Anda di halaman 1dari 4

Nama : Enggi Erlanda

NIM : 050064049

>>>Jawaban 1
Mempelajari ilmu hukum adalah penting karena hukum memainkan peran yang sangat signifikan dalam
masyarakat kita. Ilmu hukum membantu kita memahami dan mengatur perilaku manusia dalam
masyarakat. Berikut beberapa alasan mengapa kita perlu mempelajari ilmu hukum:
1. Mempelajari Hak dan Kewajiban: Ilmu hukum membantu individu memahami hak dan kewajiban
mereka dalam masyarakat. Ini mencakup hak-hak asasi manusia, hak milik, kontrak, dan banyak
aspek lain yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.
2. Mencegah Ketidakadilan: Dengan memahami hukum, individu dapat melindungi diri mereka sendiri
dari ketidakadilan dan penyalahgunaan sistem hukum. Mereka dapat memahami bagaimana mencari
keadilan dan melindungi diri mereka sendiri jika terlibat dalam konflik hukum.
3. Mendukung Sistem Hukum yang Berfungsi: Mempelajari hukum juga memungkinkan individu untuk
berpartisipasi dalam sistem hukum yang berfungsi dengan benar. Ini mencakup menjadi warga yang
sadar hukum, serta berperan sebagai juri, pengacara, hakim, atau pejabat hukum lainnya.
4. Karir dalam Hukum: Bagi mereka yang tertarik untuk mengejar karir dalam hukum, memahami ilmu
hukum adalah suatu keharusan. Ini termasuk menjadi pengacara, hakim, investigator, atau pekerja
hukum lainnya.
5. Menyelesaikan Konflik: Ilmu hukum membantu dalam menyelesaikan konflik antara individu atau
entitas dengan memberikan kerangka kerja yang terorganisir untuk penyelesaian sengketa.

Metode untuk mempelajari ilmu hukum dapat bervariasi tergantung pada tujuan dan minat individu.
Beberapa metode umum termasuk:
1. Pendidikan Formal: Banyak orang belajar ilmu hukum melalui program pendidikan formal seperti
perguruan tinggi hukum (fakultas hukum) atau program sarjana yang menawarkan mata kuliah
hukum.
2. Studi Mandiri: Sumber daya seperti buku teks, literatur hukum, dan kursus online memungkinkan
individu untuk belajar hukum secara mandiri. Ini adalah cara yang baik untuk mendapatkan
pemahaman dasar tentang konsep hukum.
3. Pelatihan Hukum: Pelatihan khusus dalam bidang hukum tertentu seperti peradilan pidana, hukum
perusahaan, atau hukum properti dapat membantu seseorang mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang aspek tertentu dari ilmu hukum.
4. Magang dan Praktek: Magang atau praktek di kantor hukum atau lembaga hukum lainnya adalah
cara nyata untuk mengalami dan memahami hukum dalam konteks praktis.
5. Diskusi dan Debat: Berdiskusi dengan orang lain tentang isu hukum, terlibat dalam debat hukum,
atau bergabung dengan kelompok studi hukum adalah cara efektif untuk mendalami pemahaman
tentang berbagai isu hukum.

Mempelajari ilmu hukum memerlukan dedikasi dan upaya, tetapi dapat memberikan manfaat
yang besar dalam pemahaman tentang cara hukum memengaruhi masyarakat dan kehidupan sehari-
hari.
>>>Jawaban 2

2a. Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah "zoon politicon," yang dalam bahasa Yunani berarti
"hewan politik" atau "makhluk yang hidup dalam masyarakat." Hal ini berarti bahwa manusia secara
alami adalah makhluk sosial dan cenderung hidup dalam komunitas atau masyarakat. Konsep ini
menjadi dasar dalam pemikiran politik dan etika Aristoteles.
Dalam kisah yang Anda berikan, Dono awalnya adalah seorang petualang yang tersesat dan
memutuskan untuk tinggal di daerah terpencil sendirian. Namun, ketika rombongan petualang
lainnya datang dan tidak bisa kembali ke tempat asal mereka, mereka semua memutuskan untuk
menetap dan hidup bersama-sama. Tindakan ini menggambarkan prinsip "zoon politicon" yang
diajarkan oleh Aristoteles. Meskipun Dono awalnya hidup sendirian, naluri sosialnya mendorongnya
untuk berkomunitas dengan orang lain. Ini mencerminkan fitrah manusia yang ingin hidup dalam
masyarakat, bekerja sama, dan membentuk komunitas untuk memenuhi kebutuhan dan
kebahagiaan bersama.
Kemudian, ketika mereka semua membangun perkampungan dan membuat aturan yang mereka
sepakati, ini mencerminkan bagaimana manusia dalam masyarakat cenderung membentuk struktur
sosial dengan aturan dan norma yang mengatur perilaku mereka. Aristoteles juga menganggap
bahwa manusia memiliki dorongan untuk menciptakan dan mengikuti hukum dan aturan demi
keadilan dan harmoni dalam masyarakat. Dalam hal ini, Dono dan rombongan petualang lainnya
juga menciptakan tatanan sosial yang mengatur hubungan dan interaksi mereka.
Jadi, kisah Dono dan para petualang yang tersesat ini dapat dihubungkan dengan konsep "zoon
politicon" Aristoteles karena mereka awalnya hidup sendirian, tetapi kemudian merasa alami untuk
membentuk komunitas, membangun struktur sosial, dan menciptakan aturan yang mengatur
kehidupan mereka bersama. Ini mencerminkan dorongan alami manusia untuk hidup dalam
masyarakat dan mencapai keadilan serta harmoni dalam kehidupan bersama.

2b. Hubungan antara manusia, masyarakat, dan hukum adalah kompleks dan fundamental dalam
konteks kehidupan sosial. Berikut adalah beberapa pendapat saya tentang hubungan ini:
a. Manusia dan Masyarakat : Manusia adalah makhluk sosial yang secara alamiah cenderung hidup
dalam masyarakat. Manusia memiliki kebutuhan fisik, emosional, dan sosial yang memerlukan
interaksi dengan orang lain. Masyarakat adalah wadah di mana individu-individu berkumpul,
berinteraksi, dan membangun hubungan. Manusia memainkan peran penting dalam membentuk
dan mempengaruhi masyarakat, sementara masyarakat memberikan kerangka dan norma yang
mengatur perilaku manusia.
b. Masyarakat dan Hukum : Hukum adalah seperangkat aturan dan peraturan yang diciptakan oleh
masyarakat untuk mengatur perilaku anggotanya. Hukum digunakan untuk menciptakan
tatanan sosial yang adil, aman, dan beradab. Hukum juga mencerminkan nilai-nilai dan norma-
norma yang dipegang oleh masyarakat. Dalam masyarakat yang berfungsi dengan baik, hukum
berperan penting dalam memelihara ketertiban, keadilan, dan hak asasi manusia.
c. Manusia dan Hukum : Hukum adalah alat yang digunakan oleh masyarakat untuk mengatur
perilaku manusia. Hukum menentukan hak dan kewajiban individu dalam masyarakat, serta
konsekuensi jika hukum dilanggar. Hukum juga melindungi hak-hak individu, seperti hak atas
kebebasan, hak atas properti, dan hak atas perlindungan hukum. Oleh karena itu, hukum
memberikan kerangka kerja yang memungkinkan manusia hidup bersama dalam masyarakat
dengan cara yang teratur dan adil.
d. Siklus Hubungan : Hubungan antara manusia, masyarakat, dan hukum adalah siklus yang saling
berkaitan. Manusia membentuk masyarakat, dan bersama-sama mereka menciptakan hukum
untuk mengatur perilaku mereka. Hukum kemudian memengaruhi perilaku manusia dalam
masyarakat. Kesadaran akan hukum dan kepatuhan terhadap hukum adalah elemen penting
dalam menjaga stabilitas dan harmoni dalam masyarakat.
e. Perkembangan dan Perubahan : Hubungan antara manusia, masyarakat, dan hukum terus
berubah seiring perkembangan zaman, budaya, teknologi, dan nilai-nilai sosial. Perubahan dalam
pandangan masyarakat dan perkembangan hukum sering kali mencerminkan perubahan dalam
kebutuhan dan tuntutan manusia. Oleh karena itu, hubungan ini merupakan entitas yang
dinamis.
>>>Jawaban 3

3a. Teori Piramida Hukum atau Stufenbau (Stufenlehre) adalah teori hukum yang dikembangkan oleh
filsuf hukum Austria, Hans Kelsen. Teori ini menggambarkan struktur hierarki hukum di suatu
negara, di mana setiap tingkatan hukum memiliki otoritas yang lebih tinggi daripada tingkat di
bawahnya. Secara umum, dalam teori piramida hukum Kelsen, Konstitusi merupakan norma dasar
yang menduduki posisi puncak, diikuti oleh tingkatan hukum yang lebih rendah seperti undang-
undang, peraturan pemerintah, dan lainnya.

