Memanfaatkan barang bekas untuk diolah kembali menjadi sebuah kerajinan yang bernilai
jual tinggi merupakan salah satu ide kreatif yang juga membantu untuk menjaga kelestarian
lingkungan kita. Wah, sungguh hebat ya para wirausahawan sukses di bidang kerajinan
barang bekas ini. Yuk cek profil singkat mereka dibawah ini.
Naomi Susilowati Setiono
Yang pertama adalah kisah wirausahawan sukses di bidang kerajinan yaitu Naomi Susilowati
Setiono.
Naomi Susilowati Setiono merupakan pengusaha di bidang kerajinan. Usahanya adalah batik
lasem. Sebelum sukse, Naomi pernah menjalani hidup sebagai tukang cuci, pemotong batang
rokok, kernet bus, dan akhirnya menjadi pengrajin batik lasem.
Meski masih menggunakan peralatan tradisional dan perkembangannya jauh tertinggal
dibanding batik solo dan yogya, beliau tetap menekuni usahanya. Naomi menggeluti usaha
batik ini sejak tahun 1990 yang merupakan limpahan dari orang tuanya karena orang tuanya
memutuskan untuk tinggal dengan adik-adiknya di Jakarta. Ini adalah kesempatan Naomi
untuk mengubah sistem bagi pekerjanya. Suasana kerja juga bukan lagi atasan dan bawahan,
semua pengrajin adalah rekan usaha yang saling membutuhkan.
Eni Suryani
Eni suryani merupakan wirausahawan, usaha yang digelutinya adalah kayu dan kaleng bekas
yang dijadikan barang yang bernilai jual. Bisnis Wastraloka yang berdiri pada tahun 2014 ini
hanya menggunakan modal sebesar Rp 5 juta,sebagian besar digunakan untuk membeli bahan
baku yaitu barang bekas dan akrilik sebagai pewarna. Dengan modal itu, Eni sudah bisa
membuat berbagai macam kerajinan tangan yang memiliki nilai jual sampai dengan jutaan
rupiah. Kerajinan yang dibuat berupa kaleng kerupuk, tenong, guci tempel, ceret angkringan,
vas bunga, dan lain-lain.
Produknya :
Awalnya Eni bingung karena harus mengeluarkan yang tidak sedikit untuk mengikuti ajang
Inacraft 2015. Untungnya beliau berhasil mendapatkan modal dari uang asuransi. Eni
beruntung mengikuti ajang itu karena dapat membantunya membuka pasar kerajinan yang
jauh lebih luas. Setelah dua tahun, Eni mendapatkan omset yang cukup besar dan beliau lebih
fokus menggarap bisnisnya.
Diah rahmadita juga merupakan wirausaha kerajinan dari barang bekas. Bisnis yang
dijalaninya dimulai sejak tahun 2007. Barang bekas yang digunakan adalah piring bekas,
gelas, botol beling, dan lain lain.
Awalnya Diah menjalankan bisnis ini berawal dari hobinya yang hobi membuat kerajinan
tangan. Akhirnya sekarang Diah sudah punya pembeli di beberapa negara baik di Asia
maupun di Eropa. Harga produk decoupage dijual senilai Rp 20 ribu hingga jutaan rupiah.
Produk yang harganya paling mahal adalah yang terbuat dari botol beling besar memiliki
harga sekitar 1,5 jutaan. Omset yang dihasilkan Diah dari penjualan produk tersebut sekitar
10 sampai 20 juta perbulan.
Seiring berjalannya waktu, Diah mulai menekuni dengan mencoba membuka bisnis Decopatch,
yakni seni menempelkan kertas tisu yang telah dilukis menggunakan bahan cat.
Produk decopatch (diyfashionhair.club)
Bisnis yang dijalankan Diah Rahmalita diberi nama Lita Art. Menurutnya, bisnis ini tidak
membutuhkan yang besar. Awal membuka Lita Art, Diah hanya mengeluarkan modal sebesar
Rp 1 juta. Modal tersebut ia gunakan untuk membeli cat dan alat lukis.
Diah mengungkapkan bahwa dalam menjalankan bisnis di bidang kerajinan dimulai dari hobi.
Dari hobi tersebut akhirnya membuat Diah menjadi pengusaha sukses di bidang kerajinan.
Menurut Diah, melukis dengan media yang tidak umum seperti kaca dapat menjadi peluang
bisnis 2019 yang menjanjikan. Bahkan diah rela meninggalkan pekerjaan lamanya untuk fokus
membangun Lita Art.
Barang bekas yang dipole menjadi produk yang sangat cantik biasa digunakan untuk pajangan
di rumah atau kantor. Nilainya juga tidak main-main, karena setiap produk kerajinan yang
dibuatnya ia jual mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Seperti produk botol dengan full lulisan dapat ia jual dengan harga Rp 1,5 juta. Saat ini produk
yang dibuat Diah sudah tembus ke pasar internasional. Tak heran omzet yang diterimanya per
bulan minimal Rp 20 juta.