Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN TUGAS TUTON

Tugas 1

ISIP4130/PENGANTAR ILMU HUKUM/PTHI

Herni Satria Wulandari


050224243
Ilmu Pemerintahan
UPBJJ 48/PALANGKA RAYA

Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Terbuka
2023.1
TUGAS 1
Bagian 1
Kehidupan manusia yang saling bergantungan menimbulkan adanya interaksi sosial.
Interaksi sosial dalam masyarakat dapat menimbulkan konflik atau pertentangan. Konflik
atau pertentangan dapat disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat atau benturan
kepentingan. Hal ini disebabkan karena setiap individu atau kelompok memiliki kebutuhan
dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Konflik atau
pertentangan dalam kehidupan
masyarakat tidak dapat dihindarkan.
Karena itu, pentingnya untuk mengenal hukum berperan mengatur kepentingan-
kepentingan, yaitu dengan timbulnya hak dan kewajiban. Adanya hukum dalam kehidupan
manusia dapat menciptakan rasa aman dan merasa terlindungi.
Mempelajari ilmu hukum dimaksudkan sebagai upaya untuk membentuk
kepribadian manusia yang mengacu pada nilai-nilai tertentu. Dan seseorang menjadi tahu
tentang apa sesungguhnya hukum, apa tujuannya, apa yang dilakukannya, bagaimana
sistematikanya dari pengertian hukum itu, kedudukan hukum dalam masyarakat dan
sebagainya.
Dengan mempelajari ilmu hukum pula kita dapat mengetahui hukum mempunyai
tujuan melindungi kepentingan umum dan meningkatkan kesejahteraan umum. Dalam hal
ini terseliplah asas kefaedahan dari hukum, karena mengingat tujuannya hukum itu
merupakan alat untuk kepentingan manusia. Sebagai kesimpulan tujuan dari hukum
dapatlah dirumuskan sebagai berikut:
“hukum haruslah mencoba memberikan kepuasan (kefaedahan) terhadap
kebutuhan masyarakat baik yang bersifat materiil maupun immateril yaitu mengatur
masyarakat sedemikian rupa sehingga para anggotanya dapat mengembangkan
kehidupan dan penghidupannya setinggi mungkin baik yang bersifat kejasmanian
maupun kerohanian”.

Dan apa saja metode mempelajari ilmu hukum sebagai berikut:


1 Metode Idealis
Perwujudan nilai-nilai tertentu demi tercapainya keadilan
2 Metode Normatif
Analisis hukum sebagai sistem abstrak otonom dan bebas nilai
3 Metode Sosiologis
Hukum sebagai alat untuk mengatur masyarakat, faktor yang mempengaruhi
pembentukan hukum
4 Metode Historis
Melihat sejarah hukum, yaitu masa lampau dan sekarang
5 Metode Sistematis
Hukum sebagai sistem
6 Metode Kompratif
Membandingkan antara tata hukum yang berlaku di suatu Negara
Bagian 2a
Manusia itu ZOON POLITICON artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk
yang suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka
manusia disebut makhluk sosial.
Dari kisah tersebut diketahui bahwa awalnya Dono hidup sendiri di daerah terpencil
tersebut dan ia pun bebas melakukan apapun di sana. Hingga suatu ketika Dono kedatangan
segerombolan petualang yang akhirnya menetap hidup di sana berdampingan dengan Dono.
Hingga mereka membuat perkampungan dan membuat peraturan yang mereka sepakati.
Kaitannya sangat jelas dengan apa yang telah dinyatakan oleh Aristoteles, bahwa manusia
selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya. Di mana Dono yang
awalnya hidup sendiri, menerima segerombolan petualang dan akhirnya hidup bersama
berdampingan yang kemudian menjadi sebuah masyarakat di tempat terpencil tersebut.

Bagian 2b
Secara umun pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang
hidup bersama, bekerja bersama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah
memiliki tatanan kehidupan, norma-norma dan adat istiadat yang ditaati di dalam
lingkungannya.
Manusia selain sebagai makhluk individu (perorangan) mempunyai kehidupan jiwa
yang menyendiri namun manusia juga sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat.
Terjadilah hubungan satu sama lain yang didasari adanya kepentingan, di mana
kepentingan tersebut satu sama lain saling berhadapan atau berlawanan dan ini tidak
menutup kemungkinan timbul kericuhan. Disinilah peran hukum mengatur kepentingan-
kepentingan tersebut agar kepentingan masing-masing terlindungi, sehingga masing-masing
mengetahui hak dan kewajiban. Pada akhirnya dengan adanya hukum masyarakat akan
hidup aman, tentram, damai, adil dan makmur.
Masyarakat dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam
ilmu hukum terdapat adagium yang terkenal, yaitu Ubi societas ibi ius (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya). Ungkapan yang pertama kali diperkenalkan oleh Marcus
Tullius Cicero dan istilah ini pun masih berlaku hingga sekarang.
Hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan
masyarakat. Masyarakat memberi hidup hukum sedangkan hukum mengarahkan
masyarakat menuju tujuannya.
Sebagai subjek manusia mempunyai kepentingan di dunia ini, mempunyai tuntutan
yang diharapkan untuk dipenuhi atau dilaksanakan, mempunyai kebutuhan hidup. Alam
sering mengganggu kepentingan manusia dalam berbagai bencana. Tetapi gangguan atau
bahaya terhadap kepentingan manusia itu datangnya juga dari manusia sendiri. Oleh karena
kepentingan manusia selalu diganggu oleh bahaya di sekelilingnya, maka kemudian
terciptalah perlindungan kepentingan berbentuk kaidah sosial termasuk di dalamnya kaidah
hukum.
Sedangkan hukum adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan hidup suatu
masyarakat yang bersifat kendalikan, mencegah, mengikat, memaksa. Dengan kata lain
hukum merupakan serangkaian aturan yang berisi perintah ataupun larangan yang sifatnya
memaksa demi terciptanya suatu kondisi yang aman, tertib, damai dan tentram, serta
terdapat sanksi bagi siapa pun yang melanggarnya.
Hubungan antara masyarakat dengan hukum tidak bisa dipisahkan, karena sejatinya
hukum itu sendiri diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat.
Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living
law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Hukum dan masyarakat berhubungan seperti
di bawah ini:
a. Hukum adalah pengatur kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat tidak
mungkin teratur kalau tidak ada hukum.
b. Masyarakat merupakan wadah atau tempat bagi berlakunya suatu hukum. Tidak
mungkin ada atau berlakunya suatu hukum kalau masyarakatnya tidak ada.

Bagian 3a
Menurut Hans Kelsen, teori “piramida” hukum atau stufentheorie itu berjenjang-
jenjang serta berlapis-lapis dalam suatu hierarki. Hans kelsen mengemukakan bahwa norma
hukum merupakan suatu susunan berjenjang yang mana setiap norma hukum yang lebih
rendah memperoleh kekuatan hukum dari norma hukum yang lebih tinggi tingkatannya.
Maksudnya norma hukum yang lebih rendah berlaku, bersumber dan berdasar pada norma
yang lebih tinggi. Norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma
yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma yang tidak dapat
ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotesis dan fiktif yaitu Norma Dasar/Grundnorm.
Stufentheorie dari Hans Kelsen diilhami dari pendapat Adof Merkl yang
mengemukakan bahwa suatu norma hukum selalu mempunyai dua wajah, yang artinya
suatu norma hukum itu ke atas bersumber dan berdasar pada norma yang di atasnya. Tetapi
ke bawah ia juga menjadi sumber dan dasar bagi norma hukum di bawahnya, sehingga
suatu norma hukum mempunyai masa berlaku (Rechtskracht) yang relatif, oleh karena masa
berlakunya suatu norma hukum tergantung pada norma hukum yang berada di atasnya.
Menurut Hans Kelsen, hierarki norma hukum terdiri atas: Norma dasar, Norma
umum, dan Norma konkret. Norma dasar terdapat dalam konstitusi, norma umum terdapat
dalam undang-undang, sedangkan norma konkret terdapat dalam putusan pengadilan dan
keputusan-keputusan pejabat administrasi negara.
Teori ini juga memberikan amanat bahwa dalam setiap pembentukan peraturan
perundang-undangan harus didasarkan pada aturan yang lebih tinggi, yang mana puncak
dari piramida teori ini berakhir pada norma dasar (Grundnorm). Norma dasar berperan
sebagai sumber utama dalam pembentukan norma hukum serta peraturan-peraturan lain
sampai ke tingkat bawahnya. Jadi jenjang hierarkis dimaksut bukan hanya sebatas pada
susunan belaka, namun juga terkait dengan seluruh substansi yang hendak diatur dalam
setiap jenjang peraturan harus mengacu pada ketentuan yang lebih tinggi.
GRUNDNORM

NORM

NORM

NORM

NORM

Selanjutnya, Stufentheorie Hasn Kelsen disempurnakan oleh Hans Hawiasky. Hans


Hawiasky berpendapat bahwa selain norma itu berlapis-lapis dan berjenjang, norma hukum
dari suatu negara juga berkelompok-kelompok, di mana kelompok norma hukum tersebut
hampir selalu ada dalam tata susunan norma hukum setiap negara walaupun mempunyai
istilah yang berbeda-beda ataupun adanya jumlah norma hukum yang berbeda dalam setiap
kelompoknya. Berdasarkan teori tersebut, struktur tata hukum Indonesia yaitu:
1. Staatsfundamentalnorm (Norma Fundamental Negara)
Norma hukum yang tertinggi dan merupakan kelompok pertama dalam hierarki
norma hukum negara adalah Staatsfundamentalnorm (Norma Fundamental Negara).
Berdasarkan sistem norma hukum Negara Republik Indonesi, Pancasila merupakan
norma fundamental negara yang merupakan norma hukum yang tertinggi yang sekaligus
merupakan cita hukum. Pancasila yang dimaksud sebagaimana yang tertuang dalam UUD
1945, ini berarti Pembukaan UUD 1945 merupakan norma dasar yang derajatnya tertinggi
dalam negara.
2. Staatgrundgesetz (Aturan Dasar Negara/Aturan Pokok Negara)
Aturan Dasar Negara/Aturan Pokok Negara (Staatgrundgesetz) merupakan
kelompok norma hukum di bawah Norma Fundamental Negara.
Staatgrundgesetz (Aturan Dasar Negara/Aturan Pokok Negara) di negara
Republik Indonesia tertuang dalam Batang Tubuh UUD 1945 dan Ketetapan MPR,
serta di dalam hukum dasar tidak tertulis yang sering disebut dengan Konvensi
Ketatanegaraan. Dan merupakan landasan bagi pembentukan undang-undang dan
peraturan lain yang lebih rendah.
3. Formell Gesetz (Undang-Undang)
Formell Gesetz atau undang-undang merupakan norma hukum yang lebih
kongkret dan terinci, serta sudah dapat langsung berlaku di dalam masyarakat.
Norma-norma hukum dalam undang-undang ini tidak saja norma hukum yang
bersifat tunggal, tetapi dapat merupakan norma hukum berpasangan, sehingga
terdapat norma hukum sekunder di samping norma hukum primernya, dengan
demikian dalam suatu undang-undang sudah dapat dicantumkan norma-norma yang
bersifat sanksi, baik iti sanksi pidana maupun sanksi pemaksa, selain itu undang-
undang ini berbeda dengan peraturan lainnya, oleh karena itu suatu undang-undang
merupakan normq hukum yang selalu dibentuk oleh suatu lembaga legialatif
4. Verordnung & Autonome (Peraturan Pelaksanaan dan Peraturan Otonom)
Peraturan Pelaksanaan dan Peraturan Otonom ini merupakan peraturan-
peraturan yang terletak di bawah undang-undang yang berfungsi menyelenggarakan
ketentuan-ketentuan dalam undang-undang.

STAATSFUNDAMENTALNORM

STAAT-GRUNDGESETZ

FORMELL GESETZ

VERORDNUNG & AUTONOME

Bagian 3b
Karena dalam teori piramida atau stufentheorie terdiri atas norma dasar, norma umum dan
norma konkret yang sangat mendasari tatanan peraturan ketatanegaraan Indonesia, di
mana suatu kepemerintahan diatur sesuai dengan undang-undang atau peraturan daerah
masing-masing.

Sumber:ISIP4130/MODUL_1_2_3_4

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai