Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

PENGANTAR ILMU HUKUM / PTHI (ISIP 4130)


TUTOR : BAPAK ADITYA DANI NUGRAHA

DISUSUN OLEH :
FADILAH IKE ROMADANI
NIM :
049875498

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MALANG
1. Penjelasan mengenai perlunya mempelajari ilmu hukum dan metode yang
dipakai untuk mempelajarinya.

Kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang saling bergantung satu


sama lain tentunya melibatkan bermacam macam interaksi sosial. Interaksi
sosial dalam Masyarakat tentuknya menimbulkan konflik / perbedaan
pendapat / pertentangan di berbagai hal / pandangan. Hal ini disebabkan
karena setiap individu memiliki kebutuhan dan pandangan masing masing
dan konflik ini tidak dapat terhindarkan. Maka dalam melaksanakan segala
kegiatan dalam kehidupan setiap manusia harus sesuai dengan aturan-aturan
dan norma-norma yang ada dan berlaku di Masyarakat. Dimana hukum disini
berguna untuk mengarut kepentingan kepentingan manusia yaitu dengan
timbulnya hak dan kewajiban. Dengan adanya hukum, diharapkan tercipta
rasa adil dan aman.
Selain berperan untuk keteraturan, ketertiban, keadilan, kepastian
terkait hak dan kewajiban serta keamanan, dengan kekuatan public, hukum
juga berperan sebagai sarana kemajuan dan kesejahteraam umum atau
biasa disebut sebagai toll of social engineering. Selain itu hukum juga
berkembang dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan kebutuhan ,
kepentingan masyarakat dan perkembangan zaman.
Sebenarnya sebelum norma hukum terbentuk, sudah ada norma
Susila, norma adat dan norma agama yang lebih dahulu tumbuh berkembang
di masyarakat, namun masyarakat masih memerlukan norma hukum, karena :
a. Tidak semua individu mengetahui, memahami, menjalankan aturan aturan
yanga ada di dalam norma norma yang berkembang. Karena sifatnya
yang lebih fleksibel dan sanksi hukum yang kurang tegas dan kurang
jelas. Kalau norma hukum sifatnya mengikat, memaksa dan sanksi yang
diberikan tegas serta jelas tertulis.
b. Ada banyak kepentingan kepentingan, kebutuhan kebutuhan manusia
yang tidak diatur dalam norma norma tersebut, misalnya dalam hal aturan
berkendara dimana setiap orang harus menggunakan helm, memiliki
surat-surat kendaraan lengkap seperti STNK dan SIM.
c. Ada sebagian kepentingan yang bertentangan dengan norma tersebut
padahal masih memerlukan perlindungan hukum.
Metode-metode yang bisa dipakai dalam mempelajari hukum antara lain :
a. Metode Idealis
Metode ini berhubungan dengan menguji hukum yang harus mewujudkan
nilai – nilai tertentu, salah satunya adalah nilai keadilan. Maka apabila kita
melihat hukum sebagai perwujudan dari nilai nilai tertentu, maka kita bisa
dikatakan mempelajari hukum melalui metode yang bersifat idealis.
b. Metode Normatif
Metode ini adalah metode yang melihat hukum sebagai aturan yang
abstrak. Metode ini melihat hukum sebagai Lembaga otonom . Bersifat
abstrak karena menggunakan kata kata yang disetiap kalimatnya tidak
mudah dipahami dan untuk mengetahuinya perlu peraturan-peraturan
hukum itu diwujudkan.
c. Metode Sosiologis
Bagi seseorang yang memahami ilmu hukum sebagai alat yang mengatur
kehidupan Masyarakat, maka bisa dikatakan dia menggunakan metode
sosiologis. Metode ini mengaitkan hukum dengan usaha untuk mencapai
tujuan-tujuan serta memenuhi kebutuhan di dalam Masyarakat.
d. Metode Historis
Adalah metode yang melihat hukum yang lahir tentu saja didasari dari
hukum hukum terdahulu yang ada. Melihat hukum di masa lampau
diperlukan untuk mengetahui Sejarah hukum yang sekarang ada sampai
hari ini. Bisa dikatakan metode historis adalah metode yang mempelajari
hukum dengan melihat Sejarah hukumnya.
e. Metode sistematis
Metode ini melihat hukum sebagai sebuah sistem dimana hukum
(undang0undangan) merupakan bagian dari sistem perundang0undangan
yang saling terhubung dengan undang-undang lain. Metode ini dilakukan
karena sejatinya undang-undang selalu berkaitan dengan peraturan
perundang-undangan lainnya; tidak ada yang berdiri sendiri.
f. Metode komparatif
Adalah metode yang dipakai untuk mempelajari hukum dengan
membandingkan hukum di suatu daerah dengan daerah lain, di suatu
negara dengan negara lain. Tujuan adanya komparatif atau perbandingan
ini adalah untuk mengetahui kelemahan kelemahan yang perlu diperbaiki
agar lebih baik.

2. Dono seorang petualang yang tersesat di suatu daerah terpencil, tidak ada
satu orang pun yang tinggal dan hidup disana. Dono memutuskan untuk
tinggal disana. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya Dono
memanfaatkan hasil dari bumi. Dono juga membangun tempat tinggal sendiri
dari bahan-bahan yang tersedia di alam. Dono bebas melakukan apapun
disana. Suatu hari daerah yang ditinggali Dono kedatangan serombongan
petualang yang tersesat dan tidak bisa kembali ke tempat asalnya.
Rombongan petualang tersebut memutuskan untuk menetap hidup disana
berdampingan bersama Dono. Dalam jangka waktu yang lama akhirnya Dono
dan para petualangan yang tersesat lainnya membuat sebuah perkampungan
kemudian membuat aturan yang mereka sepakati.

a. Manusia mempunyai sebutan sebagai makhluk individu yang mempunyai


kehidupan jiwa yang menyendiri, namun disisi lain manusia juga
merupakan individu yang tidak dapat dipisahkan dari Masyarakat. Oleh
karena itu manusia disebut dengan makhluk sosial. Dalam kehidupannya
manusia ada di dalam lingkungan Masyarakat. Menurut Aristoteles
(Yunana, 384-322 SM) , manusia adalah ZOON POLITICON artinya
manusia sebagai makhluk yang mempunyai kodrat ingin bergaul dan
berkumpul dengan sesama manusia lainnya, karena manusia adalah
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, harus berkumpul ,
berinteraksi dan membutuhkan bantuan orang lain.
Pada kasus di atas kaitannya dengan zoon politicon adalah Dono yang
pada akhirnya menetap di satu wilayah karena tersesat, memenuhi
keperluan hidupnya dengan mengumpulkan sumber daya dari alam. Dan
pada suatu hari datanglah rombongan petualang yang akhirnya tersesat
dan menetap bersama sama dengan Dono dan akhirnya mereka
membentuk suatu masyarakat dan membentuk aturan agar terjadi
ketertiban. Hal ini menjadi bukti bahwa manusia meskipun awalnya tinggal
sendirian dan bebas, pada akhirnya akan tetap menjadi makhluk sosial
yang memerlukan melakukan interaksi, pergaulan dan hubungan dengan
manusia lain, dan akhirnya mereka membentuk suatu kumpulan yang bisa
dinamakan Masyarakat.

b. Hubungan antara manusia, Masyarakat dan hukum.


Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial,yang tidak bisa hidup
sendiri dan pasti membutuhkan bantuan orang lain. Dalam memenuhi
naluri dalam bertahan hidup, manusia beradaptasi dan belajar dalam
meningkatkan kualitas hidup sehingga manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia pasti berkumpul di suatu wilayah yang bisa dinamakan
Masyarakat.
Masyarakat terbentuk dari dua orang atau lebih yang hidup bersama
sama. Di dalam lingkungan Masyarakat inilah manusia bisa saling
berinteraksi, membantu dan melakukan hubungan satu dengan yang
lainnya sebagai realisasi dari istilah manusia sebagai makhluk sosial.
Terjadilah hubungan satu sama lain yang didasari karena adanya
kepentingan – kepentingan manusia itu sendiri yang tentu saja ada yang
berlawanan yang bisa saja menimbulkan perselisihan.
Peran hukum disini sebagai alat untuk mengatur kepentingan-
kepentingan baik pribadi maupun umum agar terlindungi. Hukum juga
sebagai alat untuk menjamin keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.
Hukum bersifat tegas dalam mengatur pergaulan hidup Masyarakat agar
kehidupan masyarakat menjadi tertib dan teratur

3. Dalam hidup bermasyarakat tentu dibutuhkan suatu tatanan atau kaidah atau
norma yang bertugas mengatur setiap sendi kehidupan. Norma atau kaidah
itu tidak akan timbul dengan sendirinya namun terbentuk dari interaksi-
interaksi sosial antar individu dalam masyarakat. Ada norma yang sifatnya
tidak mengikat dan hanya memiliki sanksi sosial seperti norma agama, norma
kesusilaan dan norma kesopanan dan ada pula norma yang sifatnya
mengikat dan memiliki sanksi tegas seperti norma hukum.

a. Teori Stufenbau adalah teori mengenai sistem hukum oleh Hans Kelsen
yang menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga
dengan kaidah berjenjang, dimana norma hukum paling rendah harus
berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi.
Menurut Purnadi Purbacaraka dan M. Chidir Ali dalam buku Disiplin
Hukum (1990), teori Stufenbau diakomodasi oleh Asas Hierarki (lex
superiori derogate legi inferiori). Asas Hierarki menggambarkan adanya
urutan dari hukum yang superior ke hukum yang inferior. Menurut Jimly
Asshiddiqie dan M. Ali Safa’at dalam buku Teori Hans Kelsen tentang
Hukum (2006), norma yang menentukan pembuatan norma lain adalah
superior, sedangkan norma yang dibuat adalah inferior. Artinya, Hans
Kelsen menggambarkan adanya tata hukum yang melandasi pembuatan
hukum suatu negara. .
Menurut H. Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik dalam Tokoh-tokoh
Ahli Pikir Negara dan Hukum (2010) tatanan hukum tertinggi dalam
pandangan Kelsen adalah berpuncak pada basic norm atau grundnorm
(norma dasar). Norma dasar tersebut adalah norma superior yang menjadi
dasar pembentukan norma lainnya yang lebih inferior.
Hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia dari yang
superior ke yang lebih inferior adalah :
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pengganti Undang-undang (Perpu)
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah Provinsi
8. Peraturan Daerah Kota atau Kabupaten
9. Peraturan pelaksana seperti Peraturan Menteri, Instruksi Menteri, dan
lain-lain

b. Teori Hans Kelsen diterapkan di Indonesia sebagai hierarki atau tata


urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Hierarki peraturan
perundang undangan memiliki arti penting mengingat hukum adalah sah
jika hukum tersebut dibentuk atau disusun oleh lembaga atau pejabat
yang berwenang dengan berdasarkan norma yang lebih tinggi. Norma
yang lebih rendah tidak akan bertentangan dengan norma yang lebih
tinggi sehingga tercipta suatu kaedah hukum yang berjenjang atau hierarki
(Soeprapto, 2007).
Dari hierarki tersebut terlihat bahwa norma yang paling superior adalah
UUD 1945 yang menjadi norma dasar (grundnorm). Artinya, semua norma
di bawahnya harus dibuat berdasarkan UUD 1945. Kedudukan pancasila
dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia sebagai
norma fundamental, hukum dasar, dan juga sumber dari segala sumber
hukum negara. Artinya, UUD 1945 yang menjadi sumber hukum juga
terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Semua
pembuatan hukum dan norma di Indonesia harus sejalan dengan nilai-nilai
Pancasila karena Pancasila merupakan dasar dalam pembangunan
Negara Indonesia.

Sumber :
Modul ISIP 4130
https://suduthukum.com/2014/04/metode-mempelajari-hukum.html
https://www.reyfelproject.com/post/manusia-masyarakat-dan-hukum-manusia-
sebagai-makhluk-sosial
http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-121500000011789/swf/
689/files/basic-html/page5.html
undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai