oleh
A. Judul Penelitian
mayoritas peserta didik belum memenuhi KKM 75, sehingga peserta didik
yang belum mencapai KKM tersebut harus ikut remedial agar bisa memenuhi
KKM yang diharapkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi belum tercapainya ketuntasan
belajar tersebut, diantaranya faktor dari kemampuan peserta didik, misalnya
kurangnya motivasi belajar, kemandirian belajar peserta didik yang masih
rendah, kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang masih rendah,
sarana prasaran yang tidak mendukung, serta aktivitas yang masih terpusat
pada pendidik. Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka diperlukan suatu
upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu pendidik perlu mendesain model
pembelajaran yang lebih tepat dan sesuai karakter peserta didik, dengan
pemilihan model dan metode yang lebih tepat diharapkan peserta didik dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar.
Arends (Suprijono,2009: 46) menyatakan “model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.”
Salah satu model yang cocok untuk menunjang pendekatan
pembelajaran scientific dan memberdayakan peserta didik agar mandiri dalam
belajar adalah Problem-Based Learning (PBL). Model PBL cocok jika
diimplementasikan dengan pendekatan scientific karena memiliki 5 sintaks
yang sesuai dengan pendekatan tersebut.
Salah satu keunggulan model Problem-Based Learning yaitu PBL dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok (Kemendikbud, 2014: 187) .
Berdasarkan alasan keunggulan model pembelajaran Problem-Based
Learning tersebut maka diharapkan model ini dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan kemandirian belajar peserta didik, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul
“Penerapan Model Problem-Based Learning Untuk Meningkatkan
4
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti
mengemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini.
1. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik
meningkat melalui pembelajaran menggunakan model Problem-Based
Learning ?
2. Bagaimana kemandirian belajar peserta didik melalui pembelajaran
Problem-Based Learning pada materi trigonometri?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini tujuannya
adalah untuk:
1. Mengkaji kemampuan pemecahan masalah matematik melalui penerapan
model pembelajaran Problem-Based Learning.
2. Mengkaji Kemandirian belajar matematik melalui model pembelajaran
Problem-Based Learning pada materi trigonometri.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat
langsung bagi sekolah, pendidik, dan peserta didik. Manfaat tersebut masing-
masing dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,
serta dapat memberikan pengalaman untuk meningkatkan motivasi belajar
dalam pembelajaran matematika, serta dapat menanamkan sikap saling
tolong menolong, kerjasama antar teman satu kelompok, dan saling
membantu dalam penyelesaian persoalan yang dihadapi dalam
kelompoknya terkait soal pemecahan masalah matematik.
5
F. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Model Problem-Based Learning (PBL)
Model Problem-Based Learning merupakan model pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata, sejak awal peserta didik sudah
dihadapkan dengan masalah nyata sehingga peserta didik dapat
menggunakan keterampilan pemecahan masalah. Ada lima fase dalam
Problem-Based Learning yaitu mengarahkan peserta didik pada masalah,
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan peserta
didik untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang tidak rutin, dimana
peserta didik menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya pada situasi
yang berbeda dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini menggunakan
langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya yaitu memahami
masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melakukan perhitungan,
6
G. Anggapan Dasar
Menurut Ruseffendi (2005:25) anggapan dasar adalah “peristiwa yang
semestinya terjadi dan atau hakekat sesuatu yang sesuai sehingga hipotesisnya
atau apa yang diduga akan terjadi itu, sesuai dengan hipotesis yang
dirumuskan”. Oleh karena itu, anggapan dasar yang dapat dikemukakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik juga merupakan komponen
dalam pembelajaran matematika, karena kemampuan pemecahan masalah
matematik adalah usaha atau cara peserta didik dalam menyelesaikan
persoalan dengan langkah-langkah sistematis.
2. Pembelajaran matematika pada materi Perbandingan Trigonometri pada
segitiga siku-siku dapat menggunakan model Problem-Based Learning
(PBL).
3. Materi Trigonometri diberikan di kelas X semester genap sesuai dengan
Kurikulum 2013 revisi 2017.
7
H. Kajian Pustaka
1. Model Problem-Based Learning
Problem-Based Learning merupakan suatu model yang berbasis
pada permasalahan sehari-hari, dan melatih peserta didik untuk
memecahkan masalah. Menurut Kemendikbud (2014: 54) Problem-Based
Learning adalah
Tabel 1
Peran Peserta didik dan Pendidik dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah
Fase
Indikator Aktivitas/Kegiatan Pendidik
ke-
Masalah:
Sebuah tangga disandarkan pada dinding tembok, panjang tangga 2m, dan
sudut antara tangga dengan lantai 60°. Tentukan tinngi dinding yang dapat
dicapai tangga tersebut!
C
23
∠𝐴𝐵𝐶 = 60°
Diketahui: garis BC = 2 m
𝐴𝐶
sin ∠𝐴𝐵𝐶 =
𝐵𝐶
𝐴𝐶
sin 60° =
2
1 𝐴𝐶
√3 =
2 2
2√3
𝐴𝐶 =
2
𝐴𝐶 = √3
𝐴𝐵 2 = 𝐶𝐵 2 − 𝐴𝐶 2
2
𝐴𝐵 2 = 22 − (√3)
𝐴𝐵 2 = 4 − 3
𝐴𝐵 2 = 1
𝐴𝐵 = √1
𝐴𝐵 = 1 𝑚
24
𝐴𝐶 2 = 𝐶𝐵 2 − 𝐴𝐵 2
𝐴𝐶 2 = 22 − 12
𝐴𝐶 2 = 4 − 1
𝐴𝐶 = √3 𝑚
Jadi tinggi dinding yang dicapai tangga adalah √3 𝑚
J. Hipotesis Tindakan
Ruseffendi (2005:23) menyebutkan “hipotesis itu adalah penjelasan
atau jawaban tentatif (sementara) tentang tingkah laku, fenomena (gejala),
atau kejadian yang akan terjadi, bisa juga mengenai kejadian yang sedang
berjalan”. Maka dari itu peneliti merumuskan bahwa hipotesis dari penelitian
ini adalah
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik meningkat
melalui pembelajaran menggunakan model Problem-Based Learning.
2. Sebagian besar peserta didik memiliki kemandirian belajar dalam belajar
matematika melalui pembelajaran Problem-Based Learning pada materi
trigonometri.
K. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan
kolaboratif, artinya peneliti bekerja sama dengan pendidik yang mengajar
di kelas X MIPA 1 SMA Negeri 17 Bandung.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan bahasan
Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Penelitian ini dibuat
dalam dua siklus , tiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan alokasi
waktu 2 × 45 menit untuk setiap pertemuan, dengan model setiap
siklusnya di ilustrasikan berikut ini :
26
S
I Rencana tindakan I Pelaksanaan tindakan I
K
L
U Pengamatan/pengumpulan
S Refleksi I Analisis data I
1 data
S
I Belum Rencana tindakan II Pelaksanaan tindakan
K berhasil
L
berhasil?
U
S Refleksi II Analisis data II Pengamatan/pengumpulan
II data
Berhenti pada
Berhasil siklus ini
Kesimpulan
Gambar 1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.Taggart
(Arikunto, 2010)
Fokus bahasan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5
Pokok Bahasan Pada Tiap Siklus
Keterangan:
P = persentase jawaban
f = frekuensi jawaban
n = banyak responden
persentase yang diperoleh pada masing-masing item
pernyataan/pertanyaan, kemudian ditafsirkan berdasarkan kriteria
berikut:
Tabel 8
Kriteria Penafsiran Persentase Jawaban Angket
∑ 𝑓𝑖 𝑃𝑖
̅𝑖 =
𝑃 = 100%
𝑛
Ketereangan :
̅𝑖
𝑃
̅̅̅
𝑃𝑇 = = 100%
𝑘
Keterangan:
̅̅̅
𝑃𝑇 = persentase rata-rata jawaban peserta didik secara keseluruhan (total)
L. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2013: 148), “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data yang diperolehkan adalah :
a. Instrumen pembelajaran
Instrumen pembelajaran pada penelitian adalah silabus pembelajaran dan
RPP kelas X materi Trigonometri.
b. Instrumen pengumpulan data
1. Tes Kemampuan pemecahan masalah
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan soal tes kemampuan
pemecahan masalah matematik untuk mengetahui kemampuan
pemecahan masalah matematik peserta didik. Soal tes kemampuan
pemecahan masalah matematik berbentuk uraian sebanyak 3 soal.
Masing-masing diberi skor sesuai dengan pedoman penskoran
pemecahan masalah.
2. Angket Kemandirian Belajar Peserta Didik
Angket yang diberikan pada peserta didik berbentuk pernyataan
positif dan negatif. Angket kemandirian belajar diberikan kepada
responden dalam bentuk checklist dan dibuat berdasarkan skala
likert.
Tabel 9
Kisi-kisi Pertanyaan Angket Kemandirian Belajar Peserta Didik
Banyak Pernyataan
No Indikator
Positif Negatif
1 Inisiatif dan motivasi belajar intrinsik
35
Tabel 11
Kisi-kisi Lembar Observasi Pendidik dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Matematika
M. Jadwal penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2018 sampai dengan
bulan Mei 2018. Untuk lebih jelasnya, jadwal penelitian dapat dilihat dalam
tabel 12.
Tabel 12
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Bulan/ Minggu ke
No Kegiatan FEBRUARI MARET APRIL MEI
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pematangan dan
konsultasi topik PTK
2 Penyusunan proposal
PTK
3 Penyususnan
instrument PTK
4 Pelaksanaan siklus I
5 Pelaksanaan siklus II
6 Analisis data
7 Penyusunan Laporan
PTK
8 Pendaftaran seminar
hasil PTK
9 Seminar hasil PTK
10 Revisi Laporan Hasil
38
PTK
DAFTAR PUSTAKA
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2011). Aplikasi Statistika Dalam
Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.
Suyono dan Hariyanto. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.