PENDAHULUAN
mampu
menyadarkan
penulis
untuk
berkreasi
didalam
seperti fungsinya menonjol saat ini, melainkan sebagai: pelatih, konselor, manajer
belajar, partisipan, pemimpin, dan pelajar , (Surya,2003:334). Lebih mendalam
dan rinci pada buku tersebut dijelaskan sebagai berikut: Pada kata pelatih
dimaksudkan guru adalah seperti pelatih olah raga yang banyak membantu siswa
dalam permainan (game of learning), membantu siswa menguasai alat belajar,
memotivasi untuk kerja keras, bekerjasama dengan siswa yang lain. Sebagai
konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan bagi pribadi yang
mengundang rasa hormat dan keakraban. Struktur kelas, perlu ditata agar terjadi
school within school dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok dalam
bimbingan guru. Sebagai manajer, guru akan bertindak seperti manajer
perusahaan, membimbing siswa belajar, mengambil prakarsa, ide-ide terbaik yang
dimilikinya, namun disisi lain guru merupakan bagian dari siswa yang ikut belajar
bersama mereka sebagai pelajar. Guru juga belajar dari teman seprofesinya
melalui model team teaching. Pernyataan bijak di atas tentunya perlu diteladani
dan dimaknai, artinya guru sebagai pengelolah pembelajaran harus selalu kreatif
dan inovatif dalam menentukan stategi pembelajaran yang dapat membantu dan
mempermudah siswa dalam belajar untuk mencapai kompetensi. Banyak strategi
pembelajaran atau metoda yang ditawarkan agar siswa aktif dan kreatif yang
seperti Quantumn Learning, Accelerated Learning, Cooperative Learning,
Contextual Teaching and Learning dan sebagainya.
Setelah penulis membaca dan memahami beberapa strategi atau cara-cara
bagaimana membelajarkan siswa yang aktif dan interaktif maka, penulis memilih
salah satu strategi pembelajaran yang diperkirakan akan membuat siswa aktif dan
interaktif mengungkapkan bahasa Inggris secara lisan yang berterima adalah
sistem ICARE. Dengan sistem ICARE siswa akan menerapkan langsung
komunikasi berdasarkan ide atau pengalaman belajar yang dimiliki, dengan
demikian keterampilan siswa akan meningkat sebab seluruh siswa akan
mempraktikkan bahasa lisan yang berterima selama proses pembelajaran.
Fenomena lain yang terkait di dalam membelajarkan siswa adalah guru belum
terbiasa
melakukan
pembelajaran
secara
kreatif
dan
inovatif
dengan
B.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini
berdasarkan uraian pada pendahuluan di atas adalah :
1.
2.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
Meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon dalam
mengungkapkan bahasa Inggris lisan sederhana yang berterima.
4.
5.
Meningkatkan
keterampilan
guru
di
dalam
membelajarkan
siswa
D. Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini membahas tentang monolog descriptive lisan sederhana
yang berterima dengan pokok bahasan Personal Description dan sub bahasan
Humans Face yang terkait dengan Possessive Pronoun, his dan her, Humans
Body yang terkait dengan Pronoun as Subject, He dan She, dan kata kerja
wears yang diikuti dengan kata benda tentang pakaian, di kelas VIIA SMP
Negeri 2 Jabon. Sebagai fungsi sosial (Lifeskills) dalam pembelajaran ini maka
monolog descriptive dipergunakan untuk mendiskripsikan orang-orang terkenal.
E. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan tentang kesamaan arti dalam penelitian ini
maka diperlukan pendifinisian istilah sebagai berikut:
1. Monolog descriptive lisan yang berterima adalah wacana lisan yang
dipergunakan untuk mendiskripsikan ciri-ciri seseorang, binatang, tumbuhan,
benda atau tempat tertentu dengan struktur generik untuk mengidentifikasi
fenomena yang akan didiskripsikan, yaitu bagian, kualitas karakter, warna dan
Present
Tense,.
Dalam
monolog
descriptive
hal-hal
yang
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk :
1.
2.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Salah satu
fungsi bahasa adalah untuk berkomunikasi. Berkomunikasi artinya memahami dan
mengungkapkan
informasi,
pikiran,
perasaan,
dan
mengembangkan
ilmu
digunakan. Kedua, pada tingkat fungtional, orang mampu menggunakan bahasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau
petunjuk. Ketiga, pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan
dengan kemampuan berbahasa, sedangkan keempat, pada tingkat epistemic orang
mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran Wells 1987 dalam
Puskur (2006:4). Pembelajaran bahasa Inggris di SMP ditargetkan agar peserta didik
dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari (lifeskills). Puskur (2006:5).
Puskur (2006:5) juga menjelaskan ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di
SMP/MTs meliputi: Pertama, kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami
dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis
secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional, kedua, kemampuan
memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei
berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report, ketiga, kompetensi
pendukung, yakni kompetensi linguistik, yaitu menggunakan tata bahasa dan kosa
kata, tata bunyi, tata tulis, kompetensi sosiokultural, yaitu menggunakan ungkapan
dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi, kompetensi
strategi, sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang timbul dalam proses
komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung, dan kompetensi
pembentuk wacana , yaitu menggunakan piranti pembentuk wacana.
berpartisipasi
dalam
masyarakat
pengguna
bahasa
yang
disebut
10
mengungkapkan makna (Mc. Carthy dan Carter 2001:88 dalam Puskur 2004;6).