Di Indonesia, kita dapat memberikan contoh konkret dari teori piramida hukum Hans Kelsen sebagai
berikut:

a. Konstitusi : Konstitusi adalah hukum dasar atau norma tertinggi di negara Indonesia. Konstitusi
Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
Konstitusi mengatur prinsip-prinsip dasar pemerintahan dan hak-hak fundamental warga negara.
Konstitusi juga menentukan struktur pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan otoritas
lembaga-lembaga pemerintahan.

b. Undang-Undang : Di bawah konstitusi, kita memiliki undang-undang (UU) yang dibuat oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) bersama dengan Presiden. Undang-Undang ini merinci dan mengatur
berbagai aspek kehidupan dan pemerintahan di Indonesia. Contoh konkretnya adalah Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), yang
mengatur masalah hukum dalam dunia digital.

c. Peraturan Pemerintah : Peraturan Pemerintah (PP) adalah norma hukum yang dikeluarkan oleh
pemerintah pusat atau daerah sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh undang-undang.
Contoh konkretnya adalah PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yang mengatur
proses dan persyaratan pendaftaran tanah di Indonesia.

d. Peraturan Daerah : Peraturan Daerah (Perda) adalah hukum yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah (provinsi atau kabupaten/kota) sesuai dengan otonomi daerah yang diatur dalam UU No.
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Contoh konkretnya adalah Perda Kota Surabaya
No. 5 Tahun 2015 tentang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang mengatur
isu-isu terkait hak perempuan dan anak di tingkat daerah.

Tingkatan hukum ini membentuk struktur hierarki hukum di Indonesia, dengan Konstitusi di
puncaknya, dan hukum-hukum lebih rendah harus sesuai dengan konstitusi. Jika ada konflik
antara norma-norma hukum ini, norma yang lebih tinggi memiliki otoritas yang lebih kuat. Teori
piramida hukum Hans Kelsen membantu menjelaskan struktur hukum di Indonesia dan banyak
negara lainnya.

3b. Sistem hukum di Indonesia, seperti banyak negara lain, berkaitan dengan perundang-undangan
yang mengikuti teori piramida hukum atau norma berjenjang dari Hans Kelsen karena pendekatan
ini membantu dalam pembentukan, hierarki, dan pemahaman struktur hukum yang efektif. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa sistem hukum Indonesia mengadopsi prinsip-prinsip teori
piramida hukum Hans Kelsen:

a. Konstitusi Sebagai Hukum Dasar : Konstitusi adalah hukum dasar atau norma tertinggi dalam
negara Indonesia. Teori piramida hukum menegaskan pentingnya posisi konstitusi sebagai
hukum tertinggi dalam hierarki. Ini penting karena konstitusi mengatur prinsip-prinsip dasar
pemerintahan, hak-hak warga negara, dan struktur pemerintahan. Ini juga berfungsi sebagai
parameter terhadap semua hukum yang lebih rendah.

b. Keteraturan Hukum : Teori piramida hukum menciptakan kerangka kerja yang jelas untuk hukum
di Indonesia. Dengan memiliki tingkatan hukum yang berjenjang, masyarakat, pemerintah, dan
pengadilan dapat merujuk pada hierarki hukum ketika menghadapi isu hukum. Ini membantu
menjaga keteraturan hukum dan menghindari ambiguitas.

c. Kepastian Hukum : Sistem piramida hukum memberikan kepastian hukum kepada semua pihak.
Setiap norma hukum harus sesuai dengan norma yang lebih tinggi dalam piramida, sehingga
individu dan organisasi dapat memahami apa yang diharapkan dari mereka dan konsekuensi
hukum jika mereka melanggar hukum.

d. Perlindungan Hukum : Teori piramida hukum memberikan perlindungan hukum bagi warga
negara dan pihak-pihak yang terlibat dalam sistem hukum. Mereka dapat merujuk pada
konstitusi dan tingkatan hukum yang lebih tinggi untuk melindungi hak-hak mereka dan
mendapatkan keadilan.

e. Pemisahan Kekuasaan : Konsep pemisahan kekuasaan di Indonesia juga tercermin dalam struktur
piramida hukum. Konstitusi mengatur pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan
yudikatif, dan undang-undang serta peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas eksekutif dan
legislatif harus sesuai dengan prinsip-prinsip ini.

f. Fleksibilitas dan Perubahan Hukum : Struktur piramida hukum memungkinkan untuk perubahan
hukum yang lebih mudah. Jika ada kebutuhan untuk mengubah peraturan atau undang-undang
yang lebih rendah, perubahan tersebut harus sesuai dengan norma yang lebih tinggi dalam
hierarki.

Secara keseluruhan, teori piramida hukum Hans Kelsen memberikan kerangka kerja yang logis
dan terstruktur untuk sistem hukum Indonesia. Ini membantu menciptakan ketertiban, kepastian,
dan perlindungan hukum bagi semua pihak yang terlibat dalam sistem hukum, sekaligus
memastikan bahwa semua hukum yang diterbitkan sesuai dengan konstitusi dan prinsip-prinsip
dasar negara.

Anda mungkin juga menyukai