NIM : 190200315
MATA KULIAH : FILSAFAT HUKUM
SKS / SEMESTER / GRUP : 3 / 6 / E - REGULER
HARI / TANGGAL UJIAN : JUMAT / 08 APRIL 2022
WAKTU : 14.00 – 15.30 WIB
DOSEN : D. SHAHREIZA, MH.
1. Hukum dan masyarakat memiliki hubungan timbal balik yakni dimana ada hukum disitu ada
masyarakat. Hukum ada untuk mengatur kehidupan bermasyarakat agar masyarakat memiliki
kesadaran hukum mengenai pedoman norma tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan
perbuatan yang merupakan penyimpangan dalam kehidupan masayarakat.
-Fungsi hukum dalam kehidupan masyarakat
Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia, agar kepentingan-
kepentingannya terlindungi, maka hukum seyogyanya dilaksanakan secara nyata. Hukum
berfungsi sebagai pengatur pergaulan hidup secara damai. Hukum menghendaki perdamaian.
-Tujuan utamanya adalah untuk mengatur tingkah laku manusia dalam menjaga ketertiban,
keadilan, serta mengantisipasi kekacauan di lingkungan.
-Peran hukum sangat penting bagi manusia sebagai pemberi makna atas kehidupan manusia itu
sendiri. Peranan yang paling mendasar dari hukum adalah menjamin keadilan dan kebenaran
dalam tatanan sosial. Oleh karena itu dalam ranah etika, hukum dihargai dan pembatasnnya
dibenarkan.
2. Satjipto Raharjo
Filsafat hukum mempelajari pertanyaan-pertanyaan dasar dari hukum. Pertanyaan tentang
hakikat hukum, tentang dasar bagi kekuatan mengikat dari hukum, merupakan contoh-contoh
pertanyaan yang bersifat mendasar itu. Atas dasar yang demikian itu, filsafat hukum bisa
menggarap bahan hukum, tetapi masing-masing mengambil sudut pemahaman yang berbeda
sama sekali. Ilmu hukum positif hanya berurusan dengan suatu tata hukum tertentu dan
mempertanyakan konsistensi logis asa, peraturan, bidang serta system hukumnya sendiri.
William Zevenbergen
Menurut William Zevenbergen , Filsafat hukum ialah cabang ilmu hukum yang menyelidiki
ukuran –ukuran apa yang dapat dipergunakan untuk menilai isi hukum agar dapat memenuhi
hukum yang baik. Ia juga mengatakan, filsafat hukum ialah filsafat yang diterapkan dalam
hukum.
Lili Rasjidi
Filsafat hukum berusaha membuat “dunia etis yang menjadi latar belakang yang tidak dapat
diraba oleh panca indera” sehingga filsafat hukum menjadi ilmu normative, seperti halnya
dengan ilmu politik hukum. Filsafat hukum berusaha mencari suatu cita hukum yang dapat
menjadi “dasar hukum” dan “etis” bagi berlakunya system hukum positif suatu masyarakat.
-Tujuan Filsafat Hukum. Filsafat hukum dibuat berdasarkan suatu alasan dan tentu memiliki
tujuan tertentu. Tujuan dari filsafat hukum, dari satu masa ke masa yang lain terus mengalami
penyesuaian, seperti misalnya :
Pada masa Yunani kuno, tujuan dari filsafat hukum adalah untuk mengatur hidup manusia dan
masyarakat. Hukum dibuat untuk dipatuhi agar manusia mengikuti peraturan sesuai dengan
hakekatnya.
Pada masa abad pertengahan, di mana muncul anggapan bahwa hukum berasal dari Tuhan,
maka tujuan dari filsafat hukum adalah untuk menjamin suatu aturan hidup seperti yang telah
dikehendaki oleh Tuhan.
Pada masa modern, tujuan dari filsafat hukum adalah bagaimana hukum yang dibuat untuk
mensejahterakan manusia itu sendiri menurut realita yang ada, di mana realitanya manusia
merupakan mahkluk yang bebas.
-filsafat hukum memiliki tiga hal yang sangat bermanfaat, antara lain: Karakteristik yang
bersifat menyeluruh sehingga seseorang yang memiliki ilmu hukum tidak berrsikap arogan dan
apriori terhadap disiplin ilmu lainnya karena telah belajar untuk berpikir holistik dan terbuka.
Bersifat mendasar yang bermanfaat untuk melatih seseorang berpikir kritis dan radikal dalam
menganalisa suatu masalah hukum yang dihadapi.
Bersifat spekulatif yang bermanfaat untuk melatih seseorang berpikir kreatif dan inovatif.
Spekulatif yang dimaksud tersebut adalah spekulatif dalam makna menyusun tindakan yang
terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Utilitarianisme atau Utilisme adalah aliran yang menempatkan kemanfaatan sebagai tujuan
utama hukum, dalam hal ini yang dimaksud dengan kemanfaatan adalah kebahagiaan
(happiness). Adil tidaknya suatu hukum ditentukan dari apakah hukum tersebut mampu
memberikan kebahagiaan yang dapat dinikmati oleh sebanyak mungkin individu di dalam
suatu masyarakat atau yang sering dikenal dengan istilah the greatest happiness for the greatest
number of people.
Beberapa tokoh penganut Aliran Utilitarianisme antara lain Jeremy Bentham, John Stuart Mill
dan Rudolf von Jhering. Aliran ini sebenarnya dapat dikategorikan sebagai Aliran Positivisme
Hukum karena Utilitarianisme akan menghasilkan kesimpulan bahwa tujuan hukum adalah
untuk menciptakan ketertiban di dalam masyarakat. Hukum merupakan cerminan dari perintah
penguasa dan tidak hanya berasal dari rasio.