Anda di halaman 1dari 8

Nama : fatih akbar

Mata kuliah : pengantar ilmu hukum

Nim : 30302200112

Resume Buku
Prof.Dr.Satjipto Rahardjo. S.H.
1.MASYARAKAT DAN KETERTIBANNYA

Masyarakat dan ketertibannya merupakan dua hal yang


berhubungan sangtu erai, bahkan bisa juga dikatakan sebagai dua sisi
dari satu mata uang. Susah untuk mengatakan adanya masyarakat
tanpa ada suatu ketertiban, bagaimanapun kualitasnya. Kendati
demikian segera perlu ditambahkan di sini, bahwa yang disebut
sebagai ketertiban itu tidak didukung oleh suatu lembaga yang
monolitik. Ketertiban dalam masyarakat diciptakan bersama sama
oleh berbagai lembaga secara bersama-sama, seperti hukum dan
tradisi. Oleh karena itu dalam masyarakat juga dijumpai berbagai
macam norma yang masing-masing mem- berikan sahamnya dalam
menciptakan ketertiban itu. Sekalipun buku ini membicarakan
tentang hukum, tetapi terhadap para pemakai buku ini dimintakan
perhatian, bahwa hukum bukanlah satu-satunya lembaga yang
menciptakan ketertiban dalam masyarakat.
HUKUM SEBAGAI SISTEM PERATURAN

Dalam membicarakan anatomi ketertiban di muka sudah


dikemukakan, bahwa hukum itu merupakan salah satu saja dari
beberapa lembaga dalam masyarakat yang turut menciptakan
ketertiban, Dengan demikian maka ketertiban itu merupakan
konfigurasi dari berbagai lembagu seperti hukum dan tradisi. Dalam
Bab ini akan dibahas salah satu dari komponen ketertiban, yaitu
hukum. Secara lebih khusus lagi pembicaraan dipusatkan pada
hukum sebagai sistem peraturan.

A. ANATOMI PERATURAN

1. Norma Kultur

Manusia adalah makhluk budaya. ia tidak hanya mempunyai status


biologis. Sebagai makhluk budaya yang demikian itu, maka ia mampa
menerima isyarat-isyarat yang tidak bisa ditangkap oleh makhluk-
makhluk yang lain, seperti hewan dan tanam-tanaman. Pada waktu
dikemukakan bagan sibernetika dari Parsons, tampak betapa
manusia itu dikontrol olch arus-arus informasi tertentu yang
diterimanya dari sumber yang tertinggi (dalam bagan tidak
disebutkan), yaitu yang oleh Parsons disebut sebagai ultimate reality.
Ini merupakan sumber leninggi yang mengalirkan nilai-nilai yang
mengontrol manusia.

2. . NORMA SEBAGAI PERINTAH DAN PENILAIAN

Norma adalah sarana yang dipakai oleh masyarakatnya untuk


menertibkan, menuntut dan mengarahkan tingkah laku anggota
masyarakat dalam hubungannya satu sama lain. Untuk bisa
menjalankan fungsinya yang demikian itu, barang tentu ia harus
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa. Paksaan ini tertuju
kepada para anggota masyarakat dengan tujuan untuk
mematuhinya.

3. NORMA HUKUM DAN PERATURAN HUKUM

Norma-norma penilaian itu olch hukum diwujudkan dalam


petunjuk tingkah laku. Atas dasar ini maka norma hukum itu bisa
disebut sebagai norma petunjuk tingkah laku. Kita sudah
mengetahui, bahwa cara menuntun tingkah laku itu dilakukan
dengan membuat rumusan-rumusan hipotesis. Semua itu di
tuangkan dalam bentuk stereotip-stereotip hubungan dan tingkah
laku. Seperti di muka telah diuraikan, berbeda dengan penodongan,
maka hukum merumuskan perbuatan-perbuatan yang diperintahkan
untuk dilakukan itu dalam bentuk yang umum, sehingga dengan
demikian, dengan satu norma saja bisa dicakup banyak macam
perbuatan di dalamnya. Ia hanya merumuskan genus perbuatan itu.
Oleh karena itulah norma hukum itu hanya memuat kerangka umum
dari suatu perbuatan atau stereotip dari perbuatan tertentu.

