DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.2 Pengaruh Timbal Balik Antara Hukum dengan Gejala Sosial
4
2.3 Terjadinya Pemberdayaan Hukum
Hukum di buat untuk mengatur perilaku manusia agar tertib dan teratur.
Namun realitas menunjukkan bahwa hukum menjadi mainan manusia untuk
mewujudkan kepentingannya. Hukum di jadikan alat untuk mencapai tujuan.
Seorang politisi menggunakan hukum untuk kepentingan politiknya, seorang
pengusaha akan menggunakan hukum untuk kepentingan bisnisnya, dan
sebagainya. Pemaknaan hukum berdasarkan tujuan dan kepentingan masing-
masing menjadi suatu dilema tersendiri dalam dunia peradilan. Asas-asas keadilan
cenderung di abaikan, digeser oleh asas-asas kepentingan bersifat personal atau
kelompok, yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya derajat hukum sebagai
alat untuk memberikan keadilan atau dispencing justice. Manusia menjadi aktor
utama dalam proses penegakan hukum.
Hal ini berkaitan dengan anggapan bahwa hukum lahir dari kontrak sosial,
yakni kesepakatan yang di buat oleh anggota masyarakat untuk mempertahankan
nilai. Tiada hukum tanpa masyarakat, karena hukum tercipta dan di ciptakan oleh
masyarakat untuk dijadikan pedoman bertingkahlaku anggota masyarakat dalam
hubungannya dengan sesama. Selain itu, tentunya untuk menjaga keutuhan
masyarakat itu sendiri. Selanjutnya, karena masyarakat mempunyai ciri dan
pengalaman yang berbeda-beda, hukum pun akan berbeda-beda pula dalam setiap
masyarakat. Hal ini di sebabkan oleh masyarakat yang mempunyai kebutuhan-
kebutuhan dan nilai-nilai yang berbeda-beda.
5
Jika kita perhatikan rambu lampu pengatur lalu lintas. Menurut
aturan (hukum) lampu kuning hati-hati atau pelan-pelan karena
sebentar lagi akan menyala lampu merah dimana kendaraan harus
berhenti. Akan tetapi justru pada umumnya kita melihat ketika
lampu kuning menyala, kendaraan pada umumnya tancap gas.
Malah jika ada kendaraan yang pelan-pelan akan diklakson oleh
kendaraan yang berada di belakangnya. Polisi juga tidak bereaksi
pada kejadian tersebut. Ini menunjukkan bahwa hukum yang
berlaku dalam masyarakat tidak sesuai dengan hukum positifnya.
Dari apa yang telah dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa hukum
mempunyai fungsi sebagai Sarana Pengendalian Sosial: Sarana Rekayasa Sosial,
dan Sarana Pengintegrasian. :
(1) Hukum sebagai Sarana Pengendalian Sosial
Selain hukum sebagi pedoman tingkah laku, hokum juga dianggap
berfungsi sebagai salah satu sarana pengendalian sosial (social/ control).
Pengendalian sosial ini menurut E.A. Ross, mencakup semua kekuatan-
kekuatan yang menciptakan serta memelihara ikatan sosial. Dalam hal ini
hukum adalah suatu sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat
dari ancarnan-ancaman maupun perbuatan-perbuatan yang membahayakan
diri serta harta bendanya. Hukum sebagai sarana kontrol sosial berguna
untuk mempertahankan ketertiban yang sudah ada. Dalam hal
pengendalian sosial (kontrol sosial) tersebut, maka hukum juga berfungsi
sebaga pegangan dalam pengendalian sosial (Soekanto, 1981:43-44).
6
persoalan adalah: bagaimana kita menggerakkan tingkah laku anggota
masyarakat atau mencapai keadaan yang dinginkan melalui hukum.
“Social engineering” hanya merupakan bagian daripada usaha
pembangunan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sosiologi Hukum adalah cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari hukum dalam konteks sosial. Sosiologi hukum membahas tentang
hubungan antara masyarakat dan hukum, mempelajari secara analitis dan empiris
pengaruh timbal balik antara hukum dengan gejala sosial lainya.
Setiap aspek kehidupan bersama itu merupakan lingkupan atau lapangan
kerja dari suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Setiap aspek kehidupan
bersama itu. memiliki unsur-unsur sosial/kemasyarakatan. Unsur-unsur sosial
tersebut yang menjadi lingkupan sosiologi (Soemardjan dan Soemardi, 1964:13-
14).
Hukum di buat untuk mengatur perilaku manusia agar tertib dan teratur.
Namun realitas menunjukkan bahwa hukum menjadi mainan manusia untuk
mewujudkan kepentingannya. Hukum di jadikan alat untuk mencapai tujuan.
Seorang politisi menggunakan hukum untuk kepentingan politiknya, seorang
pengusaha akan menggunakan hukum untuk kepentingan bisnisnya, dan
sebagainya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Google Scholer
Salman, Otje dan Susanto, F. Anton. Beberapa Aspek Sosiologi Hukum, Bandung
: PT Alumni. 2004.