Sosiologi Hukum
-Bergaul, bertemu
-Kepentingan, konflik kepentingan
-Hukum mengikat.
Hukum bekerja dalam kehidupan
Masyarakat
Nakoda
penyelesaian
Masyarakat --------Manusia
Kepastian Hukum
Kepentingan –
kepentingan
manusia
Hukum harus
menyelesaikan
kepentingan yang
bertabrakan
Kepastian Hukum itu merupakan Keadilan dijadikan pedoman bagi
elemen supaya hukum dapat jalan kebenaran isi hukum
Hukum dapat
menyelenggarakan
tugasnya dengan
baik serta dapat
mencapai
maksudnya
AJARAN SOCRATES TERKAIT PENTINGNYA TAAT
HUKUM
Socrates merupakan filosof Yunani Kuno, merupakan
guru plato, Ajarannya tentang hukum sangat
menginspirasi bagi para ahli hukum.
Menurut Socrates, negara harus memiliki aturan
tentang pengelolaan negara dan aturan itulah yang
disebut hukum
Hukum menurut Socrates harus hadir untuk menjadi
pijakan objektif dalam mencapai kebajikan dan
keadilan.
Tujuan Hukum menurut Socrates untuk mencapai
Kebajikan dan Keadilan
Hukum dibuat untuk kebahagiaan (eudaimonia)
Menurut Socrates hukum dibentuk atas landasan
hakikat dan fungsi kemanusiaan. Hukum dapat
menertibkan umat jika hukum berada dalam upayanya
untuk memfungsikan hakikat dan fungsi
kemanusiaan.
Hukum tidak boleh dibuat untuk melanggengkan
kekuasaan, apapun alasannya. Hukum juga tidak
dimaksudkan untuk membiarkan orang yang merasa
dirinya kuat melakukan eksploitasi terhadap rakyat.
Hukum tidak boleh mengabdi kepada perasaan
subjektif , walaupun itu dari kelompok lemah. Hukum
harus selalu di tengah, menjembatani kepentingan
Upper structure and Low structure.
Konsep Socrates yang menjunjung tinggi keutamaan
kebenaran dan kebijaksanaan (primum et summum
bonum) walaupun mengakhiri hidup socrates, akan
tetapi bersamanya tersemai dengan baik suatu konsep
bahwa hukum butuh kebajikan. Untuk mengetahui
kebajikan hanya dapat dilakukan jika mampu
melakukan kebaikan. Kejahatan dan kekeliruan lahir
karena lemahnya pengetahuan.
Tujuan Hukum
Pada dasarnya sifat manusia ialah ingin didahulukan
kepentingannya, dengan merugikan kepentingan
sesama, masing-masing manusia selamanya berusaha
supaya kebutuhan-kebutuhannya dipenuhi sebanyak-
banyaknya. Atas sifat dasar manusia tersebut berbalik
arah dengan sifat dari hukum itu sendiri. Hukum
menghendaki perlakukan yang sama untuk semua
orang.
Atas dari Persamaan hak ini lah kemudian Hukum
berusaha untuk memberikan keadilan . Keadilan inilah
yang memerangi sifat manusia diatas yang hanya
mementingkan diri sendiri.
Hukum mencari jalan untuk memecahkan persoalan
yakni dengan mempertimbangkan seteliti-telitinya
kedua jenis kepentingan yang bertentangan itu
sehingga terdapat keseimbangan.
Jadi hukum itu menunjukkan usahanya pada
penyelesaian masalah tadi dengan cara adil, ialah
suatu penyelesaian yang mengadakan keseimbangan .
Keseimbangan dalam arti hak yang memang
sebenarnya dapat diberikan kepada manusia yang
mempunyai kepentingan tersebut
Keseimbangan dapat juga berarti minimal dalam
pemberian hak yang patut diterima sehingga
hakekatnya tidak dapat memberi kepuasan.