Kompetensi wacana hanya dapat diperoleh jika siswa memperoleh kompetensi
pendukungnya yaitu: (1) Linguistic Competence (Kompetensi Linguistik) meliputi
kemampuan seperti menggunakan tata bahasa, kosa kata, ucapan, intonasi, dan tanda
baca. (2) Actional Competence yang terdiri dari: (a). Kompetensi Tindak Tutur untuk
bahasa lisan seperti membuka pembicaraan, menginterupsi, membuat simpulan,
berpamitan dan sebagainya. (b). Kompetensi Retorika untuk bahasa tulis seperti
langkah-langkah retorika teks Procedure, Narrative, Recount, Report, dan
Descriptive. (3) Sociocultural Competence (Kompetensi Sosiocultural) mengacu pada
kemampuan menggunakan bahasa secara berterima dipandang dari konteks budaya
bahasa Inggris, misalnya mengatakan thank you bila diberi sesuatu, sorry dan please.
Tidak pantas bertanya umur, how do you do untuk bahasa formal, tanya jawab tentang
nama tidak perlu menggunakan Im atau my name is . dan hal-halyang tidak
lazim dikatakan tetapi di Indonesi tidak digunakan (memberi nomor telepon milik
orang lain tanpa ijin). (5) Strategic Competence (Kompetensi strategi) adalah
kompetensi yang dipergunakan untuk mengatasi kesulitan ketika pembicaraan
berlangsung
(communication
breakdown)
misalnya
meminta
pengulangan,
11
guru
sebagai
fasilitator
mencoba
untuk
menghubungkan
topik
pembelajaran dengan sesuatu yang menarik perhatian siswa, yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan dan pengalaman orang sehari-hari. (3) Apply
(Terapkan), tahap ini sangat penting untuk siswa, karena siswa belajar menggunakan
apa yang baru mereka pelajari. Sehingga siswa terlibat langsung dalam kehidupan
nyata dengan mempraktikkan keterampilan-keterampilan yang baru. (4) Reflect
(Refleksikan) , merupakan aktivitas melalui diskusi-diskusi kelompok dan catatancatatan individu dalam jurnal (buku) pribadi siswa. (5) Extend (Perluaskan), tahapan
yang terakhir ini secara eksplisit guru memperluas apa yang telah dialami dan
12
13
Tense, (2) Menggunakan berbagai adjectives seperti: big, small, strong, red dan
sebagainya, (3) Abverbials untuk memberikan informasi tambahan tentang perilaku
seperti, fast, in the cage dan sebagainya. Ciri-ciri monolog descriptive akan lebih
jelas bila dilihat ditabel gambar 3.
E. Siklus Lisan
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004) pelaksanaan
pembelajaran dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus lisan yang terdiri dari
keterampilan mendengar dan berbicara sedangkan siklus tulis terdiri dari
keterampilan membaca dan menulis. Penelitian ini akan dilakukan pada siklus lisan
dengan langkah-langkah pembelajaran yang mengkaitkan keterampilan mendengar
dan berbicara secara bersama-sama dengan jenis penilaian untuk mengukur
ketercapaian kompetensi berbicara yang berterima berupa unjuk kerja dengan kriteria
penilaian meliputi kompetensi pendukung linguistik, sosiokultural dan pembentuk
wacana ada aspek kosakata yang dikaitkan dengan pemahaman berbicara,
pengucapan, tata bahasa, dan kompetensi strategi pada aspek kelancaran.
Diharapkan desain pembelajaran keterampilan mengungkapkan monolog
descriptive bahasa Inggris lisan sederhana yang berterima akan menarik dan
menyenangkan dengan menggunakan sistim ICARE, sebab dengan cara ini seluruh
siswa akan berpartsisipasi dan terlibat komunikasi langsung dalam proses
pembelajaran yang bermakna. Apabila seluruh siswa berpartisipasi dalam proses
14
pembelajaran maka akan timbul motivasi siswa untuk belajar, meningkatkan rasa
percaya diri, yang pada akhirnya keterampilan berbicara bahasa Inggris meningkat.
Azies,S,(1996:93) berpendapat ...proses belajar berbicara dalam bahasa asing akan
menjadi mudah jika pembelajar secara aktif terlibat dalam upaya-upaya untuk
berkomunikasi.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, model Stephen Kemmis dan Mc.
Taggart (1998) yang diadopsi oleh Suranto (2000; 49). Model ini menggunakan
sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi
dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang
pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Mills (200;17) Stephen
Kemmis has created a well known representation of the action research spiral .
Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling praktis dan aktual.
16
C. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan tiga siklus, siklus I, siklus II dan siklus
III, masing-masing siklus menggunakan empat tahapan, yaitu (1) menyusun rencana
tindakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) melakukan observasi, (4) membuat analisis
dilanjutkan dengan melakukan refleksi. Masing-masing siklus menggunakan waktu
2 x 40 menit. Dalam penelitian ini yang melakukan kegiatan pembelajaran adalah
guru yang sekaligus berperan sebagai peneliti dan dibantu oleh dua orang selaku
pengamat yang bertugas mengamati proses pembelajaran dan memberi masukan bagi
guru atau peneliti untuk perbaikan tindakan berikutnya. Secara rinci masing masing
siklus dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Penyusunan Rencana Tindakan I
Peneliti menyusun rencanaan pembelajaran bahasa Inggris pada siklus lisan
dengan bahasan mengungkapkan monolog descriptive sederhana menggunakan sistim
ICARE. Rencana Pembelajaran ini mengacu pada silabus pembelajaran yang telah
dibuat guru. Untuk kelancaran proses pembelajaran maka rencana pembelajaran
tersebut dilengkapi dengan bahan ajar, media pembelajaran berupa gambar-gambar
wajah orang dan alat penilaian. Untuk kepentingan perolehan hasil penelitian
dipersiapkan juga alat observasi untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa.
17
yang
dicari
berdasarkan
gambar.
Untuk
mempermudah
siswa
18
yang harus dideskripsikan dan diberi alat penilaian proses pembelajaran dengan
kriteria untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa mengungkapkan monolog
descriptive untuk mendeskripsikan orang selama proses pembelajaran. Pada langkah
ini guru melakukan penilaian individu yaitu secara individu siswa mendeskripsikan
wajah orang-orang terkenal/favorit.
c. Observasi
Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan pembelajaran, pengamat
melaksanakan observasi untuk melihat seberapa jauh keefektifan perencanaan
pembelajaran ketika diterapkan dengan membuat catatan-catatan kekurangan atau
kelebihan yang nantinya akan dipergunakan untuk pengambilan keputusan, apakah
pembelajaran bahasa Inggris siklus lisan mengungkapkan monolog descriptive
menggunakan sistim ICARE
19
juga pada siklus-siklus berikutnya sampai peneliti merasa puas dengan hasil yang
direncanakan.
2. Siklus II
a. Penyusunan Rencana Tindakan II
Rencana tindakan II ini disusun berdasarkan hasil analisis temuan dan refleksi
selama aktivitas pada siklus I, untuk mendapatkan perbaikan sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu meningkatkan keterampilan siswa mengungkapkan monolog
descriptive sederhana.
b. Rencana Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II ini dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul berdasarkan hasil observasi. Diharapkan pada siklus II ini permasalah yang
timbul pada siklus I dapat diatasi.
c. Observasi
Ketika guru melakukan pembelajaran, pengamat selaku anggota peneliti
melakukan pengamatan, mencatat temuan-temuan kekurangan atau kelebihan dan
hal-hal lain yang dianggap esensi selama proses pembelajaran pada siklus II.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil pengamatan dari pengamat yang berupa catatan-catatan temuan selama
proses pembelajaran dianalisis dan dilakukan refleksi untuk diperbaiki dan dibuat
rencana pembelajaran pada siklus III.
20
3. Siklus III
a. Penyusunan Rencana Tindakan III
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi selama aktivitas pada siklus II, maka
disusun rencana pembelajaran sebagai rencana tindakan III yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada tindakan siklus II.
b. Rencana Pelaksanaan Tindakan III
Pelaksanaan Tindakan III ini dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
yang timbul berdasarkan hasil observasi. Dengan menggunakan rencana tindakan
III, diharapkan pada siklus III ini permasalah yang timbul pada siklus II dapat
diatasi dan mencapai hasil yang optimal.
c. Observasi
Pada saat proses pembelajaran, pengamat selaku anggota peneliti melakukan
pengamatan terhadap guru dan siswa dan mencatat temuan-temuan penting
selama proses pembelajaran pada siklus III.
d. Analisis dan Refleksi
Pada aktivitas ini guru selaku peneliti dan pengamat selaku anggota bersamasama menganalisa hasil pengamatan yang berupa catatan-catatan temuan selama
proses pembelajaran kemudian dilakukan refleksi berupa saran dan simpulan.
21
22
23
F. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jabon
Kabupaten Sidoarjo dengan subjek yang diteliti siswa
dipandang cukup representatif untuk penelitian tindakan kelas karena di kelas ini
jumlah siswanya 37 (tiga puluh tujuh), sehingga dirasa cukup ideal. Menurut
Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004) jumlah siswa setiap kelas
idealnya tidak lebih dari empat puluh siswa. Sedangkan kemampuan siswa relatif
cukup rata dengan berpedoman pada dokumen nilai hasil belajar yang dipergunakan
siswa ketika mereka mendaftarkan diri pada Penerimaan Siswa Baru (PSB).
G. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan September 2006 sampai
dengan bulan November 2006.
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini berangkat dari kesulitan yang dialami guru atau
penulis ketika membelajarkan siswa berbahasa Inggris lisan khususnya untuk
mengungkapkan bahasa Inggris secara lisan dan berterima. Pada umumnya siswa
kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon kurang mampu mengungkapkan bahasa lisan
walaupun mereka telah mengalami pembelajaran dalam beberapa bahasan pada siklus
lisan. Masih terdapat 40% siswa belum terampil mengungkapkan bahasa Inggris
secara lisan. Sedangkan 60% lainnya mampu mengungkapkan dengan frekuensi ratarata dua sampai dengan tiga kalimat saja dan dengan cara menghafalkan tulisan.Data
ini diambil dari data empiris dokumen siswa kelas VII tahun yang lalu dan data
dokumen guru penilaian berbicara bahasa Inggris siswa pada semester gasal tahun ini.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas dan
disusunlah suatu rencana pembelajaran yang menggunakan sistim ICARE yang
dirancang dalam tiga siklus pembelajaran. Secara berturut-turut hasil penelitian dapat
dijelaskan sebagai berikut:
A. Siklus I
1. Persiapan Tindakan
Sebelum melaksanakan tindakan guru menyusun rencana pembelajaran
berdasarkan silabus yang telah disusun. Secara bersama-sama tim peneliti yang terdiri
25
dari peneliti dan dua orang pengamat selaku anggota menyusun rencana pembelajaran
bahasa Inggris lisan monolog descriptive lisan sederhana yang berterima
menggunakan sistim ICARE untuk siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon. Untuk
kelancaran proses pembelajaran maka rencana pembelajaran tersebut dilengkapi
dengan bahan ajar, media pembelajaran berupa gambar-gambar wajah orang dan alat
penilaian. Untuk kepentingan perolehan hasil penelitian dipersiapkan juga alat
observasi untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa. Pada tahap awal guru
melakukan observasi kelas mengenai jumlah dan tatanan ruang atau susunan bangku
siswa, melakukan pengecekan kehadiran siswa dan memberi semangat belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam waktu 2 kali 40 menit dengan langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Di
awal
pembelajaran
guru
memperkenalkan
(Introduce)
Tujuan
26
c.
