Anda di halaman 1dari 8

LK 3.

1 MENYUSUN BEST PRACTICE

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN


MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTESTUAL MAMPU
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV
PADA TEMA 4 SUBTEMA 1

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SAKINAH ,S.Pd


NIP : 199507312020122023
UNIT KERJA : SDN 15 KOBA
TEMA : 4 SUBTEMA 1
AKSI : 1 (17 OKTOBER 2022)
PROVINSI : KEP. BANGKA BELITUNG

MAHASISWA PPG DALAM JABATAN KATEGORI II


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-
Nyapenulis dapat menyelesaikan BEST PRACTICE di SDN 15 Koba pada tahun ajaran
2022/2023 Diharapkan dengan selesainya penyusunan best practice di SDN 15 Koba dapat
memberikan keberhasilan dengan baik bagi peningkatan mutu pendidikan di lingkungan SDN
15 Koba. Dalam penyusunan best practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Hapni Siregar dan Faiz Ahyaningsih selaku dosen pembimbing ppg
2. Ibu Tetty Mike Wijaya, S.Pd.SD dan Ibu Sri Anita, S.Pd.SD selaku guru
pamong
3. Kepala SDN 15 Koba yang telah memberi izin , kesempatan dan
kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian
iniseluasluasnya.
4. Semua rekan guru ppg dalam jabatan Universitas Negeri Medan
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan best practice ini jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penulisan best practice ini di SDN 15 Koba. Akhirnya semoga best practice ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Koba Desember 2022


Peserta PPG

Sakinah, S.Pd
A. Latar Belakang

Latar belakang masalah dari praktik Pembelajaran ini adalah rendahnya Motivasi siswa
dalam proses pembelajaran di SDN 15 Koba sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar
siswa.. Adapun penyebab Motivasi siswa hasil belajar siswa adalah
1. kurangnya daya tarik siswa saat pembelajaran karena pembelajaran tidak cukup
menarik bagi siswa
2. Dalam proses pembelajarannya guru menerapkan metode ceramah, dimana
pembelajaran berlangsung hanya pada satu arah, sehingga aktivitas guru
mendominasi pembelajaran di kelas dan
3. peserta didik hanya sebagai pendengar dan penonton saja. Hal ini menyebabkan
peserta didik menjadi kurang aktif bahkan cenderung pasif.
4. kurangnya penggunaan Media dan model pembelajaran yang bervariatif. Media
tersebut bisa berupa Media Visual ataupun Audiovisual.
5. Guru kurang melakukan pendekatan yang intensif dengan siswa.

Praktik Pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena:

1. Sebagian besar guru mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang
saya hadapi saat ini terkait motivasi belajar siswa
2. Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi saya untuk perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya.
3. Praktik pembelajaran ini bisa memotivasi guru lain dalam hal mendesain
pembelajaran yang kreatif dan inovatif
4. Praktik pembelajaran ini dapat digunakan sebagai referensi bagi guru yang lain.

Pada praktek pebelajaran ini guru bertanggung jawab mendesain pembelajaran yang kreatif
dan inovatif dengan menggunakan model, metode, dan media pembelajaran yang tepat dan
inovatif ,Sebagai fasilitator dalam pelaksanaan proses pembelajaran serta membagikan
praktik ini kepada guru-guru agar semua guru memiliki persepsi yang sama bahwa
pembelajaran harus student centered/student oriented bukan teacher centered yang hanya
mendengarkan guru yang dominan menggunakan metode ceramah.

Berdasarkan hasil kajian literatur dan kajian wawancara penyebab dari hasil
belajar siswa rendah, yaitu motivasi belajar peserta didik rendah pada materi
Statistika antara lain:

1. Pembelajaran cenderung didominasi guru (teacher centered), dimana metode


ceramah, diskusi dan pemberian tugas masih mendominasi pembelajaran
sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran.
2. Metode kurang bervariasi sehingga menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan
peserta didik dalam belajar.
3. Faktor lingkungan keluarga, dimana motivasi belajar peserta didik dapat
dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern yang meliputi pola asuh keluarga,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga dan latar
belakang budaya keluarga, hubungan antara guru dan siswa, hubungan dengan
teman sekolah serta fasilitas belajar di sekolah.

