1. Berisi tentang perintah, artinya kaidah hukum tersebut mau tidak mau
harus dijalankan atau ditaati,
2. Berisi larangan, yaitu ketentuan yang menghendaki suatu perbuatan tidak
boleh dilakukan misalnya dilarang mengambil barang milik orang lain,
dilarang berhubungan dengan wanita yang belum dinikahi secara sah dsb.
3. Berisi perkenan, yaitu ketentuan yang tidak mengandung perintah dan
larangan melainkan suatu pilihan boleh digunakan atau tidak, namun bila
digunakan akan mengikat bagi yang menggunakannya, misalnya
mengenai perjanjian perkawinan, pada waktu atau sebelum perkawinan
dilangsungkan kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat
mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat
perkawinan.
Sollen – Sein dalam hukum
Kaidah hukum mrpkn ketentuan atau pedoman
tentang apa yang seyogya atau seharusnya dilakukan.
Kaidah hukum berisi kenyataan normatif : das sollen
dan bukan berisi kenyataan alamiah atau peristiwa
konkrit: das sein.
Dalam hukum yang penting bukanlah apa yang
terjadi, tetapi apa yang seharusnya terjadi. Perbuatan
korupsi (sein) seharusnya (sollen) dihukum.
Sollen – Sein dalam hukum
Koruptor dihukum bukan akibat dari korupsi
yang dilakukannya, tetapi koruptor harus
dihukum berdasarkan undang-undang yang
melarangnya. Jadi dalam hukum tidak berlaku
hukum sebab akibat.
Arti Hukum
Berbagai arti yang diberikan oleh masyarakat pada
hukum:
1. Hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni
pengetahuan yang disususn secara sistematis atas
dasar kekuatan pemikiran.
2. Hukum sebagai disiplin, yakni suatu sistem
ajaran tentang kenyataan atau gejala-gejala yang
dihadapi
3. Hukum sebagai kaidah, yakni pedoman atau
patokan sikap tindak atau perikelakuan yang
pantas atau diharapkan.
4. Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur
dan proses perangkat kaidah-kaidah hukum
yang berlaku pada suatu waktu dan tempat
tertentu serta berbentuk tertulis.
5. Hukum sebagai petugas, yakni pribadi-
pribadi yang merupakan kalangan yang
berhubungan erat dengan penegakan hukum
(“law-enforcement officer”)
6. Hukum sebagai keputusan penguasa, yakni
hasil proses diskresi yang menyangkut: “
...decision making not strictly governed by
legal rules, but rather with a significant
element of personal judment.”