KERANGKA PROPOSAL
Oleh :
PPG Prajabatan
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
P a g e 2 | 16
sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Baskoro, 2013: 86).
Oleh karena itu, dibutuhkan peran pendidik untuk menyampaikan materi kimia dengan
lebih menarik, menyenangkan dan mengikutsertakan partisipasi peserta didik, sehingga
peserta didik akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik ini
diperlukan dalam upaya peningkatan belajar sebagaimana bahwa belajar hanya
mungkin terjadi jika peserta didik aktif mengalami sendiri.
B. Identifikasi Masalah
P a g e 3 | 16
Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru mata pelajaran kimia
kelas X SMK Muhammadiyah Haurgeulis, didapatkan beberapa kondisi yang dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Kondisi tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Kondisi Peserta Didik
a. Kemampuan akademik peserta didik beragam.
b. Semangat belajar peserta didik bergantung pada motivasi yang diberikan oleh
pendidik. Semangat belajar tersebut tercermin dalam keaktifan peserta didik di
kelas, sekitar 40% peserta didik aktif dalam pembelajaran.
c. Peserta didik terbiasa mengerjakan dan mendapatkan tugas dari guru mata
pelajaran.
d. Peserta didik menganggap mata pelajaran Kimia sulit
2. Kondisi Pendidik
a. Pendidik merupakan guru mata pelajaran Kimia
b. Model pembelajaran yang biasa digunakan adalah inkuiri terbimbing dengan
metode tanya jawab.
c. Pemanfaatan media pembelajaran sangat terbatas.
d. Untuk materi dengan tuntutan melakukan percobaan/eksperimen, pendidik
kesulitan melakukan metode praktikum/demonstrasi.
3. Kondisi Kelas saat Pembelajaran
a. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru.
b. Peserta didik kesulitan untuk mengikuti pembelajaran kimia secara aktif.
c. Terjadi komunikasi dua arah antara pendidik dan peserta didik.
4. Kondisi Sarana dan Prasarana
a. Setiap kelas belum dilengkapi dengan LCD dan proyektor.
b. Tidak terdapat internet/wifi yang dapat diakses oleh peserta didik.
c. Tidak adanya Laboratorium.
d. Ulangan harian masih dilakukan dengan sistem tertulis
P a g e 4 | 16
Berdasarkan kondisi tersebut dimungkinkan penyebab hasil belajar yang rendah pada
materi ikatan kimia, khususnya pada penentuan ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan
kovale koordinasi adalah karena peserta didik kurang mendapatkan sarana dan
prasarana yang memadai dalam pembelajaran kimia..
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian diungkapkan sebagai
berikut:
1. “Bagaimana peningkatan kemampuan penentuan ikatan kimia melalui latihan
terus menerus dan praktik bagi peserta didik kelas X SMK Muhammadiyah
Haurgeulis?”
P a g e 5 | 16
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif metode pembelajaran
pada mata pelajaran kimia yang dapat digunakan pendidik.
b. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa dalam
mempelajari penentuan ikatan kimia.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan referensi dalam pengembangan dan pembinaan peserta didik
di sekolah serta memberi motivasi untuk peningkatan kualitas proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran mata
pelajaran kimia dan meningkatkan kualitas sekolah.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai pengalaman belajar dan
mengajar kimia dengan menggunakan metode lain.
P a g e 6 | 16
BAB II
KERANGKA KONSEP/TEORI
A. Landasan Teori
Bloom dkk. (dalam Anderson et al., 2001: 30) mengkategorikan hasil belajar
domain kognitif menjadi enam kategori proses kognitif yang disebut Taksonomi
Bloom (Taksonomi Bloom yang telah direvisi). Taksonomi Bloom menyediakan
seperangkat klasifikasi tujuan pembelajaran yang komprehensif untuk proses kognitif
siswa. Kategori proses kognitif yang terdapat dalam tujuan pembelajaran adalah
mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisa
(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Setiap kategori tersebut
dihubungkan dengan dua atau lebih kategori lain yang lebih khusus. Taksonomi Bloom
(yang telah direvisi) ditampilkan dalam Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1. Taksonomi Bloom (yang telah direvisi)
Kategori Proses Kognitif
1. Mengingat Menghasilkan informasi yang relevan dari
- Mengenali (recognizing) ingatan.
- Memanggil ulang (recalling)
2. Memahami Membangun arti dari pesan-pesan pelajaran
- Menginterpretasikan secara lisan, tulisan, atau grafik.
(interpreting)
- Menerangkan dengan contoh
(exemplifying)
- Menggolongkan (classifying)
- Meringkas (summarizing)
- Berpendapat (inferring)
- Membandingkan (comparing)
- Menjelaskan (explaining)
3. Mempergunakan Menggunakan prosedur dalam situasi
- Melaksanakan (executing) tertentu.
- Menerapkan (implementing)
4. Menganalisis Memecahkan bahan pelajaran ke dalam
- Membedakan (differentiating) bagian-bagian pokoknya dan menentukan
- Mengorganisasikan bagaimana bagian-bagian tersebut
(organizing) berhubungan antar satu dengan lainnya
- Menghubungkan (attributing) serta membuat makna secara keseluruhan.
P a g e 7 | 16
5. Mengevaluasi Membuat penilaian berdasarkan kriteria
- Mengecek (checking) dan standar.
- Mengkritik (critiquing)
6. Menciptakan Meletakkan unsur-unsur bersamaan untuk
- Menggeneralisasikan membentuk suatu yang logis atau
(generating) mempunyai fungsi secara keseluruhan;
- Merencanakan (planning) mereorganisasi unsur-unsur menjadi pola
- Menghasilkan (producing) atau struktur yang baru.
Sumber: Anderson et al., 2001: 31
Pada umumnya tugas/pencapaian yang diberikan kepada peserta didik bertahap
dari operasi yang sederhana menuju yang kompleks, dari dimensi yang konkret ke
abstrak, dan dari bekerja dengan materi yang diketahui sampai membuat/menemukan
sesuatu yang baru (Presseisen, 1988: 43).
Dalam proses pembelajaran, penilaian dilakukan dengan mengukur seberapa
jauh tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Tujuan pembelajaran
adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta didik sebagai hasil
belajar setelah peserta didik mengikuti suatu proses pembelajaran (Firman, 2007: 12).
Kemampuan peserta didik untuk mengerjakan soal ikatan kimia dalam penentuan
ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi didasarkan pada kemampuan
menerapkan (C3) ikatan kimia.
Metode Drill and Practice merupakan sautu model dalam pembelajaran dengan
jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap
bahan pelajaran yang sudah diberikan. Model drill and practice biasanya digunakan
dalam pembelajaran materi hitungan, Bahasa asing dan peningkatan perbendaharaan
kata-kata (vocabulary). Model drill and practice ini mengarahkan siswa melalui
latihan-latihan untuk meningkatkan kcekatan/ketangkasan dan kefasihan/keancara
dalam sebuah keterampilan. Melalui Model drill and practice akan ditanamkan
kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Dengan latihan yang terus menerus, maka
akan tertanam dan kemudian akan menjadi kebiasaan. Selain itu untuk menanamkan
kebiasaan, model ini juga dapat menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam
P a g e 8 | 16
melakukan sesuatu serta dapat pula dipakai sebagai suatu cara mengulangi bahan
latihan yang telah disajikan, juga dapat menambah kecepatan. Model ini berasal dari
model pembelajaran Herbart, yaitu model asosiasi dan ulangan tanggapan. Melalui
model ini maka akan memperkuat tanggapan pelajaran pada siswa.
C. Kerangka Berpikir
Permasalahan yang terjadi pada peserta didik kelas X SMK Muhammadiyah
Haurgeulis yaitu mengenai hasil belajar yang rendah pada materi ikatan kimia terutama
pada penentuan ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi kemungkinan
karena peserta didik belum mampu menentukan elektron untuk dibentuk ikatan secara
benar. Berdasarkan studi literatur yang telah ditulis mengenai drill and practice dengan
P a g e 9 | 16
manfaatnya maka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penentuan ikatan
kimia.
Peneliti memilih metode pembelajaran dengan menggunakan drill and practice
dengan tetap mengimplementasikan model inkuiri dan pendekatan saintifik sesuai
tuntutan Kurikulum 2013 serta menerapkan pembelajaran abad 21 menggunakan
tahapan 4C (critical thinking, creative, communication, collaboration). Melalui drill
and practice diharapkan peserta didik dapat menentukan elektron untuk dibentuk
ikatan dengan benar dan akhirnya dapat menentukan ikatan kimia dengan tepat karena
tahu letak masalah yang ditanyakan dalam soal. Diharapkan hasil belajar peserta didik
pada materi ikatan kimia dapat meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, peneliti mengajukan
hipotesis penggunaan drill and practice dalam menentukan elektron untuk dibentuk
ikatan pada materi ikatan kimia, khususnya penentuan ikatan kimia dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam ranah kognitif dengan mendapatkan
nilai ≥ 75 dan sekurang-kurangnya 75% dari peserta didik dalam kelas yang diteliti
mendapatkan nilai tersebut.
P a g e 10 | 16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Sekolah Penelitian
Sekolah penelitian adalah SMK Muhammadiyah Haurgeulis
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah kelas X TKR 1 SMK Muhammadiyah Haurgeulis
dengan jumlah peserta didik 36 orang.
P a g e 11 | 16
mengorganisasikan pembelajaran berdasarkan pengalamannya sendiri atau
pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain (kompetensi profesional). PTK dapat
dijadikan alternatif program untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah,
karena dalam konteks kurikulum dan pembelajaran, pendidik merupakan ujung tombak
pengembangan kurikulum yang sangat menentukan (Arifin, 2012: 95).
Secara umum, langkah-langkah PTK akan membentuk suatu siklus sampai
dirasa ada suatu perbaikan. Langkah-langkah tersebut yaitu penetapan fokus masalah
penelitian, perencanaan tindakan perbaikan, pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi
dan interpretasi, evaluasi dan refleksi, serta simpulan dan tindak lanjut. Peneliti akan
melaksanakan dua siklus penelitian.
Suatu siklus dalam penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai berikut.
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
P a g e 12 | 16
Pokok bahasan pada siklus 1 adalah penentuan ikatan kimia menggunakan
kestabilan atom dengan lama tindakan yaitu 3JP (1 pertemuan), tahapannya sebagai
berikut:
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan RPP, bahan ajar yang akan
digunakan, soal latihan, lembar observasi aktivitas peserta didik, serta menyiapkan tes
hasil belajar pada akhir pembelajaran.
b) Tindakan
Secara rinci tindakan penelitian terlampir dalam RPP.
c) Observasi
Observasi dilakukan oleh tiga orang observer, yaitu peneliti, dan dua orang
kolaborator (guru pamong kimia dan rekan sesama guru kimia). Hal yang
diamati dalam pembelajaran meliputi aktivitas belajar peserta didik, dan
ketercapaian tujuan pembelajaran.
d) Refleksi
Pada akhir sikus 1, peneliti dan guru kolaborator melakukan refleksi terhadap
data yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan yang didapat pada siklus 1. Adapun kekurangan-
kekurangan yang ditemui pada siklus 1 akan diperbaiki pada siklus 2.
2. Siklus 2
Pokok bahasan pada siklus 2 adalah penentuan ikatan kimia menggunakan
serah terima atom (Lewis) dengan lama tindakan yaitu 3JP (1 pertemuan), tahapannya
sebagai berikut:
a) Perencanaan
Sama seperti siklus 1, pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan RPP, bahan
ajar yang akan digunakan, soal latihan, lembar observasi aktivitas peserta didik,
serta menyiapkan tes hasil belajar pada akhir pembelajaran.
b) Tindakan
Secara rinci tindakan penelitian terlampir dalam RPP.
P a g e 13 | 16
c) Observasi
Observasi dilakukan oleh tiga orang observer, yaitu peneliti, dan dua orang
kolaborator (guru pamong kimia dan rekan sesama guru kimia). Hal yang
diamati dalam pembelajaran meliputi aktivitas belajar peserta didik, dan
ketercapaian tujuan pembelajaran.
d) Refleksi
Pada akhir sikus 2, peneliti dan guru kolaborator kembali melakukan refleksi
terhadap data yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang didapat pada siklus 2. Jika aktivitas
dan hasil belajar siswa telah meningkat maka penelitian berakhir pada siklus 2
sehingga dapat dikatakan bahwa dengan penggunaan drill and practice mampu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X TKR 1 dalam sub pokok
materi ikatan kimia. Tetapi jika aktivitas dan hasil belajar belum meningkat
maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus 3 sampai indikator
keberhasilan tercapai.
Pengumpulan data pada penelitian ini meliputi dua teknis yaitu observasi dan
tes. Kedua teknis pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut:
a) Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek
penelitian. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah untuk mengukur
domain kognitif (C3, menerapkan) peserta didik dalam kemampuan
menghitung perubahan entalpi reaksi. Bentuk tes yang digunakan adalah uraian
(essay).
b) Non Tes
Non tes dilakukan menggunakan format observasi dan wawancara. Tujuan
observasi dan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perilaku kelas (baik perilaku pendidik maupun perilaku peserta didik), interaksi
P a g e 14 | 16
antara peserta didik dan pendidik, serta mengetahui keterlaksanaan
pembelajaran penentuan ikatan kimia dengan model driil and practice.
KKM mata pelajaran kimia adalah 75, sehingga peneliti juga membandingkan dengan
nilai-nilai pada tahun sebelumnya.
P a g e 15 | 16
BAB IV LAPORAN TINDAKAN KELAS
BAB V SIMPULAN
P a g e 16 | 16