ukum mencakup dan membahas segala hal yang berhubungan dengan hukum. Ilmu hukum yang
objeknya hukum itu sendiri menjadikan semakin luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu ini.
Sehingga sempat menghasilkan diskursus bahwa “batas- batasnya tidak bisa ditentukan”.13
Adapun berdasarkan hal tersebut Satjipto Rahardjo secara garis besar menjelaskan konsep ilmu
hukum sebagai berikut: Pertama, Ilmu hukum adalah pengetahuan mengenai masalah yang
bersifat manusiawi, pengetahuan tentang benar dan yang tidak benar menurut harkat manusia.
Kedua, Ilmu yang formal tentang hukum positif. 14
Selanjutnya menurut J.B Daliyo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang
objeknya adalah hukum. Dengan demikian maka ilmu hukum mengkaji segala seluk
beluk hukum, dalam hal ini misalnya mengenai asal mula adanya hukum, wujud hukum,
asas-asas hukum, sistem hukum, macam pembagian hukum, sumber-sumber hukum,
perkembangan hukum, hingga fungsi dan kedudukan hukum di dalam masyarakat.15
Bahkan jika penulis dapat tambahkan sampai pada aplikasi dan eksekusi dari hukum pun
turut dikaji oleh ilmu hukum.
Sebenarnya ilmu hukum mempunyai ciri-ciri sebagai ilmu yang bersifat preskriptif
dan terapan. Dalam preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai
keadilan dalam suatu hukum, baik buruk aturan hukum, konsep-konsep hukum dan
norma-norma hukum. Sedangkan dalam ilmu terapan, ilmu hukum menetapkan suatu
prosedur, ketentuan- ketentuan, dan batasan-batasan dalam menegakan suatu aturan
hukum. Sifat preskriptif ilmu hukum ini merupakan sesuatu yang substansial di dalam
ilmu hukum. Banyak pakar yang berpendapat bahwa karakteristik ini tidak akan
mungkin atau setidaknya sukar untuk dapat dipelajari oleh disiplin ilmu lain walaupun
sama-sama mengkaji hukum sebagai objeknya.
Hukum dan masyarakat
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa manusia merupakan makhluk yang
bermasyarakat, selain itu juga manusia juga diberkahi dengan akal pikiran yang dapat
berkembang dan dapat dikembangkan. Mengingat bahwa manusia tidak dilahirkan
dalam keadaan yang sama dalam hal fisik, kejiwaan, lingkungan geografis, sosiologis,
maupun kemampuan ekonomis, sehingga dari perbedaan tersebut muncul
interdependensi (saling ketergantungan) yang mendorong manusia untuk saling
berhubungan dengan sesamanya guna memenuhi kebutuhan. Dengan kerangka interelasi
manusia itulah kemudian apa yang disebut sebagai sistem hubungan sosial terbentuk.
Sistem hubungan sosial ini sifatnya sangat kompleks sebagai akibat dari jumlah dan
perbedaan-perbedaan kebutuhan di dalam kemajemukan masyarakat dengan
perbedaannya dalam kompleksitas interrelasi itu memunculkan kebutuhan akan suatu
keteraturan.
Manusia sebagai makhluk sosial atau manusia adalah “zoon politicon” demikian
Aristoteles mengatakannya, yang artinya manusia adalah makhluk yang selalu ingin
hidup bersama-sama atau kelompok.Memang apa yang dikatakan Aristoteles itu
merupakan suatu realita,bahwa sepanjang sejarah kehidupan manusia belum pernah ada
manusia yang hidup sendiri misalkan ada itupun sifatnya hanya sementara saja. Juga
merupakan kenyataan bahwa manusia disamping sebagai makhluk sosial yang selalu
dalam ikatan kelompok,juga sebagai makhluk yang memikirkan kehidupan pribadinya.
Dengan kata lain manusia memiliki 2 aspek yakni manusia sebagai makhluk sosial, dan
sekaligus sebagai makhluk yang bersifat individual.
Peranan kesadaran hukum masyarakat sangatlah penting guna mencapai kepatuhan
agar tujuan hukum itu sendiri dapat tercapai. Masyarakat senantiasa memiliki perbedaan
antara pola-pola perilaku atau tata kelakuan yang berlaku di masyarakat
dengan pola-pola perilaku yang dikehendaki oleh norma-norma (kaidah) hukum. Ini
berpotensi menimbulkan suatu masalah berupa adanya kesenjangan sosial pada waktu
tertentu yang cenderung memicu terjadi konflik dan ketegangan-ketegangan sosial
(social strain) yang dapat mengganggu proses perubahan masyarakat kearah yang
dikehendaki. Keadaan yang seperti ini terjadi karena disaat hukum yang diciptakan telah
ideal untuk dijadikan pedoman dalam bertindak, namun masyarakat tidak memiliki
kesadaran hukum, sehingga tidak ada ketaatan. Kesadaran hukum masyarakat penting
untuk ditanamkan dan dibangun supaya masyarakat menjadi lebih patuh terhadap
hukum, baik tertulis maupun yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan
keberadaannya pun diakui oleh masyarakat.