stand , dan yang lainnya.
Sedangkan kata kerja bentuk kedua adalah kata kerja yang digunakan untuk
menyatakan kejadian yang terjadi di waktu lampau menggunakan Simple Past tense,
dan biasa disebut dengan istilah Verb2. Kata kerja bentuk kedua itu sendiri terbagi lagi
menjadi dua yakni kata kerja beraturan (Regular Verb) dan kata kerja tidak berarturan
(Irregular Verb). Untuk membentuk kata kerja berarturan, tinggal menambahkan –d
atau -ed dibelakang kata kerja, sedangkan untuk memebentuk kata kerja yang tidak
berarturan, rumus tersebut tidak bisa diterapkan. Contoh kata kerja bentuk kedua
diantaranya adalah, went, saw, bought, cut, dan laian-lain. Karena tidak ada aturan
khusus, maka kata kerja bentuk kedua ini harus dihafal. Perubahan bentuk inilah yang
dijadikan sebagai bahan penelitian bagi penulis dalam penelitian menggunakan media
Three-in-Line Game.

5. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang bisa diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif menjadi aktif pada
saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk menjadi tujuan sangat dirasakan atau
mendesak (Sadirman, 2009:79).Dikutip dalam Naskah Publikasi oleh Dwi Larasati.
Dalam sebuah pembelajaran, mampu memotivasi siswa adalah salah satu
indikator bahwa pembelajaran itu dikatakan berhasil. Namun, perlu adanya variasi
pembelajaran yang dapat mengaktifkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Ika Widya, dalam penelitiannya mengutip pendapat ahli yang
mengatakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang
untuk dapat mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya (Hamzah B.Uno, 2010:3). Dalam kaitannya dengan pembelajaran,
motivasi itu sendiri akan menjadi penting untuk dapat menggerakkan proses
pembelajaran yang aktif. Motivasi tersebut sangat diharapkan mampu mendorong
siswa bersemangat dalam mengikuti serangkaian pembelajaran.

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan


Pada penelitian-penelitaian sebelumnya, teori three-in-line game atau biasa
disebut dengan Tic Tac Toe game telah banyak digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) diantaranya adalah:
1. Honarmand, Rostampur, dan Abdurahmanzadeh (2015) dalam penelitian mereka
yang berjudul “ The effect of game Tic Tac Toe and flash card on zero
beginners’vocabulary learning”. Peneliti tersebut menggunakan lembar demografi
partisipant, pretest dan postest. Dari penerapan tersebut diperoleh hasil bahwa siswa
lebih antusias saat belajar vocab atau kosa kata dengan menggunakan media dan
permaianan. Dan pembelajaran dikatakan sukses atau berhasil.

2. Dewi Chalim (2010), Fakultas Bahasa Inggris IAIN Walisongo Semarang. Judul
yang dipakai adalah “ Using Tic Tac Toe Game to improve students’ understanding
on Simple Past Tense, a Classroom Action Research at the eightht grade students of
MTs Nhjatus Sholihin in academic Year 2010/2011”. Dari hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa melalui Tic Tac Toe game dapat meningkatkan pemahaman
siswa terkait materi Simple Past Tense. Peneliti dalam hal ini menggunaka n
observasi, dokumen dan mengumpulkan data.
Kedua peneliti diatas menggunakan media game sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Keduanya menggunakan Tic Tac Toe Game dengan
kemampuan siswa yang diukur berbeda, namun masih dalam cakupan materi yang
sama yakni Simple Past Tense. Untuk itu dalam kesempatan ini, peneliti
menggunakan strategi bermain game yang sama namun dengan istilah lain yang
berbeda yakni Three-in-Line Game dan mengukur motivasi siswa yang lebih spesifik
terhadap kemampuan mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada materi Simple Past
Tense. Berdasarkan pemaparan dari dan hasil yang ditunjukkan oleh kedua peneliti
sebelumnya diatas, peneliti berkeyakinan penuh bahwa media Three-in-Line Game
juga akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam kaitannya mengubah Verb1
menjadi Verb2 pada materi Simple Past Tense juga akan berhasil. Peneliti juga
menggunakan cooperative learning yang akan menunjang ketercapaian dan
keberhasilan penggunaan media tersebut.

