Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas
kadang-kadang membuat guru kaku terutama dalam memilih satu atau
metode pembelajaran, dan mengaplikasikannya dalam proses
pembelajaran. Pada kenyataannya pendidikan telah dilaksanakan
semenjak adanya manusia, hakikatnya pendidikan merupakan
serangkaian peristiwa yang kompleks yang melibatkan beberapa
komponen antara lain: tujuan, murid, pendidik, isi/bahan, cara/metode
dan situasi/lingkungan. Hubungan keenam faktor tersebut berkait satu
sama lain dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas satu
pendidikan.

Keadaan siwa SMP dengan sistem menerapaka K13 dan menuntut


siswa untuk lebih aktif dalam hal ini yang berkaitan dengan mata
pelajaran Bahasa Inggris, lebih tepatnya dalam materi teks khusus yaitu
notice, short message, announcement, dan report text, tidak
menutup kemungkinan banyak guru yang mengalami kesulitan dalam
menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal. Karena guru dituntut untuk mengejar target
materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada setiap semester.

Keberhasilan pengajaran juga tergantung pada keberhasilan


murid dalam proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan murid
tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan,
kurikulum maupun metode. Akan tetapi guru mempunyai posisi yang
sangat strategi dalam meningkatkan prestasi murid dalam penggunaan
strategi pembelajaran yang tepat.

Banyaknya persiapan yang ingin dilakukan dalam metode


pembelajaran Kurikulum 13 sehingga guru sasaran merasa terbebani
dalam memberikan pembelajaran, dan guru sasaran lebih cenderung
untuk menggunakan pembelajaran langsung.

1|Best Practice (PDL) I Nyoman Wiastra


Oleh karena itu model pembelajaran Kurikulum 13 tersebut perlu
disosialisasikan lebih optimal pada guru sasaran untuk dapat
diaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan
supaya guru sasaran tidak tertinggal dengan inovasi pendidik dengan
penerapan model pembelajaran inovatif.

B. Jenis Kegiatan
Dari penjelasan tentang latar belakang masalah di atas, diketahui

bahwa ruang lingkup penelitian ini meliputi kajian pembelajaran,

khususnya pada Pembelajaran Kurikulum 13 dalam pembelajaran

Bahasa Inggris pada aspek teks khusus, short message,

announcement, notice, dan report text.

Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran, merupakan

program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui

pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan

mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Program ini

merupakan bagian dari program Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang

Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

C. Manfaat Kegiatan

 Membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi


pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga penilaiannya

2|Best Practice (PDL) I Nyoman Wiastra


 Membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat
meningkatkan kompetensinya
 Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan
supervisi akademik
 Memberikan acuan kepada pengawas sekolah dalam pelaksanaan
supervisi akademik dan manajerial.

3|Best Practice (PDL) I Nyoman Wiastra


BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


a) Mewujudkan pemerataan pendidikan yang berkualitas dan
berkeadilan.
b) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas peningkatan kompetensi
pembelajaran, di mana kegiatan dilakukan secara terintegrasi
dalam satu area wilayah dengan mempertimbangkan jarak, akses,
dan volume guru yang ikut serta.
c) Memudahkan dalam melakukan pemetaan kompetensi, kinerja,
serta aktivitas guru.
d) Memudahkan dalam melakukan pembinaan terhadap program
peningkatan kompetensi guru sesuai dengan hasil pemetaan yang
dilakukan.
e) Memudahkan dalam melakukan supervisi dan koordinasi
peningkatan kompetensi pembelajaran.
f) Sasaran Program PKP Berbasis Zonasi adalah peserta didik melalui
guru pada semua jenjang satuan pendidikan mulai dari TK/TKLB,
SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK/SMKLB.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah
materi Kelas VIII dan kelas IX untuk tema teks khusus, short message,
notice, announcement, dan report text.
Bahasa Inggris Kelas VIII
3.21 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks , dan unsur
kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk pesan
singkat dan pengumuman /pemberitahuan (notice)
KD 3.3
dengan memberi dan meminta informasi terkait
kegiatan sekolah , sesuai dengan konteks
penggunaannya

