PENDAHULUAN
B. Jenis Kegiatan
Dari penjelasan tentang latar belakang masalah di atas, diketahui
C. Manfaat Kegiatan
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah
materi Kelas VIII dan kelas IX untuk tema teks khusus, short message,
notice, announcement, dan report text.
Bahasa Inggris Kelas VIII
3.21 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks , dan unsur
kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk pesan
singkat dan pengumuman /pemberitahuan (notice)
KD 3.3
dengan memberi dan meminta informasi terkait
kegiatan sekolah , sesuai dengan konteks
penggunaannya
Bahasa Inggris
D. Alat/lnstrumen
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru,
guru pun diharapkan untuk menggunakan atau mengembangkan mode-
model pembelajaran yang lebih variatif agar pembelajaran lebih,
menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS ditindaklanjuti
dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur
ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan
KKO yang telah ditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan
bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan
HOTS yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan sekedar
menanyakan sekedar menanyakan "apa?",
10 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya
dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian
kompetensi siswa.
11 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang
dan kreasi,
12 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
A. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan
model pembelajaran Discovery Learning (PDL), berikut disampaikan
rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku
siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan,
tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang
kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan
kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih
bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan
belajar degan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara
lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk
ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan
positif sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang
memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang
pembelajaran HOTS.
4. Pengembangkan produk desain pembelajaran harus memenuhi
berupa RPP ini sesuai dengan teori belajar kognitiv dan kontruktivistik
13 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
selain itu peserta didik aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,
berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill (HOTS) pada
peserta didik.
sangat berarti bagi guru maupun peserta didik, hal ini yang
14 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
DAFTAR PUSTAKA
https://www.guru-id.com/2019/10/lk-9-contoh-best-practice-pkp-
smp.html
http://digilib.unila.ac.id/32897/2/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHA
SAN.pdf
https://drive.google.com/file/d/1WuKw9B2XZ5o4zK47CJOOgqtBFIaRmg5U
/view
15 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
LAMPIRAN
16 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
Lampiran 1:
17 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
kehidupan ekonomi bangsa yang dapat menunjang kehidupan nasional
dan akan mengurangi kehidupan miskin.
1. Dari aspek globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir
yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari
negara lain yang sudah maju untuk meningkatkan kedisplinan bangsa
yang pada akhirnya memajukan bangsa serta akan mempertebal jati
diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga dapat bertukar ilmu
pengetahuan tentang budaya suatu bangsa.
Pengaruh negatif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
1. Aspek politik, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia
bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran.
Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya jati
diri bangsa akan luntur dan tidak mungkin lagi bangsa kita akan
terpecah belah.
1. Aspek Globalisasi ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri karena banyaknya produk luar negeri (mainan, minuman,
makanan, pakaian, dll) membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa
cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya
jati diri bangsa kita. Maka hal ini akan menghilangkan beberapa
perusahaan kecil yang memang khusus memproduksi produk dalam
negeri.
1. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan
identitas diri sebagai bangsa Indonesia dimana dilihat dari sopan
santun mereka yang mulai berani kepada orang tua, hidup metal, hidup
bebas, dll. Justru anak muda sekarang sangat mengagungkan gaya
barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang
cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap
sebagai kiblat.
1. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi
ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan yang dapat
mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka
pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa.
18 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
1. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan
peduli dengan kehidupan bangsa. Padahal jati diri bangsa kita dahulu
mengutamakan Gotong Royong, tapi kita sering lihat sekarang
contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum tentu
mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak
adanya kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang.
Dampak di atas akan perlahan-lahan mempengaruhi kehidupan bangsa
Indonesia, Akan tetapi secara keseluruhan aspek dapat menimbulkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau luntur. Sebab
globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat Indonesia secara global.
Apa yang ada di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Bila dilaksanakan belum
tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dilaksanakan akan dianggap tidak
aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas
nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Pengaruh Globalisasi Terhadap jati diri di Kalangan Generasi Muda.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di
kalangan muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak
muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-
hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita
yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Padahal
cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita.
Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Tidak banyak
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian
yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa
batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda, internet
sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara
semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Dan sekarang
ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya.
Misal untuk membuka situs-situs porno, bahkan sampai terkena penipuan.
Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu hand
19 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
phone, apalagi sekarang ini mulai muncul hand phone yang berteknologi
tinggi. Mereka justru berlomba-lomba untuk memilikinya, tapi kita lihat alat
musik kebudayaan kita belum tentu mereka mengetahuinya. Hal ini jika
kita lihat dari segi sosial, maka kepedulian terhadap masyarakat menjadi
tidak ada karena mereka lebih memilih kesibukan dengan menggunakan
handphone tersebut.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak tahu
sopan santun dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan. Karena
globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka
bertindak sesuka hati mereka. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan,
mau apa jadinya generasi muda bangsa? Moral generasi bangsa menjadi
rusak, timbul tindakan anarkhis antara golongan muda. Hubungannya
dengan nilai jati diri akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal
generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika
penerus bangsa tidak memiliki jati diri?
Marilah kita Mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia, terima globalisasi
dengan rasa kritis dan banyak melakukan hal positif dalam menggunakan
globalisasi yang ada sekarang ini. Sebagai masyarakat Indonesia mulai dari
sekarang kita utamakan produk dalam negeri dan kenali kebudayaan kita.
(Dikutip dari https://agungaw.wordpress.com/2010/03/01/pkn-minggu3/)
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.
B. Kegiatan Praktik
20 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan
kenyataan yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara
Melaksanakan Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan
dengan jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh,
masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan
jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10. Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11. Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil
pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik
21 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra