Anda di halaman 1dari 6

Vol.3 No.

12 Mei 2023 8003


……………………………………………………………………………………………………...
PERKEMBANGAN HUKUM DI INDONESIA DAN KORELASINYA DENGAN
SOSIOLOGI HUKUM

Oleh
Dara Pustika Sukma
Program Magister Ilmu Hukum, Universitas Surakarta
email: darapustikasukma@gmail.com

Abstrak
Dewasa ini perkembangan Hukum tidak akan pernah terelakan karena perkembangan zaman yang
menuntut perkembangan masyarakat di Indonesia, akan tetapi dengan adanya perubahan yang
tidak pernah terhenti ini menimbulkan berbagai permasaalahan baru lagi yang mempengaruhi
keadaan masyarakat yang terkesan diperberat dengan adanya peraturan- peraturan yang dibuat
oleh pemerintah yang terkesan mementingkan beberapa pihak saja oleh karena itu Sosiologi
Hukum sebagai ilmu yang lebih mengedepankan ilmu empiris atau fakta yang benar-benar terjadi
di masyarakat dibutuhkan demi menganalisa hal apa saja yang terjadi dengan tujuan agar dapat
menyelesaikan masalah yang timbul di masyarakat
Kata Kunci : Perkembangan Hukum, Masyarakat, Sosiologi Hukum.

PENDAHULUAN konflik atau bentrokan kepentingan (conflict of


Masyarakat merupakan unsur interest) diantara mereka. Konflik yang terjadi
terpenting dalam suatu negara oleh karena dapat menimbulkan kerugian, karena biasanya
itulah tujuan utama suatu negara adalah untuk disertai pelanggaran hak dan kewajiban dari
mensejahterahkan rakyat yang tinggal didalam pihak satu terhadap pihak lain.1 karena itulah
wilayah negara. Dalam kehidupan bernegara hukum dan masyarakat tidak 1 Sri Wardah dan
pula peran serta masyarakat untuk ikut andil Bambang Sutiyoso, 2007, Hukum Acara
dalam perkembangan suatu bangsa sangat Perdata dan perkembangannya Di
berhubungan maka dari itu demi menjaga Indonesia,Yogyakarta: Gama Media, hal.2 1
kerukunan serta peran masing- masing bisa dilepaskan satu sama lain, sebagaimana
diperlukan agar tidak ada kejadian seperti yang dinyatakan filosof Romawi Cicero, Ubi
direnggutnya suatu hak dari orang lain demi Ius Ibi Societas, dimana ada hukum di situ ada
kepentingan diri sendiri. Manusia pada masyarakat, atau sering kita sebut sebagai law
dasarnya merupakan mahkluk yang tidak dapat in society (hukum dalam masyarakat).
bertahan sendiri dan sering disebut sebagai Hukum sendiri dibuat oleh pemerintah
mahkluk social, oleh karena itu manusia selalu yang berwenang akan tetapi dalam kehidupan
melakukan interaksi antara satu sama lain. Hal bernegara terutama di Indonesia sumber
ini semata dilakukan agar manusia dapat saling Hukum ada beberapa macam salah satunya
memenuhi kebutuhan mereka yang beragam adalah hukum Agama dimana hukum ini dibuat
dan tidak mungkin dipenuhi sendiri. Hubungan oelh Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia
timbal balik semacam ini akan menimbulkan untuk menjaga kesejahteraan, lalu ada hukum
hak dan kewajiban diantara mereka, hak dan Adat dimana hukum ini merupakan hukum
kewajiban yang timbul semestinya dipenuhi tidak tertulis dan bersifat turun temurun dari
oleh masing-masing individu agar hubungan kakek nenek moyang mereka dalam suatu
take and give tersebut dapat berjalan dengan kelompok masyarakat. Dalam pembuatan suatu
serasi, tertib dan harmonis. Manusia dalam Hukum yang paling penting untuk diperhatikan
berinteraksi satu sama lain seringkali terjadi adalah kesejahteraan masyarakat itu sendiri