27
guru
menjelaskan
monolog
descriptive
tujuan
yang
pembelajaran
dapat
dan
dipergunakan
manfaat
untuk
28
dan
Kelancaran,
dirasa
kurang
lengkap
karena
guru
29
dan
menyenangkan,
karena
siswa
merasa
bebas
untuk
mengungkapkan pendapatnya sehingga muncul rasa percaya diri. Hal ini juga
terlihat ketika waktu istirahat, ternyata semua siswa lebih cenderung ingin
melanjutkan pembelajaran dari pada istirahat.
b. Pada umumnya siswa mampu mengungkapkan 5 (lima) kalimat yang
ditargetkan dalam pembelajaran secara lisan yang berterima, untuk
mendiskripsikan wajah seseorang. Untuk itu monolog descriptive pada
pertemuan berikutnya dapat ditingkatkan jumlah kosakatanya.
c. Untuk mencapai Discourse Competence yaitu menggunakan bahasa Inggris
yang berterima perlu pembelajaran ulang yang diprogramkan pada siklus ke 2
(dua) sebagai berikut:
30
31
Tabel 4.1
Penilaian Proses Pembelajaran Siklus I
Mengungkapkan Monolog Descriptive lisan sederhana yang berterima
NO
NAMA
1
Achmad Al Islakhul M
2
Achmad Muzaki
3
Achmad Solickudin
4
Andina Mauludiyah
5
Ardianto
6
Asmaul Khusnah
7
Choirul Arif
8
Diah Fikriani Mulia
9
Dimas Hakiki
10
Dwi Cahyono
11
Edy Bahrudin
12
Fachriyah Mawali
13
Fatimatuz Zahro
14
Fifit Andini
15
Ika Putri Rahmawati
16
Kemal Maulana Akbar
17
Lina Anggia Putri
18
Lutfi Susanto
19
M Nukman Mufidz
20
Moch. Miftakhul Hadi
21
Moh. Anton Wijaya
22
Moh. Aziz Nuril
23
Mohammad Isyommudin
24
Mohammad Nasirudin
25
Mutiatul Lutfiyah
26
Naufal Jaadal Maula
27
Niswati
28
Nur Afifah
29
Nur Triani Indah Wati
30
Retno Rosari
31
Roudlotul Islamiyah
32
Sahrul Masum
33
Sri Agustina
34
Susi Susanti
35
Titin Muzzaqiyatul Q
36
Wiwin Sholikhah
Yoga Prata37Yoga Pratama Eko P
Jumlah
JUMLAH
KELOMPOK
68
00
90
79
79
79
79
78
68
00
79
62
84
74
84
79
79
00
100
73
79
00
78
79
62
79
78
73
79
90
79
73
79
62
90
90
73
2577
7
tidak hadir
5
4
5
8
1
2
7
tidak hadir
1
9
6
6
6
5
3
tidak hadir
5
1
7
tidak hadir
2
1
6
7
2
3
4
4
3
2
4
9
3
9
1
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
32
Jumlah siswa yang di kelas VIIA adalah 37 (tiga puluh tujuh) siswa, yang tidak
hadir sejumlah 3 orang sehingga yang hadir dalam penelitian ini sejumlah 34 (tiga
puluh empat) siswa. Secara kuantitatif hasil belajar siswa tentang monolog
descriptive lisan yang berterima menggunakan sistim ICARE dapat dipaparkan
sebagai berikut:
33
Tabel 4.2
Penilaian Individu Siswa Siklus I
Mengungkapkan Monolog Descriptive lisan sederhana yang berterima
NO
NAMA
1
Achmad Al Islakhul M
2
Achmad Muzaki
3
Achmad Solickudin
4
Andina Mauludiyah
5
Ardianto
6
Asmaul Khusnah
7
Choirul Arif
8
Diah Fikriani Mulia
9
Dimas Hakiki
10
Dwi Cahyono
11
Edy Bahrudin
12
Fachriyah Mawali
13
Fatimatuz Zahro
14
Fifit Andini
15
Ika Putri Rahmawati
16
Kemal Maulana Akbar
17
Lina Anggia Putri
18
Lutfi Susanto
19
M Nukman Mufidz
20
Moch. Miftakhul Hadi
21
Moh. Anton Wijaya
22
Moh. Aziz Nuril
23
Mohammad Isyommudin
24
Mohammad Nasirudin
25
Mutiatul Lutfiyah
26
Naufal Jaadal Maula
27
Niswati
28
Nur Afifah
29
Nur Triani Indah Wati
30
Retno Rosari
31
Roudlotul Islamiyah
32
Sahrul Masum
33
Sri Agustina
34
Susi Susanti
35
Titin Muzzaqiyatul Q
36
Wiwin Sholikhah
Yoga Prata37Yoga Pratama Eko P
Jumlah
JUMLAH
84
00
78
78
78
78
67
84
84
00
78
90
90
79
84
100
84
00
89
72
84
00
84
78
78
66
90
95
83
95
78
78
78
90
100
95
61
2730
KOMENTAR
tidak hadir
tidak hadir
tidak hadir
tidak hadir
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
34
Dari data penilaian guru (Penilaian Individu) dapat dijelaskan sebagai berikut:
35
individu ketika siswa menunggu giliran saat penilaian individu atau siswa
lebih serius bila dinilai guru. Walaupun demikian untuk mencapai hasil yang
optimal perlu latihan lebih intensif sebelum siswa mendapat giliran penilaian
individu.