2. BEBERAPA KONSEP HUKUM

A.HAK DAN KEWAJIBAN

Kehadiran hukum dalam masyarakat di antaranya adalah


untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kepentingan
kepentingan yang bisa bertubrukan satu sama lain itu oleh hukum
diintegrasikan sedemikian rupa schingga tubrukan-tubrukan itubisa
ditekan sekecil-kecilnya. Pengorganisasian kepentingan-kepentingan
itu dilakukan dengan membatasi dan melindungi kepen
tingan-kepentingan tersebut. Memang, dalam suatu lalu-lintas
kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan ter
tentu hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi kepentingan di
laih pihak..

Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara


mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam
rangka kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini
dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan dan
kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut sebagai
kak.

B.PENGUASAAN

Sulit sekali bagi kita untuk bisa membayangkan adanya suatu sistem
hukum apabila di situ tidak kita jumpai adanya pengakuan (dan
pengaturan) tentang penguasaan. Dapatkah kita membayangkan
akan adanya suatu kehidupan manusia bermasya rakat apabila para
anggotanya tidak memperoleh kesempatan untuk menguasai
barang-barang? Penguasaan atas barang-barang merupakan modal
pertama-tama bagi sescorang untuk bisa masuk ke dalam jaringan
kehidupan bersama. Tanpa penguasaan yang demikian itu kita tidak
akan bisa mengembangkan hubungan dengan orang lain. Bahkan
tanpa kemungkinan untuk menguasai barang-barang itu kita tidak
akan dapat mempertahankan kelang sungan hidup kita sendiri secara
baik. Pemenuhan kebutuhan kebutuhan pokok manusia hanya bisa
berjalan, apabila dalam masyarakat orang boleh menguasai bahan
makanan, pakaian, perumahan yang diperlukannya. Apabila
pengakuan yang demikian itu tidak ada maka berlakulah hukum
rimba dan hanya siapa yang kuat akan mampu menguasai barang-
barang yang dibutuhkannya.

C.PEMILIKAN

Berbeda dengan penguasaan, maka pemilikan mempunyai sosok


hukum yang lebih jelas dan pasti. Ia juga menunjukkan hubungan
antara seseorang dengan objek yang menjadi sasaran pemilikan.
Namun berbeda dengan penguasaan yang lebih bersifat faktual,
maka pemilikan terdiri dari suatu kompleks hak-hak yang
kesemuanya dapat digolongkan ke dalam ius in rem, karena ia
berlaku terhadap semua orang, berbeda dengan ius personam yang
hanya berlaku terhadap orang-orang tertentu.

D.TENTANG ORANG

Konsep tentang orang dalam hukum memegang kedudukan sentral,


oleh karena semua konsep yang lain, seperti hak, kewajiban,
penguasaan, pemilikan, hubungan hukum dan seterus nya, pada
akhirnya berpusat pada konsep mengenai orang ini. Orang inilah
yang menjadi pembawa hak, yang bisa dikenai kewajiban dan
seterusnya, sehingga tanpa ia semuanya tidak akan timbul.
Sebaliknya karena adanya orang inilah hukum lalu men ciptakan
berbagai konsep sebagai sarana yang dibutuhkan oleh kehadiran
orang, dalam masyarakat ini.
3.. PEMBIDANGAN HUKUM

Hukum senantiasa mengalami perkembangan, tidak hanya dalam


isinya, melainkan juga dalam bertambahnya jenis-jenis yang ada.
Perubahan, perkembangan dan pertumbuhan tersebut pada
gilirannya menyebabkan, bahwa sistematik dan peng golongan
hukum itu harus ditata kembali agar susunan rasional dari hukum itu
tetap terpelihara.

Pada tingkat perkembangan ilmu hukum di Indonesia sekarang ini


belum tercapai tingkat kemapanan penggunaan istilah secara baik,
sehingga masing-masing penulis masih bisa "mena warkan pilihannya
masing-masing. Saat ini, misalnya, kita dihadapkan pada istilah
"penggolongan", tetapi juga "pembidang an", sehingga tentunya
akan menghasilkan "golongan" dan "bidang hukum". Tetapi penulis
lain akan menggunakan "lapangan" untuk keperluan yang sama (J.B.
Dallyo dkk., 1989). Di tempat lain lagi orang menggunakan istilah
"klasifikasi" (Sudikno, 1988). Mungkin masih ada lagi istilah-istilah
lain yang digunakan. Kendati terdapat keanekaragaman yang
demikian itu, keperluan untuk menggunakan istilah yang berbeda-
beda memang ada. Yang penting adalah, bahwa pada waktu
berhadapan dengan suatu istilah, kita berusaha untuk mengerti
maksud yang dikehendaki oleh penulisnya.

A.HUKUM TERTULIS DAN TIDAK TERTULIS

Apabila kita ingin membuat suatu penggolongan besar, maka kita


bisa melakukannya dalam bentuk hukum tertulis di satu pihak dan
hukum tidak tertulis di lain pihak. Hukum tertulis. sekarang sudah
menjadi padanan bagi hukum perundang undangan.
B. HUKUM PERDATA DAN HUKUM PUBLIK

Sistem hukum Romawi menarik garis pemisahan yang tegas antara


hukum perdata dan hukum publik. Hukum perdata mengatur
sekalian perkara yang berisi hubungan antara sesama warga negara,
seperti perkawinan, kewarisan dan perjanjian. Hukum publik
mengatur kepentingan umum, seperti hubungan antara warga
negara dengan negara. Ia berurusan dengan sekalian hal yang ber
hubungan dengan masalah kenegaraan serta bagaimana negara itu
melaksanakan tugasnya

C. HUKUM DOMESTIK DAN INTERNASIONAL

Suatu penggolongan lain yang penting adalah ke dalam hukum


domestik dan internasional. Orang bisa saja menggunakan
pembedaan ke dalam nasional dan internasional, tetapi di sini dipilih
kata domestik terutama untuk menekankan pada aspek
geografisnya. Hukum domestik itu berada dan berlaku di dalam
wilayah suatu negara dan dengan demikian mengatur hubungan dan
kejadian di dalam wilayah negara tersebut. Dalam pada itu hukum
internasional mengatur hubungan antar negara. Kita bisa melihat,
bahwa dalam penggolongan tersebut terlibat masalah kedaulatan
negara, sehingga bisa juga dikatakan, bahwa kedaulatan itulah yang
akan menjadi masalah yang penting baik dalam kaitannya dengan
hukum domestik maupun internasional.

D. HUKUM SUBSTANTIF DAN PROSEDURAL


Mekanisme yang digunakan oleh hukum untuk mengatur adalah
dengan membuat dan mengeluarkan peraturan hukum dan
kemudian menerapkan sanksi terhadap para anggota masyarakat
berdasarkan peraturan yang telah dibuat itu. Sanksi tersebut sudah
terdapat dalam peraturan hukum dan kemudian diterapkan oleh
para penegak hukum, baik di dalam maupun di luar sengketa.

E.LAPANGAN LAPANGAN HUKUM

Seperti di muka telah dikatakan, penggolongan, pembidang an,


demikian pula jumlah dan jenis hukum terus berkembang. Sekarang
kita akan berbicara mengenai perkembangan dalam lapangan-
lapangan hukum. Perkembangan tersebut terjadi seiring dengan
perkembangan masyarakat itu sendiri. Perkembangan yang demikian
itu menciptakan lapangan-lapangan baru yang pada gilirannya
memerlukan bantuan pengaturan hukum.

Anda mungkin juga menyukai