ILMU HUKUM
SUGENG RAHARDJA
PENGERTIAN ILMU HUKUM
1. Kaidah yang mengatur kehidupan pribadi manusia yang dibagi lebih lanjut menjadi :
a. Kaidah kepercayaan/agama, yang bertujuan untuk mencapai suatu kehidupan yang
beriman (Purnadi Purbacaraka 1974 : 4). Kaidah ini ditujukan terhadap kewajiban
manusia kepada Tuhan. Sumbernya adalah ajaran-ajaran kepercayaan/agama yang
oleh pengikut-pengikutnya dianggap sebagai perintah Tuhan, misalnya :
• Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (Al Isra’ : 32).
• Hormatilah orang tuamu agar supaya engkau selamat (Kitab Injil Perjanjian
Lama : Hukum yang ke V).
b. Kaidah kesusilaan, yang bertujuan agar manusia hidup berakhlak atau
mempunyai hati nurani. Kaidah ini merupakan peraturan hidup yang
dianggap sebagai suara hati nurani manusia (insan kamil). Sumber kaidah ini
adalah dari manusia sendiri, jadi bersifat otonom dan tidak ditujukan
kepada sikap lahir tetapi ditujukan kepada sikap batin manusia juga,
misalnya :
• Hendaklah engkau berlaku jujur.
• Hendaklah engkau berbuat baik terhadap sesama manusia.
Dalam kaidah kesusilaan tedapat juga peraturan-peraturan
hidup seperti yang terdapat dalam norma agama misalnya :
– Hormatilah orangtuamu agar engkau selamat diakhirat
– Jangan engkau membunuh sesamamu
2. Kaidah yang mengatur kehidupan antara manusia atau pribadi yang dibagi lebih
lanjut menjadi :
a. Kaidah kesopanan, bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung dengan
menyenangkan. Kaidah ini merupakan peraturan hidup yang timbul dari
pergaulan segolongan manusia, misalnya :
• Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
• Janganlah meludah dilantai atau disembarang tempat
• Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bis dll
(terutama wanita tua, hamil atau membawa bayi)
b. Kaidah hukum, bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam
pergaulan hidup antar manusia. Kaidah ini adalah peraturan-
peraturan yang timbul dari norma hukum, dibuat oleh penguasa
negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara
misalnya “Dilarang mengambil milik orang lain tanpa seizin yang
punya”. Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
Perbedaan antara kaidah hukum dengan
kaidah sosial lainnya
1. Perbedaan antara kaidah dengan kaidah agama dan kesusilaan dapat ditinjau dari berbagai segi sbb :
• Ditinjau dari tujuannya, kaidah hukum bertujuan untuk menciptakan tata tertib masyarakat dan
melindungi manusia beserta kepentingannya. Sedangkan kaidah agama dan kesusilaan bertujuan
untuk memperbaiki pribadi agar menjadi manusia ideal.
• Ditinjau dari sumber sanksinya, kaidah hukum dan kaidah agama sumber sanksinya berasal dari luar
dan dipaksakan oleh kekuasaan dari luar diri manusia (heteronom), sedangkan kaidah kesusilaan
sanksinya berasal dan dipaksakan oleh suara hati masing2 pelanggarnya (otonom).
• Ditinjau dari kekuatan mengikatnya, pelaksanaan kaidah hukum dipaksakan secara nyata oleh
kekuasaan dari luar, sedangkan pelaksanaan kaidah agama dan kesusilaan pada asasnya tergantng
pada yang bersangkutan.
• Ditinjau dari isinya kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban (atribut dan normatif) sedang
kaidah agama dan kaidah kesusilaan hanya memberikan kewajiban saja (normatif).
2. Perbedaan antara kaidah hukum dengan kaidah kesopanan
– Kaidah hukum memberi hak dan kewajiban, kaidah kesopanan
hanya memberikan kewajiban saja.
– Sanksi kaidah hukum dipaksakan dari masyarakat secara resmi
(negara), sanksi kaidah kesopanan dipaksakan oleh masyarakat
secara tidak resmi.
3. Perbedaan antara kaidah kesopanan dengan kaidah agama dan kaidah kesusilaan
– Asal kaidah kesopanan dasri luar diri manusia, kaidah agama dan kaidah
kesusilaan berasal dari pribadi manusia
– Kaidah kesopanan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap lahir manusia,
kaidah agama dan kaidah kesusilaan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap
batin manusia
– Tujuan kaidah kesopanan menertibkan masyarakat agar tidak ada korban,
kaidah agama dan kaidah kesusilaan bertujuan menyempurnakan manusia
agar tidak menjadi manusia jahat.