4|Best Practice (PDL) I Nyoman Wiastra


3.2.1 Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari
media cetak atau elektronik dengan menggunakan
KD 4.3
kosakata baku dan kalimat efektif secara lisan, tulis,
dan visual
Bahasa Inggris Kelas IX
3.12 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam
bentuk pesan singkat dan pengumuman/
KD 3.2 pemberitahuan (notice), dengan memberi dan
meminta informasi terkait kegiatan sekolah, sesuai
dengan konteks penggunaannya.

4.12.1 Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan


fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
pesan singkat dan pengumuman/pemberitahuan
(notice) lisan dan tulis, sangat pendek dan
sederhana, terkait kegiatan sekolah.

4.12.2 Menyusun teks khusus dalam bentuk pesan singkat


KD 4.2
dan pengumuman/pemberitahuan (notice), sangat
pendek dan sederhana, terkait kegiatan sekolah,
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai
konteks

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Pelaksanaa kegiatan ini di atur dalam SIM PKB bagi tenaga
pengajar yang berkesempatan mendapatkan undangan dalam bentuk
email maka peserta mempunyai hak untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah
menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran
problem based learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik
yang telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil telaah KD yang

5|Best Practice (PDL) I Nyoman Wiastra


ada di kelas VIII, dan kelas IX. Melalui teks khusus unit 1 dan unit 2,
teramasuk di dalamnya, kelas VIII, materi short message,
announcement, notice, dan kelas IX, reeport text.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD
yang ada di kelas V, peulis memilih tema modernisasi untuk
membelajarkan pasangan KD 3.3-4.3 muatan Bahasa Indoesia; KD
3.2 – 4.2 muatan IPS; dan KD 3.3 – 4.3 muatan IPA di kelas V
semester 1.
4. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
5. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

IPK Bahasa Inggris Kelas VIII


3.3.1 Mengidentifikasi fungsi sosial Short Message
3.3.2 Mengidetifikasi struktur Short Message
3.3.3 Mengidentifikasi unsur kebahasaan Short Message
KD Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan fungsi
4.3 sosial Short Message
Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan fungsi
sosial Short Message
Menangkap makna secara kontekstual terkait dengan unsur
kebahasaan Short Message
IPK Bahasa Inggris Kelas IX
3.3.1 Mengidentifikasi fungsi sosial teks report tulisan
3.3.2 Mengidentifikasi struktur teks teks report tulisan
3.3.3
Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks report tulisan

6|Best Practice (PDL) I Nyoman Wiastra


B. BAHAN DAN MATERI
Bahan / Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi
kelas IX untuk tema Report Text berikut ini

Bahasa Inggris

3.9 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur


kebahasaan beberapa teks information report lisan dan tulis
dengan memberi dan meminta informasi terkait mata pelajaran
lain di Kelas IX, pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks
penggunaannya

4.9. Teks Information Report


4.9.1 Menangkapmakna secara kontekstual terkait fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan teks information report
lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait topik yang
4.9.2 tercakup dalam mata pelajaran
lain di Kelas IX
Menyusun teks information report lisan dan tulis, sangat pendek
dan sederhana, terkait topik yang tercakup dalam mata pelaiaran
lain di Kelas IX, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks

C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan


Kecapakan Abad 2l di dalam proses pembelajaran.
2. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M)
yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu
optimalisasi peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad
21dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi
literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses
belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara
kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan
teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD) agar
tujuan pembelajaran tercapai.Pembelajaran abad 21 secara
sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan
kecakapan abad 21- kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1)

7|Best Practice (PDL) I Nyoman Wiastra


Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem
solving, dan {4} Creative and lnnovative. Berdasarkan Taksonomi
Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan
yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking
Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle
Order Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-4
{mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher
Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5
(mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21
(4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka
mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu
globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek)
K-13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah
paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam
pembelajaran, Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 {4C),
HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual
sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun
tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13
lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya
dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur
ketercapaian kompetensi siswa.