C. Kerangka Pikir
Metode pembelajaran yang selama ini dilakukan adalah metode klasikal yang
kurang mengaktifkan siswa. Sehingga mereka tampak kurang bersemangat dan
kurang dapat terlibat sepenuhnya dalam proses pembelajaran. Guru seringka li
menyampaikan materi secara monoton dan based on text book, hal ini memic u
kebosanan dalam proses pembelajran. Perlu adanya variasi pembelajaran yang
mampu menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti serangkaian kegiatan
pembelajaran.
Perlu adanya inovasi baru dalam penyelenggaraan pembelajaran yang
menarik, untuk itu peneliti mengambil metode Three-in-Line Game yang diharapkan
akan mampu menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajara n
khususnya dalam kaitannya mengubah Verb1 menjadi Verb2 dalam materi Simple
Past Tense di kelas VIII.
Berdaarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas
ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Guru Bahasa Inggris


Motivasi siswa kurang terutama dalam
kemampuan mengubah Verb1 menjadi
Verb2 dalam materi simple Past Tense
Pembelajaran materi Simple
Past Tense secara
konvensioanal

Penerapan Metode Three-in-Line Game


dalam proses pembelajaran

Motivasi belajar siswa dalam mengubah


Verb1 menjadi Verb2 pada materi simple
Past Tense meningkat

Kemampuan mengubah Verb1 menjadi


Verb2 pada materi simple Past Tense
meningkat

Gambar 1: Kerangka berpikir

Untuk dapat menerapkan media Three-in-Line Game guru perlu menyiapk a n


media permainan. Media tersebut dapat berupa kertas karton besar atau membuat tabel
beirsi kolom-kolom pada papan tulis dengan diberi penomoran sesuai dengan jumla h
kolom yang tersedia. Setiap kolom tersebut sudah tertulis satu kata kerja bentuk
pertama. Kemudian peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang akan
berkompetisi dalam permainan yang tujuannya mengubah Verb1 menjadi Verb2 dan
diharapkan untuk dapat membuat line sebanyak-banyaknya dalam melengkapi tabel.
Kelompok dengan jumlah line terbanyak akan menjadi pemenang. Dalam kerja
kelompok tersebut diharapkan siswa lebih termotivasi aktif dalam mengubah Verb1
menjadi Verb2 . Guru dalam hal ini menjadi pemandu permaiana. Sehingga antara guru
dan siswa sama-sama terlibat aktif, keaktifan guru tersebut diharapkan memberi
semangat pada siswa untuk dapat meningkatkan motivasinya dalam pembelajaran.

Selanjutnya jika seluruh tabel terisi, maka permainan berakhir. Masing-


masing siswa akan diminta untuk membuat kalimat menggunakan simple past tense
sederhana secara mandiri menurut nomer absen masing- masing. Karena setiap kata
kerja dalam kolom berbeda, maka setiap siswa dapat menuliskan kalimat yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ini adalah bentuk tes yang diberikan agar
guru dapat mengetahui kemampuan individu siswa setelah mereka termotivasi dalam
permainan sebelumnya. Bahan yang digunakan adalah kertas warna-warni dan lem
serta kertas folio untuk menempelkan hasil kalimat iswa. Mereka masih akan bekerja
dalam kelompok untuk mendiskusikan dan kemudian mempresentasikan hasil
kalimat yang sudah dibuat ke depan kelas.

Setidaknya akan ada tiga aktivitas penting dalam pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh siswa. Berikut ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
digunakan dalam pembelajaran yang menggunakan media Three-in-Line Game:

STUDENTS’ WORKSHEET

A. Trough Three-in –line Game, change V1 into V2 of the verbs given in the table below!,
do it with your group!.
Your teacher will lead the game to complete the table. Number 1 is done for you!

Change the Verb 1 into Verb 2 correctly !

1. prepare 2. go 3.cry 4. walk 5. see 6. look


Prepared
7. sweep 8. write 9. read 10. sit 11. sing 12.clean

13. swim 14. drink 15. wash 16. has 17. open 18.run
19. sleep 20. buy 21. water 22. bring 23. smell 24. say

25. cut 26. dance 27.close 28. fly 29. put 30. know

31.eat 32. wear 33.take 34. fry 35. jump 36. carry

B. Make your own sentence using the verb you have changed in the table ! Please choose
the verb accordance with your own absent number !

