Anda di halaman 1dari 6

KD 3.1.

 MEMAHAMI SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN

      4.1. MEMPRESENTASIKAN SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN

     Pengertian Kewirausahaan

     Wirausaha menurut asal katanya terdiri atas kata wira dan usaha. Wira berarti


pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung. Usaha berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.

Pengertian wirausaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang


pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru,menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya serta memasarkannya.
Kata Wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam Bahasa
sanksekerta. Wira berarti utama, berani, teladan, swa berarti sendiri, mandiri, sta berarti
berdiri; swasta berarti “berdiri di atas kaki sendiri”.
Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan suatu hal
yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak, dan
kemampuan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif
dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.
2.     Ciri-ciri Wirausahawan
·     Fokus yang terkendali
·     Berenergi yang tinggi
·     Kebutuhan akan prestasi
·     Bertoleransi terhadap keraguan
·     Percaya diri
·     Berorientasi terhadap tindakan
3.  Karakteristik Kewirausahaan
1. Inisiatif
Seorang wirausaha harus mempunyai inisiatif, yaitu prakarsa atau ikhtiar dalam
membuka peluang atau membangun kegiatan yang berguna bagi dirinya dan orang
lain.
2. Disiplin
Dalam menjalankan kehidupan dan kegiatan usahanya, wirausahawan dituntut untuk
memiliki kedisiplinan. Kedislipinan harus diterapkan dalam berbagai hal, sesuai dengan
usaha yang sedang dijalankan.
3. Komitmen Tinggi
Untuk mendukung tercapainya keberhasilan usaha, wirausaha harus mempunyai
komitmen yang tinggi terhadap jegiatan usaha yang dijalankannya.
4. Jujur
Sifat jujur adalah perilaku utama yang harus ditonjolkan wirausaha untuk membangun
kepercayaan (kredibilitas) dari semua pihak antara lain mitra kerja, kreditor, dan
pelanggan.
5. Kreatif dan Inovatif
Wirausaha harus mempunyai kreativitas (daya cipta) yang relatif tinggi, intuisi yang
kuat, wawasan yang luas, prakarsa/inisiatif yang relatif tinggi, sehingga mampu menjadi
pribadi yang inovatif.
6. Mandiri dan Realistis
Wirausaha harus memiliki sikap hidup mandiri, dinamis, dan dapat memandang
kehidupan serta perkembangan bisnis secara realistis. Ia harus memiliki jiwa
kepemimpinan dan sikap yang pantang menyerah.
Dengan karakteristik seperti yang diungkapkan diatas, maka seorang wirausaha
biasanya mempunyai kemampuan tertentu, antara lain:
• Kemampuan dalam membuka, mencari, menciptakan, dan menggunakan peluang.
• Kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru.
• Kemampuan untuk menyatukan faktor-faktor produksi atau mengorganisasikan
perusahaan secara efektif dan efisien
• Kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan bisnis, masyarakat, dan
pemerintah
• Kemampuan dalam mengambil keputusan dan meminimalkan risiko
• Kemampuan memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang ada
• Kemampuan untuk bersaing dengan pihak lain
Untuk menjadi seorang wirausahawan, diperlukan dukungan dari orang lain yang
berhubungan dengan bisnis yang kita kelola. Seorang wirausaha harus mau
menghadapi tantangan dan resiko yang ada. Resiko dijadikan sebagai pemacu untuk
maju, dengan adanya resiko, seorang wirausaha akan semakin maju.
Menurut Murphy dan Peek yang diterjemahkan dalam bukunya oleh Bukhari Alam, ada
delapan anak tangga yang meliputi keberhasilan seorang wirausaha dalam
mengembangkan profesinya, yaitu:
a. Kerja keras
  Kerja keras merupakan modal keberhasilan seorang wirausaha. Setiap pengusaha
yang sukses     menempuh kerja keras yang sungguh – sungguh dalam usahanya.
b. Kerjasama dengan orang lain
Kerjasama dengan orang lain dapat diwujudkan dalam lingkungan pergaulan sebagai
langkah pertama untuk mengembangkan usaha. SEorang wirausaha harus murah hati,
mudah bergaul, ramah dan disenangi masyarakat dan menghindari perbuatan yang
merugikan orang lain.
c. Penampilan yang baik
Penampilan yang baik ditekankan pada penampilan perilaku yang jujur dan disiplin
Seorang wirausaha harus dapat yakin kepada diri sendiri, yaitu keyakinan untuk maju
dan dilandasi ketekunan serta kesabaran.
e. Pandai membuat keputusan
Seorang wirausaha harus dapat membuat keputusan. Jika dihadapkan pada alternative
sulit, dengan cara pertimbangan yang matang, jangan ragu – ragu dalam mengambil
keputusan yang baik sesuai dengan keyakinan.
f. Mau menambah Ilmu pengetahuan
