Anda di halaman 1dari 4

MATERI PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

KELAS 10
KD 3.1

Karakteristik Kewirausahaan
Wirausaha, menurut asal katanya, terdiri atas kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.
Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Pengertian wirausaha, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk
baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya. Pelaku wirausaha, dikenal
juga dengan sebutan wirausahawan atau entrepreneur, adalah seseorang yang memiliki
kualitas jiwa kepemimpinan dan inovator pemikiran dalam melakukan usaha. Entrepreneur
dapat diartikan juga sebagai seseorang yang mampu mewujudkan ide ke dalam sebuah
inovasi yang sukses. Kewirausahaan, atau entrepreneurship, memiliki pengertian yang lebih
luas lagi. Kewirausahaan, seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi
dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Entrepreneurship adalah sikap dan perilaku
yang melibatkan keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
Sifat-sifat seorang wirausahawan seperti berikut.
1. Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi
tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan
suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan memengaruhi gagasan, karsa, inisiatif,
kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci
keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu,
wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
2. Berorientasikan Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan, dan
kerja keras. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku
inisiatif biasanya diperoleh melalui pengalaman dan pengembangannya diperoleh
dengan caradisiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi.
3. Berani Mengambil Risiko
Salah satu hal penting dalam memulai berbuat sesuatu yang baru adalah berani
mengambil risiko untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Inovasi atau kebaruan tidak akan muncul jika kita melakukan hal-hal yang sudah
dilakukan oleh orang lain, dan tidak berani melakukan hal-hal yang belum pernah kita
lakukan. Wirausahawan adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih
menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang
menantang. Wirausahawan menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini,
ada dua alternatif yang harus dipilih, yaitu alternatif yang menanggung risiko dan
alternatif yang konservatif.
4. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin di antaranya
memiliki visi yang jelas, memiliki integritas dan kejujuran, mampu berkomunikasi
dengan baik, menjadi teladan, rendah hati, mau mendengar, mampu memotivasi orang
lain untuk melakukan tugasnya dan berlaku adil. Seorang wirausahawan harus memiliki
sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-
jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun
pemasaran dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
5. Keorisinalitas/Keaslian
Keaslian ide, gagasan, pemikiran dan keputusan dapat diperoleh dengan keluasan
wawasan dan kemampuan berpikir kreatif, serta melihat peluang yang ada.
Orisinalitas muncul dari kemampuan untuk selalu menuangkan imajinasi dalam
pekerjaannya, keinginan tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan, memiliki
sikap mental yang positif dan daya pikir kreatif. Karya orisinal juga hanya dapat
dihasilkan oleh wirausahawan yang memiliki keahlian di bidangnya serta rajin mencoba
hal-hal baru yang inovatif.
6. Berorientasi ke Masa Depan
Masa depan memiliki berbagai peluang dan tantangan yang berbeda dengan saat ini.
Seorang dengan kewirausahaan berani melihat peluang dan tantangan tidak hanya di
saat ini, melainkan juga di masa depan. Salah satu indikator atau tanda seseorang
memiliki entrepreneurship atau jiwa kewirusahaan adalah mampu membuat usaha
bisnis sendiri, menjadi wirausahawan. Wirausaha dalam bidang teknologi transportasi
dan logistik, dapat menjadi wirausahawan yang menghasilkan produk, wirausahawan
penjual produk ataupun wirausaha yang memberikan jasa perbaikan produk teknologi
transportasi dan logistik. Keberhasilan wirausahawan adalah saat usahanya dapat
menghasilkan keuntungan atau laba, mampu mempekerjakan banyak orang,
memberikan bagi lingkungan sekitarnya, serta dapat memberikan kontribusi bagi
kemajuan bangsa dan negaranya.

Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha


Memulai sesuatu yang baru pasti tidak mudah. Oleh karena itu, seorang wirausahawan
harus berani mencoba dan mengambil risiko. Gagal dalam melakukan suatu hal adalah
bagian dari proses untuk menuju kesuksesan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Jika kamu mencoba wirausaha dalam suatu bidang, lalu gagal, kamu tidak perlu berkecil
hati dan putus asa, cobalah kembali! Tentu sebelum memulai berwirausaha, buatlah
perhitungan dan perencanaan yang matang.
Ketika melakukan wirausaha, kita harus mengetahui faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan
usaha yang akan ditekuni. Dengan mengetahui faktor keberhasilan dan kegagalan usaha, kita
dapat membuat suatu rencana untuk mengantisipasi dan meninfaklanjuti apabila terjadi hal-
hal di luar perencanaan semula.
Faktor keberhasilan.
Menurut Murphy dan Peek dalam Buchari Alma (2009), ada delapan anak tangga yang meliputi
keberhasilan seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya.
1. Kerja keras, merupakan modal keberhasilan seorang wirausaha. Setiap pengusaha yang
sukses menempuh kerja keras yang sungguh-sungguh dalam usahanya.
2. Kerja sama dengan orang lain, dapat diwujudkan dalam lingkungan pergaulan sebagai
langkah pertama untuk mengembangkan usaha. Seorang wirausaha harus muah hati,
mudah bergaul, ramah, disenangi masyarakat, dan menghindari perbuatan yang
merugikan orang lain.
3. Penampilan yang baik, ditekankan pada penampilan perilaku yang jujur dan disiplin.
4. Yakin, seorang wirausaha harus dapat yakin kepada diri sendiri, yaitu keyakinan untuk
maju yang dilandasi ketekunan serta kesabaran.
5. Pandai membuat keputusan. Jika dihadapkan pada alternatif yang sulit, dengan cara
pertimbangan yang matang, jangan ragu-ragu dalam mengambil keputusan yang baik
sesuai dengan keyakinan.
6. Menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang usaha yan dijalaninya untuk
mendukung kemampuan dan kemajuan dalam usaha.
7. Ambisi untuk maju. Tanpa ambisi yang kuat, seorang wirausaha tidak akan dapat
mencapai keberhasilan. Ambisi yang kuat, harus diimbangi dengan usaha yang keras dan
disiplin diri yang baik.
8. Pandai komunikasi. Seorang wirausaha harus dapat menarik orang lain dengan tutur kata
yang baik, sopan, jujur, dan percaya diri. Dengan demikian, akan memberi kesan kepada
orang lain menjadi tertarik dan orang akan percaya dengan apa yang disampaikan.

Faktor Kegagalan
Menurut Zimmere dalam Buchari Alma (2009), faktor yang menyebabkan wirausaha gagal
dalam menjalankan usahanya antara lain:
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat usaha
kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan tekik, kemampuan memvisualisasikan
usaha, kemampuan mengoordinasi, keterampilan mengelola sumber daya manusia,
maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik,
faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas
akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan. Sekali
gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaanya.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi kerena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan
tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal akan menjadi lebih besar.
8. Ketidakkemampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausahawan
yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, ia tidak ada jaminan untuk
menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya dapat
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap
waktu.
Perilaku Kerja Prestatif.
Wirausahawan harus mampu menatap masa depan dengan lebih optimis. Tentunya hal ini
disertai dengan pemikiran yang penuh perhitungan dan usaha yang maksimal. Kunci sukses
wirausahawan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda
dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang
prestatif harus tetap tabah dalam mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa
depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausahawan tidak cepat puas dengan
karya yang sudah ada. Karena itu, ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu
peluang.
Paling tidak, dalam diri manusia akan selalu ada empat potensi yang mendorong manusia
untuk maju, yaitu mawas diri, mempertajam suara hati, pandangan mandiri untuk bekal
bertindak, serta berpikir mengarah ke hal yang baik dan benar serta adaptasi yang tepat.
Perilaku prestatif manusia dapat tercermin dalam sikap:
Kerja ikhlas, bekerja dengan bersungguh-sungguh dan menghasilkan sesuatu yang baik serta
dilandasi dengan hati yang tulus.
Kerja mawas diri, yakni tidak terpengaruh oleh perasaan yang sedang melanda jiwanya.
Bedakan urusan pribadi dengan urusan perusahaan dalam memecahkan masalah sehingga
tetap tercipta logika berpikir yang tetap rasioanl dan tidak emosional.
Kerja cerdas, yakni pandai memperhitungkan risiko, maupun melihat peluang serta dapat
mencari solusi persoalan yang ada dengan tepat dan benar sehingga dapat mencapai
keuntungan yang diharapkan.
Kerja keras, mampu memanfaatkan waktu yang optimal sehingga semua itu dapat bermakna.
Dalam melakukannya, wirausahawan bekerja dengan penuh semangat serta berusaha keras
untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.
Kerja tuntas, yaitu mampu mengorganisasikan bagian usaha secara terpadu dari awal sampai
akhir untuk menghasilkan usaha sampai selesai dengan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai