Tugas 1
Bagian 2b
Secara umun pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang
hidup bersama, bekerja bersama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah
memiliki tatanan kehidupan, norma-norma dan adat istiadat yang ditaati di dalam
lingkungannya.
Manusia selain sebagai makhluk individu (perorangan) mempunyai kehidupan jiwa
yang menyendiri namun manusia juga sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat.
Terjadilah hubungan satu sama lain yang didasari adanya kepentingan, di mana
kepentingan tersebut satu sama lain saling berhadapan atau berlawanan dan ini tidak
menutup kemungkinan timbul kericuhan. Disinilah peran hukum mengatur kepentingan-
kepentingan tersebut agar kepentingan masing-masing terlindungi, sehingga masing-masing
mengetahui hak dan kewajiban. Pada akhirnya dengan adanya hukum masyarakat akan
hidup aman, tentram, damai, adil dan makmur.
Masyarakat dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam
ilmu hukum terdapat adagium yang terkenal, yaitu Ubi societas ibi ius (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya). Ungkapan yang pertama kali diperkenalkan oleh Marcus
Tullius Cicero dan istilah ini pun masih berlaku hingga sekarang.
Hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan
masyarakat. Masyarakat memberi hidup hukum sedangkan hukum mengarahkan
masyarakat menuju tujuannya.
Sebagai subjek manusia mempunyai kepentingan di dunia ini, mempunyai tuntutan
yang diharapkan untuk dipenuhi atau dilaksanakan, mempunyai kebutuhan hidup. Alam
sering mengganggu kepentingan manusia dalam berbagai bencana. Tetapi gangguan atau
bahaya terhadap kepentingan manusia itu datangnya juga dari manusia sendiri. Oleh karena
kepentingan manusia selalu diganggu oleh bahaya di sekelilingnya, maka kemudian
terciptalah perlindungan kepentingan berbentuk kaidah sosial termasuk di dalamnya kaidah
hukum.
Sedangkan hukum adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan hidup suatu
masyarakat yang bersifat kendalikan, mencegah, mengikat, memaksa. Dengan kata lain
hukum merupakan serangkaian aturan yang berisi perintah ataupun larangan yang sifatnya
memaksa demi terciptanya suatu kondisi yang aman, tertib, damai dan tentram, serta
terdapat sanksi bagi siapa pun yang melanggarnya.
Hubungan antara masyarakat dengan hukum tidak bisa dipisahkan, karena sejatinya
hukum itu sendiri diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat.
Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living
law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Hukum dan masyarakat berhubungan seperti
di bawah ini:
a. Hukum adalah pengatur kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat tidak
mungkin teratur kalau tidak ada hukum.
b. Masyarakat merupakan wadah atau tempat bagi berlakunya suatu hukum. Tidak
mungkin ada atau berlakunya suatu hukum kalau masyarakatnya tidak ada.
Bagian 3a
Menurut Hans Kelsen, teori “piramida” hukum atau stufentheorie itu berjenjang-
jenjang serta berlapis-lapis dalam suatu hierarki. Hans kelsen mengemukakan bahwa norma
hukum merupakan suatu susunan berjenjang yang mana setiap norma hukum yang lebih
rendah memperoleh kekuatan hukum dari norma hukum yang lebih tinggi tingkatannya.
Maksudnya norma hukum yang lebih rendah berlaku, bersumber dan berdasar pada norma
yang lebih tinggi. Norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma
yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma yang tidak dapat
ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotesis dan fiktif yaitu Norma Dasar/Grundnorm.
Stufentheorie dari Hans Kelsen diilhami dari pendapat Adof Merkl yang
mengemukakan bahwa suatu norma hukum selalu mempunyai dua wajah, yang artinya
suatu norma hukum itu ke atas bersumber dan berdasar pada norma yang di atasnya. Tetapi
ke bawah ia juga menjadi sumber dan dasar bagi norma hukum di bawahnya, sehingga
suatu norma hukum mempunyai masa berlaku (Rechtskracht) yang relatif, oleh karena masa
berlakunya suatu norma hukum tergantung pada norma hukum yang berada di atasnya.
Menurut Hans Kelsen, hierarki norma hukum terdiri atas: Norma dasar, Norma
umum, dan Norma konkret. Norma dasar terdapat dalam konstitusi, norma umum terdapat
dalam undang-undang, sedangkan norma konkret terdapat dalam putusan pengadilan dan
keputusan-keputusan pejabat administrasi negara.
Teori ini juga memberikan amanat bahwa dalam setiap pembentukan peraturan
perundang-undangan harus didasarkan pada aturan yang lebih tinggi, yang mana puncak
dari piramida teori ini berakhir pada norma dasar (Grundnorm). Norma dasar berperan
sebagai sumber utama dalam pembentukan norma hukum serta peraturan-peraturan lain
sampai ke tingkat bawahnya. Jadi jenjang hierarkis dimaksut bukan hanya sebatas pada
susunan belaka, namun juga terkait dengan seluruh substansi yang hendak diatur dalam
setiap jenjang peraturan harus mengacu pada ketentuan yang lebih tinggi.
GRUNDNORM
NORM
NORM
NORM
NORM
STAATSFUNDAMENTALNORM
STAAT-GRUNDGESETZ
FORMELL GESETZ
Bagian 3b
Karena dalam teori piramida atau stufentheorie terdiri atas norma dasar, norma umum dan
norma konkret yang sangat mendasari tatanan peraturan ketatanegaraan Indonesia, di
mana suatu kepemerintahan diatur sesuai dengan undang-undang atau peraturan daerah
masing-masing.
Sumber:ISIP4130/MODUL_1_2_3_4