D. Alat/lnstrumen
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru,
guru pun diharapkan untuk menggunakan atau mengembangkan mode-
model pembelajaran yang lebih variatif agar pembelajaran lebih,
menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS ditindaklanjuti
dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur
ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan
KKO yang telah ditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan
bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan
HOTS yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan sekedar
menanyakan sekedar menanyakan "apa?",

8|Best Practice (PDL) I Nyoman Wiastra


"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan
"bagaimana?". Berdasarkan kepada hal tersebut, maka guru harus
banyak membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa, agar siswa terbiasa
mengasah nalar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan
solutif.

Media pembelajaranyang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a)


contoh Report Text berjudul "Is Television Good or Bad?", (b) buku guru
dan buku siswa when english rings the bell, kelas IX kemendikbud 2017
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a)
instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar
observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan
menggunakan uraian singkat.

D. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan ini di laksanakan pada pada 6 Oktober hingga 3 Oktober 2019,
tempat kegiatan praktik di SMP Negeri 2 Gabuswetan.

9|Best Practice (PDL) I Nyoman Wiastra


BAB III
HASIL KEGIATAN

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi


guru yang harus semakin berkualitas dalam melaksanaan kegiatan
pembelajaran. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan
saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu
optimalisasi perim guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21 dan
HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM).
Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan
menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan
karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran abad 21secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran


yang memberikan kecakapan abad 2l kepada peserta didik, yaiu 4C yang
meliputi: (l) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and
problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi
Bloom yangtelah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang
perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu
C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills)
yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada
peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5
(mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik,
pembelajaran abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam
pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalanrangka
menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8
(delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai
pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan selama
ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan
kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifrk, pembelajaran
abad 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran
kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar
ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13

10 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya
dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian
kompetensi siswa.

Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa


belajar degan model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat
nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa
pun merasa lebih percaya diri menghadapr ulangan (penilaian) setelah
mendapat penjelasan guru melalui ceramah. Agar siswa yakin bahwa
pembelajaran tematik dengan Discovery Learnng. dapat membuat mereka
lebih meguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas
tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills HOTS).

11 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang

desain pembelajaran (RPP) yang telah dikembangkan maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada kondisi dan potensi pengembangan desain pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis

HOT dikarenakan di SMP Negeri 4 Pupuan belum menggunakan

model pembelajaran dan belum melatih kemampuan perpikir

tingkat tinggi pesrta didik atau HOTS.

2. Proses pembelajaran menerapkan desain pembelajaran (RPP)

yang model Discovery Learning dengan tujuan meningkatkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking

skill (HOTS) pada jenjang kognitif dari C4-C6, anlisis, evaluasi

dan kreasi,

3. Produk desain pembelajaran (RPP) menggunakan model

pembelajaran discovery learning berbasis higher order thinking

skill (HOTS) ini efektif diterapkan berdasarkan hasil nilai belajar

pretest dan postest yang meningkat.

4. Produk desain pembelajaran (RPP) menggunakan model

pembelajaran discovery learning berbasis higher order thinking

skill (HOTS) ini efesien diterapkan berdasarkan waktu yang

digunakan lebih sedikit dari yang direncanakan.

12 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
A. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan
model pembelajaran Discovery Learning (PDL), berikut disampaikan
rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku
siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan,
tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang
kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan
kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih
bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan
belajar degan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara
lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk
ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan
positif sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang
memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang
pembelajaran HOTS.
4. Pengembangkan produk desain pembelajaran harus memenuhi

kriteria efektif, efesien dan daya tarik, efektivitas berkaitan dengan

pencapaian tujuan pembelajaran yaitu pada hasil pembelajaran yang

didapatakan peserta didik. Efesiensi berkaitan dengan penggunaan

waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan daya tarik

berkaitan dengan ketertarikan anak disaat pembelajaran yang

berlangsung dimana anak tertarik dengan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajran discovery learning.

5. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunkan desain pembelajaran

berupa RPP ini sesuai dengan teori belajar kognitiv dan kontruktivistik

dimana peserta didik menemukan sendiri permasalahan yang ada

13 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
selain itu peserta didik aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,

menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang

dipelajari hal ini juga sesuai dengan tujuan pengembangan desain

pembelajaran untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi anak.

Pengembangan Pada desain pembelajaran ini menerapkan teori desain

ASSURE sehingga menjadi RPP dengan memilih.

6. Metode pembelajran dicovery learning yang diterapakan sesuai

langkah- langkah pembelajaran nya untuk melatih kemampuan

berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill (HOTS) pada

peserta didik.

7. Jenis penelitian R&D (penelitian dan pengembangan) ini dinilai oleh

banyak orang sebagai penelitian yang rumit sehingga kurang diminati

oleh penelit karena kurang memahami langkah-langkah penelitian

dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan hendaknya

dimulai dari hal-hal-hal sederhana Namun mempunyai manfaat yang

sangat berarti bagi guru maupun peserta didik, hal ini yang

melandasi peneliti untuk mengembangkan desain desain.

8. Desain pembelajaran berupa RPP yang akan di jadikan sebagai


motivasi guru untuk mengembangkan RPP dengan berbagai model
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal. pengembangan yang peneliti tuangkan dalam kegiatan ini
meliputi langkah- langkah : 1) pendahuluan, yang berisi analisis
kebutuhan dan identifikasi sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4)
validasi ahli, 5) revisi produk, 6) uji coba dan, 7) produk akhir adalah
desain pembelajarn berupa RPP tema 6 subtema 2 pembelajaran ke2.
Kegiatan ini menjadi pijakan empirik dan sumber inspirasi bagi
peneliti untuk melakukan hal yang sama pada obyek dan kompetensi
yang berbeda.

14 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
DAFTAR PUSTAKA

https://www.guru-id.com/2019/10/lk-9-contoh-best-practice-pkp-
smp.html
http://digilib.unila.ac.id/32897/2/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHA
SAN.pdf
https://drive.google.com/file/d/1WuKw9B2XZ5o4zK47CJOOgqtBFIaRmg5U
/view

15 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKS
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraian
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 8 : Kuesioner motivasi belajar siswa

16 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
Lampiran 1:

Conntoh Teks eksplanasi tentang globalisasi

Pengaruh Globalisasi terhadap Masyarakat Indonesia


// Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan
tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu
proses dari pikiran yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti
oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan
bersama dan menjadi patokan bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
Sebagai suatu proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam
interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dilihat dari
dimensi ruang akan semakin dipersempit dan dari dimensi waktu semakin
dipersingkat dalam berinteraksi dan berkomunikasi pada skala dunia.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan. Teknologi informasi
dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa
ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan
berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh
karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh besar bagi kehidupan suatu negara
termasuk negara kita Indonesia. Pengaruh tersebut dibagi menjadi dua yaitu
pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh positif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
1. Dilihat dari aspek globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara
terbuka dan demokratis, karena pemerintahan adalah bagian dari suatu
negara. Jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis
tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan
positif tersebut berupa jati diri terhadap negara menjadi meningkat dan
kepercayaan masyarakat akan mendukung yang dilakukan oleh
pemerintahan.
1. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,
meningkatkan kesempatan kerja yang banyak dan meningkatkan devisa
suatu negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan

17 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
kehidupan ekonomi bangsa yang dapat menunjang kehidupan nasional
dan akan mengurangi kehidupan miskin.
1. Dari aspek globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir
yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari
negara lain yang sudah maju untuk meningkatkan kedisplinan bangsa
yang pada akhirnya memajukan bangsa serta akan mempertebal jati
diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga dapat bertukar ilmu
pengetahuan tentang budaya suatu bangsa.
Pengaruh negatif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
1. Aspek politik, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia
bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran.
Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya jati
diri bangsa akan luntur dan tidak mungkin lagi bangsa kita akan
terpecah belah.
1. Aspek Globalisasi ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri karena banyaknya produk luar negeri (mainan, minuman,
makanan, pakaian, dll) membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa
cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya
jati diri bangsa kita. Maka hal ini akan menghilangkan beberapa
perusahaan kecil yang memang khusus memproduksi produk dalam
negeri.
1. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan
identitas diri sebagai bangsa Indonesia dimana dilihat dari sopan
santun mereka yang mulai berani kepada orang tua, hidup metal, hidup
bebas, dll. Justru anak muda sekarang sangat mengagungkan gaya
barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang
cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap
sebagai kiblat.
1. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi
ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan yang dapat
mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka
pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa.

18 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
1. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan
peduli dengan kehidupan bangsa. Padahal jati diri bangsa kita dahulu
mengutamakan Gotong Royong, tapi kita sering lihat sekarang
contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum tentu
mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak
adanya kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang.
Dampak di atas akan perlahan-lahan mempengaruhi kehidupan bangsa
Indonesia, Akan tetapi secara keseluruhan aspek dapat menimbulkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau luntur. Sebab
globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat Indonesia secara global.
Apa yang ada di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Bila dilaksanakan belum
tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dilaksanakan akan dianggap tidak
aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas
nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Pengaruh Globalisasi Terhadap jati diri di Kalangan Generasi Muda.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di
kalangan muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak
muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-
hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita
yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Padahal
cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita.
Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Tidak banyak
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian
yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa
batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda, internet
sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara
semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Dan sekarang
ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya.
Misal untuk membuka situs-situs porno, bahkan sampai terkena penipuan.
Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu hand

19 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
phone, apalagi sekarang ini mulai muncul hand phone yang berteknologi
tinggi. Mereka justru berlomba-lomba untuk memilikinya, tapi kita lihat alat
musik kebudayaan kita belum tentu mereka mengetahuinya. Hal ini jika
kita lihat dari segi sosial, maka kepedulian terhadap masyarakat menjadi
tidak ada karena mereka lebih memilih kesibukan dengan menggunakan
handphone tersebut.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak tahu
sopan santun dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan. Karena
globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka
bertindak sesuka hati mereka. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan,
mau apa jadinya generasi muda bangsa? Moral generasi bangsa menjadi
rusak, timbul tindakan anarkhis antara golongan muda. Hubungannya
dengan nilai jati diri akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal
generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika
penerus bangsa tidak memiliki jati diri?
Marilah kita Mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia, terima globalisasi
dengan rasa kritis dan banyak melakukan hal positif dalam menggunakan
globalisasi yang ada sekarang ini. Sebagai masyarakat Indonesia mulai dari
sekarang kita utamakan produk dalam negeri dan kenali kebudayaan kita.
(Dikutip dari https://agungaw.wordpress.com/2010/03/01/pkn-minggu3/)

R-9 Rubrik Laporan Best Practise

Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.

A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:

1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!


2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian anda terhadap
hasil kerja peserta sesuai rubrik berikut!

B. Kegiatan Praktik

1. Memuat Lembar Judul


2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditanda tangani Kepala Sekolah

20 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan
kenyataan yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara
Melaksanakan Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan
dengan jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh,
masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan
jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10. Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11. Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil
pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik

90  nilai  100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria

80  nilai  90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek


kurang sesuai

70  nilai  80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang


sesuai

60  nilai  70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai

<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek


kurang sesuai

21 | B e s t P r a c t i c e ( P D L ) I Nyoman Wiastra

Anda mungkin juga menyukai