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
8004 Vol.3 No.12 Mei 2023
………………………………………………………………………………………………………
karena pada dasarnya pembuatan Hukum memandang hukum itu belum lengkap
adalah untuk mensejahterakan masyarakat. mengatur segala persoalan yang ada pada
Sistem Hukum sendiri biasanya dibagi menjadi zamannya, dan memandang hukum yang belum
2 yakni Civil Law dan Comon Law, dan di diaplikasikan hanya sebagai rancangan hukum
Indonesia sendiri menerapkan sistem Hukum saja, belum berwujud menjadi hukum. Para
Civil Law. Akan tetapi kadang Hukum yang penstudi hukum empiris atau penstudi sosiologi
dibuat tidak selalu menimbulkan kesejahteraan, hukum mengkaji hukum bukan pada aspek
hal ini dikarenakan Hukum yang dibuat lebih aturan normatifnya (law in books), tapi lebih
menguntungkan bagi beberapa orang dengan pada hukum dalam kenyataan, hukum yang
strata social yang lebih tinggi (kaum elit) dan dikaitkan dengan kondisi sosiologis
terkesan memberatkan masyarakat masyarakatnya (law in action) atau hukum
dibawahnya. Mengacu dari asal atau sumber dalam kenyataan.
bahan dan proses pembentukan hukum Manusia tunggal adalah manusia
tersebut, terdapat dua tradisi hukum yaitu pribadi, merupakan satu keutuhan atau satuan
tradisi hukum yang bersifat top-down dan yang menjadi sumber dan transformator dari
tradisi hukum yang bersifat bottom-up. Tradisi segala kegiatan. Sebagai subyek dari nilai-nilai
yang bersifat topdown memiliki konsekuensi tertentu, ia melakukan tindakan-tindakan untuk
penekanan pada hukum tertulis yang banyak memenuhi segala apa yang berharga bagi
dianut oleh negara-negara eropa kontinental hidupnya karena dorongan batinnya. Dan itu
dengan sistem hukum civil law. Sedangkan pada asasnya bebas dan merdeka. Di sinilah
tradisi yang bersifat bottom-up memiliki letaknya sumber asal-usul yang dalam abad
kecendrungan untuk lebih mengutamakan sekarang dilaksanakan dan disebut “hak-hak
hukum kebiasaan yang hidup dari perilaku kebebasan dasar manusia”. Akan tetapi
umum masyarakat, yang pada umumnya dianut manusia tidak dapat hidup sendirian di dunia
negara-negara Angglo Saxon dan Anglo ini. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
Amerika dengan sistem hukum common law. dipahami bahwa pada awalnya manusia adalah
Terlepas dari sistem hukum manakah yang mahkluk individu. Sebagai mahkluk individu
lebih baik tentunya kedua sistem ini memiliki manusia mempunyai sifat ego, oto cosmis,
keunggulan dan kekurangan masing-masing, mementingkan diri sendiri, mempunyai
Indonesia yang menerapkan sistem civil law ini kepentingan dan kehendak, serta mempunyai
harusnya membuat suatu hukum berdasrkan hak atau kebebasan sebagai sifat yang tidak
fakta empiris atau gejala-gejala social yang terpisahkan dari hakikat manusia. Namun
tengah terjadi di tengah masyarakat (law in kepentingan tersebut tidak akan pernah
society) bukan hanya berlandaskan pada suatu terpenuhi tanpa melakukan interaksi dan
hukum yang telah berlaku sebelumnya (law in kerjasama dengan manusia lainnya. Melalui
books). Indonesia sendiri dalam pembuatan kerjasama, manusia saling membantu dan
hukum kadang melihat dengan satu sudut saling mengisi. Oleh karena itu interaksi adalah
pandang saja yakni sebagai pembuat kebijakan suatu kebutuhan manusia dalam mencapai
dan dibuat dengan bahasa yang terkesan kepentingan atau tujuan hidupnya, sehingga
berbelit-belit sehingga akibat dari sistem selain manusia diartikan sebagai mahkluk
hukum tersebut, seringkali ditemukan gap individu, manusia disebut juga sebagai
antara das sollen dan das sein. mahkluk sosial (zoon politicon). Dengan
Peran Sosiologi Hukum disini menjadi demikian, manusia yang utuh adalah manusia
penting untuk melihat korelasi antara Hukum yang dapat menempatkan diri sebagai mahkluk
dengan masyarakat apakah berjalan dengan individu dan mahkluk sosial secara harmonis