Berdasarkan penyebab dari permasalahan diatas. Tantangan yang dihadapi

adalah:

➢ Tantangan Dari siswa

1. Siswa sulit berkonsentrasi pada saat pembelajaran


2. Siswa cenderung pasif saat pembelajaran, khususnya untuk mengemukakan
pendapatnya pada saat diskusi kelas disebabkan siswa cenderung tidak berani
mengemukakan pendapatnya, siswa pendiam sehingga sulit untuk diajak
berdiskusi atau tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran, siswa lebih percaya
kemampuan temannya dari pada kemampuan dirinya sendiri sehingga siswa
tidak berani berpendapat atau berbicara dalam diskusi kelas
3. Siswa tidak mengerjakan PR dan cenderung menunggu guru untuk
menyelesaikan soal.

➢ Tantangan Dari Guru

1. Mengoptimalkan pemanfaatan model pembelajaran inovatif sehingga mampu


meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dan berpikir kritis.
2. . Pemilihan metode yang sesuai dan bervariasi untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik.
3. Pemilihan media pembelajaran yang tepat, menarik dan menyenangkan sesuai
dengan karakteristik materi pembelajaran sehingga mampu memotivasi peserta
didik untuk belajar.
4. Guru harus mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui proses
pembelajaran yang menyenangkan.
5. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran ke arah HOTS yang mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut diatas

antara lain:

1. Pemilihan Model Pembelajaran Inovatif.

Strategi yang digunakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan model pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) dimana PBL ini merupakan model pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik ( student orientend). Selain itu PBL juga digunakan untuk
meningkatkan kemandirian siswa, meningkatkan solidaritas sosial siswa dan dapat
mengembangkan motivasi dan rasa keingintahuan siswa pada materi yang dibahas. Model
PBL mengkaitkan siswa dengan masalah di kegiatan nyata, sehingga membangkitkan
kreatifitas peserta didik dalam mencari dan menjalani solusi untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dan peserta didik lebih memahami dan menguasai materi yang diberikan
karena pemecahan masalah mereka temukan sendiri, sehingga lebih mudah dalam mengingat
materi yang dipelajari. model Problem Based Learning (PBL) adalah model pengajaran yang
bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memeroleh pengetahuan. Guru
menggunakan model pembelajaran PBL yang berpedoman pada perangkat pembelajaran
yang sudah dirancang yang dituangkan dalam kegiatan pendahuluan , kegiatan inti,dan
kegiatan penutup dengan tujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Kegiatan pendahuluan mengucapkan salam dan sapa berdoa sebelum


belajar,menanyakan kehadiran siswa,pembiasaaan membaca melakukan
apersepsi,menyampaikan kebermanfaatan materi,tujuan
pembelajaran,memberikan motivasi dan stimulus dengan mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari – hari,serta meminta siswa untuk menyiapkan
peralatan untuk belajar.
2. Kegiatan inti : melaksanakan langkah – langkah model pembelajaran PBL
sebagai berikut :1) orientasi peserta didik pada masalah ,2) mengorganisasi
peserta didik untuk belajar, 3)membimbing penyelidikan individual dan
kelompok ,4)mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5)menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3. Kegiatan penutup : memberikan penguatan dan kesimpulan,melakukan
refleksi,memberikan apresiasi atau reward,melakukan evaluasi,memberikan
tindak lanjut atau tugas dirumah,menginformasikan tugas yang,menutup
pelajaran berdoa bersama dan mengucapkan salam.
4. Pendekatan Pembelajaran
Guru menggunakan pendekatan kontestual yang mengaitkan materi dengan
situasi/ kondisi nyata siswa
5. Penilaian
Dalam hal ini guru melakukan penilaian secara keseluruhan dari ranah
kognitif,afektif,dan psikomotorik.pada penilaian juga terdapat instrumen
penilaian.

