Anda di halaman 1dari 6

"Tafsiran Aturan Pidana Islam"

Di Susun Oleh :

Yuni Shafika (182219495)

Riski Akbarina (182219485

Aqil Junaid Al-Fath (182219458)

Sahara Sasa Amira (182219487)


Teori Berlakunya Hukum Islam Di Indonesia

Teori HAR Gibb

 Teori ini di kemukakan oleh HAR Gibb dalam bukunya” The Moderm Trends Of Islam”.
Teori ini mengatakan bahwa “ orang Islam kalau sudah menerima Islam sebagai agamanya
maka ia menerima otoritas hukum Islam terhadap dirinya”. Ichtijianto, menyebut teori ini
dengan teori penerimaan otoritas hukum. Gibb, menggambarkan bahwa dalam masyrakat
Islam ada dalam hukum Islam karena ditaati oleh orang-orang Islam. Orang Islam menaati
hukum Islam karena diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, karena kalau mereka telah
menerima islam sebagai agamanya, mereka menerima otoritas hukum islam terhdap dirinya.
HAR Gibb juga berpendapat bahwa hukum Islam berdeda dengan hukum Romawi dan
hukum modern pada umunya, hukum Islam bukanlah hasil karya budaya yang gradual dari
manusia, melainkan ketentuan agama.
Pengertian Hukum Pidana Islam

 Hukum pidana Islam merupakan seperangkat norma atau peraturan yang bersumber dari Allah dan
Nabi Muhammad Saw. untuk mengatur kejahatan manusia di tengah-tengah masyarakatnya. Dengan
kalimat yang lebih singkat, hukum pidana Islam dapat diartikan sebagai hukum tentang kejahatan yang
bersumber dari ajaran Islam. Hukum Pidana Islam (HPI) dalam khazanah literatur Islam biasa disebut Al-
Ahkam Al-Jinaiyyah , yang mengatur pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh orang mukallaf dan
hukuman-hukuman baginya (Khallaf, 1978: 32). Para ulama menggunakan istilah jinayah bisa dalam dua
arti, yakni arti luas dan arti sempit.

 Dalam arti luas, jinayah merupakan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Syara’ dan dapat
mengakibatkan hukuman had (hukuman yang ada ketentuan nash-nya seperti hukuman bagi pencuri,
pembunuh, dll), atau ta’zir (hukuman yang tidak ada ketentuan nash-nya seperti pelanggaran lalu lintas,
percobaan melakukan tindak pidana, dll) Dalam arti sempit, jinayah merupakan perbuatan-perbuatan
yang 6 dilarang oleh Syara’ dan dapat menimbulkan hukuman had, bukan ta’zir (A. Jazuli, 2000: 2).
Istilah lain yang identik dengan jinayah adalah jarimah.
Tujuan Hukum Pidana Islam
 Tujuan hukum pidana Islam sejalan dengan  Menurut al-Syathibi, penetapan kelima
tujuan hidup manusia serta potensi yang ada pokok kebutuhan manusia di atas
dalam dirinya dan tidak menyimpang dari didasarkan pada dalil-dalil al-Quran dan
cita-cita nasional re[ublik Indonesia dan Hadis. Dalil-dalil tersebut berfungsi sebagai
potensi yang datang dari luardirinya, yakni al-qawaid al-kulliyyah (kaidah-kaidah
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di umum) dalam menetapkan al-kulliyyah al-
akhirat, atau dengan ungkapan yang singkat, khamsah (lima kebutuhan pokok). Ayat-ayat
untuk kemaslahatan manusia. Tujuan ini al-Quran yang dijadikan dasar pada
dapat dicapai dengan cara mengambil segala umumnya adalah ayat-ayat Makkiyah yang
hal yang memiliki kemaslahatan dan tidak dinasakh (dihapus hukumnya) dan
menolak segala hal yang merusak dalam ayat-ayat Madaniyah yang mengukuhkan
rangka menuju keridoan Allah sesuai ayat-ayat Makkiyah. Tujuan berikutnya
dengan prinsip tauhid. Menurut al-Syathibi, adalah menjamin keperluan hidup
salah satu pendukung Mazhab Maliki yang (keperluan sekunder) atau Hajiyat. tujuan
terkenal, kemaslahatan itu dapat terwujud ketiga dari perundang-undangan Islam
apabila terwujud juga lima unsur pokok. adlah membuat berbagai perbaikan, yaitu
Kelima unsur pokok itu adalah agama, jiwa, menjadikan manusia mampu mengatur dan
keturunan, akal, dan harta (Bakri, 1996: 71). menghiasi kehidupan sosialnya lebih baik
(keperluan tersier) atau tahsinat.
Peluang, Hambatan, Dan Tantangan Hukum Pidana Islam Di Indonesia

Peluang
1. Sejarah panjang eksistensi hukum Isla sebagai the living law
2. Semaraknya kegiatan Islam
3. Ajaran Islam yang bersifat terbuka untuk semua manusia
4. Pemidanaan dalam Islam sesuai dengan prinsip keadilan dan
kemanusiaan
5. Indonesia oleh beberapa kalangan dikategorikan sbg negara Tantangan:
Islam

Hambatan: 1. Globalisasi dunia berhadapan antara


6. Kendala Kultural atau sosiologis yaitu adanya Umat Islam yang penegakan pidana Islam versus HAM
masih belum bisa menerima hukum pidana Islam diberlakukan;

7. Kendala Fikrah (Pemikiran), yaitu banyaknya pandangan 2. Dikotomi hukum Islam versus hukum
negatif terhadap hukum pidana Islam dan kurang yakin dengan
efektifitasnya; umum
8. Kendala Filosofis berupa tuduhan bahwa hukum ini tidak adil
bahkan kejam dan ketinggalan zaman serta bertentangan dengan 3. Politik pecah belah dan hancurkan Islam
cita-cita hukum nasional;
9. Kendala yuridis yang tercermin dari belum adanya ketentuan dan umatnya
hukum pidana yang bersumber dari syariat Islam;

4. Pertentangan hukum Islam, hukum adat,


Strategi Dan Taktik Merealisasikan Hukum Pidana Islam Di Indoneisa

Dari berbagai hambatan yang ada, penulis mencoba merumuskan solusi-solusinya, yaitu:

1. Mulai pribadi muslim sendiri, agar memantapkan iman terhadap Allah SWT, memahami hukum pidana Islam itu
sendiri, serta menyakini bahwa syariat-Nya lah yang paling benar. Setelah itu memberikan kenyakinan /
memotivasi/ berdakwah kepada kaum muslimin yang lain (mentranformasikan aura positif hukum pidana Islam).

2. Agar orang yakin dengan efektifitas hukum pidana Islam, maka kita harus memberikan penjelasan tentang
keunggulan-keunggulan hukum pidana Islam. Serta bukti-bukti yang telah memberlakukan hukum tersbut. seperti
Arab Saudi, Yaman Utara, Libya, Pakistan, Iran, Sudan dan lain-lain.

3. Memberikan pemahaman secara menyeluruh tentang hukum pidana Islam, bahwa tujuan hukum pidana Islam sama
dengan cita-cita bangsa, yaitu mensejahrakan rakyat, memberikan rasa keadilan yang beradab melalui hukum.

4. Ahli Hukum Islam, ulama, cendikiawan muslim dan umat islam bersama-sama Membuat rancangan seperti RUU
KUHP yang didalamnya di isi syariat Islam.

Anda mungkin juga menyukai