Anda di halaman 1dari 4

Nama : LUTFI ARGOBI

NIM : 048885563
Kode mata kuliah : ISIP4130
Kelas Tuton : 198
Tugas ke :1

1. Mengapa kita perlu mempelajari ilmu hukum! Dan apa saja metode mempelajarinya ?.
Jawab:

Tujuan mempelajari ilmu hukum adalah agar mengerti, mengetahui dan memahami
sistematika, aturan aturan dan susunan hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk
menjalankan aturan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Sehingga dapat
mengetahui perbuatan atau Tindakan apa saja yang memiliki akibat hukum atau
melawan hukum serta mengetahui bagaimana wewenang hukum tersebut.

Metode mempelajari hukum


Adapun metode mempelajari hukum ada 6 yaitu:
a. Metode Idealis adalah metode yang melihat hukum sebagai perwujudan nilai-nilai
tertentu;
b. Metode Normatif Analitis adalah metode yang melihat hukum sebagai suatu aturan
atau metode suatu system yang abstrak. Lembaga otonom dapat dibicarakan sebagai
subjek tersendiri terlepas dari hal-hal lain berkaitan dengan peraturan;
c. Metode Sosiologis adalah metode yang melihat hukum yang terjadi dalam
masyarakat. Metode yang mempelajari pandangan yang melihat hukum sebagai alat
untuk mengatur masyrakat;
d. Metode Komparatif adalah metode yang melihat hukum dengan perbandingan.
Metode yang mempelajari hukum dengan membandingkan tata hukum yang berlaku
di suatu negara dengan negara lain;
e. Metode Sistematis adalah metode yang melihat hukum sebagai suatu system yang
saling berkaitan satu sama lain. Metode yang mempelajari hukum sebagai suatu
system yang terdiri atas berbagai sub system, antara lain hukum perdata, hukum
pdana, hukum acara, hukum tata negara;
f. Metode Historis adalah metode yang mempelajari hukum dengan melihat sejarahnya.
2

2. Joko seorang petualang yang tersesat di suatu daerah terpencil, tidak ada satu orang pun
yang tinggal dan hidup disana. Joko memutuskan untuk tinggal disana. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya Joko memanfaatkan hasil dari bumi. Joko juga membangun
tempat tinggal sendiri dari bahan-bahan yang tersedia di alam. Joko bebas melakukan
apapun disana. Suatu hari daerah yang ditinggali Joko kedatangan serombongan
petualang yang tersesat dan tidak bisa kembali ke tempat asalnya. Rombongan petualang
tersebut memutuskan untuk menetap hidup disana berdampingan bersama Joko. Dalam
jangka waktu yang lama akhirnya Joko dan para petualangan yang tersesat lainnya
membuat sebuah perkampungan kemudian membuat aturan yang mereka sepakati.

a. Zoon Politicon dikaitkan dengan kisah Joko dan Para petualang yang tersesat.
Jawab:

Zoon Politicon adalah manusia sebagai makhluk sosial, maka dari itu manusia tidak
bisa dan tidak bisa mencukupi kebutuhannya hanya dengan diri sendiri dan
membutuhkan orang lain agar bisa terciptanya tatanan kehidupan,
Zoon Politicon dalam kisah Joko yaitu terciptanya Perkampungan yang dibuat /
didirikan oleh Joko dan Para petualang yang tersesat tersebut yang mana terciptanya
perkampungan tersebut diiringi dengan dibuatnya aturan yang disepakati Bersama,
dari hal tersebut dapat dikaitkan dengan “Zoon Politicon” bahwa terciptanya
perkampungan dan dibuatnya aturan karena adanya manusia satu dengan manusia
lainnya yang saling berinteraksi dan bekerja sama satu sama lain.

b. Pendapat mengenai hubungan Manusia, Masyarakat dan Hukum


Jawab:
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial Didorong oleh naluri bertahan
hidup, manusia beradaptasi dan belajar dari keadaan yang ada, dimana untuk dapat
terus mempertahankan eksistensi ataupun bahkan meningkatkan kualitas hidup,
manusia tidak dapat hidup seorang diri. Manusia yang pada dasarnya memerlukan
bantuan orang lain untuk dapat hidup serta meningkatkan taraf hidupnya. Bakan di
era modern sekarang ini, taraf kehidupan manusia sudah lebih kompleks,
menimbulkan begitu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Maka dari itu manusia
satu memerlukan manusia lain hingga terbentuklah masyarakat dalam konteks yang
lebih luas.
Ketika manusia satu dengan manusia lain saling memerlukan dan berinteraksi satu
dengan yang lainnya maka terbentuklah masyarakat yang mana didalam masyarakat
tersebut terdapat aturan aturan sebagaimana sebuah ungkapan dari pepatah latin
yang mengatakan “ubi societas ibi ius” yang artinya dimana ada masyarakat maka
disitu ada hukum, dari ungkapan tersebut maka terjadi hubungan antara manusia
3