Menjalankan Keadilan harus berbarengan dengan
Kepastian Hukum. Menurut Utrecht, kepastian
hukum mengandung dua pengertian, yaitu
pertama adanya aturan yang bersifat mengikat
membuat individu mengetahui perbuatan apa yang
boleh atau tidak boleh dilakukan,
kedua, berupa keamanan hukum bagi individu dari
kesewenangan pemerintah karena dengan adanya
aturan yang bersifat umum itu individu dapat
mengetahu apa saja yang boleh dibebankan
atau dilakukan oleh Negara terhadap individu
Adanya kepastian hukum merupakan harapan bagi
pencari keadilan terhdap tindakan sewenang-wenang
dari aparat penegak hukum yang terkadang
selalu arogansi dalam menjalankan tugasnya sebagai
penegak hukum. Karena dengan adanya kepastian
hukum masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan
kewajiban menurut hukum. Tanpa ada kepastian
hukum maka orang akan tidak tahu apa yang harus
diperbuat, tidak mengetahui perbuatanya benar atau
salah, dilarang atau tidak dilarang oleh hukum.
Beberapa tujuan hukum menurut para
ahli :
Menurut Sudikno Mertokusumo, Tujuan Hukum
adalah menciptakan tatanan masyarakat yang
tertib, dengan menciptakan ketertiban dan
keseimbangan .
menurut Soerjono Soekanto yaitu untuk
kedamaian hidup antarpribadi yang meliputi
ketertiban ekstern antarpribadi dan ketenangan
intern pribadi. Konsepsi perdamaian berarti tidak
ada gangguan ketertiban dan juga tidak ada
kekangan terhadap kebasan (maksudnya, ada
ketentraman atau ketenangan pribadi).
Fungsi Hukum Menurut Ahli
Fungsi Hukum menurut Soerjono Soekanto, Di
Indonesia fungsi hukum di dalam pembangunan
sebagai sarana pembangunan masyarakat. Hal ini
berdasarkan pada anggapan bahwa ketertiban dalam
pembangunan merupakan sesuatu yang dianggap
penting dan sangat diperlukan. Sebagai tata kaedah,
fungsi hukum yaitu untuk menyalurkan arah kegiatan
warga masyarakat ke tujuan yang dikehendaki oleh
perubahan tersebut. Sudah tentu bahwa fungsi
hukum di atas seharusnya dilakukan, di samping
fungsi hukum sebagai pengendalian sosial.
fungsi-fungsi hukum sebagai berikut :
(1) Fungsi hukum untuk memberikan pedoman atau
pengarahan pada warga masyarakat untuk
berperilaku.
(2) Fungsi hukum sebagai pengawas atau pengendali
sosial (social control).
(3) Fungsi hukum yaitu sebagai penyelesaian
sengketa (dispute settlement).
(4) Fungs hukum ialah sebagai rekayasa sosial (social
engineering).
Definisi Hukum :
Kekuasaan
konflik
WILAYAH KERJA POLITIK HUKUM
Bahwa wilayah kerja politik hukum dapat meliputi
pula berlakunya hukum itu sendiri.
Menurut waktu berlakunya, hukum dapat dibagi
dalam 3 bagian yaitu :
- Ius Constitutum
- Ius Contituendum
- Hukum Asasi
IUS CONSTITUTUM
Hukum positif yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi
suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah
tertentu
IUS CONTITUENDUM
Hukum yang masih dalam rancangan atau hukum yang
belum ditetapkan sehingga belum berlaku
HUKUM ASASI
Merupakan bentuk hukum yang melindungi hak hak
manusia
Pengertian-Pengertian Dasar dalam
Ilmu Hukum
Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang menurut
hukum dapat menjadi pendukung (dapat memiliki)
hak dan kewajiban. Subjek Hukum ini berupa :
Manusia : setiap orang yang mempunyai kedudukan
yang sama. Golongan manusia yang tidak dapat
menjadi subjek hukum adalah :
- Anak
-Orang Dewasa yang berada dibawah pengampuan :
Karena : Gila, Pemabuk dan Pemboros
Badan Hukum : suatu perkumpulan atau lembaga yang
dibuat oleh Hukum dan mempunyai tujuan tertentu.
Objek Hukum
Objek Hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat
bagi subjek hukum dan dapat menjadi objek dalam
suatu perbuatan hukum
Perbuatan Hukum adalah setiap perbuatan atau
tindakan subjek hukum yang mempunyai akibat
hukum dan akibat hukum itu memang dikehendaki
oleh Subjek Hukum misal : jual beli sewa menyewa
Akibat Hukum : hasil perbuatan atau akibat yang
diberikan oleh hukum atas suatu peristiwa hukum
atau perbuatan hukum dari subjek hukum.
Akibat hukum terdiri dari :
- Akibat Hukum berupa lahirnya, berubahnya, atau
lenyapnya suatu keadaaan hukum tertentu
- Akibat Hukum berupa sanksi yang tidak
dikehendaki oleh subjek hukum. Sanksi dari lapangan
hukum dibedakan :
Sanksi Hukum di bidang Hukum Pidana
Hukuman Pokok hukuman mati, penjara, kurungan
dan denda
Hukuman Tambahan : pencabutan hak hak tertentu
Sanksi Hukum di bidang Hukum Perdata
Perbuatan Melawan Hukum : perbuatan yang
mengakibatkan kerugian orang lain dari suatu
perbuatan hukum akan tetapi tidak diperjanjikan
Wanprestasi : kelalaian dan kesengajaan seseorang
tidak melakukan kewajibannya tepat waktu.
BAB 3
Batasan dan Pengertian Sistem Hukum
Hukum bertujuan untuk menciptakan tatanan masyarakat
yang tertib dengan menciptakan ketertiban dan
keseimbangan.
Oleh karena Hukum bertujuan untuk menyelesaikan
konflik yang terjadi dalam persinggungan kehidupan sosial
masyarakat maka diperlukan sistem hukum yang akan
menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam masyarakat.
Keberadaan sistem hukum tidak hanya diartikan sebagai
sarana untuk menertibkan masyarakat melainkan juga
sebagai sarana yang mampu untuk mengubah pola pikir dan
pola perilaku masyarakat
SISTEM HUKUM :
Sistem berarti suatu kesatuan atau kebulatan yang
terdiri atas bagian-bagian, di mana bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya saling berkaitan satu
sama lain, tidak boleh terjadi konflik, tidak boleh
terjadi overlapping (tumpang tindih) untuk tujuan hk
Sebagai suatu kebulatan, maka di dalamnya setiap
masalah selalu ada pemecahannya oleh sistem itu
sendiri, sebab seperti dikatakan tadi, sistem tidak
menghendaki adanya konflik dalam tubuhnya.
Sistem Hukum diharapkan mampu mengikuti setiap
dinamikan kehidupan sosial masyarakat.
Sistem menurut Sudikno Mertokusumo :
Kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri atas
bagian-bagian atau unsur-unsuryang satu sama lain
saling berhubungan dan kait-mengkait secara erat.
Untuk mencapai tujuan hukum dalam satu kesatuan,
diperlukan kesatuan sinergi antara unsur-unsur yang
terkandung di dalam sistem, seperti peraturan,
peradilan, pelaksana hukum, dan partisipasi warga
masyarakat.
Sistem menurut Nur Khalif Hazim, A.R Elham
berarti susunan, kesatuan dari bagian-bagian yang
saling bergantung.
Sistem Hukum menurut Lili Rasyidi dan IB Wyasa
Putra yaitu Suatu kesatuan sistem yang tersusun atas
integritas sebagai komponen sistem hukum, yang
masing-masing memiliki fungsi tersendiri dan terikat
dalam satu kesatuan hubungan yang saling terkait,
bergantung, mempengaruhi, bergerak dalam kesatuan
proses, yakni proses sistem hukum untuk
mewujudkan tujan hukum
Menurut Marwan Mas menjelaskan bahwa sistem hukum
adalah susunan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari
sejumlah bagian yang dinamakan subsistem hukum, yang
secara bersama-sama mewujudkan kesatuan yang utuh.
Menurut Fuller (Satjipto Rahardjo 1986), hukum sebagai
suatu sistem, harus diletakkan 8 asaz (principle of
legality) :
- Sistem hukum mengandung peraturan-peraturan
- Peraturan harus diumumkan
- Peraturan harus disusun dalam rumusan yang mudah
dimengerti.
- Peraturan tidak boleh bertentangan satu sama lain
- Peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang
melebihi apa yang dapat dilakukan.
- Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah
peraturan karena akan menyebabkan kehilangan orientasi.
- Harus ada kecocokan antara peraturan yang
diundangkan dengan pelaksanaan sehari hari
Sistem hukum bukan sekedar kumpulan peraturan
hukum, melainkan setiap peraturan itu saling
berkaitan satu dengan yang lainnya, serta tidak boleh
terjadi konflik atau kontradiksi di dalamnya.
Untuk mengukuhkan pelaksanaan sistem hukum
maka harus ditunjang oleh unsur-unsur yang
mendukungnya, menurut Lawrence M.Friedman
terdapat unsur-unsur atau bagian dalam sistem
hukum dapat dibagi :
- Substansi (substansi hukum)
Yaitu hakikat dari isi yang dikandung dalam peraturan
perundang-undangan. Substansi mencakup semua
aturan hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis
seperti hukum materiil (hukum substantif), Hukum
Formil (Hukum Acara), dan Hukum Adat.
Hukum Materiil ialah hukum yang memuat peraturan-
peraturan yang mengatur kepentingan-kepentingan
dan hubungan-hubungan yang berwujud perintah dan
larangan-larangan misal : hukum pidana, hukum
perdata, hukum dagang.
Hukum formil yaitu hukum yang memuat peraturan-
peraturan yang mengatur bagaimana cara
melaksanakan dan mempertahankan hukum materiil
atau peraturan yang mengatur bagaimana cara-
caranya mengajukan suatu perkara ke muka
pengadilan pidana dan bagaimana caranya hakim
pidana memberikan putusan.
- Struktur (Struktur Hukum)
Yaitu Tingkatan atau susunan hukum, pelaksana hukum,
peradilan, lembaga-lembaga (pranata-pranata hukum)
dan pembuat hukum.
- Legal Culture (Budaya Hukum)
Yaitu bagian-bagian dari kultur/budaya pada umumnya,
kebiasaan-kebiasaan, opini warga masyarakat dan
pelaksana hukum, cara-cara bertindak dan berpikir
atau bersikap, baik yang berdimensi untuk
membelokkan kekuatan-kekuatan sosial menuju
hukum atau menjauhi hukum.
Kultur Hukum merupakan gambaran dari sikap dan
perilaku terhadap hukum, serta keseluruhan faktor-
faktor yang menentukan bagaimana sistem hukum
memperoleh tempat yang sesuai dan dapat diterima
oleh warga masyarakat dalam kerangka budaya
masyarakat.
Budaya hukum merupakan pemikiran manusia dalam
usahanya mengatur kehidupannya. Pemikiran
tersebut berupa aturan-aturan yang dapat berbentuk
tertulis, ataupun tidak tertulis
Komponen sistem hukum menurut Lili Rasjidi dan I.B
Wyasa Putra yaitu sebagai berikut :
- Masyarakat hukum yaitu kelompok kesatuan hukum,
baik individu ataupun kelompok (masyarakat dalam suatu
negara atau masyarakat internasional)
- Budaya Hukum
- Filsafat Hukum
- Ilmu pengetahuan hukum
- Konsep Hukum : formulasi kebijaksanaan hukum yang
ditetapkan oleh suatu masyarakat hukum berisi
pembentukan, penetapan, pengembangan,pembangn
- Pembentukan hukum :bagian proses hukum yang
meliputi lembaga aparatur dan sarana pembentukan
hukum menurut konsep hukum yang telahditetapkan.
- Bentuk Hukum : hasil pembentukan hukum dapat
berupa peraturan perundang-undangan (dari legislatif)
dan keputusan hakim.
- Penerapan Hukum : kelanjutan dari proses
pembentukan hukum meliputi lembaga, aparatur,
prosedur penerapan hukum
- Evaluasi Hukum : proses pengujian kesesuaian antara
hukum yang berbentuk dengan konsep yang telah
ditetapkan sebelumnya, dan pengujian kesesuaian antara
hasil penerapan hukum dengan Undang-Undang dan
tujuan hukum yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
konsep ataupun dalam peraturan perundang-undangan.
Sebagai contoh yakni mengenai Keberadaan Sistem
Hukum Indonesia, maka dalam sistem hukum positifnya
terdiri atas subsistem hukum pidana, subsistem hukum
perdata, subsistem hukum Tata Negara, dll. Tentu saja
saling berbeda tetapi tetap dalam satu kesatuan yaitu
sistem Hukum Indonesia.
Tentang Sistem Hukum dapat
dipelajari dalam Stufenbau Teori
Hans Kelsen mengembangkan sebuah Teori Hukum
Murni ( General Theory of Law and State). Aliran
Teori Hukum Murni yang menitikberatkan pada inti
ajarannya mengenai hukum dapat dibuat dari
undang-undang.
Inti ajaran Teori Hukum Murni adalah :
Tujuan teori hukum, seperti tiap ilmu pengetahuan
adalah untuk mengurangi kekacauan dan
kemajemukan menjadi kesatuan
Teori hukum adalah ilmu pengetahuan mengenai
hukum yang berlaku, bukan mengenai hukum yang
seharusnya berlaku
Hukum adalah ilmu pengetahuan normatif, bukan
ilmu alam
Konsepsi Hukum Murni Hans Kelsen tidak memberi
tempat berlakunya hukum alam, menghindari dari
soal penilaian dan juga tidak memberi tempat bagi
hukum kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat, hanya memandang hukum sebagai Sollen
Yuridis yang terlepas dari Das Sein/ kenyataan sosial.
Orang mentaati hukum karena ia merasa wajib untuk
mentaatinya sebagai suatu kehendak negara. Hukum
itu tidak lain merupakan suatu kaedah ketertiban
yang menghendaki orang mentaatinya sebagaimana
seharusnya.
Selain ajaran Hukum Murni, Hans Kelsen
mengemukakan teori Hirearki Norma Hukum
(Stufenbau Theory - Stufenbau des Recht). Ajaran
Stufenbau berpendapat bahwa sistem hukum itu
merupakan suatu hirearki dari hukum. Pada hirearki
itu, suatu ketentuan hukum tertentu bersumber pada
ketentuan yang lebih tinggi. Dan ketentuan yang
tertinggi ini ialah Grundnorm atau norma dasar yang
bersifat hipotetis perbandingan teori. Ketentuan yang
lebih rendah merupakan kongkretisasi dari ketentuan
yang lebih tinggi.
Hans Nawiansky menyempurnakan Stufenbau Teori yang
dikembangkan oleh gurunya, Hans Kelsen. Hans Nawinsky
mengembangkan teori tersebut dan membuat Tata
Susunan Norma Hukum Negara (die Stufenordnung der
Rechtsnormen) dalam empat tingkatan:
1. Staatsfundamentalnorm (Norma Fundamental Negara)
atau Grundnorm (menurut teori Kelsen)
2. Staatsgrundgezets (Aturan Dasar/Pokok Negara)
3. Formell Gezets (UU Formal)
4. Verordnung & Autonome Satzung (Aturan Pelaksana
dan Aturan Otonomi).
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan
terdahulu, dapat dilihat bahwa Indonesia sudah
menerapkan Hirearki Norma Hukum (Stufenbau
Theory) yang dicetuskan Hans Kelsen dan
dikembangkan Hans Nawiasky. Penerapan Stufenbau
dimaksud dapat dilihat dari Undang-Undang No.12
tahun 2011 tentang tata susunan peraturan
perundang-undangan
UNDANG UNDANG DASAR 1945
KETETAPAN MPR RI
UNDANG-UNDANG/PERATURAN
PEMERINTAHAN PENGGANTI UNDANG UNDANG
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN DAERAH PROPINSI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
Sistem Hukum di Dunia
ada 6 sistem hukum yang ada di dunia adalah:
1.Civil Law (Sistem Hukum Eropa Kontinental):
suatu sistem hukum sipil yang berdasarkan pada
Code Civil yang terkodifikasi. Hukum
diwujudkan dalam bentuk kodifikasi, disusun
secara sistematis.
Istilah kodifikasi berasal dari codifiecatie yaitu
suatu usaha untuk menyusun satu bagian dari
hukum secara lengkap dan merupakan satu
buku.
kodifikasi adalah pembukuan hukum dalam suatu
himpunan undang-undang dalam materi yang
sama. Contoh kodifikasi adalah hukum pidana dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, hukum
perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, dan hukum dagang dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang
Sistem hukum ini berasal dari Hukum Romawi dan
banyak diterapkan oleh negara Eropa Kontinental dan
negara jajahannya.
Prinsip utama dari Civil Law yakni
Publik
Jinayat (hukum pidana)
Hukum Tata negara
Hukum Perang
Socialist Law: sistem hukum yang digunakan di negara
sosialis.
Sistem hukum sosialis berasal dari hukum Uni Soviet
yang dikembangkan sejak 1917, dimana pada tahun ini
terjadi Revolusi Oktober yang mengakhiri
pemerintahan kerajaan rusia. Hukum ini mengalami
penyebaran melalui politik demokrasi rakyat ke
Negara-negara di Eropa dan Asia.
Pokok sistem hukum sosialis adalah hukum yang
dijiwai ajaran Marxis-Lenimisme yang dianut oleh
para pakar hukum di Uni Soviet serta ajaran
meterialisme dan teori evolusi dimana dikatakan
bahwa materi merupakan satu-satunya benda nyata di
dunia
Menurut hukum sosialis, hukum merupakan suatu
alat untuk menekan kelas tertindas yaitu kepentingan
dan ketidakadilan. Hukum yang adil berarti
menyerukan suatu ideologi.
Fungsi hukum sosialis bukan untuk mengekspresikan
konsep keadilan tertentu, tetapi mengorganisasi
kekuatan-kekuatan ekonomi bangsa dan
mentranformasikan tingkah laku dan sikap warga
Negara.
Negara-negara yang menganut sistem hukum sosialis
ini hanya mengenal konsep hukum publik sedangkan
hukum privat tidak ada3. Sistem hukum sosialis yang
berbasis doktrin komunis mengabaikan prinsip-
prinsip keadilan moral.
Doktrin hukum sosialis berbasis pada doktrin
marxisme mengajarkan bahwa hukum sebenarnya
adalah suatu struktur yang melayani kepentingan-
kepentingan ekonomi, dan hukum adalah alat
kebijaksanaan bagi mereka yang memerintah
Sub Sahara Africa Law: sistem hukum yang
digunakan di negara Afrika, sebelah selatan
Gurun Sahara.
Far East Law: sistem hukum timur jauh yang
merupakan perpaduan antara Civil Law, Common
Law, Islamic Law, menyesuaikan kondisi
masyarakat.
SUMBER HUKUM