B. Siklus II
1. Persiapan Tindakan
Seperti yang telah dilakukan pada persiapan tidakan pada siklus I sebelum
melakukan tindakan guru dan anggota penelitian secara berkolaborasi menyusun
rencana pembelajaran berdasarkan silabus yang telah disusun. Pada siklus II ini
rencana pembelajaran bahasa Inggris lisan monolog descriptive lisan sederhana yang
berterima menggunakan sistim ICARE untuk siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon
dirancang dengan aktivitas lanjutan dari siklus I antara lain: Topik bahasan tentang
Humans body description. Target kosakata/ kalimat yang harus diungkapkan dalam
monolog descriptive kali ini sejumlah 5 kalimat dan perbaikan pengucapan pada kata
describe, kata jadian warna semu, penggunaan to be are, dan penambahan
kriteria penilaian pada kompetensi linguistik. Untuk kelancaran proses pembelajaran
maka rencana pembelajaran tersebut dilengkapi dengan bahan ajar, media
pembelajaran berupa gambar-gambar wajah orang dan alat penilaian. Untuk
kepentingan perolehan hasil penelitian yang optimal dipersiapkan juga alat observasi
untuk siswa dan guru dan angket untuk siswa. Awal guru melakukan observasi kelas
mengenai jumlah dan tatanan ruang atau susunan bangku, pada siklus II ini siswa
36
dibagi dalam kelompok sepuluh agar mudah untuk dipantau selama proses
pembelajaran. Peneliti juga mengajak siswa berdoa, melakukan pengecekan
kehadiran siswa dan memberi semangat belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan di siklus II ini guru melakukan pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengawali aktivitas tindakan, guru memperkenalkan (Introduce) Tujuan
Pembelajaran dan melakukan review pembelajaran berkaitan dengan deskripsi
wajah seseorang, agar siswa dapat merecall atau mengkaitkan kembali
pengetahuan atau keterampilan yang sudah didapatkan pada siklus I, dengan
menggunakan poster/gambar yang cukup besar dan dapat diamati siswa yang
duduk
dibagian
mendemonstrasikan
bangku
belakang.
kembali
Beberapa
keterampilan
siswa
diminta
mengungkapkan
untuk
monolog
37
38
Pada saat penilaian proses maupun individu terlihat siswa sudah terbiasa
dengan penilaian yang mengacu pada kriteria (Penilaian Acuan Patokan)
sehingga siswa sudah mampu memprediksi kemampuan atau ketrempilannya
untuk mencapai kompetensi berdasarkan kriteria.
d. Selama proses pembelajaran siswa terkesan tenang karena jumlah siswa yang
tidak hadir cukup banyak yaitu 10 (sepuluh) orang, walaupun demikian tidak
mengurangi semangat belajar siswa yang hadir, hal ini juga terlihat ketika jam
pembelajaran telah usai tetapi siswa masih tetap ingin menyelesaikan
39
membuat
mengungkapkan
dengan
mereka
bahasa
percaya
mereka
diri,
sendiri
siswa
dan
lebih
siswa
sering
merasa
40
Tabel 4.3
Penilaian Proses Pembelajaran Siklus II
Mengungkapkan Monolog Descriptive lisan sederhana yang berterima
NO
NAMA
1
Achmad Al Islakhul M
2
Achmad Muzaki
3
Achmad Solickudin
4
Andina Mauludiyah
5
Ardianto
6
Asmaul Khusnah
7
Choirul Arif
8
Diah Fikriani Mulia
9
Dimas Hakiki
10
Dwi Cahyono
11
Edy Bahrudin
12
Fachriyah Mawali
13
Fatimatuz Zahro
14
Fifit Andini
15
Ika Putri Rahmawati
16
Kemal Maulana Akbar
17
Lina Anggia Putri
18
Lutfi Susanto
19
M Nukman Mufidz
20
Moch. Miftakhul Hadi
21
Moh. Anton Wijaya
22
Moh. Aziz Nuril
23
Mohammad Isyommudin
24
Mohammad Nasirudin
25
Mutiatul Lutfiyah
26
Naufal Jaadal Maula
27
Niswati
28
Nur Afifah
29
Nur Triani Indah Wati
30
Retno Rosari
31
Roudlotul Islamiyah
32
Sahrul Masum
33
Sri Agustina
34
Susi Susanti
35
Titin Muzzaqiyatul Q
36
Wiwin Sholikhah
Yoga Prata37 Yoga Pratama Eko P
Jumlah
JUMLAH
KELOMPOK
80
00
00
84
84
84
80
84
00
00
84
84
80
80
84
92
80
00
00
00
00
76
84
84
92
00
76
92
84
92
100
80
88
76
92
92
00
2288
1
tidak hadir
tidak hadir
1
2
1
1
1
tidak hadir
tidak hadir
2
1
2
1
2
2
1
tidak hadir
tidak hadir
tidak hadir
tidak hadir
1
2
1
2
tidak hadir
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2
tidak hadir
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
41
Jumlah siswa di kelas VIIA yang hadir pada pelaksanaan siklus II sejumlah 27
siswa, sepuluh siswa yang lainnya tidak hadir. Empat siswa mengirim surat
keterangan sakit sedangkan enam lainnya tanpa keterangan. Berdasarkan Kalender
Pendidikan SMP Negeri 2 Jabon selama bulan puasa mulai tanggal 26 September
2006 sampai dengan 16 Oktober 2006 adalah hari Efektif Fakultatif. Selama bulan
puasa aktivitas pembelajaran dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama tanggal 26 sampai
dengan 30 September 2006 pembelajaran umum dan sesi kedua mulai tanggal 1
sampai dengan 14 Oktober 2006 pembelajaran khusus Bimbingan Romadhon.