Dengan menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang usaha, diharapkan seorang
wirausaha dapat mendukung kemampuan dan kemajuan dalam usaha.
g. Ambisi untuk maju
Tanpa ambisi yang kuat, seorang wirausaha tidak akan dapat mencapai keberhasilan.
Ambisi yang kuat, harus diimbangi dengan usaha yang keras dan disiplin diri yang baik.
h. Pandai berkomunikasi
Seorang wirausaha harus dapat menarik orang lain dengan tutur kata yang baik, sopan,
jujur dan percaya diri. Dengan demikian akan memberi kesan kepada orang lain
menjadi tertarik daan orang akan percaya dengan apa yang disampaikan.
2. KEGAGALAN WIRAUSAHAWAN
Penyebab kegagalan dalam usaha pada umumnya disebabkan oleh 4 faktor utama,
antara lain:
1. Kurangnya dana untuk modal
2. Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis
3. Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang
4. Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluitinya.
Menurut Alex S. Niti Semito, kegagalan wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya
terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Kegagalan yang dapat dihindarkan
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, karena pengusaha dapat menghindari dan dapat
diantisipasi sebelumnya.
Misal: salah mengelola perusahaan, tidak ada rencana yang matang, pelayanan yang
kurang baik, dll
2. Kegagalan yang tidak dapat dihindarkan
Yaitu kegagalan yang sulit atau hamper tidak dapat dihindari seperti bencana alam,
peperangan, kebakaran, kecelakaan.
Sebab-sebab kegagalan dalam menjalankan usaha:
• Kurang ulet dan cepat putus asa
• Kurang tekun dan kurang teliti
• Tidak jujur dan kurang cekatan
• Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha
• Kurang inisiatif dan kurang kreatif
• Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman
• Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang
• Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen
• Pelayanan yang kurang baik
• Banyaknya piutang ragu – ragu
• Banyaknya pemborosan dan penyimpangan
• Kekeliruan menghitung harga pokok
• Menyamakan perusahaan sebagai badan social
• Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan
• Kemacetan yang sering terjadi
• Kurangnya pengawasan
A. Pengertian Kerja Prestatif
Prestasi adalah hasil yang dicapai dari sesuatu yag telah dilakukan atau dikerjakan. Arti
prestatif adalah berprestasi atau ukuranb keberhasilan. Jadi, kerja prestatif dapat
diartikan sebagai kerja yang berprestasi.Presatasi yang baik biasanya dapat dicapai
oleh seseorang yang menerapkan perilaku kerja prestatif, yaitu seseorang yang selalu
ingi mencapai kemajuan bagi dirinya maupun lingkungannya melalui kerja keras.
Kerja keras (work hard) harus diwarnai oleh sikap yang baik dalam bekerja, seperti :
1. Bekerja dengan didasarkan pada kecerdasan dan imajinasi (work with head)
2. Bekerja dengan sepunuh hati (work with heart)
3. Bekerja dengan jujur (work with honest)
4. Bekerja dengan menghargai (work with honour)
5. Bekerja dengan rammah (work with hospitaly)
B. Tujuan Kerja Prestatif 
Tujuan dari kerja prestatif ialah untuk mendukung pencapaian tujuan utama usaha yang
dibangun oleh seseorang atau organisasiperusahaan dalam menjalankan fungsinya
susuai dengan visi (wawasan dan tujuan masa depan), misi (pelaksanaan tugas) dan
tujuan strategisnya.
C. Manfaat perilaku kerja prestatif bagi para wirausahawan terhadap usahanya dan
pembangunan bangsa sebagai berikut:
a. Meningkatkan kelancaran proses produksi, distribusi, dan konsumsi.
b. Meningkatkan sikap tanggap terhadap perubahann usaha.
c. Meningkatkan prestasi kerja lebih efektif dan efisien di dalam mengelola usahanya.
d. Meningkatkan prestasi kerja lebih kreatif, inovatif, dan fleksibel.
e. Meningkatkan prestasi kerja secara maksimal dalam usahanya.
f. Meningkatkan kerja keras dan menemukan pemecahan masalah usahanya.
g. Meningkatkan kerja dengan penuh perhatian dan bertanggung jawab.
h. Mendorong untuk mencapai keberhasilan di dalam usahanya.
i. Meningkatkan produktivitas dalam organisasi perusahaan.
j. Meningkatkan komitmen tinggi terhadap pekerjaanya.
Secara umum, yang dimaksud dengan prinsip kerja prestatif adalah bagaimana
seseorang menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan memotivasi dirinya untuk
mencapai hasil kerja yang sebaik –baiknya.
E. Cara Mencapai Kerja Prestatif 
Untuk mencapai kerja prestatif tersebut, seseorang harus :
1. Mempunyai kekuatan untuk menciptakan kegiatan
2. Mempunyai Pemahaman tujuan pekerjaan
3. Mmepunyai kemampuan/keterampilan untukn mengemban tugas
4. Mempunyai motivasi diri untuk bekerja dengan baik
5. Mempunyai intergritas dan loyalitas
6. Mempunyai ketahanan diri terhadap tekanan psikologis dari beban tiap pekerjaan
7. Mempunyai sikap mudah bekerja sama dengan orang lain 8. Mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap penyelesaian
6. Perilaku kerja prestatif ( selalu ingin maju ) meliputi;
a. Kerja keras
b. kerja mawas>< emosional
c. kerja cerdas
d. kerja tuntas
e. kerja ikhlas
PERILAKU KERJA PRESTATIF
Jenis dan perilaku kerja prestatif yang harus diperhatikan oleh para wirausaha untuk
mencapai keberhasilan di dalam mengelola usahanya atau bisnisnya antara lain
meliputi hal-hal berikut ini:
1. Kerja Ikhlas
Kerja ikhlas adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh, dapat menghasilkan sesuatu
yang baik dan dilandasi dengan hati yang tulus. Contoh: Seorang buruh tani yang
bekerja dengan upah yang pas-pasan, namun tetap bekerja dengan baik melaksanakan
pekerjaan dengan tulus dan semata-mata merupakan pengabdian kepada
pekerjaannya yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarga.
2. Kerja Mawas Terhadap Emosional
Kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja dengan tidak terpengaruh oleh
perasaan/kemarahan yang sedang melanda jiwanya. Seorang pemilik perusahaan, di
rumah mempunyai masalah dengan keluarganya. Di perusahaannya, ada pegawainya
yang melakukan kesalahan. Maka sebagai pemimpin atau pemilik usaha harus dapat
membedakan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. Cara pemecahan
masalahnya harus tetap rasional dan tidak emosional.
3. Kerja Cerdas
Kerja cerdas adalah bahwa di dalam bekerja harus pandai memperhitungkan resiko,
mampu melihat peluang dan dapat mencari solusi sehingga dapat mencapai
keuntungan yang diharapkan.
Perilaku/sikap cerdas dalam melakukan pekerjaannya menggunakan teknologi yang
tepat, menggunakan konsep hitung menghitung, memakai atau menggunakan bahasa
global, pandai berkomunikasi dan pandai pula mengelola informasi.
Kerja keras adalah dalam bekerja kita harus mempunyai sifat mampu kerja atau gila
kerja untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Mereka dapat memanfaatkan waktu
yang optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak serta kesulitan
yang dihadapi. Dalam bekerja mereka penuh semangat dan berusaha keras untuk
meraih hasil yang baik dan maksimal.
5. Kerja Tuntas
Kerja tuntas adalah di dalam bekerja mampu mengorganisasikan bagian usaha secara
terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat menghasilkan usaha sampai selesai
dengan mak
6 Ciri-ciri seorang wirausahawan menurut Geoffrey g. Meredith yaitu : 
1. Percaya diri adalah situ paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam memulai,
melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang di hadapi. Memiliki
nilau keyakinan, optimisme, individualisme dan ketidak ketergantungan.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan adalah yang selalu
mengutamakan tugas dan hasil. Slalu mengutamakan prestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekat kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energit, serta
beriniaiatif. Slalu mendahulukan hasil kerja atau prestasi, tidak malu atau tidak gengsi
melakukan pekerjaan. Saat berprestasi tuadak pernah puas dengan hasil, sehingga
usahanya semakin maju dan berkembang.
3. Berani mengambil resiko. Setiap wirausahawan memiliki kemauan untuk mengambil
resiko karena ingin menjadi pemenang tetapi dengan jalan atau cara yang baik. Dan
tidak takut mengambil resiko yang besar karena mereka telah mempertimbangkan atau
memperhitungkan akan berhasil dalam mengatasi resiko itu. Wirausaha lebih menyukai
usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan. Wirausahawan dituntut memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan, dan keteladanan. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan
jnovasi, mereka selalu menampilkan barang dan jasa jasa yang dihasilkannya dengan
lebih cepat, lebih dahulu daripada pasar. Slalu menyesuaikan diri dengan organisasi
yang dipimpinnya, berpikir terbuka dengan mau mendengar kritik dan saran dari
bawahannya. Dan bersifat responsif terhadap masalah masalah yang dihadapi.
5. Berorientasi pada masa depan. Wirausahawan yang berorientasi pada masa depan
adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan pada masa depan. Mereka tidak
cepat puas dengan keadaan sekarang dan terus menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda slalu tau cara mengembangkan bidang usahanya dimasa depan agar
kontinuitasnya tetap terjaga.
6. Keorisinilan. Wirausahawan tidak pernah mau mengekor atau mengikuti pada
keberhasilan orang lain, justru menemukan sesuatu yang baru. Mereka selalu kreatif
dan inovatif serta mampu mewujudkan ide ide yang muncul.

Anda mungkin juga menyukai