baik dan efektif ataukah tidak, para sosiolog dalam dirinya.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.12 Mei 2023 8005
……………………………………………………………………………………………………...
Di mana ada kontak antar manusia cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis
dalam masyarakat diperlukan perlindungan dan empiris yang menganalisis atau
kepentingan. Terutama apabila terjadi konflik mempelajari hubungan timbal balik antara
barulah dirasakan kebutuhan akan hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya.5
perlindungan kepentingan. Perlindungan Secara konseptual dan teoritis, kajian sosiologi
kepentingan itu tercapai dengan terciptanya hukum adalah kajiam ilmu empiris, yang
pedoman atau peraturan hidup yang melihat dan menjelaskan pengalaman-
menentukan bagaimana manusia harus pengalaman nyata dari orang- orang yang
bertingkah laku dalam masyarakat agar tidak terlihat ke dalam dunia hukum, baik sebagai
merugikan orang lain dan diri sendiri. pengambil keputusan, sebagai praktisi hukum,
Pedoman, patokan atau ukuran untuk maupun sebagai warga biasa. Sosiologi hukum
berperilaku atau bersikap dalam kehidupan adalah ilmu deskriptif, eksplanatoris dan
bersama ini disebut hukum.2 Adanya unsur membuat prediksi-prediksi.
interaksi menunjukkan bahwa eksistensi Dalam mempelajarai Sosiologi Hukum
hukum hanya ada di tengah-tengah masyarakat. perlu juga untuk memahami gejala-gejala social
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “di yang ada di masyarakat karena dengan seiring
mana ada masyarakat di situ ada hukum” berkembangnya masyarakat hal ini akan
seperti ungkapan Tulieus Cicero (106-45 SM) diimbangi pula oleh permasalahan-permasalah
seorang filsuf Romawi dengan teorinya“ubi baru yang akan datang. Perkembangan
societes ibi ius” yang menembus ruang dan (perubahan) masyarakat biasanya diidentikkan
waktu. Dengan demikian, hukum merupakan dengan pembangunan. Umumnya orang
cerminan kepentingan manusia.3 Berdasarkan beranggapan bahwa pembangunan adalah kata
uraian tersebut di atas, terlihat jelas hubungan benda netral yang maksudnya adalah suatu kata
korelatif yang sangat erat antara manusia, yang digunakan untuk menjelaskan proses dan
masyarakat dan hukum. Hukum lahir dari usaha untuk meningkatkan kehidupan ekonomi,
kehendak manusia untuk menciptakan kondisi politik, budaya, infrastruktur masyarakat, dan
sosial yang aman, damai, dan tertib agar sebagainya. Dengan pemahaman seperti itu,
tujuannya mudah dicapai. Begitupun pembangunan disejajarkan dengan kata
sebaliknya, hukum yang merupakan cerminan “perubahan sosial”.6
kehendak manusia tersebut mempunyai Hukum yang berkembang dalam
peranan penting dalam melindungi manusia masyarakat bukanlah hukum yang statis
dari segala kemungkinan buruk yang timbul melainkan hukum yang dinamis. Sesungguhnya
akibat interaksi yang terjadi. Artinya, hukum sistem hukum bukanlah semata cuma
berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan seperangkat aturan statis melainkan refleksi
keamanan dan ketertiban.4 yang senantiasa berubah-ubah dari
Secara konseptual dan teoritis, tidak ada perkembangan terutama hubungan keragaman
definisi yang tunggal terkait dengan perspektif karakteristik sosial yang hidup dalam
sosiologi hukum. Namun yang pasti, perspektif masyarakat baik masyarakat tradisional
sosiologi hukum ingin melihat dan memahami maupun masyarakat modern, baik perubahan
realitas hukum dari persepktif ilmu-ilmu sosial secara cepat maupun perubahan secara lambat.
khususnya sosiologi atau dalam istilah lain ilmu Sejalan dengan pemikiran bahwa hukum adalah
sosial tentang hukum. Kajian sosiologi hukum reflektif dari keragaman karakterisitik sosial,
adalah kajian yang berobjek fenomena hukum, maka tidak ada hukum yang tidak mengalami
tetapi menggunakan optik ilmu sosial dan teori- perubahan dan perubahan itu senantiasa produk
teori sosiologi. Soejono Soekanto konflik.7
mendefinisikan Sosiologi Hukum sebagai suatu