Sedangkan jadwal aktivitas Bimbingan Romadhon untuk kelas VII berakhir tanggal 5
Oktober 2006 dan aktivitas siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2006 pada
saat siswa kelas VII sudah mulai libur. Kemungkinan inilah yang menyebabkan siswa
kelas VIIA tidak hadir sampai 10 orang, walaupun peneliti telah memberi surat
pemberitahuan kepada wali murid khusus kelas VIIA tentang penelitian ini. Tetapi hal
ini tidak mengurangi semangat belajar siswa yang hadir, bahkan mereka lebih
semangat dan lebih percaya diri. Hal ini terlihat dari keceriaan siswa ketika belajar
mulai dari awal sampai dengan penilaian individu.
Secara kuantitatif hasil belajar siswa tentang mengungkapkan monolog descriptive
lisan sederhana dengan menggunakan sistim ICARE pada siklus II ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
42
proses pembelajaran pada siklus II (Kriteria penilaian terlampir) , maka ratarata dari ke 27 siswa yang dibelajarkan telah terampil mengungkapkan 7
sampai dengan 10 kalimat. Hal ini menunjukkan bahwa hampir ke 27 siswa
telah terampil mengungkapkan monolog descriptive yang ditargetkan dalam
pembelajaran. Untuk mencapai Discourse Competence hasil penilaian dapat
paparkan melalui kompetensi pendukungnya di bawah ini.
Rata-rata skor kelancaran : 396 : 27 = 14,7. Hasil penilaian kelancaran ini bila
dikonversikan dengan kriteria penilaian monolog descriptive penilaian proses
pembelajaran pada siklus II, menunjukkan bahwa siswa pada umumnya lancar
didalam mengungkapkan monolog descriptive lisan.
Rata-rata skor struktur kalimat : 412 : 27 = 15,3. Data ini bila dikonversi
dengan tabel kriteria penilaian monolog descriptive penilaian proses
pembelajaran pada siklus II, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa
mampu menggunakan struktur kalimat yang dibelajarkan dalam monolog
descriptive ini. Hanya beberapa siswa yang perlu dibelajarkan kembali pada
siklus yang akan datang.
43
Tabel 4.4
Penilaian Individu Siswa Siklus II
Mengungkapkan Monolog Descriptive lisan sederhana yang berterima
NO
NAMA
1
Achmad Al Islakhul M
2
Achmad Muzaki
3
Achmad Solickudin
4
Andina Mauludiyah
5
Ardianto
6
Asmaul Khusnah
7
Choirul Arif
8
Diah Fikriani Mulia
9
Dimas Hakiki
10
Dwi Cahyono
11
Edy Bahrudin
12
Fachriyah Mawali
13
Fatimatuz Zahro
14
Fifit Andini
15
Ika Putri Rahmawati
16
Kemal Maulana Akbar
17
Lina Anggia Putri
18
Lutfi Susanto
19
M Nukman Mufidz
20
Moch. Miftakhul Hadi
21
Moh. Anton Wijaya
22
Moh. Aziz Nuril
23
Mohammad Isyommudin
24
Mohammad Nasirudin
25
Mutiatul Lutfiyah
26
Naufal Jaadal Maula
27
Niswati
28
Nur Afifah
29
Nur Triani Indah Wati
30
Retno Rosari
31
Roudlotul Islamiyah
32
Sahrul Masum
33
Sri Agustina
34
Susi Susanti
35
Titin Muzzaqiyatul Q
36
Wiwin Sholikhah
Yoga Prata37 Yoga Pratama Eko P
Jumlah
A
40
00
00
40
34
40
00
40
00
00
34
40
34
34
40
40
40
00
00
00
00
00
40
40
40
00
40
40
40
40
40
34
40
40
40
40
00
970
D
12
00
00
20
20
20
00
20
00
00
20
12
20
20
20
20
20
00
00
00
00
00
20
12
12
00
20
20
16
20
20
20
20
20
20
20
00
464
JUMLAH
84
00
00
92
90
100
00
94
00
00
90
84
90
90
92
92
92
00
00
00
00
00
92
84
84
00
92
92
88
92
96
90
92
92
98
96
00
2278
KOMENTAR
tidak hadir
tidak hadir
belum siap
tidak hadir
tidak hadir
tidak hadir
tidak hadir
tidak hadir
tidak hadir
belum siap
tidak hadir
tidak hadir
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
44
c. Data yang diperoleh guru ketika melakukan penilaian individu siswa sejumlah
25 (dua puluh lima), karena 2 siswa menyatakan belum siap sedangkan waktu
pembelajaran sudah usai, dipaparkan sebagai berikut:
Rata-rata skor pengucapan : 436 : 25 = 18,16. Pada aspek pengucapan ratarata nilai ini bila dikonversikan dengan kriteria penilaian monolog descriptive
penilian individu pada siklus II menunjukkan bahwa pada umumnya siswa
telah mampu mengungkapkan kalimat-kalimat monolog descriptive lisan
sederhana dengan benar walaupun sebagian kecil siswa masih kadang-kadang
melakukan kesalahan pengucapan tetapi pengucapannya jelas, perbaikan
pengucapan hanya dilakukan bagi beberapa siswa yang belum mencapai
kompetensi linguistik.
