Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSA KATA BAHASA


INGGRIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA MATERI
DEMONSTRATIVE PRONOUNS PESERTA DIDIK KELAS VII E
SMPN 2 PANGKALAN 2020/2021

DISUSUN OLEH:
NAMA: LAELA SUMINAR
NO : 201501691333

PROGRAM PROFESI GURU


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR. HAMKA
2020
Judul

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSA KATA BAHASA


INGGRIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA MATERI
DEMONSTRATIVE PRONOUNS PESERTA DIDIK KELAS VII E
SMPN 2 PANGKALAN 2020/2021

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

 Pendidikan pada masa abad ke-18 lebih mengutamakan pemahaman konseptual


secara manual. Manusia yang hidup di abad tersebut memiliki kemampuan intelektual
melalui referensi yang ada di perpustakaan. Namun, hal tersebut sangat tidak efektif
karena pendidikan hanya terserap untuk negara yang sudah maju dalam bidang industri.
Kemudian mulai berkembang di abad 20, terciptanya alat-alat telekomunikasi modern
yang mengubah gaya hidup manusia. Setelah itu, era digital mulai memasuki pasar
global untuk memperbarahui pola pikir dalam berinovasi.
  Proses pendidikan saat ini telah bergeser sesuai dengan perkembangan zaman dan
mengalami perubahan pesan dengan memanfaatkan teknologi digital dimana teknologi
di manfaatkan untuk kepentingan peningkatan layanan dan kualitas pendidikan (Prasojo
dan Riyanto, 2011).
Saat ini, kita sedang menghadapi revolusi industri yang dikenal dengan Revolusi
Industri 4.0. Era ini merupakan era inovasi disruptif, di mana inovasi ini berkembang
sangat pesat, sehingga mampu membantu terciptanya pasar baru. Inovasi ini juga
mampu mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada dan lebih dahsyat lagi mampu
menggantikan teknologi yang sudah ada.
Mengingat tantangan yang besar tersebut, tenaga pendidik di era revolusi industri
harus meningkatkan pemahaman dalam mengekspresikan diri di bidang pengajaran.
Seorang guru harus memiliki 4 kompetensi ( pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional). Keempat kompetensi itu saling berkaitan satu sama lain. Hal yang
mendasar dalam sebuah proses pembelajaran yaitu berhubungan dengan kompetensi
pedagogik. Salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru
adalah kemampuan dia dalam memilih model pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan khususnya ditingkat SMP atau sederajat bahasa Inggris

merupakan merupakan salah satu pelajaran yang penting. Untuk itu pemerintah dalam

PP No.34 tahun 2007 (Himpunan Peraturan Pemerintah RI di bidang Pendidian,

2007:861) menentukan Standar kompetensi Lulusan (SKL) untuk bahasa Inggris tingkat

SMP dengan salah satu uraian sebagai berikut;

Siswa harus memehami teks fungsional pendek (seperti pengumuman, kartu


ucapan.surat pendek, label,iklan dll) dan esai sederhana berbentuk deskriptif
(descriptive, procedur, dan report) dan naratif (narrative dan recount) dalam
konteks kehidupan sehari-hari dengan cara mengidentifikasi; gagasan
utama,informasi rinci tersurat, dan tersirat,rujukan kata,makna kata, frasa dan
kalimat, (termasuk kosakata,tata bahasa dan ciri kebahasaan lainnya yang terkait
dengan jenis teks dan tema).

Berdasarkan keterangan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kosakata

mempunyai peranan yang penting dalam pengajaran bahasa Inggris. Siswa akan mampu

memahami makna kata dalam sebuah kalimat atau paragraf ketika mereka mempuyai

kosakata yang cukup banyak. Dalam upaya peningkatan kosakatanya guru harus lebih

kreatif agar siswa tidak merasa jenuh. Guru harus mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa sehingga terciptanya suasana menyenangkan pada proses pembelajaran.

Diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai dan penggunaan model

pembelajaran yang menarik bagi genersi milenial agar lebih termotivasi dalam proses

pembelajaran sehingga mencapai hasil yang diharapkan.

Keadaan riil peserta didik kelas VII E yang berjumlah 35 peserta didik masih

memiliki kemampuan yang sangat rendah terhadap pembelajaran bahasa inggris, apalagi

dengan menggunakan moda daring seperti sekarang ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil

pengamatan langsung oleh guru kepada peserta didik pada saat pembelajaran daring,

yaitu
a. Ketertarikan dalam belajar

Terdapat 2 (5,7%) peserta didik sangat antusias, 8 (22,9%) peserta didik cukup

antusias dan 25 (71,4%) peserta didik kurang antusias

b. Perhatian pada pelajaran

Terdapat 2 (5,7%) peserta sangat konsentrasi, 8 (22,9%) peserta didik cukup

konsentrasi dan 25 (71,4%) peserta didik kurang konsentrasi.

c. Motivasi Belajar

Terdapat 1 (2,9%) peserta didik sangat termotvasi, 7 (20%) peserta didik cukup

termotivasi dan 27 (80%) peserta didik kurang termotivasi.

d. Pengetahuan dalam pelajaran

Terdapat 1 (2,9%) peserta didik berpengtahuan luas, 7 (20%) peserta didik cukup

berpengetahuan dan 27(80%) peserta didik kurang memilki pengetahuan.

Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan pengetahuan dalam

pelajaran peserta didik sangatlah rendah. Rendahnya pengetahuan tersebut

mengakibatkan rendah pula kemampuan peserta didik. Selain itu, rendahnya motivasi

dan perhatian peserta didik pada pelajaran bahasa inggris menyebabkan peserta didik

cenderung pasif, sehingga peserta didik sangat sedikit menyerap pembelajaran yang

diberikan.

Sedangkan pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang selama ini di

laksanakan masih belum bisa merangsang siswa supaya aktif di dalam pembelajaran

bahasa Inggris. Oleh karena itu seorang pengajar juga harus bisa memilih model

pembelajaran yang tepat supaya siswa bisa berperan aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan masalah yang ditemukan diatas, maka penulis menyusun proposal ini

dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA


INGGRIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA MATERI

DEMONSTRATIVE PRONOUNS PESERTA DIDIK KELAS VII E SMPN 2

PANGKALAN 2020/2021

” Menurut Buzan dalam Deporter, dkk., (2014: 225) mind mapping merupakan

metode mencatat kreatif yang memudahkan kita dalam mengingat banyak informasi.

Catatan tersebut membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik

utama di tengah sedangkan subtopik dan perincian menjadi cabang-

cabangnya. Mind mapping terbaik adalah mind mapping yang warna- warni dan

menggunakan banyak gambar dan simbol.

Penulis berharap dengan model tersebut dalam pembelajaran bahasa Inggris

siswa akan lebih termotivasi, dan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran bahasa

Inggris sehingga kemampuan peserta didik juga meningkat terutama pada writing skill.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana hasil belajar kosakata bahasa Inggris Peserta didik kelas VII di

SMPN 2 Pangkalan?

2. Kesulitan apa saja yang dialami peserta didik di SMPN 2 Pangkalan untuk

membuat sebuah kalimat dengan menggunakan Demonstrative Pronoun?

3. Apakah latar belakang peserta didik mempengaruhi kemampuan peserta didik di

SMPN 2 Pangkalan dalam penguasaan kosa kata bahasa Inggris?

4. Apakah penggunaan teknik Mind Maping dapat meningkatkan keaktifan peserta

didik di SMPN 2 Pangkalan pada saat pembelajaran?

5. Apakah dengan menggunakan Mind Maping dapat meningkatkan Kosakata

Peserta didik?

C. Analisis Masalah
1. Kosakata bahasa Inggris peserta didik kelas VII di SMPN 2 Pangkalan

sangat kurang.

2. Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik di SMPN 2 Pangakalan

adalah pemilihan katanya.

3. Latar belakan peserta didik kelas VII di SMPN 2 Pangkalan hampir 99 %

belum pernah belajar bahasa Inggris ketika di Sekolah Dasarnya

4. Penggunaan mind mapping dalam pembelajaran bisa meningkatkan

keaktifan peserta didik.

5. Penggunaan mind mapping dapat meningkatkan kosa kata bahasa

inggris.

D. Rumusan masalah penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model mind mapping dapat meningkatkan kosakata

bahasa Inggris pada peserta didik kelas VII E SMPN 2 Pangkalan?

2. Bagaimana penggunaan model mind mapping bisa meningkatkan Kosakata

peserta didik kelas VII E SMPN 2 Pangkalan?

E. Tujuan penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh model mind mapping terhadap Kosa kata bahasa

Inggris pada peserta didik kelas VII E SMPN 2 Pangkalan.

2. Mengetahui peningkatan kemampuan Kosakata dengan model mind

mapping pada peserta didik kelas VII E SMPN 2 Pangkalan

F. Manfaat penelitian
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa

Meningkatkan kosakata pada peserta didik dengan model yang tepat.

2. Guru

Memberikan informasi mengenai model pembelajaran yang bisa digunakan untuk

meningkatkan Kosa kata dan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian

selanjytnya

3. Sekolah

Memberi masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di

SMPN 2 Pangkalan
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Tindakan Kelas


a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru
atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dapat diartikan sebagai proses
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya
untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut. PTK merupakan salah satu publikasi ilmiah dalam konteks pengembangan
profesi guru secara berkelanjutan yang ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan mutu
proses dan hasil pembelajaran atau mutu pendidikan pada umumnya. PTK ini cocok
dilakukan oleh guru karena prosenya praktisPengertian Penelitian Tindakan Kelas

b.Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah;
(2) menganalisis masalah;
(3) merumuskan hipotesis tindakan;
(4) membuat rencana tindakan dan pemantauannya;
(5) melaksanakan tindakan dan mengamatinya;
(6) mengolah dan menafsirkan data; dan
(7) melaporkan.
2.2 Teori Hasil Belajar Kosa kata Bahasa Inggris
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan Proses manusia untuk memperoleh kecakapan,
keterampilan,dan sikap. Setelah belajar diharapkan ada perubahn sikap hidup menjadi
lebih baik.
Ada bebrapa pengertian belajar menurut para pakar pendidikan diantaranya
adalah menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2009:2) menyatakan bahwa “belajar
adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan dieroleh langsung dari proses pertumbuhan
seseorang secara alamiah.”Dari pernyataan tersebut kita mengetahui bahwa seseorang
memperoleh keampuan dalam suatu bidang melalui suatu kegiatan atau aktivitas secara
terus menerus sehingga terjadi suatu perubahan tingkah laku..
b. Prinsip Belajar
Setelah kita tahu pengertian belajar, selanjutnya kita akan merumukan prinsip-
prinsip dalam belajar, diantaranya adalah;
1)Prinsip belajar adalah perubahan perilaku
a) Perubahan perilaku memiliki ciri-ciri
b) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari
c) Kontinu atau berkesinambungan
d) Fungsiobal atau bermanfaat dalam hidup
e) Positif atau berakumulasi
f) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan
g) Permanen atau tetap
h) Bertujuan dan terarah
i) Mencakup keseluruahan potensi kemanusiaan
2) Belajar merupakan proses
Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah
proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan
funsional dari berbagai omonen belajar.
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman
Pengalaman pada dasarnya adaah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya. Prinsip ini sesuai denganpernyataan William Burton dalam Suprijono
(2012:5) yang mengemukakan bahwa “ A good learning situation consist of a rich and
varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on
in interaction with a varied and propocative environtmnt’.
Jadi berdasarkan keterangan tersebut dapat kita simpulkan bahawa sebuah kondisi
belajar yang baik adalah berdasarkan banyaknya pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan sekitar.

B. Kosakata
1) pengertian Kosakata
Kosa kata adalah sejumlah kata ynag digunakan untuk nerbahasa. Kodsakata
sangat penting dalam berbahas, karena semakin banyak kosakata yang dimiliki akan
semakin mudah seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Banyaknya kosakata
yang dimilki seseorang akan dapat menentukan kepandaian dia dalam berkomunikasi.
Menurut Tarigan dalam edisi revisi(2011:2) menyatakan “ kualiatas keterampilan
berbahasa seseorang bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang
dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang kita miliki, semakin besar pula kemungkinan
kita terampil dalam berbahasa”. Jadi peranan kosakata sangatlah penting dalam
kehidupan manusia sebagai syarat untuk berbahasa.
Menurut Hornby (1995:1331) menyatakan “ Vocabulary is the total number of
words in a language”. Kosakata adalah sejumlah kata dalam sebuah bahasa. Kosakata
mempunyai peranan yang sangat penting rterutama dalam rangka mempelajari sebuah
bahasa asing.
2) Peranan Kosa kata
Kosakata mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah bahasa, hal ini
sesuai dengan keterangan Dale et all dalam Tarigan (2011:2-3) yang menyatan peranan
kosa kata dalam buku pelajaran adalah;
a) Kuantitas dan kualitas, tingkat serta kedalaman kosakata seseorang merupakan
index pribadi yang terkait bagi perkembangan mentalnya.
b) Perkembanhan kosakata merupakan perkembangan konseptual, merupakan suatu
tujuan pendidikan dasar bagi setiap sekolah atau perguruan.
c) Semua pendidikan pada dasarnya adalah pengembanagan kosakata yang juga
merupakan pengembangan konseptual.
d) Suatu program yang sistematis bagi pengembangan kosakata akan dipengaruhi
oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemampuan bawaan, dan status sosial.
e) Faktor-faktor geografis juga turut mempengaruhi kosa kata
f) Sepertinya juga halnya dalam proses membaca yang membimbing seseorang
dari yang telah diketahui kearah yang belumatau tidak diketahui, maka telaah
kosa kata yang efektif pun harus beranjak dengan arah yang sama, dari kata-kata
yang sudah diketahui menuju yang belum diketahui.

Jadi peranan kosakata sangatlah penting, selain untuk mengukur kecerdasan


berbahasa, kosakatajuga dapat berpengaruh pada perkembanaga mental siswa.
Beberapa ahli bahasa menjelaskan tata cara untuk memperoleh kosakata yang
sesuaibdengan kebutuhan untuk pembelajaran. Salah satunya menurut Kramsch
dalam Nation (2001:230) dia menyatakan bahwa ada beberapa cara untuk
memperoleh kosa kata;
1) Selecting the word
Pembelajar diperintahkan untuk mempelajari dan menghafal lima kata
setiap hari.Tiga kata dipilih oleh mereka sendiri dan dua kat dipilih oleh
guru.
2) Recording the word and monitoring the recording
Kramsch menganjurkan untuk menuliskan kata dalam kartu, dan
menuliskan pula dalam kartu yang berbeda dalam bentuk sinonim,
antonim, terjemahannya, dan sebuah contoh dalam kalimat.
3) Learning the words
Kata-kata ditulis dalam kartu kecil kemudian disebelahnya lagi dituliskan
terjemahannya
4) Sharing with others
Pembelajaran diharuskan secara berkesinambungan menampilkan sebuah
kata atau beberapa kata keteman yang lainnya dengan menuliskan
dipapan tulis. Kemudian terjemahkan dan ceritakan dimana ereka
menemukannnya, kenapa kata itu dihafal dan berikan contoh dalam
kalimat.
5) Assessinng and monitoring learning
Pembelajaran bwrpasanagan atau dalam sebuah group kecil, dan diberi
satu kelompok kata dalam kartu, kemudian masing-masing pembelajar
dites dengan diberi lima kata (mereka harus menebak arti kata dari kata
tersebut) oleh temannya yang lain
6) Recycling the vocabulary
Pembelajar memberikan tanda pada tulisan mereka dengan menggunakan
pulpen warna, yang menunjukkan bahwa kata tersebuttelah digunakan
dalam kartu mereka.

Berdasarkan keterangan di atas kiata dapat mengambil kesimpulan

bahwa kosakata sangat penting untuk dipelajari. Para ahli ahasa mencari cara

yang tepat agar kosakata diingat dengan mudah.Dan ada berbagai cara yang
berhasil mereka temukan untuk mempelajari kosa kata agarlebih cepat untuk

mengingatnya.

Dalam dalam penelitan ini saya akan mencoba untuk menggunakan Min

mapping untuk meningkatkan kosa kata peserta didik.

3) Kosa kata Dasar

Kosakata dasar (Basic vocabulary) adalah kata-kata yang tidakmudah berubah

atau sedikit sekali kemungkinannnya diambila dari bahas lain.kosakata dasar terdiri

atas;

a) Islilah kekerabatan; misalnya; father, mother, sister, brother,

grandfather,grandmother,unce, aunt,parents in law,son in low, dll

b) Nama-nama bagian tubuh; misalnya; head, hair, eyes, nose,

check,chin,mouth,hand,teeth, finger, back, dan lain-lain

c) Kata ganti(diri, penunjuk); misalnya; I, you, we, they, he, she ,it ,my ,your, her,

his, our ,their, its, this,that, there is, there are, dan lain-lain.

d) Kata bilangan pokok; misal; one, two,three,four,five, six, dan sebagainya.

e) Kata kerja pokok; misalnya; eat , drink, sleep, drink, watch,go, come, dan

sebagainya.

f) Kata keadaan poko/kata sifat;misalnya; happy,lazy, beautiful, hungry.angry,

dilligent,rich. Dan sebagainya.

g) Benda-benda universal;misalnya; moon, sun, sky, eart, air, fire, animal, land,

plant, dan lain-lain.

