DISUSUN OLEH :
FADILAH IKE ROMADANI
NIM :
049875498
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MALANG
1. Penjelasan mengenai perlunya mempelajari ilmu hukum dan metode yang
dipakai untuk mempelajarinya.
2. Dono seorang petualang yang tersesat di suatu daerah terpencil, tidak ada
satu orang pun yang tinggal dan hidup disana. Dono memutuskan untuk
tinggal disana. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya Dono
memanfaatkan hasil dari bumi. Dono juga membangun tempat tinggal sendiri
dari bahan-bahan yang tersedia di alam. Dono bebas melakukan apapun
disana. Suatu hari daerah yang ditinggali Dono kedatangan serombongan
petualang yang tersesat dan tidak bisa kembali ke tempat asalnya.
Rombongan petualang tersebut memutuskan untuk menetap hidup disana
berdampingan bersama Dono. Dalam jangka waktu yang lama akhirnya Dono
dan para petualangan yang tersesat lainnya membuat sebuah perkampungan
kemudian membuat aturan yang mereka sepakati.
3. Dalam hidup bermasyarakat tentu dibutuhkan suatu tatanan atau kaidah atau
norma yang bertugas mengatur setiap sendi kehidupan. Norma atau kaidah
itu tidak akan timbul dengan sendirinya namun terbentuk dari interaksi-
interaksi sosial antar individu dalam masyarakat. Ada norma yang sifatnya
tidak mengikat dan hanya memiliki sanksi sosial seperti norma agama, norma
kesusilaan dan norma kesopanan dan ada pula norma yang sifatnya
mengikat dan memiliki sanksi tegas seperti norma hukum.
a. Teori Stufenbau adalah teori mengenai sistem hukum oleh Hans Kelsen
yang menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga
dengan kaidah berjenjang, dimana norma hukum paling rendah harus
berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi.
Menurut Purnadi Purbacaraka dan M. Chidir Ali dalam buku Disiplin
Hukum (1990), teori Stufenbau diakomodasi oleh Asas Hierarki (lex
superiori derogate legi inferiori). Asas Hierarki menggambarkan adanya
urutan dari hukum yang superior ke hukum yang inferior. Menurut Jimly
Asshiddiqie dan M. Ali Safa’at dalam buku Teori Hans Kelsen tentang
Hukum (2006), norma yang menentukan pembuatan norma lain adalah
superior, sedangkan norma yang dibuat adalah inferior. Artinya, Hans
Kelsen menggambarkan adanya tata hukum yang melandasi pembuatan
hukum suatu negara. .
Menurut H. Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik dalam Tokoh-tokoh
Ahli Pikir Negara dan Hukum (2010) tatanan hukum tertinggi dalam
pandangan Kelsen adalah berpuncak pada basic norm atau grundnorm
(norma dasar). Norma dasar tersebut adalah norma superior yang menjadi
dasar pembentukan norma lainnya yang lebih inferior.
Hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia dari yang
superior ke yang lebih inferior adalah :
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pengganti Undang-undang (Perpu)
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah Provinsi
8. Peraturan Daerah Kota atau Kabupaten
9. Peraturan pelaksana seperti Peraturan Menteri, Instruksi Menteri, dan
lain-lain
Sumber :
Modul ISIP 4130
https://suduthukum.com/2014/04/metode-mempelajari-hukum.html
https://www.reyfelproject.com/post/manusia-masyarakat-dan-hukum-manusia-
sebagai-makhluk-sosial
http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-121500000011789/swf/
689/files/basic-html/page5.html
undip.ac.id