NIM : 0048895937
1. Jelaskan mengapa kita perlu mempelajari ilmu hukum! Dan apa saja metode
mempelajarinya ?
Jawaban :
Ilmu Hukum adalah ilmu yang mencangkup dan membicarakan segala hal yang
berhubungan dengan hukum yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang
segala hal dan semua seluk beluk mengenai hukum.
Jadi kita harus mempelajari ilmu hukum karena ilmu hukum membuat kita mengetahui
tentang peraturan-peraturan yang didalam nya berisi norma norma dan sangsi dengan
tujuannya untuk mengatur dan membimbing tindakan dan perilaku manusia/masyarakat
dalam kehidupan sehari hari sehingga terciptanya suasana yang damai dan tertib.
serta kita bisa tahu bagaimana mengambil tindakan yang sesuai di kehidupan sehari hari.
1. Metode Idealis
2. Metode Normatif
Yaitu metode yang mempelajari Analisis hukum sebagai abstrak otonom dan
bebas nilai
3. Metode Sosiologis
Yaitu metode yang mempelajari hukum dengan melihat sejarah hukum di masa
lampau atau masa sekarang
5. Metode sistematis
6. Metode komparatif
2. Joko seorang petualang yang tersesat di suatu daerah terpencil, tidak ada satu orang pun
yang tinggal dan hidup disana. Joko memutuskan untuk tinggal disana. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya Joko memanfaatkan hasil dari bumi. Joko juga membangun
tempat tinggal sendiri dari bahan-bahan yang tersedia di alam. Joko bebas melakukan
apapun disana. Suatu hari daerah yang ditinggali Joko kedatangan serombongan
petualang yang tersesat dan tidak bisa kembali ke tempat asalnya. Rombongan petualang
tersebut memutuskan untuk menetap hidup disana berdampingan bersama Joko. Dalam
jangka waktu yang lama akhirnya Joko dan para petualangan yang tersesat lainnya
membuat sebuah perkampungan kemudian membuat aturan yang mereka sepakati.
Pertanyaan
a. Seorang Filsuf Yunani, Aristoteles menyatakan bahwa manusia itu merupakan zoon
politicon jelaskan dan kaitkan dengan kisah di atas!
Jawaban :
Zoon Politicon artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk yang pada dasarnya selalu
ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainya, jadi mahkluk yang suka
bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut
makhluk sosial dan dengan inilah terjadi hubungan satu sama lain yang didasari adanya
kepentingan tersebut satu sama lain dan saling berhadapan atau berlawanan.
Kisah diatas terkait manusia itu merupakan zoon politicon, berawal dari Joko yang
tersesat dan akhirnya tinggal dan singgah di daerah terpencil lalu bertemu dengan
serombongan petualang lain yang tersesat tidak mungkin bahwa mereka tidak melakukan
interaksi sosial, pasti mereka melakukan hal itu karena pada dasarnya dan fitrahnya manusia
tidak bisa hidup sendiri dan ingin selalu bergaul dan bersosialisasi dengan manusia lain. Dan
melalui interaksi ini terjadi hubungan sosial yang saling menguntungkan satu sama lan.
b. Berikan pendapat saudara mengenai hubungan antara manusia, masyarakat dan hukum!
Jawaban ;
sedang Masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dri kodrat yang sama, jadi.
Masyarakat terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama, sehingga dalam
pergaulan hidup timbul sebgai hubungan atau pertalian yang mengakibatkan bahwa seorang
dan yang lainnya saling mengenal dan mempengaruhi.
Sedangkan Hukum adalah sebuah aturan yang bersifat tegas dan memaksa dengan tujuan
agar menciptakan lingkungan antar masyarakat tertib dan damai.
3. Dalam hidup bermasyarakat tentu dibutuhkan suatu tatanan atau kaidah atau norma yang
bertugas mengatur setiap sendi kehidupan. Norma atau kaidah itu tidak akan timbul
dengan sendirinya namun terbentuk dari interaksi-interaksi sosial antar individu dalam
masyarakat. Ada norma yang sifatnya tidak mengikat dan hanya memiliki sanksi sosial
seperti norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan dan ada pula norma yang
sifatnya mengikat dan memiliki sanksi tegas seperti norma hukum.
Pertanyaan:
a. Analisis oleh saudara teori piramida hukum (stufentheorie) dari Hans Kelsen dan
berikan contoh konkretnya dalam norma hukum di Indonesia!
Jawaban : Menurut Hans Kelsen ,teori piramida hukum atau stufentheorie itu
berjenjang jenjang serta berlapis lapis dalam suatu hirarki, Hans Kelsen
Mengemukakan bahwa norma hukum merupakan suatu susunan jenjang yang mana
setiap norma hukum yang lebih rendah memperoleh kekuatan hukum dari norma
hukum yang lebih tinggi tingkatanya. Maksudnya suatu norma yang lebih rendah
berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi. Norma yang lebih
tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian
seterusnya sampai suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersifat
hipotesis dan fiktif yaitu norma dasar.
Menurut Hans Kelsen, hierarki norma hukum terdiri atas : norma dasar, umum, dan
konkret, norma dasar terdapat pada konstitusi, norma umum terdapat dalam undang
undang , sedangkan norma konkret terdapat pada putusan pengadilan dan keputusan
administrasi negara. Teori ini juga memberikan amanat bahwa setiap dalam
pembentukan peraturan perundang undangan harus didasarkan pada aturan yang lebih
tinggi, yang mana puncak dari piramida teori ini berakhir pada norma dasar .jadi
hierarki jejang disini dimaksud bukan hany sebatas pada susunan belaka, namun juga
terkait dengan seluruh subtansi yang hendak diatur dalam setiap jenjang peraturan
harus mengacu pada ketentuan yang lebih tinggi.
Contoh Konkret
GRUNDNORM
NORM
NORM
NORM
NORM
Jawaban : Karena setiap norma hukum yang lebih rendah memperoleh kekuatan
hukum dari norma hukum yang lebih tinggi tingkatanya. Maksudnya suatu norma
yang lebih rendah berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi.
Norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih
tinggi lagi, demikian seterusnya sampai suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih
lanjut dan bersifat hipotesis dan fiktif yaitu norma dasar.
Teori ini juga memberikan amanat bahwa setiap dalam pembentukan peraturan
perundang undangan harus didasarkan pada aturan yang lebih tinggi, yang mana
puncak dari piramida teori ini berakhir pada norma dasar .jadi hierarki jejang disini
dimaksud bukan hany sebatas pada susunan belaka, namun juga terkait dengan
seluruh subtansi yang hendak diatur dalam setiap jenjang peraturan harus mengacu
pada ketentuan yang lebih tinggi.