C. Demonstrative Pronouns
1) Pengertian
Untuk menguasai bahasa Inggris, grammar merupakan aspek penting yang harus
dipahami. Grammar merupakan aturan yang menunjukkan bagaimana suatu kata
dikombinasi dengan kata lain, disusun dan dirubah untuk menunjukkan beberapa
jenis makna. Dalam belajar bahasa Inggris terdapat delapan jenis kata yang
menjadi parts of speech, salah satunya adalah pronouns (kata ganti). Pronouns
akan terbagi-bagi lagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah demonstrative
pronoun. Demonstrative pronoun merupakan kata ganti penunjuk yang tergolong
ke dalam definite pronoun, dimana kita sudah mengetahui sesuatau yang
digantikan dengan jelas. Pada umumnya, kata benda yang digantikan adalah
berupa benda, orang ataupun hal. Dalam bahasa Indonesia, hanya ada dua kata
demonstrative pronoun yang hanya dipengaruhi dari jarak benda dari kita. Kata
ganti dari demonstrative pronoun dalam bahasa Indonesia adalah ‘ini’ (jarak
dekat) dan ‘itu’ (jarak jauh), sedangkan di dalam bahasa Inggris menggunakan
this, that, these dan those.

2) PARAMETER
Parameter pada demonstrative pronoun ada dua, yaitu jumlah (tunggal dan
jamak) dan jarak (jauh dan dekat). Kedua parameter tersebut akan
mempengaruhi kata ganti yang akan digunakan. Berikut penjelasannya:
Tunggal: This (dekat), that (jauh).
Jamak: These (dekat), those (jauh).
3) CONTOH KALIMAT
Berikut contoh-contoh kalimat demonstrative pronoun :
a). This (kata ganti untuk sesuatu yang dekat dengan jumlah tunggal).
This is Zahira, my best friend in the office.
I like this cake. Where do you buy it?

b). That (kata ganti untuk sesuatu yang jauh dengan jumlah tunggal).
Is that for me?
I don’t like that new girlfriend of Andi.

c). These (kata ganti untuk sesuatu yang dekat dengan jumlah jamak).
These books are so interesting.
Tell those kids to go away from my room.
d). Those (kata ganti untuk sesuatu yang jauh dengan jumlah jamak).
Those are my nephews.
Did Ihsan create those?

D. Pendekatan Metode Mind Mapping

Banyak anggapan yang menyatakan bahwa belajar merupakan

aktivitas yang tidak menyenangkan dan sangat membosankan bagi sebagian

besar siswa. Pada umumnya, dalam proses belajar siswa tidak suka membaca,

menulis catatan atau mengulang pembelajaran. Untuk itu, diperlukan revolusi

belajar yang dapat membuat dunia pendidikan menjadi lebih bermakna. Dari

berbagai macam konsep pembelajaran yang telah dikembangkan, memasuki

tahun 1960-an Tony Buzan menawarkan metode pembelajaran yang

memungkinkan siswa untuk dapat membuat sebuah catatan dengan

menggunakan gambar, simbol, dan warna yang dipercaya akan sangat disukai

dalam proses belajar. Metode tersebut benama mind mapping.

Menurut Buzan dalam Deporter, dkk., (2014: 225) mind


mapping merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan
kita dalam mengingat banyak informasi. Catatan tersebut
membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan
topik utama di tengah sedangkan subtopik dan perincian
menjadi cabang-
cabangnya. Mind mapping terbaik adalah mind mapping yang warna-
warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol.

Deporter & Hernacki (2008: 152) juga menyatakan bahwa mind

mapping adalah metode pembelajaran yang menggunakan pengingat- pengingat

visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta

jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan

sehingga dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang


mudah.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sani (2014: 240)


menjelaskan bahwa mind mapping merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang digunakan melatih kemampuan menyajikan isi
(content) materi dengan pemetaan pikiran. Hasil mind mapping berupa
mind map. Mind map adalah suatu diagram yang digunakan untuk
mempresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang
lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama.

Pendapat lain juga dikemukakan Gelb dalam Buzan (2007: 179) yang

berpendapat bahwa mind mapping dapat diartikan sebagai sistem revolusioner

dalam perencanaan dan pembuatan catatan yang pembuatannya didasarkan

pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan

kreativitas dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak kita.

Sesuai dengan pernyataan di atas, Swadarma (2013: 3) juga berpendapat

bahwa mind mapping merupakan alat organisasional yang bekerja sesuai

dengan mekanisme kerja otak sehingga dapat memasukan dan mengeluarkan

informasi dari dan ke dalam otak dengan mudah.

Menanggapi hal tersebut, Olivia (2014: 13) mengemukakan


bahwa mind mapping merupakan bentuk catatan yang tidak monoton
karena mind mapping memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan
dan saling berkaitan satu sama lain. Dengan begitu, akan
terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Otak dapat menerima
informasi berupa gambar, simbol, citra, musik, dan lain-lain yang
berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan. Sedangkan, informasi
yang berupa tulisan, urutan penulisan, dan hubungan antar kata
berhubungan dengan fungsi otak kiri.
Berdasarkan beberapa informasi yang telah disampaikan, fungsi otak

kanan dan otak kiri dapat diperjelas melalui tabel berikut.

