Anda di halaman 1dari 4

Naskah Drama Negosiasi

Judul : Bernegosiasi di pasar


Pemeran : Siti Aisah sebagai Narator
Tengku Syafirah Aswa sebagai Sintia (penjual)
Sri Agustina Rahmayani sebagai Bu Ina (penjual)
Nor Elfia Ningsih sebagai Ani (pembeli)
Nurhidayah sebagai Tuti (pembeli)
Dendi Duwi Wahyudi sebagai Ryan (pembeli)
M. Wahyu Ramadhan sebagai Denis (pembeli)
Riski Afnizan sebagai Dino (pegawai)

Dialog Drama
Pada suatu hari, ada 4 orang siswa dari sekolah SMA, diantaranya Denis, Tuti, Ani, dan Ryan.
Pada hari itu, mereka pergi ke pasar bersama-sama, dengan keperluan membeli pakaian untuk
dipakai dalam pentas seni bulan depan. Dan mereka pun berbincang-bincang.

Denis : “Kenapa sih kita harus ke pasar seperti ini? Ngga nyaman banget deh desek-
desekan kayak gini”
Tuti : “Iya nih si Ryan ada-ada aja, dia bilang sih di sini bajunya murah-murah,
apalagi kalau beli dalam jumlah banyak”
Ryan : “Udah kalian tenang aja, yang penting kita bisa dapat baju seragam yang
bagus dengan harga murah”

Mereka pun terus mengobrol sambil melihat-lihat toko pakaian yang ada di pasar tersebut. Dan
ketika mereka menyusuri toko-toko di pasar itu, mereka melihat sebuah toko pakaian yang
kebetulan sedang sepi pengunjung. Mereka pun menghampiri toko tersebut. Toko itu di jaga
oleh seorang ibu dengan anaknya, dan juga oleh seorang pegawai. Dengan ramah mereka
mempersilahkan anak-anak sekolah itu untuk masuk dan menanyakan keperluan mereka.

Bu Ina (penjual) : “Silahkan masuk adik-adik, ada yang bisa kami bantu?”
Ryan : “Begini bu, kak, kita perlu pakaian dari bahan kaos, dengan warna yang
Sama, dan jumlahnya 20 helai, kira-kira di sini ada ga kak?”
Sintia (penjual) : “Untuk keperluan seragam ya?”
Tuti : “Iya kak, tapi kami ingin pakaian yang motif polos dan satu warna”
Sintia (penjual) : “Ooh iya-iya, ya udah sebentar saya ambilkan contoh kaos yang ada di sini”
Tuti : “Iya kak”

Mereka pun menunggu kakak penjual itu mengambil contoh kaos tersebut. Setelah beberapa
menit , kakak penjual itu pun datang dan memperlihatkan model kaos berkerah berwarna putih
dan biru.

Sintia (penjual) : “Ini dek model-model kaosnya. Gimana, kira-kira yang model begini kalian
suka ngga?”

Ryan pun mengambil pakaian yang di tawarkan si penjual dan menanyakan pada kedua
temannya.

Ryan : “Bagaimana teman-teman, apakah pakaian ini cocok untuk di jadikan seragam
pentas seni?, aku pikir sih lumayan bagus, sederhana tapi cukup modis untuk
seusia kita, bagaimana?”
Ani : “Bagus juga sih, tapi harganya mahal ga?. Budget kita kan pas-pasan Ryan.

Ryan : “Kalau soal harga, silahkan bagian ibu-ibu menawarnya..


Tuti & Ani : “Hmmhh,, giliran nawar angkat tangan deh, dasar cowok.
Sintia (penjual): “Gimana, kalian suka dengan modelnya?”
Tuti : “Kami pikir ini cocok untuk seragam kami nanti kak, soal harganya gimana
kak?”
Sintia (penjual): “Harga satuan untuk kaos ini 100.000, karena kalian belinya 20 helai, kami
kasih potongan 15%. Jadi untuk 20 helai kaos ini harga totalnya 1.700.000.
Bagaimana?”
Ani : “Apakah masih bisa kurang kak?, budget kami kan tidak banyak, maklum
kami masih anak sekolahan, ini pun kami sisihkan dari uang jajan kami
masing-masing kak”
Tuti : “Iya kak, kalau kami tawar potongannya 30% bisa kan kak?
Ani : “Kami promosikan deh toko kakak untuk teman-teman kami di kelas
lain supaya belanja kesini untuk seragam pentasnya”

Penuh semangat Ani merayu si penjual. Dan kakak penjual pun tampak berunding dengan
ibunya.

Sintia (penjual) : “Bagaimana bu?, adik-adik itu menawar potongan 30% untuk 20 helai
kaosnya”
Bu Ina (penjual) : “Kalau 30% keuntungan kita cuma 5% dong dari harga beli”
Sintia (penjual) : “Iya sih, tapi mereka janji tuh mau menawarkan pada teman-teman mereka
yang lain untuk belanja ke toko kita juga, kan lumayan bu untuk omset kita”
Bu Ina (penjual) : “Ya sudah, kita kasih potongan 25% aja untuk mereka, di toko lain belum
tentu mereka dapat diskon sebesar ini”
Ani : “Bagaimana kak, di kasih kan potongan 30% nya?”
Sintia (penjual) : “Begini dek, saya terus terang saja, kalau 30% selisih keuntungannya sangat
kecil buat kita. Sudah, kita kasih 25% deh untuk adik-adik, hitung-hitung
jadi langganan nanti, saya jamin di toko lain kalian tidak akan dapat
potongan sebesar ini”

Dengan semangat si penjual menjelaskan pada anak-anak itu. Tuti, Ani, Ryan, dan Denis pun
sepakat untuk membeli baju tersebut.

Tuti : “Baiklah kak, pakaian ini jadi kami beli”


Sintia (penjual) : “Ok, sebentar ya, saya bungkus dulu pakaian-pakaiannya”
Ani : “Iya kak”

Ucap mereka sambil menunggu si penjual membungkus pakaian-pakaiannya. Dan si penjual


pun menyuruh pegawainya untuk membungkus pakaian-pakaian tersebut.

Sintia (penjual) : “Dino, itu pakaian-pakaiannya di bungkusin ya”


Dino (pegawai) : “Iya mbak”

Setelah selesai membungkusnya, si penjual dan pegawainya pun datang dan membawa
pakaian-pakaian yang sudah dibeli. Dan Ani pun mengeluarkan uang dari dalam tas nya dan
menyerahkan uang tersebut kepada si penjual.

Ani : “Ini uangnya kak, silahkan di hitung kembali, jumlahnya 1.500.000, dan kami
terima barangnya”

Si penjual pun menghitung kembali uang yang di berikan Ani.

Sintia (penjual) : “Uang nya saya terima ya dek, semoga barangnya bermanfaat dan kalian
kembali berbelanja di toko kami, terima kasih ya adik-adik”
R,D,T,A : “Sama-sama kak, bu. Semoga tambah laris jualannya, mari kak, bu, kami
permisi dulu”
Penjual : “Iya dek, hati-hati di jalan, kami tunggu berbelanja ke tempat kami lagi ya”

R,D,T,A : “Iya bu,,

Anak-anak SMA itu pun berlalu meninggalkan toko pakaian tersebut dengan hati puas karena
berhasil bernegosiasi dan mendapatkan barang sesuai dengan keperluan dan harga yang
terjangkau.

Anda mungkin juga menyukai