Anda di halaman 1dari 12

PERANAN SOSIOLOGI HUKUM UNTUK

MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

LM. REZKI ARWA 120 120 006


LUBIS 20 120 001
INAL FAJAR AHMAD 20 120 012

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Peranan Sosiologi Hukum Untuk Memberdayakan
Masyarakat Dalam Kehidupan Sehari-hari“dengan lancar.
Maksud dan tujuan kami, menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Sosiologi Hukum. Hal ini karena untuk mengetahui
apa saja peran sosiologi hukum dalam memberdayakan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami, menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
kekurangan, karena kurangnya pengetahuan dan terbatasnya referensi yang kami
dapatkan, sehingga kami memerlukan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Baubau, 17 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................1


1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................2

BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................3


2.1 Pengertian Sosiologi Hukum .............................................................3
2.2 Pengaruh timbal balik antara hukum dengan gejala sosial............4
2.3 Terjadinya Pemberdayaan Hukum...................................................5
2.4 Fungsi Hukum ...................................................................................6

BAB III. PENUTUP ......................................................................................8


3.1 Kesimpulan ........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari judul materi dapat di simpulkan bahwa eksistensi hukum dapat


menjadi alat untuk menata, mempengaruhi dan perilaku masyarakat dapat di
arahkan secara terbimbing ke arah yang lurus dan konstruktif jika hukum dapat
diberdayakan sebagai kekuatan strategis untuk mempengaruhinya. Hukum di buat
untuk mengatur perilaku manusia agar tertib dan teratur.
Namun realitas menunjukkan bahwa hukum menjadi mainan manusia
untuk mewujudkan kepentingannya. Hukum di jadikan alat untuk mencapai
tujuan. Seorang politisi menggunakan hukum untuk kepentingan politiknya,
seorang pengusaha akan menggunakan hukum untuk kepentingan bisnisnya, dan
sebagainya. Pemaknaan hukum berdasarkan tujuan dan kepentingan masing-
masing menjadi suatu dilema tersendiri dalam dunia peradilan. Asas-asas keadilan
cenderung di abaikan, digeser oleh asas-asas kepentingan bersifat personal atau
kelompok, yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya derajat hukum sebagai
alat untuk memberikan keadilan atau dispencing justice. Manusia menjadi aktor
utama dalam proses penegakan hukum.
Masalahnya, belakangan ini banyak perilaku-perilaku oknum cenderung
menggunakan kelemahan hukum untuk mengambil suatu kesempatan dalam
menanggapi tujuannya. Logikanya, hukum di jadikan suatu alat untuk menyerang
orang lain. Berkaitan dengan perilaku manusia, salah satu ilmu yang relevant
dengan hal tersebut adalah sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku masyarakat dan pengetahuan kemasyarakatan dalam perjalanannya
banyak berinteraksi dengan ilmu-ilmu lain, termasuk ilmu hukum.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat di tarik dari judul makalah adalah :

1. Apa yang di maksud dengan sosiologi hukum?


2. Apa pengaruh timbal balik anrata hukum dengan gelaja sosial, beserta
contohnya?
3. Bagaimana contoh perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan hukum
positif dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana bisa terjadi pemberdayan hukum dalam masyarakat?
5. Apa saja fungsi hukum dalam masyarakat?

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sosiologi Hukum

Dari sudut sejarah, sosiologi hukum untuk pertama kalinya diperkenalkan


oleh seorang Itali yang bernama Anzilotti pada tahun 1882. Sosiologi hukum pada
hakekatnya lahir dari hasil-hasil pemikiran para ahli, baik di bidang filsafat
hukum, sosiologi maupun ilmu-ilmu lainnya.
Sosiologi hukum merupakan kegiatan-kegiatan ilmiah untuk menemukan
kondisi-kondisi sosial yang sesuai ataupun tidak sesuai dengan hukum, serta cara-
cara untuk menyesuaikannya (Selznick).

Setiap aspek kehidupan bersama itu merupakan lingkupan atau lapangan


kerja dari suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Setiap aspek kehidupan
bersama itu. memiliki unsur-unsur sosial/kemasyarakatan. Unsur-unsur sosial
tersebut yang menjadi lingkupan sosiologi (Soemardjan dan Soemardi, 1964:13-
14).

Meskipun definisi hukum cukup banyak, definisi yang sederhana dari


hukum adalah aturan. Ada yang mengatakan bahwa hukum adalah kumpulan
peraturan, ketentuan ataupun kaidah yang mengatur tentang tingkah manusia yang
dibuat oleh badan resmi (penguasa) dan bersifat mengatur, memaksa dan adanya
sanksi bagi yang melanggar, dengan tujuan untuk ketertiban masyarakat.
Selanjutnya dikatakan bahwa hukum itu sendiri merupakan tatanan serta satu
kesatuan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling
berkaitan erat satu sama lain. Kemudian dalam dunia hukum dikenal sistem
hukum yang dimaksudkan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur
yang mempunyai interaksi satu sama jain dan bekerjasama untuk mencapai tujuan
kesatuan tersebut.

3
2.2 Pengaruh Timbal Balik Antara Hukum dengan Gejala Sosial

Di kemukakan oleh Salman (1985), cara pandang' sosiologi hukum adalah


pengaruh timbal balik antara hukum dengan gejala sosial lainnya (lihat juga
Soekanto, 1993), seperti berikut :

Hukum kelompok-kelompok sosial


Misalnya: Dharma Wanita - hukumnya adalah Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangganya.

Hukum lembaga-lembaga sosia!


Misalnya: Perkawinanz hukumnya UU No. 1/1974 Desa -
hukumnya UU tentang Pemerintahan Desa. Perguruan Tinggi -
hukumnya UU Perguruan Tinggi

Hukum stratifikasi sosial


Misalnya: “hukum berlaku bagi semua orang", nyatanya hukum
berlaku beda dalam masyarakat yang berstrata.

Hukum kekuasaan dan wewenang


Misalnya: UUD 1945 mengatur hal tersebut.

Hukum interaksi sosial


Misalnya: hukum mengatur interaksi sosial ——pidana, perdata.

Hukum perubahan-perubahan sosial


Misalnya:perubahan sosial — perubahan hukum
Perubahan hukum — perubahan sosial

Hukum masalah sosial


Misalnya: kejahatan, pelacuran, kenakalan remaja——
KUHPerdata.

4
2.3 Terjadinya Pemberdayaan Hukum

Pada awalnya, hukum disebut sebagai folkways (kebiasaan). Kebiasaan


merupakan perilaku yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Perilaku
tersebut menjadi pola perilaku yang kemudian disebut norma.

Hukum di buat untuk mengatur perilaku manusia agar tertib dan teratur.
Namun realitas menunjukkan bahwa hukum menjadi mainan manusia untuk
mewujudkan kepentingannya. Hukum di jadikan alat untuk mencapai tujuan.
Seorang politisi menggunakan hukum untuk kepentingan politiknya, seorang
pengusaha akan menggunakan hukum untuk kepentingan bisnisnya, dan
sebagainya. Pemaknaan hukum berdasarkan tujuan dan kepentingan masing-
masing menjadi suatu dilema tersendiri dalam dunia peradilan. Asas-asas keadilan
cenderung di abaikan, digeser oleh asas-asas kepentingan bersifat personal atau
kelompok, yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya derajat hukum sebagai
alat untuk memberikan keadilan atau dispencing justice. Manusia menjadi aktor
utama dalam proses penegakan hukum.

Hal ini berkaitan dengan anggapan bahwa hukum lahir dari kontrak sosial,
yakni kesepakatan yang di buat oleh anggota masyarakat untuk mempertahankan
nilai. Tiada hukum tanpa masyarakat, karena hukum tercipta dan di ciptakan oleh
masyarakat untuk dijadikan pedoman bertingkahlaku anggota masyarakat dalam
hubungannya dengan sesama. Selain itu, tentunya untuk menjaga keutuhan
masyarakat itu sendiri. Selanjutnya, karena masyarakat mempunyai ciri dan
pengalaman yang berbeda-beda, hukum pun akan berbeda-beda pula dalam setiap
masyarakat. Hal ini di sebabkan oleh masyarakat yang mempunyai kebutuhan-
kebutuhan dan nilai-nilai yang berbeda-beda.

Perkembangan dari masyarakat itu sendiri selanjutnya berkaitan dengan


perubahan-perubahan hukum yang di sesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Sosiologi hukum mengkaji hukum positif yang hidup dalam masyarakat.
Berikut adalah contoh perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan
hukum positif dalam kehidupan sehari-hari :

5
 Jika kita perhatikan rambu lampu pengatur lalu lintas. Menurut
aturan (hukum) lampu kuning hati-hati atau pelan-pelan karena
sebentar lagi akan menyala lampu merah dimana kendaraan harus
berhenti. Akan tetapi justru pada umumnya kita melihat ketika
lampu kuning menyala, kendaraan pada umumnya tancap gas.
Malah jika ada kendaraan yang pelan-pelan akan diklakson oleh
kendaraan yang berada di belakangnya. Polisi juga tidak bereaksi
pada kejadian tersebut. Ini menunjukkan bahwa hukum yang
berlaku dalam masyarakat tidak sesuai dengan hukum positifnya.

2.4 Fungsi Hukum

Dari apa yang telah dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa hukum
mempunyai fungsi sebagai Sarana Pengendalian Sosial: Sarana Rekayasa Sosial,
dan Sarana Pengintegrasian. :
(1) Hukum sebagai Sarana Pengendalian Sosial
Selain hukum sebagi pedoman tingkah laku, hokum juga dianggap
berfungsi sebagai salah satu sarana pengendalian sosial (social/ control).
Pengendalian sosial ini menurut E.A. Ross, mencakup semua kekuatan-
kekuatan yang menciptakan serta memelihara ikatan sosial. Dalam hal ini
hukum adalah suatu sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat
dari ancarnan-ancaman maupun perbuatan-perbuatan yang membahayakan
diri serta harta bendanya. Hukum sebagai sarana kontrol sosial berguna
untuk mempertahankan ketertiban yang sudah ada. Dalam hal
pengendalian sosial (kontrol sosial) tersebut, maka hukum juga berfungsi
sebaga pegangan dalam pengendalian sosial (Soekanto, 1981:43-44).

(2) Hukum sebagai Sarana Rekayasa Sosial


Di sini hukum dilihat sebagai suatu alat atau sarana untuk mewujudkan
tujuan-tujuan politik negara, tujuan-tujuan praktis (social engineering by
law). Dalam “social engineering” (rekayasa sosial) yang menjadi pokok

6
persoalan adalah: bagaimana kita menggerakkan tingkah laku anggota
masyarakat atau mencapai keadaan yang dinginkan melalui hukum.
“Social engineering” hanya merupakan bagian daripada usaha
pembangunan.

(3) Hukum sebagai Sarana Pengintegrasian


Hukum dapat pula untuk mengintegrasikan anggota-anggota masyarakat
yang berbeda latar belakangnya. Masyarakat Indonesia yang pluralistis,
yang meliputi sejumlah masyarakat (berbagai suku bangsa) yang telah
lama ada sebelum kemerdekaan, yang masing-masing memiliki pranata-
pranata sosial yang berbeda, terintegrasi antara lain karena masyarakat
Indonesia menerima UUD 1945 sebagai suatu peraturan untuk hidup
berbangsa dan bernegara. Para warga yang berasal dari berbagai kelompok
masyarakat yang berbeda itu, telah terjalin dalam berbagai interaksi dalam
berbagai bidang kebidupan yang bersifat nasional: ekonomi, pendidikan,
pemerintahan, partai politik. serta lembaga dan organisasi sosial lainnya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sosiologi Hukum adalah cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari hukum dalam konteks sosial. Sosiologi hukum membahas tentang
hubungan antara masyarakat dan hukum, mempelajari secara analitis dan empiris
pengaruh timbal balik antara hukum dengan gejala sosial lainya.
Setiap aspek kehidupan bersama itu merupakan lingkupan atau lapangan
kerja dari suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Setiap aspek kehidupan
bersama itu. memiliki unsur-unsur sosial/kemasyarakatan. Unsur-unsur sosial
tersebut yang menjadi lingkupan sosiologi (Soemardjan dan Soemardi, 1964:13-
14).

Hukum di buat untuk mengatur perilaku manusia agar tertib dan teratur.
Namun realitas menunjukkan bahwa hukum menjadi mainan manusia untuk
mewujudkan kepentingannya. Hukum di jadikan alat untuk mencapai tujuan.
Seorang politisi menggunakan hukum untuk kepentingan politiknya, seorang
pengusaha akan menggunakan hukum untuk kepentingan bisnisnya, dan
sebagainya.

Perkembangan dari masyarakat itu sendiri selanjutnya berkaitan dengan


perubahan-perubahan hukum yang di sesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Sosiologi hukum mengkaji hukum positif yang hidup dalam masyarakat.

8
DAFTAR PUSTAKA

2017, Dr. Fithriatus Shalihah, S.H,.M.H/ SOSIOLOGI HUKUM

Alvin S. Johnson, Sosiologi Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2006.

Bagir Manan, Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia, IN-HILL-CO,


Jakarta, 1992.

Roger Cotterrel, Sosiologi Hukum (The Sosiologi Of Law), Nusa Media,


Bandung, 2012

Google Scholer

Salman, Otje dan Susanto, F. Anton. Beberapa Aspek Sosiologi Hukum, Bandung
: PT Alumni. 2004.

Rianto Adi, Sosiologi Hukum: Kajian Secara Sosiologis. 2012

Anda mungkin juga menyukai