Tabel 2.1 Fungsi otak kanan dan otak kiri dalam mind mapping.
Otak Kiri Otak Kanan
Tulisan Warna
Urutan penulisan Gambar
Hubungan antarkata Dimensi

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa mind mapping merupakan salah satu metode

pembelajaran kreatif yang dapat membantu siswa dalam pencapaian tujuan

belajar. Hal ini bisa berupa peningkatan kemampuan mengingat informasi dan

pemahaman materi pembelajaran melalui kegiatan mencatat yang menarik,

efektif, dan efisien dengan menggunakan warna, simbol, gambar, tulisan, dan

lain sebagainya.

1. Karakteristik Metode Mind Mapping

Mind mapping merupakan suatu metode yang dalam prosesnya

menggunakan gambar-gambar atau simbol-simbol serta berbagai warna.

Hal tersebut dapat melibatkan kerja otak kanan dan kiri akibatnya

muncul sebuah emosi, kesenangan, dan kreativitas seseorang.

Kebanyakan siswa cenderung lebih mudah belajar secara visual dan lebih

mudah mengingat

tentang apa yang telah dilihat. Pembelajaran di sekolah akan menjadi

lebih menarik perhatian siswa jika dilengkapi dengan gambar-gambar,

simbol- simbol, ataupun ilustrasi lainnya seperti pada pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan metode mind mapping.


Oleh karena itu, dalam metode mind mapping terdapat beberapa

karakteristik. Swadarma (2013: 10) menyatakan bahwa terdapat tujuh

karakteristik pokok dari mind mapping. Karakteristik tersebut meliputi:

a. Kertas, menggunakan kertas putih polos berorientasi landscape.


b. Warna, menggunakan spidol warna-warni dengan jumlah
warna sekitar 2-7 warna, sehingga di setiap cabang berbeda
warna.
c. Garis, menggunakan garis lengkung yang bentuknya mengecil
dari pangkal.
d. Huruf, pada cabang utama yang dimulai dari central image
menggunakan huruf kapital, sedangkan pada cabang
menggunakan huruf kecil. Posisi antara garis dan huruf sama
panjang.
e. Keyword, menggunakan kata kunci yang dapat mewakili pesan
yang ingin disampaikan.
f. Key Image, menggunakan kata bergambar yang memudahkan
untuk mengingat.
g. Struktur, tema besar di tempatkan di tengah kertas kemudian
beri garis memencar ke segala arah untuk sub tema dan
keterangan lainnya.

2. Kegunaan Metode Mind Mapping

Pada dasarnya, mencatat adalah usaha untuk meningkatkan daya

ingat dan memperdalam pemahaman informasi bagi siswa. Begitu juga

dengan mind mapping, mind mapping sangat baik digunakan untuk

memudahkan siswa dalam penerimaan informasi dengan cepat. Menurut

Deporter, dkk., (2014: 225) mind mapping memungkinkan kita untuk

dapat mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman pada

materi, dan memberikan wawasan baru dengan mudah.


Bukan hanya itu, mind mapping juga memiliki beberapa kegunaan

dalam proses pembelajaran, Swadarma (2013: 8) mengemukakan bahwa

kegunaan mind mapping adalah sebagai berikut.

a. Mengumpulkan data yang hendak digunakan untuk berbagai


keperluan secara sistematis.
b. Mengembangkan dan menganalisis ide/pengetahuan seperti
yang biasa dilakukan pada saat proses belajar mengajar,
meeting, workshop atau rapat.
c. Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang-ulang
ide dan gagasan.
d. Membuat banyak pilihan dari berbagai rute keputusan yang
mungkin.
e. Mempermudah proses brainstorming karena ide dan gagasan
yang selama ini tidak mudah direkam maka menjadi mudah
dituangkan di atas selembar kertas.
f. Dapat melihat gambaran besar dari suatu gagasan, sehingga
membantu otak bekerja terhadap gagasan tersebut.
g. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan yang semula rumit,
panjang, dan tak mudah dilihat menjadi lebih mudah.
h. Menyeleksi informasi berdasarkan sesuatu yang dianggap
penting dan sesuai dengan tujuan.
i. Mempercepat dan menambah pemahaman pada saat
pembelajaran karena dapat melihat keterkaitan antartopik yang
satu dengan yang lainnya.
j. Mengasah kemampuan kerja otak karena mind mapping penuh
dengan unsur kreativitas.

Selain itu, Huda (2013: 307) berpendapat bahwa mind mapping

dapat digunakan untuk membentuk, memvisualisasi, mendesain,

mencatat, memecahkan masalah, membuat keputusan, merevisi, dan

mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-

tugas yang banyak sekalipun. Dananjaya (2013: 74) juga menyatakan

tujuan dari penggunaan mind mapping adalah untuk melatih siswa untuk

berpikir sistematis, melatih siswa memetakan pikirannya, dan melatih


siswa untuk membuat katagorisasi.

Sesuai dengan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa mind mapping sangat berguna bagi siswa untuk

meningkatkan kreativitas dan menambah minat belajar siswa. Selain itu,

mind mapping dapat membantu siswa dalam melakukan penulisan essai

atau tugas-tugas yang berkaitan dengan penguasaan konsep.

3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Mind Mapping

Setiap metode pembelajaran memiliki langkah-langkah yang

menjadi ciri khasnya sendiri. Begitu pula dengan mind mapping, dalam

penerapannya mind mapping memiliki langkah-langkah yang berbeda

dengan langkah-langkah metode lain. Kurniasih & Berlin (2015: 54)

menyatakan ada beberapa teknis pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan mind mapping, teknis pelaksanaan tersebut adalah sebagai

berikut.

a. Pertama kali, guru harus menyampaikan kompetensi yang ingin


dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasanya.
c. Untuk mengetahui daya tangkap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan.
d. Tunjuk salah satu siswa yang berpasangan itu untuk
menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan
pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
kemudian berganti peran.
e. Guru menugaskan siswa secara bergiliran atau bisa dengan cara
diacak menyampaikan hasil wawancara dengan pasangannnya.
f. Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang telah
didiskusikan.
g. Pembelajaran diakhiri dengan mengambil kesimpulan.
Adapun pendapat lain dikemukakan oleh Swadarma (2013: 73)

bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode mind

mapping adalah sebagai berikut.

a. Guru mengidentifikasikan secara jelas tujuan dan materi


pembelajaran hari ini.
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran.
c. Guru bertanya kepada siswa mengenai sebuah pemasalahan.
Untuk menjawabnya siswa dikelompokkan menjadi 2-3
orang/kelompok dengan memperhatikan keseimbangan aspek
sosial dan aspek akademik.
d. Setiap kelompok dibekali sumber belajar seperti koran, artikel,
majalah, ensiklopedi, kamus, dan sebagainya. Kemudian siswa
ditugaskan membuat mind map.
e. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan
hasilnya.
f. Guru melakukan evaluasi untuk menilai kemajuan kelompok
dan hasil yang tercapai.
g. Guru melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran hari ini.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, langkah-langkah penerapan

metode mind mapping yang digunakan yaitu menurut pendapat

Swadarma. Karena di dalam langkah-langkah tersebut dijelaskan secara

rinci tahapan serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sehingga hal

tersebut dapat memudahkan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Mapping

Sebagaimana metode-metode pembelajaran lain, metode mind

mapping juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah

kelebihan dan kekurangan metode mind mapping yang dikemukakan oleh

Warseno, dkk., (2011: 83).


a. Kelebihan
1) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
2) Dapat bekerja sama dengan teman lainnya.
3) Catatan lebih padat dan jelas.
4) Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
5) Catatan lebih terfokus pada inti materi.
6) Mudah melihat gambaran keseluruhan.
7) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, dan membuat
hubungan.
8) Memudahkan penambahan informasi baru.
9) Pengkajian ulang bisa lebih cepat
10) Setiap mind map bersifat unik.

b. Kekurangan
1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2) Tidak sepenuhnya siswa yang belajar.
3) Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan
dalam memeriksa mind map siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

mind mapping memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

metode mind mapping adalah dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas,

konsentrasi, dan minat, serta menyenangkan bagi siswa. Adapun

kelemahan metode mind mapping adalah memerlukan banyak alat tulis,

latihan, dan waktu yang lama bila masih dalam tahap pemula.

2.3 Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki karakteristik Student

Center atau pembelajaran yang berfokuskan pada peserta didik. Maka

diharuskan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga diperlukan model

pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dan efektif serta efisien dalam

hal penyampaian materi.

Seperti telah dibahas di pendahuluan bahwa peserta didik kelas VII E

SMPN 2 Pangkalan memiliki kosakata dalam bahasa inggris sangat rendah.


Kegiatan kelas sangat pasif. Peserta didik masih bingung memahami apa yang

guru ajarkan.. Dengan menggunakan model mind mapping dapat diduga bahwa

proses pembelajaran akan lebih sistematis, lengkap, aktif dan kreatif. Dalam

model ini, guru mengubah materi yang akan diajarkan sesuai dengan

kemampuan dan kompetensi peserta didik. Pada materi Demonstrative

Pronouns, guru menyajikan materi dengan cara menuliskan kata-kata

menggunakan konsep mind mapping.

Peserta didik diberi gambar-gambar, contoh-contoh kalimat untuk

meningkatkan kemampuan mengamati dan dapat mempelajari grammar dan

memperkaya kosakata siswa. Dengan demikian peserta didik akan memiliki

pengetahuan, kesiapan, dan keberanian, sehingga mereka akan lebih aktif dalam

proses pembelajaran.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas VII E di SMPN 2 Pangkalan,

Desa Kertasari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Okteber sampai dengan bulan

Desember 2020 dengan perincian sebagai berikut :

Bulan ke
No Kegiatan
10 11 12
1 Penyusunan Proposal
2 Persiapan (Menyusun instrumen)
3 Tindakan
4 Analisis Data
5 Laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII E SMPN 2

Pangkalan Tahun Ajaran 2020/2021 yang berjumlah 35 orang peserta didik.

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Tehnik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan

lembar observasi. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan

peserta didik dalam menulis bahasa inggris. Lembar Pengamatan digunakan

untuk mencatat informasi dari semua kegiatan yang sedang berlangsung.

Lembar pengamatan terdiri dari aktivitas peserta didik, waktu, respon peserta

didik, situasi kelas, dan catatan lainnya yang terjadi saat prosses tindakan

berlangsung

2. Alat Pengumpulan Data

Alat yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah hasil dari test,

questionnaire dan lembar observasi.

D. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam setiap tindakan akan dianalisis secara

kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui hasil akhir dari suatu tindakan. Data

kuantutatif hasil belajar peserta didik akan dianalisis secara deskriptif dengan

cara mencari nilai rata-rata keberhasilan peserta didik baik dalam pre tes dan

post tes. Data hasil evaluasi akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif

dengan cara mencari nilai rata-rata keberhasilan peserta didik baik dalam pre tes

dan post tes. Yaitu dengan menggunakan langkah-langkah berikut:

1. Nilai dari setiap siswa menjawab test dalam setiap pertemuan.

2. Data dihitung dengan rumus sebagai berikut:

∑X

X=

N
Dimana:

X = Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada test.

∑X = Jumlah keseluruhan nilai.

N = Jumlah siswa .

Sedangkan, Data kualitatif yang didapat melalui lembar observasi

dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran tentang peningkatan

kemampuan terhadap pelajaran, sikap atau pandangan peserta didik terhadap

model belajar yang diterapkan, aktivitas peserta didik dalam mengikuti

pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar,

dan yang sejenisnya dianalisis secara kualitatif.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu tahap

pertama pembuatan rencana (plan), tahap kedua pelaksanaan tindakan kelas

(action), tahap ketiga pengamatan (observation), dan tahap keempat refleksi

(reflection). Keempat tahap dilaksanakan secara siklus berulang untuk mengukur

tingkat keberhasilan tindakan. Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan

menggunakan Model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Mc. Taggart yaitu:


Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

tindakan kelas (PTK). Ada empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian

tindakan kelas ini yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan,

dan (4) Refleksi (Arikunto, 2007: 11). Seperti pada model dibawah ini:

Keempat langkah dengan dua siklus di atas dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis bahasa inggris.

F. Biaya Penelitian
Biaya untuk penelitan sebagai berikut
Rekapitulasi biaya penelitian:
• Honorarium ketua, anggota Rp.300.000
• Biaya operasional minimal Rp. 300.000
• Biaya pembelian ATK maksimal Rp. 300.000
• Lain-lain pengeluaran Rp. 100.000 +
Jumlah Rp.1000.000
G. Personalia Penelitian
a. Peneliti : LAELA SUMINAR, S.Pd
SMPN 2 PANGKALAN
KAB. KARAWANG
b.Kolaborator : ARI SUSANAH,S.Pd
SMPN 5 TAMBUN SELATAN
KAB.BEKASIH

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/

Hanafiah, N. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Rafika Aditama.

Omaggio Alice Hadley. 1993. Teaching Language 2nd Edition. USA: Heinle and

Heinle Publishers

Pardiyono. 2007. Pasti BisaTeaching Genre-Based Writing.Yogyakarta: Penerbit

Andi.

https://www.ef.co.id/englishfirst/kids/blog/demonstrative-pronoun-dalam-bahasa-

inggris/

https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas

Anda mungkin juga menyukai