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
8006 Vol.3 No.12 Mei 2023
………………………………………………………………………………………………………
Dengan adanya perubahan dalam sejak saat itu pula peraturan tersebut telah
masyarakat tentulah menimbulkan efek akan usang ditelan zaman. Akibat lebih lanjut,
berkembangnya hukum demi menjawab kepastian hukum yang terkandung dalam
masalah-maslah baru yang hadir dalam peraturan tertulis sering tidak relevan dengan
masyarakat Jika hukum tidak mengalami keadilan yang diharapkan masyarakat.
perubahan maka akan mengalami banyak Hukum yang semula adalah instrumen
kendala baik itu yang berhadapan langsung untuk mencapai keadilan, namun dalam
dengan rasa keadilan masyarakat maupun perkembangan yang dipengaruhi oleh legalitas
persoalan penegakan hukum (law formil dari aliran positivistik, secara tidak
enforcement). Selama perubahan hukum itu langsung menjadikan hukum sebagai tujuan.
responsif dan mengikuti irama hukum yang Akibatnya, faktor keadilan dalam penegakan
hidup dalam masyarakat, maka hukum akan hukum sering dikesampingkan oleh kepastian
selalu selaras dengan kehidupan masyarakat. hukum. Keadilan bukan terletak di dalam
Perubahan pada diri hukum ini sesungguhnya peraturan perundang-undangan, namun ada
berfungsi menjembatani keinginan-keinginan dalam perspektif masyarakat. Peraturan
manusia agar tidak timbul perilaku yang perundang- undangan hanya sarana yang
anarkis, destruktif, kondisi chaos, yang sangat mengantarkan manusia mencapai keadilan.
melelahkan masyarakat kita, terutamaa Oleh karena itu, dalam pembentukan peraturan
masyarakat kelas bawah atau grass root. Apa perundangundangan kenyataan
yang kita inginkan dari suatu perubahan adalah kemasyarakatan tidak dapat diabaikan, karena
pemulihan pada keadaan yang lebih baik dan menentukan substansi hukum, sebagaimana
bukan sebaliknya. Secara natural pula bahwa pernyataan Karl Menheim yang mengatakan
perubahan yang kita inginkan bukan pada hasil bahwa “situation gebundenheit” keadaan
secepatnya, seperti membalik telapak tangan. menentukan pemikiran dan tindakan. Dengan
Perubahan yang terjadi pada hukum adalah demikian, idealnya perubahan hukum
persoalan kemasyarakatan, persoalan mengikuti perubahan waktu, perubahan
sosiologis, yang tidak dapat sterlil dari keadaan dan kenyataan yang hidup dan
kekuasaan politik, keinginan pribadi, faktor berkembang dalam masyarakat. penegakan
ekonomi, dan sebagainya.8 hukum bukanlah semata- mata berarti
Akan tetapi timbulah pertanyaan pelaksanaan perundang-undangan, walaupun di
meskipun tujuan adanya perubahan Hukum dalam kenyataan di Indonesia
adalah demi tercapainya keadaan yang lebih kecenderungannya adalah demikian, sehingga
baik lantas mengapa dalam beberapa perubahan pengertian law enforcement begitu populer.
Hukum justru menimbulkan keresahan Keberlakuan hukum secara sosiologis
terhadap masyarakat yang lainnya menurut sangat dipengaruhi oleh kesadaran hukum
pendapat Bagir Manan dalam Ridwan HR masyarakat, sedangkan kesadaran hukum
menyatakan bahwa undang-undang hanya masyarakat dipengaruhi oleh pemahaman akan
merupakan cerminan peristiwa seketika hukum, dan pemahaman hukum dipengaruhi
(moment opname) yang memuat ketentuan oleh pengetahuan hukum. Sementara dalam
umum semata dan perubahannya pun tradisi hukum Indonesia yang cenderung
membutuhkan proses yang rumit.9 Sedangkan bersifat legalistik-formalistik dengan
kenyataan hidup dalam masyarakat bersifat mengutamakan hukum tertulis dari pada hukum
dinamis mengikuti perkembangan zaman. Oleh kebiasaan seperti layaknya penganut tradisi
karena itu, undang-undang akan selalu hukum civil law pada umumnya yang
tertinggal oleh dinamika sosial, dengan kata menganggap setiap orang tahu hukum sangat
lain ketika suatu peraturan itu dibuat, maka mustahil adanya, mengingat tidak semua