2. Pemilihan Media Pembelajaran Inovatif

Strategi yang digunakan adalah menggunakan media pembelajaran inovatif berbentuk


Power Point (PPT) dan vidio pembelajaran yang dibuat sendiri dimana media pembelajaran
sebagai salah satu sumber belajar bisa digunakan sebagai alat bantu yang berfungsi melancarkan
jalannya kegiatan belajar mengajar akan membantu guru memperkaya wawasan peserta didik
dalam memahami suatu konsep tertentu agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik karena
setiap mata pelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi, ada materi ajar yang tidak
memerlukan alat bantu, tetapi ada materi ajar yang
sangat sulit sehingga memerlukan alat bantu. Dengan mempertimbangkan pentingnya media
pembelajaran sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka kita sebagai
seorang guru harus bisa menentukan sumber belajar yang tepat.
Proses pembuatan media pembelajaran inovatif dibuat oleh guru sendiri mulai dari
membuat slide, memberi efek animasi dan menyisipkan vidio pembelajaran dalam power point.
Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah kuota, perangkat
(device) yang mendukung

3. Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik

Untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu dengan
menggunakan pendekatan kontestual, Pada pendekatan ini guru mengaitkan materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.
Untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran Guru juga
merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja (LKPD) yang berpusat pada peserta
didik terkait dengan Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran yang akan
dicapai

Refleksi Hasil dan dampak

Berdasarkan hasil pelaksanan pada Praktek I Pembelajaran masih tergolong cukup


aktif karena pada saat Guru memberikan pertanyaan untuk membangun pengalaman, siswa
kurang antusias dalam menanggapi, siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, pada
saat berdiskusi juga masih belum optimal hanya didominasi oleh siswa tertentu, demikian
juga saat presentasi siswa masih gamang karena belum terbiasa. Pada Praktik II terlihat siswa
lebih termotivasi yang ditunjukkan oleh:

1. Selama proses pembelajaran Peserta didik berkonsentrasi terlihat dari respon


terhadap pertanyaan atau instruksi yang diberikan guru
2. Peserta didik berdiskusi dengan aktif, Peserta didik yang memiliki
kemampuan kognitif tinggi menjadi tutor sebaya bagi siswa yang memiliki
kemampuan kognitif rendah di masing – masing kelompok
3. Peserta didik mampu mengerjakan soal yang diberikan guru dengan tepat
4. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusi kedepan kelas dengan penuh
percaya diri dan kemampuan komunikasi yang baik
5. Peserta didik mampu membuat kesimpulan terkait materi yang dipelajari 6. Peserta
didik senang dalam pembelajaran terlihat dari jurnal refleksi yg 85% Siswa
menyatakan sangat senang pada saat pembelajaran.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL mampu
memotivasi dan meningkatkan rasa keingintahuan siswa pada materi yang dibahas.
Model PBL mengkaitkan materi dengan masalah di kegiatan nyata, sehingga membangkitkan
kreatifitas peserta didik dalam mencari dan menjalani solusi untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dan peserta didik lebih memahami dan menguasai materi yang diberikan
karena pemecahan masalah mereka temukan sendiri, sehingga lebih mudah dalam mengingat
materi yang dipelajari.
Dari data hasil evaluasi terlihat peningkatan hasil belajar yang signifikan dimana pada
praktek I 40% siswa tuntas KKM mengalami peningkatan menjadi 90% pada Praktik II, Siswa
juga mampu menyelesaikan soal dengan runtut dan berani untuk menjawab pertanyaan dari
guru. Hasil belajar selalu menunjukkan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan model
pembelajaran PBL
Pemilihan media yang variatif sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan peserta
didik terlihat dari kegiatan peserta didik saat pembelajaran. Penggunaan media Power Point
(PPT) sangat membantu pemahaman peserta didik akan materi Statistika dibuktikan dari
persentase ketuntasan hasil evaluasi Desain kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (student centered) dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar. Pada Praktik pertama
Penggunaan media kurang optimal karena memutar vidio pembelajaran yang durasinya
terlalu panjang sehingga siswa terlihat bosan akan tetapi pada praktik kedua masalah bisa
diatasi dengan menjedah vidio diselingi dengan penjelasan dari guru sehingga lebih interaktif
dan bervarisi.
Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan sangat ditentukan oleh kompetensi
dan penguasaan guru dalam pemilihan model, metode, dan media serta langkah-langkah
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat. Pembelajaran yang diperoleh dari keseluruhan
proses adalah saya mendapat feedback positif dari peserta didik dan guru lain serta kepala
sekolah dengan adanya penerapan model PBL dalam pembelajaran. Seyogyanya guru dituntut
lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan diri untuk kemajuan proses pembelajaran,
baik dari segi model, metode, media, sistem penilaian, dan lain-lain agar dapat meningkatkan
kualitas pendidikan sesuai yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai