Di Susun oleh:
Dosen Pembimbing:
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang bagaimana proses pembentukan hukum.
Saya juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat yidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kamimohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kamimemohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………
B. Perumusan Masalah………………………………………………………….
C. Manfaat…………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………
A. Proses Pembentukan Hukum……………………………………………
B. Pembentukan Hukum dan Model Masyarakat…………………………….
C. Pembentukan Hukum dan Kultur…………………………………………….
D. Pembentukan Hukum dan Nilai-nilai yang ada di Masyarakat………………..
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..
A. SIMPULAN…………………………………………………………………
B. SARAN…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum dalam arti luas meliputi keseluruhan aturan normatif yang
mengatur dan menjadi pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara dengan didukung oleh sistem sanksi tertentu terhadap setiap
penyimpangan terhadapnya. Bentuk-bentuk aturan normatif seperti itu tumbuh
sendiri dalam pergaulan hidup bermasyarakat dan bernegara ataupun sengaja
dibuat menurut prosedur-prosedur yang ditentukan dalam sistem organisasi
kekuasaan dalam masyarakat yang bersangkutan. Makin maju dan kompleks
kehidupan suatu masyarakat, makin berkembang pulatuntutan keteraturan dalam
pola-pola perilaku dalam kehidupan masyarakat.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara republik indonesia tahun 1945
telah membawa perubahan dalam kehidupan ketatanegaraan, UUD menegaskan
bahwa “Indonesia adalah negara hukum”. prinsip ini semula dimuat dalam
penjelasan, yang berbunyi (Negara indonesia berdasar atas hukum ( rechsstaat)
tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machsstaat) disamping itu, ada prinsip lain
yang erat dengan prinsip negara hukum yang juga dimuat dalam penjelasan
(Pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi ) hukum dasar, tidak bersifat
(absolutisme ) kekuasaan yang tidak terbatas. Prinsip ini mengandung makna ada
pembagian kekuasaan negara dan pembatasan kekuasaan ) tidak absolut dengan
kekuasaan tidak terbatas. Dengan ketentuan ini, maka dasar sebagai negara
berdasarkan atas hukum mempunyai sifat normatif bukan sekedar asas belaka.
Berdasarkan tata kehidupan hukum di indonesia, teori hukum yang
berpengaruh kuat terhadap konsep-konsep dan implementasi hukum di indonesia
adalah teori hukum positifisme. Positifisme hukum dikenal sebagai suatu teori
hukum yang menganggap bahwa pemisahan antara hukum dan moral, merupakan
hal yang teramat penting. Dalamteori ini hukum dibuat oleh penguasa seperti
peraturan perundang-undangan.
Untuk mewujudkan indonesia sebagai negara hukum, negara berkewajiban
melaksanakan pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana,
terpadu,dan berkelanjutan dalam sistem hukum nasional yang menjamin
pelindungan hak dan kewajiban segenap rakyat indonesia berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara republik Indonesia tahun 1945. Pembentukan peraturan
perundang-undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan
hukum nasional yang hanya dapat terwujud apabila didukung oleh para dan
metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang
berwenang membuat peraturan perundang-undangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Pembentukan Hukum?
2. Bagaimana Pembentukan Hhukum dan Model Masyarakat?
3. Bagaimana Pembentukan Hukum dan Kultur?
4. Bagaimana Pembentukan Hukum dan Nilai-nilai yang ada dimasyarakat?
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk Memahami Proses Pembentukan Hukum.
2. Untuk Memahami Pembentukan Hukum dan Model Masyarakat.
3. Untuk Memahami Pembentukan Hukum dan Kultur.
4. Untuk Memahami Pembentukan Hukum dan Nilai-nilai yang ada dimasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Pembentukan Hukum
Hukum tidak akan mungkin bekerja dalam ruang hampa. Itulah sebabnya
hukum dalam realitasnya berfungsi sebagai faktor pengintegrasian masyarakat.
Sebagai pengatur sosial, hukum harus menjalani suatu proses yang panjang dan
melibatkan berbagai aktivitas dengan kualitas yang berbeda-beda dalam proses
pembuatan hukum dan proses implementasi hukum. Proses pembuatan hukum itu
sesungguhnya mengandung pengertian yang sama dengan istilah proses
pembuatan UU.
(1)Tahap Inisiasi
Secara juridis dan ideologis, instansi penegak hukum dan aparat penegak
hukum di Indonesia merupakan suatu kesatuan sistem yang terintegrasi dalam
membangun satu misi penegakan hukum. Meskipun penegakan hukum secara
prinsip adalah satu, namun secara substantif penegakan hukum, penyelesaian
perkara akan melibatkan seluruh integritas kepribadian para aparat penegak
hukum yang terlibat di dalamya. Keberhasilan atau kegagalan para penegak
hukum dalam melaksanakan tugasnya sebetulnya sudah dimulai sejak peraturan
hukum dijalankan itu dibuat.
Norma hukum dikatakan berlaku secara filosofis apabila norma hukum itu
memang bersesuaian dengan nilai-nilai filosofis yang dianut oleh suatu negara.
Nilai filosofis negara Republik Indonesia terkandung dalam Pancasila sebagai
”staatsfundamentalnorm”. Dalam rumusan kelima sila Pancasila terkandung nilai-
nilai religiusitas Ketuhanan Yang Maha Esa, humanitas kemanusiaan yang adil
dan beradab, nasionalitas kebangsaan dalam ikatan berbhineka-tunggal-ikaan,
soverenitas kerakyatan, dan sosialitas keadilan bagi segenap rakyat Indonesia.
Dari kelima nilai-nilai filosofis tersebut tidak satupun yang boleh diabaikan atau
malah ditentang oleh norma hukum yang terdapat dalam berbagai kemungkinan
bentuk peraturan perundang-undangan dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Hukum tidak akan mungkin bekerja dalam ruang hampa. Itulah sebabnya
hukum dalam realitasnya berfungsi sebagai faktor pengintegrasian masyarakat.
Sebagai pengatur sosial, hukum harus menjalani suatu proses yang panjang dan
melibatkan berbagai aktivitas dengan kualitas yang berbeda-beda dalam proses
pembuatan hukum dan proses implementasi hukum. Proses pembuatan hukum itu
sesungguhnya mengandung pengertian yang sama dengan istilah proses
pembuatan UU.
Pembuatan hukum merupakan awal dari bergulirnya proses pengaturan pola
pembentukan hukum untuk mengatur tatanan kehidupan social. Dalam masyarakat
demokratis yang modern, badan legislative berdaulat dalam membuat kebijakan
pembuatan hukum untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. Pada prinsipnya
proses pembuatan hukum tersebut berlangsung dalam tiga tahapan besar, yakni :
(1) Tahap Inisiasi
(2) Tahap Sosio-Politis & Tahap Juridis
(3) Tahap Penyebarluasan atau Desiminasi
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
masyarakat disekitar kita, dan juga mahasiswa bahwa hukum dibuat untuk
dipatuhi bukanuntuk dilanggar, hukum itu mempunyai peranan yang sangat besar
dalam menjaga stabilitas sosial masyarakat, sehingga kehidupan dapat terkendali
dan masyarakat akan selalu merasa aman. Oleh karena itu taati hukum yang
berlaku, karena menaati hukum merupakan salah satu ciri warga negara yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartomo dan Aziz Arnicun, 1990. Ilmu sosial dasar. Jakarta: Bumi Aksara
2. Ali, Zainuddin. 2006. Sosiolagi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
3. Ferdy Ardianto. 2016. Makalah Pengantar Ilmu Hukum. Makalah
4. S. Maronie. 2014. http://zriefmaronie.blogspot.com/2014/05/bekerjanya-
hukum-dalam-masyarakat.html, diakses pada 11 januari 2019