45
Rata-rata skor struktur kalimat : 464 : 25 = 19,33. Data ini bila dikonversi
dengan tabel kriteria penilaian individu monolog descriptive yang dilakukan
guru pada siklus II, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa mampu
menggunakan struktur kalimat yang benar dalam mengungkapkan monolog
descriptive ini.
C. Siklus III
1. Persiapan Tindakan
a. Berdasarkan hasil paparan analisis dan refleksi pada siklus II bahwa pada
umumnya siswa telah mencapai Discourse Competence untuk aktivitas
pembelajaran
bahasa
Inggris
lisan,
dan
menunjukkan
kemampuan
46
awal
pembelajaran
guru
memperkenalkan
(Introduce)
Tujuan
47
48
49
50
Tabel 4.5
Penilaian Proses Pembelajaran Siklus III
Mengungkapkan Monolog Descriptive lisan sederhana yang berterima
NO
NAMA
1
Achmad Al Islakhul M
2
Achmad Muzaki
3
Achmad Solickudin
4
Andina Mauludiyah
5
Ardianto
6
Asmaul Khusnah
7
Choirul Arif
8
Diah Fikriani Mulia
9
Dimas Hakiki
10
Dwi Cahyono
11
Edy Bahrudin
12
Fachriyah Mawali
13
Fatimatuz Zahro
14
Fifit Andini
15
Ika Putri Rahmawati
16
Kemal Maulana Akbar
17
Lina Anggia Putri
18
Lutfi Susanto
19
M Nukman Mufidz
20
Moch. Miftakhul Hadi
21
Moh. Anton Wijaya
22
Moh. Aziz Nuril
23
Mohammad Isyommudin
24
Mohammad Nasirudin
25
Mutiatul Lutfiyah
26
Naufal Jaadal Maula
27
Niswati
28
Nur Afifah
29
Nur Triani Indah Wati
30
Retno Rosari
31
Roudlotul Islamiyah
32
Sahrul Masum
33
Sri Agustina
34
Susi Susanti
35
Titin Muzzaqiyatul Q
36
Wiwin Sholikhah
Prata
37 Yoga Pratama Eko P
Jumlah
JUMLAH
KELOMPOK
84
68
80
88
96
94
88
94
84
88
88
84
80
92
84
92
92
80
80
80
84
84
80
84
92
84
84
92
92
92
100
84
00
92
92
100
64
3116
4
1
2
1
1
4
3
2
4
1
2
4
4
2
1
4
3
2
3
4
1
2
3
4
1
3
3
1
3
1
3
2
tidak hadir
2
2
3
4
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
51
Pada siklus III ini, jumlah siswa di kelas VIIA yang hadir sejumlah 36 siswa, 1
siswa yang tidak hadir karena sakit. Secara kuantitatif hasil belajar siswa di siklus III
ini dapat dipaparkan sebagai berikut:
pada
umumnya
siswa
kadang-kadang
melakukan
kesalahan
Rata-rata skor kelancaran : 540 : 36 = 15. Hasil penilaian kelancaran ini bila
dikonversikan dengan kriteria penilaian mengungkapkan monolog descriptive
lisan pada penilaian proses pembelajaran pada siklus III, menunjukkan bahwa
siswa pada umumnya lancar.
Rata-rata skor struktur kalimat : 604 : 36 = 16,77. Data ini bila dikonversi
dengan kriteria penilaian mengungkapkan monolog descriptive lisan,
menunjukkan bahwa pada umumnya siswa mampu menggunakan struktur
kalimat yang dibelajarkan dalam monolog descriptive ini.
52
Tabel 4.6
Penilaian Individu Siswa Siklus III
Mengungkapkan Monolog Descriptive lisan sederhana yang berterima
NO
NAMA
1
Achmad Al Islakhul M
2
Achmad Muzaki*
3
Achmad Solickudin*
4
Andina Mauludiyah
5
Ardianto
6
Asmaul Khusnah
7
Choirul Arif*
8
Diah Fikriani Mulia
9
Dimas Hakiki*
10
Dwi Cahyono*
11
Edy Bahrudin
12
Fachriyah Mawali
13
Fatimatuz Zahro
14
Fifit Andini
15
Ika Putri Rahmawati
16
Kemal Maulana Akbar
17
Lina Anggia Putri
18
Lutfi Susanto*
19
M Nukman Mufidz*
20
Moch. Miftakhul Hadi*
21
Moh. Anton Wijaya*
22
Moh. Aziz Nuril*
23
Mohammad Isyommudin
24
Mohammad Nasirudin
25
Mutiatul Lutfiyah
26
Naufal Jaadal Maula*
27
Niswati
28
Nur Afifah
29
Nur Triani Indah Wati
30
Retno Rosari
31
Roudlotul Islamiyah
32
Sahrul Masum
33
Sri Agustina
34
Susi Susanti
35
Titin Muzzaqiyatul Q
36
Wiwin Sholikhah
Prata
37 Yoga Pratama Eko P*
Jumlah
A
40
34
40
40
40
40
40
40
40
40
34
40
34
40
40
40
40
34
34
34
40
40
40
40
40
34
40
40
40
40
40
34
00
40
40
40
34
1386
D
12
16
12
20
20
20
20
20
16
20
20
12
20
20
20
20
20
20
16
12
16
12
20
20
20
12
20
20
16
20
20
20
00
20
20
20
12
644
JUMLAH
84
74
84
92
96
100
88
94
88
92
90
84
90
96
92
96
92
86
86
82
88
76
92
90
96
82
92
92
88
92
100
90
00
92
98
96
74
3224
KOMENTAR
tidak hadir
Keterangan :
A= Pemahaman (Jumlah kosa kata/kalimat dan koherensi/keterkaitan dengan bahasan
B =Pengucapan (Pronunciation)
C =Kelancaran (Fluency)
D=Struktur (Structure)
53
dipaparkan
sebagai berikut:
Rata-rata skor pengucapan : 636 : 36 = 17,66. Pada aspek pengucapan ratarata nilai ini bila dikonversikan dengan kriteria penilaian monolog descriptive
penilaian individu pada siklus III menunjukkan bahwa pada umumnya siswa
telah mampu mengucapkan kalimat-kalimat monolog descriptive dengan
benar dn jelas walaupun sebagian kecil siswa masih kadang-kadang
melakukan kesalahan pengucapan tetapi masih dalam batas kewajaran.
Rata-rata skor struktur kalimat : 644 : 36 = 17,88. Data ini bila dikonversi
dengan kriteria penilaian individu monolog descriptive yang dilakukan guru
54
D. Pembahasan
1.
Pada awal pembelajaran siklus I terlihat semua siswa tertarik dengan penjelasan
guru pada tahap pengenalan tujuan pembelajara
memberi penjelasan tentang fungsi sosial (lifeskills) yang akan mereka dapatkan
dalam pembelajaran monolog descriptive, yaitu sebagai keterampilan yang
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendiskripsikan orang hilang,
orang yang dicari atau orang terkenal / favorit siswa. Tujuan pembelajaran ini
sesuai dengan konsep Kurikulum 2004, Penjelasan ini menunjukkan bahwa
kurikulum ini berorientasi pada pengembangan kompetensi wacana sebagai
lifeskills, yakni kemampuan berkomunikasi untuk membantu siswa menjalani
kehidupan sehari-hari (Depdiknas 2004:7).
2.
Menurut
Decentralized
Basic
Education
(DBE)
2006;23
menyatakan
mengembangkan pengetahuan
dan
55
Terapan aktivitas lifeskills khususnya pada aspek social skill terlihat ketika
siswa belajar dalam kelompok, siswa saling menunjukkan keterampilannya
mengungkapkan monolog descriptive berdasarkan gambar-gambar, mereka
saling memberitahu kekurangan atau kesalahan yang dilakukan temannya. Satu
lagi terlihat ketika siswa melakukan pembelajaran remedial dengan tutor sebaya
atau pelaksanaan pembelajaran pada siklus III, terlihat para tutor sebaya mampu
membimbing teamn-temannya didalam pembelajaran.
4.
5.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah bukan hasil pemindahan pengetahuan
guru kesiswa (Tranfer of Learning) atau hafalan, tetapi merupakan hasil
kreativitas siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka. Ini dapat dibuktikan
56
pada saat pembelajaran siklus III, para tutor sebaya ataupun siswa yang lain
lebih mampu mengungkapkan monolog descriptive dan mereka minta ujian
ulang karena mereka ingin menunjukkan keterampilannya secara optimal.
Artinya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki siswa tahan lama. Hal ini
sesuai dengan trend dunia pendidikan abad 21 seperti apa yang disebut
Brainware Management yang berasumsi bahwa manusia jika mampu
menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu mampu membuat loncatan
prestasi yang tidak bisa diduga sebelumnya.
6.
dengan
kompetensi
pendukungnya
Actional
Competence,
57
8.
membuat
mereka
percaya
diri,
siswa
lebih
sering
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pembelajaran bahasa Inggris mengungkapkan monolog descriptive lisan sederhana
yang berterima menggunakan sistim ICARE, dilakukan melalui lima tahapan
pembelajaran
yaitu
(1)
Introduce
(Perkenalkan),
pada
tahap
ini
guru
warna,
keadaan,
mendukung
untuk
Apply
(Terapkan),
seperti
siswa
bentuk
mencoba
dan
untuk
sebagainya
menerapan
yang
pengetahuannya
(Refleksikan),
langkah ini guru membantu siswa menentukan hal-hal esensi yang diungkapkan
seperti berupa clue-clue
(5) Melatih siswa mendiskripsikan sesuatu dalam kelompok dan melakukan penilaian
59
60
B. Saran-saran
Dari pengalaman melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini bagi yang akan
menerapkan pembelajaran sistem ICARE disarankan:
1. Sebelum pembelajaran dimulai guru perlu memotivasi siswa terlebih dahulu
agar timbul rasa percaya diri mereka, motivasi ini dapat berupa permainan
games sederhana, kuis, lagu-lagu dan sebagainya, karena siswa akan
mengungkapkan bahasa mereka sendiri berdasarkan pengalamannya sehingga
membutuhkan situasi kelas yang kondusif .
2.
61
DAFTAR PUSTAKA
Azies,FS & Alwasilah CA. 1996. Penagajaran Bahasa Komunikatif Teori dan
Praktik. Bandung, Remaja Rosdakarya
Decentralized Based Education (DBE),2006. Integrasi Kecakapan Hidup dalam
Pembelajaran. USAID Indonesia.
Dirjendikdasmen. 2005. Landasan Filosofi Teoritis Pendidikan Bahasa Inggris.
Jakarta.
Mills,GE,2000. Action Research A Guide For The Teacher Researcher. Ohio,
Shoutern Oregon University.
Permen 22. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta.
Puskur. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP. Jakarta.
Sudjana,s. 2001. Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung. Falah
Production.
Suranto, Basowi, Sukidin,2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan
Cendekia.
Surya,M. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang, Aneka Ilmu.
Suryadi,A, 1983. Membuat Siswa Aktif Belajar.Bandung, Binacipta.
62