Ciri-ciri kaidah hukum yang membedakan dengan kaidah lainnya :
– Hukum bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan
– Hukum mengatur perbuatan manusia yang bersifat lahiriah
– Hukum dijalankan oleh badan-badan yang diakui oleh masyarakat
– Hukum mempunyai berbagai jenis sanksi yang tegas dan bertingkat
– Hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian (ketertiban dan ketentraman)
Mengapa kaidah hukum masih diperlukan, sementara dalam
kehidupan masyarakat sudah ada kaidah yang mengatur tingkah laku
manusia dalam pergaulan hidupnya ?
Nilai objektif tsb misalnya ttg baik buruk, patut dan tidak patut (umum), sedangkan
nilai subjektif memberikan keputusan bagi keadilan sesuai keadaan pada suatu
tempat , waktu dan budaya masyarakat (khusus). Inilah yg perlu diserasikan antara
kepentingan publik, kepentingan privat dan dengan kepentingan individu.
6. Hukum dalam arti tata hukum
Hukum disini adalah tata hukum atau kerapkali disebut
sebagai hukum positif yaitu hukum yang berlaku disuatu
tempat, pada saat tertentu (sekarang misalnya di
Indonesia). Hukum positif tsb misalnya hukum publik (HTN,
HAN, Pidana, internasional publik), hukum privat (perdata,
dagang, dll)
7. Hukum dalam ilmu hukum
Disini hukum berarti ilmu tentang kaidah atau normwissenschaft atau
sollenwissenschaft yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem
kaidah-kaidah, dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum.
Dalam arti ini hukum dilihatnya sebagai ilmu pengetahuan atau science yang
merupakan karya manusia yang berusaha mencari kebenaran tentang sesuatu yang
memiliki ciri-ciri, sistimatis, logis, empiris, metodis, umum dan akumulatif.
• Normwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah/norma
• Sollenwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang seharusnya.
8. Hukum dalam arti disiplin hukum atau gejala sosial
Dalam hal ini hukum sebagai gejala dan kenyataan yang ada ditengah masyarakat
Secara umum disiplin hukum menyangkut ilmu hukum (ilmu pengertian, ilmu
kaidah dan ilmu kenyataan), politik hukum dan filsafat hukum (ketiganya akan
dibicarakan dimuka).
Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menelaah hukum. Ilmu
hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan
hukum. Ilmu hukum objeknya hukum itu sendiri.
Politik hukum adalah mencakup kegiatan2 mencari dan memilih
nilai2 dan menerapkan nilai2 tersebut bagi hukum dalam mencapai
tujuannya.
1. Keadilan
2. Kemanfaatan/kegunaan
3. Kepastian hukum
Definisi Hukum
Ditinjau dari segi isinya kaidah hukum dapat dibagi menjadi tiga :
1. Berisi tentang perintah, artinya kaidah hukum tersebut mau tidak mau harus dijalankan atau ditaati,
misalnya ketentuan syarat sahnya suatu perkawinan, ketentuan wajib pajak dsb.
2. Berisi larangan, yaitu ketentuan yang menghendaki suatu perbuatan tidak boleh dilakukan misalnya
dilarang mengambil barang milik orang lain, dilarang bersetubuh dengan wanita yang belum dinikahi
secara sah dsb.
3. Berisi perkenan, yaitu ketentuan yang tidak mengandung perintah dan larangan melainkan suatu pilihan
boleh digunakan atau tidak
Bila digunakan akan mengikat bagi yang menggunakannya
Misalnya mengenai perjanjian perkawinan, pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua
belah pihak atas persetujuan bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai
pencatat perkawinan.
Unsur-unsur kaidah hukum :
Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan dasar
berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal merupakan dasar kekuatan
mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh masyarakat maupun oleh penegak hukum.
Macam-macam sumber hukum formal :
a. Undang-undang
b. Kebiasaan (custom)
c. Jurisprudensi (keputusan2 hakim)
d. raktat (treaty)
e. Perjanjian (overeenkomst)
f. Pendapat sarjana hukum (doktrin)
Undang-Undang
Yaitu suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat
diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara/.
Menurut Buys, Undang-Undang itu mempunyai 2 arti :
– Dalam arti formil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang merupakan UU
karena cara pembuatannya (misalnya, dibuat oleh pemerintah bersama-sama
dengan parlemen)
– Dalam arti material, yaitu setiap keputusan pemerintah yang menurut isinya
mengikat setiap penduduk.
UU No. 10 tahun 2004