yang saling berinteraksi hingga terbentuk masyarakat dan Ketika terbentuk


masyarakat maka ada aturan aturan yang mengatur atau dalam kata lain Hukum.
Hukum ada untuk menjamin keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Didalam
masyarakat terdapat norma-norma yang mengatur, yaitu norma agama, norma
kesopanan, norma kesusilaan dan norma hukum. ketiga norma di luar hukum tidak
dapat memberikan sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya. Diperlukan norma
hukum yang lebih tegas mengatur pergaulan hidup masyarakat agar kehidupan
masyarakat dapat menjadi tertib dan teratur.

3. Dalam hidup bermasyarakat tentu dibutuhkan suatu tatanan atau kaidah atau norma
yang bertugas mengatur setiap sendi kehidupan. Norma atau kaidah itu tidak akan timbul
dengan sendirinya namun terbentuk dari interaksi-interaksi sosial antar individu dalam
masyarakat. Ada norma yang sifatnya tidak mengikat dan hanya memiliki sanksi sosial
seperti norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan dan ada pula norma yang
sifatnya mengikat dan memiliki sanksi tegas seperti norma hukum.

a. Analisis oleh saudara teori piramida hukum (stufentheorie) dari Hans Kelsen dan
berikan contoh konkretnya dalam norma hukum di Indonesia
Jawab :
Teori piramida hukum (stufentheorie) dari Hans Kelsen yaitu Norma hukum yang
paling rendah harus berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi, dan kaidah
hukum yang tertinggi (seperti Konstitusi) harus berpegangan pada norma hukum yang
paling mendasar (grundnorm). Menurut Hans Kelsen norma hukum yang paling dasar
(grundnorm) bentuknya tidak kongkrit (abstrak).
Dengan kata lain norma hukum yang paling dasar (grundnorm) adalah sumber
tertinggi bagi validitas suatu norma yang supremasi validitasnya diasumsikan seperti
itu. Kelsen mengakui bahwa bentuk norma hukum yang paling dasar (grundnorm)
dalam setiap sistem hukum berbeda-beda. Grundnorm dapat berbentuk konstitusi
tertulis atau perintah diktator. Berkaitan dengan norma hukum yang paling dasar
(grundnorm) di Indonesia dikenal dengan adanya konstitusi sebagai dasar dan hukum
tertinggi. Konstitusi tersebut yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 45). Dalam teori hukum stufenbau, grundnorm
merupakan bagian kaidah tertinggi dalam hierarkinya.

b. Teori hukum piramida (stufenbau) juga dikenal dengan hierarki norma, dimana sebuah
norma tidak boleh bertentangan dengan norma yang diatasnya. Hans Kelsen
menggambarkan suatu sistem hukum sebagai sebuah sistem norma yang saling terkait
satu sama lain (interlocking norms) yang bergerak dari suatu norma yang umum (the
most general ought) menuju ke norma yang lebih konkret (the most particular or
concrete). Hal tersebut pada akhirnya akan bermuara pada norma hukum yang paling
dasar (grundnorm).
4

Contoh :
a. Undang-Undang Dasar 1945;
b. TAP MPR;
c. Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu);
e. Peraturan Pemerintah;
f. Keppres;
g. Peraturan Daerah Provinsi;
h. Peraturan Daerah Kota / Kabupaten;
i. Peraturan Menteri atau setingkat Menteri / lembaga;
j. Peraturan Desa.

b. Mengapa dalam sistem hukum di Indonesia berkaitan dengan perundang-undangan


memakai teori piramida hukum (stufentheorie) atau norma berjenjang dari hans Kelsen?
Jelaskan pendapat saudara.

Jawab:
Menurut pendapat saya mengapa system hukum di Indonesia menganut sistem hukum
berjenjang karena dasar dan Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila, kedudukan
pancasila sebagai dasar negara bersifat kuat tetap dan tidak dapat diubah karena
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat.
Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini
kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai norma hukum
dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945.
Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai
Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi,
dan lainnya.
UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang mana seluruh unsur dan
pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila. Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga
merupakan tertib hukum Indonesia, maka dari itu menurut saya hal tersebut yang
mendasari sistem hukum di Indonesia menganut teori berjenjang / piramida
(stufentheorie) dari Hans Kelsen, karena sebagai dasar dari segala Hukum, UUD 1945
tidak bisa dipisahkan dari Pancasila yang merupakan Ideologi Bangsa kita.

Anda mungkin juga menyukai