Example: Spirit ..!!!!


 I prepared breakfast this morning.

C. After you have made the sentence by yourself, present it in front of the class!

Untuk mengukur capaian kemampuan siswa perlu dilakukan penilaian pada


setiap aktivitas yang dilaksanakan. Berikut ini format penilaian yang digunakan dalam
pembelajaran yang menggunakan media Three-in-Line Game sesuai dengan aktivitas
siswa pada LKS:

FORMAT PENILAIAN
1. Teknik Penilaian : Tes tulis dan tes praktik
2. Bentuk Instrumen :Tes kemampuan mengubah verb1 menjadi verb2 menulis
kalimat sederhana dan berbicara (mempresentasikan kalimat yang sudah
dibuat).
3. Kisi-kisi:
Butir
No. Keterampilan/Indikator
Instrumen
Menulis
1. Peserta didik mampu mengubah bentuk V1 menjadi V2 dari terlampir
tabel yang diberikan dengan benar. (Activity A)
2. Peserta didik mampu mengembangkan V1 yang sudah diubah terlampir
ke V2 menjadi kalimat sederhana dengan benar .(Activity B)
Berbicara
1. Peserta didik mampu mempresentasikan kalimat yang sudah terlampir
dibuat di depan kelas dengan percaya diri.(Activity C).

4. Rubrik penilaian keterampilan


ACTIVITY A
1. Rubrik penilaian
No Jumlah kata kerja yang dirubah Score
1 Mengubah 31-35 kata kerja dengan benar 35
2 Mengubah 26 - 30 kata kerja dengan benar 30
3 Mengubah 21-25 kata kerja dengan benar 25
4 Mengubah 16-20 kata kerja dengan benar 20
5 Mengubah 11-15 kata kerja dengan benar 15
6 Mengubah 6 -10 kata kerja dengan benar 10
7 Mengubah 1-5 kata kerja dengan benar 5

2. Pedoman penskoran:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
NA = X 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

ACTIVITY B
1. Rubrik Penilaian
Penilaian Keterampilan Menulis (Writing)
No. Aspek yang Nilai Kriteria Score

100% tulisan memiliki struktur yang tepat 5

80% tulisan memiliki struktur yang tepat 4

1. Struktur kalimat 60% tulisan memiliki struktur yang tepat 3

40% tulisan memiliki struktur yang tepat 2

20% tulisan memiliki struktur yang tepat 1

100% pilihan kata tepat 5

80% pilihan kata tepat 4

3 Pilihan Kata 60% pilihan kata tepat 3

40% pilihan kata tepat 2

20% pilihan kata tepat 1

100% menggunakan tanda baca yang tepat 5


Penggunaan tanda
4
baca 80% menggunakan tanda baca yang tepat 4
60% menggunakan tanda baca yang tepat 3

40% menggunakan tanda baca yang tepat 2

20% menggunakan tanda baca yang tepat 1

100 % Rapi dan terbaca 5

80 % Rapi dan terbaca 4

5. Kerapian Tulisan 60 % Rapi dan terbaca 3

40% Rapi dan terbaca 2

20% Rapi dan terbaca 1

2. Pedoman penskoran

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
NA = X 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

ACTIVITY C

1. Rubrik keterampilan
Penilaian keterampilan berbicara (Speaking)

Penilaian dari Aspek Keterampilan (Skills)


Kemampuan Berbicara (Speaking Skill)
Aspek yang
Kriteria Score
Dinilai
Hampir sempurna 5
Ada beberapa kesalahan namun tidak mengganggu makna 4
Pengucapan Ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna 3
(Pronounciation)
Banyak kesalahan dan mengganggu makna 2
Terlalu banyak kesalahan dan mengganggu makna 1
Hampir sempurna 5
Ada beberapa kesalahan namun tidak mengganggu makna 4
Intonasi
(Intonation) Ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna 3
Banyak kesalahan dan mengganggu makna 2
Terlalu banyak kesalahan dan mengganggu makna 1
Sangat lancar 5
Lancar 4
Kelancaran
Cukup lancar 3
(Fluency)
Kurang lancar 2
Tidak lancar 1

2. Pedoman penskoran: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


NA = X 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Peneliti merencanakan pembelajaran Bahasa Inggris dengan memilih materi
pembelajaran Simple Past Tense yang difokuskan pada motivasi dan kemampuan
siswa dalam mengubah Verb1 menjadi Verb2 melalui dua siklus pada semester 2
tahun pelajaran 2018-2019. Alokasi waktu yang digunakan pada siklus pertama
terdiri dari 2x40 menit. Pada proses pembelajaran ini, peneliti melakukan langkah-
langkah pembelajaran yang menggunakan media Three-in-Line Game yang
mengaktifkan dan memotivasi belajar siswa. Langkah-langkah tersebut
dilaksanakan juga pada siklus kedua dan seterusnya apabila diperlukan dalam
penelitian ini.

Pada langkah pertama, guru memulai pembelajaran dengan melakuka n


apersepsi dan Tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman siswa dalam
kehidupan sehari-hari dimasa lampau atau langkah- langkah untuk menjelaska n
atau mengajak orang menceritakan kejadian dimasa lampau. Waktu yang
digunakan dalam langkah ini dibatasi 10 menit.

Pada langkah kedua, guru memberikan membagi siswa menjadi beberapa


kelompok kecil yang heterogen. Siswa diminta untuk berkompetisi dalam Three-
in-Line Game dengan tujuan melengkapi tabel perubahan Verb1 menjadi Verb2.
Kelompok yang berhasil membuat Three-in-line terbanyak akan menjadi
pemenang dalam kompetisi game tersebut. Permainan tersebut akan dipandu oleh
guru. Waktu yang digunakan dalam langkah ini dibatasi tidak lebih dari 20-25
menit.

Langkah selanjutnya merupakan kerja mandiri dimana setelah seluruh tabel


terisi, siswa diminta menuliskan kalimat sederhana menggunakan kata kerja bentuk
kedua pada tabel yang sudah dilengkapi bersama kelompoknya. Siswa memilih
kata kerja yang akan digunakan menjadi sebuah kalimat berdasarkan nomer absen
siswa. Sehingga setiap siswa satu dan lainnnya akan memperoleh kata kerja yang
berbeda. Langkah ini dibatasi waktu 15 menit.
Langkah terakhir adalah presentasi ke depan kelas oleh perwakilan setiap
kelompok untuk membacakan hasil kalimat yang sudah dibuat. Sementara
kelompok laian memberi tanggapan dan apresiasi. Langkah ini dibatasi waktu 10
menit.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini adalah di ruang kelas VIII A SMP Plus Arroudhoh
Sedati. Waktu penelitian mulai perencananan sampai penulisan laporan hasil
penelitian tersebut mulai 05 Mei s.d. 02 Juni 2019 pada semester 2 tahun pelajaran
2018-2019.

C. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Plus Arroudhoh
Sedati berjumlah 32 siswa.

D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan
pada prinsip Kemmis dan Taggart (1998) yang mencakup kegiatan Perencanaan
(planning), Tindakan (action), Observasi (observation), Refleksi (reflektion), dan
Evaluasi (evaluation). Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam
bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru-gur u
SMP Plus Arroudhoh. Proses pembelajaran ini diteliti melalui Penelitian Tindakan
Kelas dengan dua siklus dengan kegiatan sebagai berikut :
SIKLUS ke-1
Tahap Perencanaan (planning), mencakup :
1. Mengidentifikasi masalah.
2. Menganalisis dan merumuskan masalah.
3. Merancang model pembelajaran menggunakan metode Three-in-Line Game.
4. Mendiskusikan model pembelajaran interaktif.
5. Menyiapkan instrumen (angket,pedoman,observasi,tes akhir).
6. Menyusun kelompok belajar peserta didik.
7. Merencanankan tugas kelompok.
Tahap Melakukan Tindakan (action), mencakup :
1. Melaksanakan langkah- langkah sesuai dengan perencanaan.
2. Menerapkan model pembelajaran pembelajaran menggunakan metode Three-in-
Line Game.
3. Melakukan pengamatan pada setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang
dilaksanakan.
5. Mengantisipasi dengan mencari solusi apabila menemui kendala saat melakukan
tahapan-tahapan kegiatan.

Tahap Mengamati (observation), mencakup :


1. Melakukan diskusi dengan guru SMP Plus Arroudhoh dan Kepala Sekolah untuk
rencana observasi.
2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran menggunaka n
metode Three-in-Line Game yang dilakukan guru di kelas VIII.
3. Mencatat setiap perubahan dan kegiatan yang terjadi saat penerapan model
pembelajaran menggunakan metode Three-in-Line Game.
4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelema ha n
atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk
pembelajaran berikutnya.

Tahap Refleksi (reflection), mencakup :


1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi.
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model
pembelajaran menggunakan metode Three-in-Line Game dan mempertimbangka n
langkah selanjutnya.
3. Melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran pembelajaran
menggunakan metode Three-in-Line Game.
4. Melakukan refleksi terhadap kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa
Inggris.
5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.

SIKLUS ke-2
Tahap Perencanaan (planning), mencakup :
1. Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk
diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
3. Merancang perbaikan berdsarkan refleksi siklus 1.

Tahap Melakukan Tindakan (action), mencakup :


1. Melakukan analisis pemecahan masalah.
2.Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan media
pembelajaran Three-in-Line Game dengan jumlah kelompok lebih kecil.
3.Memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengubah Verb1
menjadi Verb2 di akhir pembelajaran setelah melaksanakan aktifitas berkelompok.

Tahap Mengamati (observation), mencakup :


1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan media pembelajaran Three-in-Line
Game.
2. Mencatat perubahan yang terjadi terutama terkait kemampuan siswa.
3. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan
memberikan umpan balik.
4. Menyusun rekomendasi.

Dari setiap kegiatan pada Siklus 1 dan Siklus 2, hasil yang diharapkan adalah
agar 1). Peserta didik memiliki motivasi serta selalu aktif terlibat dalam proses
pembelajaran Bahasa Inggris khususnya pada materi Simple Past Tense dalam
mengubah Verb1 menjadi Verb2 . 2).Guru memiliki kemampuan merancang dan
menerapkan media pembelajaran yang interaktif yakni Three-in-Line Game dengan
kerja kelompok khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan pada materi
pokok Simple Past Tense , dan 3). Terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam
mengubah Verb1 menjadi Verb2 pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi pokok
Simple Past Tense.

E. Instrumen Pengembangan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah dengan digunakannya
metode Three-in-Line Game pada pembelajaran materi Simple Past Tense akan dapat
meningkatkan tidak hanya motivasi siswa ,melainkan juga diiringi dengan
kemampuan yang meningkat untuk mengubah Verb1 menjadi Verb2. Dengan
demikian peneliti akan mengunakan dua jenis instrumen untuk mngetahui
keberhasilan penelitian tersebut yakni angket dan tes tulis.
Untuk meneliti tingkat motivasi siswa peneliti menggunakan angket atau
quesioner yang berisikan sejumlah pertanyaan singkat mengenai pembelajaran yang
sudah diterapkan. Angket tersebut dibagikan kepada siswa setelah pembelajaran
menggunakan media Three-in-Line Game diterapkan. Masing-masing siswa akan
mengilsi lembar angket tersebut berkenaan dengan perasaan mereka masing- mas ing
saat mengikuti pembelajaran sebelumnya.
Lebih jauh lagi, peneliti juga ingin mengetahui apakah ada dampak yang
diperoleh jika motivasi siswa meningkat juga akan diiringi dengan kemampuan yang
meningkat pula. Oleh sebab itu, di siklus kedua peneliti akan memberikan tes tulis
pada setiap siswa berkenaan dengan kemampuan mengubah Verb1 menjadi Verb2.
Dari hasil nilai yang diperoleh siswa inilah nanti yang akan dapat dijadikan bukti
bagi peneliti untuk menjawab keterkaitan antara meningkatnya motivasi dan
kemampuan siswa setelah penerapan pembelajaran menggunakan media Three-in-
Line Game.
Model soal tes yang akan diberikan pada siswa pada akhir pembelajaran
adalah soal-soal yang berhubungan dengan kemampuan mengubah Verb1 menjadi
Verb2.
F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk lebih menjamin keakuratan data
penelitian adalah denagan melakukan perekaman dalam video dan pengambilan gambar atau
photo. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai dengan permasalahan yang
ada dalam bentuk laporan hasil penelitian. Dari rancangan pembelajaran interaktif dan
pemberian tugas kerja kelompok dilakukan validasi oleh teman sejawat dan kepala sekolah.
Untuk motivasi siswa dalam pembelajaran digunakan observasi melalui angket dan untuk
perolehan hasil belajar peserta didik melalui tes tulis akan deidefinisikan menggunaka n
deskripsi kualitatif. Skor dalam tes ini menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2009:
172).
Pengubahan skor menjadi nilai dengan cara:
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
a. Data Kuantitatif
1. Menghitung nilai rata-rata kelas

Nilai rata – rata = jumlah seluruh nilai


Banyak siswa

2. Ketuntasan belajar individu

Ketuntasan belajar individu = jumlah nilai yang diperoleh siswa x 100%


Jumlah nilai maksimum

3. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Menghitung ketuntasan belajar klasikal = jumlah siswa yang tuntas x 100%


Jumlah seluruh siswa

Kemudian semua skor yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus dan
dikonversikan pada skala persentase (0% sampai 100%).

Persentase = ∑ skor yang diperoleh 100%


∑ skor maksimal

a. Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini berupa data hasil observasi aktivitas guru dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris materi Simple Past Tense menggunaka n
metode permainan “Three-in-Line Game”. Data kualitatif dijelaskan menggunakan kalimat
berdasarkan kategori yang sudah ditentukan untuk memperoleh kesimpulan.
Hasil pengamatan pada proses pembelajaran menggunakan lembar pengamata n
aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat dianalisis secara kualitatif untuk memperole h
kesimpulan dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

Pencapain Tujuan Tingkat Pemahaman


Kualifikasi
Pembeljaran siswa
85 – 100 % Tuntas Sangat baik
70 – 84 % Tuntas Baik
0 – 64 % Belum Tuntas Kurang
DAFTAR PUSTAKA

Agustia, W. Amri, Z. (2013) Improving the students’ speaking ability by using tic tactoe
game to be media at junior high school. International journal of Scientific and Research
Publications, 1(2). 225-234.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Baehaqi, Imam.2009.A Handbook of English Grammar, Panduan Lengkap dan


Praktis.Belajar Tata Bahasa Inggris. Yogyakarta:Cakrawala Ilmu.

Chalim Dewi, Improving Students’ Interactional Coversatioan Ability By Using Adjacenci


Pairs at The Eighth Grade Studentas of MTs Nahjatus Sholihin Kragan Rembang in the
Academic Year of 2010/2011.Semarang, Tarbiyah Faculty Walisongo 2010.

Honarmand, R., M. Rostampour, and S.J Abdorahimzadeh (2015). The Effect of Game Tic
Tac Toe and Flash Cards on Zero Begginers Vocabulary Learning. International Journal
and Investigations. Vol.2, No.3:27-41, 2015 (March).ISSN:2410-3446.

Kemmis, S.Taggart, R. 1988. The Action Research Planner.Deakin:Deakin University.

Musilova, L.(2010).Grammar Games in ELT.(Thesis).English Language and Literature


Department and Eductional Faculty of Masaryk University Brno, Czech.

Mustikasari, d. W. (2011) The Structure of Teachers Directives of The English Lectures


Muhammadiyah University of Semarang. Language and Language Teaching Journals. 4(2),
154-170.
Sadirman. 2010.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Raja Grasido Persaja.

Siagian, I, dkk.(2015).Bahasa Indonesia:Program Studi Bahasa Inggris.Jakarta:Unind ra


Press.

https://ms.wikipedia.org/wiki/Tic-tac-toe
http://eprints.ums.ac.id/19714/25/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdf

http://www-cs.canisius.edu/~salley/SCA/Games/morris.html
http://eprints.uny.ac.id/23714/1/IKA%20WINDYANINGRUM_11108241016.pdf

https://www.ilmubahasainggris.com/pengertian-dan-daftar-regular-and- irregular-verb-
dalam-bahasa-inggris-artinya/
https://www.researchgate.net/publication/308556726_The_Effect_of_Game_Tic_Tac_Toe_and_
Flash_Cards_on_Zero_Beginners'_Vocabulary_Learning

Anda mungkin juga menyukai