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.12 Mei 2023 8007
……………………………………………………………………………………………………...
hukum tertulis (peraturan perundang- Dilihat juga korelasi mengenai ketaatan
undangan) yang dibuat berasal dari kenyataan hukum dari masyarakat sendiri cukup
masyarakat. Justru sebaliknya peraturan terpangaruh juga akibat dari pembuatan
perundangundangan dibuat secara top-down peraturan yang seakan sewenang-wenang maka
dan tidak lebih dari kehendak para elit. Belum ini akan merugikan negara pada jangka Panjang
lagi keterbatasan kemampuan dalam karena turunnya angka kepercayaan
mensosialisasikan peraturan yang ada. Oleh masyarakat terhadap hukum dan para pejabat
karena itu, tidak adil jika setiap orang dianggap pembuat peraturan. Dengan perubahan yang
tahu hukum seperti fictie hukum. Dengan dinamis ini pula diharapkan Kerjasama diantara
demikian, hukum yang baik adalah hukum yang semua pihak baik pejabat pembuat peraturan,
bukan dibentuk berdasarkan kehendak sepihak masyarakat, serta apparat penegak hukum agar
dari pemerintah despotik, namun hukum yang terciptalah tujuan sejati dari Hukukm itu sendiri
dibentuk berdasarkan kehendak orang yakni terciptanya kesejahteraan di dalam
banyak/masyarakat (volunter general) dan masyarakat.
digunakan untuk kepentingan orang banyak Jika kesadaran hukum tersebut dianut
untuk mencapai tujuan hukum itu sendiri yaitu oleh masyarakat luas, maka akan membentuk
keadilan. Intinya, masalah kesadaran hukum suatu budaya hukum yang didalamnya
warga masyarakat menyangkut faktorfaktor mengandung nilai-nilai yang mendasari hukum
apakah suatu ketentuan hukum tertentu yang berlaku seperti nilai ketertiban dan
diketahui, dipahami, ditaati, dan dihargai. ketentraman, nilai etika, nilai kepastian, nilai
Apabila warga masyarakat hanya mengetahui kemanfaatan, dan nilai keadilan. Nilai-nilai
adanya suatu ketentuan hukum, maka taraf itulah yang menjadi motivasi setiap orang untuk
kesadaran hukumnya lebih rendah dari mereka mentaati hukum, sehingga pada akhirnya
yang memahaminya, dan seterusnya. Hal itulah hukum dapat berfungsi sebagaimana mestinya
yang disebut legal consciousness atau dalam mencapai tujuan hukum.
knowledge and opinion about law.
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP [1] Adi, Koeno. 2006. Sosiologi Hukum
Kesimpulan dalam Sistem Pembelajaran Hukum di
Dengan adanya perkembangan hukum Indonesia. Makalah Disampaikan pada
yang terus menerus dan tiada akhir ini Temu Kerja Pengajar Antropologi
harusalah ditanganani dengan serius oleh Hukum dan Sosiologi Hukum Se-Jatim di
pemerintah serta dalam pembuatan hukum ini Malang tanggal 22-23 Februari.
agar lebih memperhatikan lagi keterlibatan [2] Bachsan Mustafa, “Sistem Hukum
masyarakat dalam pembuatan hukum, hal ini Indonesia Terpadu”, Bandung: Citra
dikarenakan masyarakatlah yang mengalami Aditya Bakti, 2003,
secara langsung gejala-gejala yang hadir ini dan [3] Roseffendi: Hubungan Korelatif Hukum
menimbulkan masalah secara langsung kepada Dan Masyarakat Ditinjau Dari Perspektif
mereka, dan atas kesadaran ini pula diharapkan Sosiologi Hukum
para pejabat pembuat hukum tidak [4] Mansour Fakih. Runtuhnya Teori
memanfaatkan kesempatan ini dan malah Pembangunan dan globalisasi. Insist
membuat peraturan berdasarkan kepentingan Press. Yokyakarta. 2009.
pribadi yang pada akhirnya hanaya akan [5] Sri Wardah dan Bambang Sutiyoso, 2007,
merugikan banyak orang dan hanya Hukum Acara Perdata dan
menguntungkan Sebagian pihak saja. perkembangannya Di
Indonesia,Yogyakarta: Gama Media

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
8008 Vol.3 No.12 Mei 2023
………………………………………………………………………………………………………
[6] Ridwan HR, “Hukum Administrasi
Negara”, Jakarta: Rajawali Pers, 2005

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai