Disusun oleh:
D. Ciri-Ciri Hukum
1) Terdapat perintah ataupin larangan.
2) Perintah dan larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang.
B. Objek Hukum
Objek hukum ialah segala sesuatu ang dapat menjadi objek suatu perhubungan
hukum. Objek hukum bisa juga disebut sebagi benda. Menurut Pasal 499 KUHP objek
hukum adalah benda, yakni “segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum atau
segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subjek
hukum atau segala sesuatu yang dapat menjadi objek hak milik”. Benda itu dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Berwujud/Konkret/Material
Benda yang berwujud ini pun terbagi menjadi dua yaitu benda bergerak sendiri
atau digerakkan untuk berpindah dan benda tak bergerak.
2. Tidak berwujud/Abstrak/Immaterial
Contoh dari benda ini adalah aliran listrik, gas, pulsa, hak cipta, hak paten,
kehormatan, dan sebagainya. Benda yang tidak berwujud ini adalah benda yang
dirasakan oleh pancaindra saja (tidak dapat dilihat) dan kemudian dapat
direalisasikan menjadi suatu kenyataan.
C. Peristiwa Hukum
Peristiwa hukum adalah segala perbuatan yang secara sengaja dilakukan orang yang
mengakibatkan timbulnya han dan kewajiban. Peristiwa hukum dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Peristiwa hukum bersegi satu, iyalah peristiwa hukum yang hanya ditimbulkan oleh
satu pihak.
2. Peristiwa hukum bersegi dua, iyalah peristiwa hukum yang ditimbulkan oleh dua
pihak.
D. Hubungan Hukum
1. Hubungan nebeneinander/sama dan hubungan necheinander/tidak setara;
hubungan sama tidak hanya ditemukan dihukum perdata, tapi juga dinegara hukum-
antar satu provinsi ke provinsi lainnya, sedangkan hubungan yang tidak setara
ditemukan tidak hanya dinegara hukum, tapi juga dihukum perdata
2. Hubungan timbal balik dan hubungan non-timbal balik yang tidak sama. Hubungan
timbal balik adalah hubungan dimana kedua belah pihak memiliki hak dan
kewajiban. Hubungan yang tidak sama adalah ketika satu pihak memiliki hak
sementara rekan hanya memiliki kewajiban.
E. Konsekuensi Hukum
Konsekuensi hukum merupakan konsekuensi dari peristiwa hukum atau akibat dari
suatu tindakana oleh subjek hukum.
D. Sosiologi Hukum
Sosiologi hukum adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis
dan empiris mempelajari hubungan timbal balik antar hukum dengan gejala sosial
lainnya. Misi sosiologi hukum untuk memprediksi dan menjalankan berbagai “legal
behavior” mencakup variasi tentang apa yang didefinisikan “sebagai legal” bagaimana
kasus memasuki sistem, bagaimana kasus-kasus itu diselesaikan, perbedaan-perbedaan
didalam hukum jelas berlaku di seluruh masyarakat, disetiap periode sejarah dan
disetiap kasus individu, dan kesemuanya itu merupakan subjek yang dijelaskan secara
sosiologi.
Keunikan dari kajian sosiologi hukum yaitu mengundang ilmu hukum modern
untuk menghadapi realitas kasus-kasus tidak semata-mata diputuskan oleh aturan-
aturan sendiri. Kajian sosiologi hukum sangat menyerupai pemikiran yang lebih luas,
yang kemudian dikenal sebagai pemikiran teknokratik atau dengan menggunakan
istilah sebelumnya saintisisme yaitu ciri-cirinya setiap masalah besifat fakta, moral,
politik, atau legal.
E. Psikologi Hukum
Psikologi hukum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu
perwujudan jiwa manusia. Ketika saksi mata memberikan keterangan, baik ditahapan
penyelidikan, penyidikan maupun dipersidangan pengadilan, maka psikologi hukum
akan sangat banyak membantu menilai keakuratan kesaksian tersebut.
Manfaat dari psikologi hukum adalah untuk mendeteksi kebohongan seseorang atau
yang dikenal dengan istilah “Neuro-Science” sebagai salah satu cabang psikologi
hukum. Kajian psikologi hukum menekankan kepada faktor psikologis yang
mempengaruhi perilaku individu atau pun kelompok dalam segala tindakannya
dibidang hukum.
F. Politik Hukum
Menurut pakar ilmuan, Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto(1984) Politik
Hukum dimaknai sebagai kegiatan-kegiatan memilih nilai-nilai. Sebagai contoh, usaha
pemerintah untuk menundangkan suatu UU pornografi tentunya tidak lepas dengan
politik hukum untuk mencegah terajadinya kerusakaj moral bangsa.
G. Filsafat Hukum
Filsafat hukum adalah filsafat yang objek khusus hukum, maka oleh itu karenanya
pemecahan permasalahan yang dipecahkan oleh filsafat hukum ialah: apa hukum itu,
apa keadilan itu, apa itu hukuman, apa delik(pelanggaran), apa itu hak, dan apa itu
like(keseimbangan). Pokok kajian Filsafat Hukum adalah sebagai berikut:
Ontologi hukum(ilmu tentang segala sesuatu)
Aksiologi hukum(ilmu tentang nilai)
Ideologi hukum(ilmu tentang tujuan hukum yang menyangkut cita manusia)
Teologi hukum(ilmu tentang tujuan hukum yang menyangkut cita hukum itu
sendiri)
Epistemologi(ilmu tentang pengetahuan hukum)
Logika hukum(ilmu tentang berpikir benar atau jebenaran berpikir)
Ajaran hukum umum(ilmu yang mempelajari pengertian dan sistem hukum
secara mendalam)
Filsafat hukum merupakan ilmu pengetahuan yang berbicara tentang hakikat
hukum atau keberadaan hukum. Hakikat hukum meliputi:
1. Hukum merupakan perintah(Teori Imperatif)
2. Kenyataan sosial yang mendalam(Teori Indikatif)
3. Tujuan hukum(Teori Optatif)
Adapun beberapa aliran-aliran dalam filsafat hukum antara lain:
1. Aliran hukum alam
2. Aliran positivisme hukum
3. Mazhab sejarah
4. Aliran sosiological jurisprudence
5. Aliran pragmatic legal realism
6. Aliran marxis jurisprundence
7. Aliran anthropological jurisprundence
8. Aliran utilitarianism
9. Mazhab unpad
10. Critical legal studies
B. Jenis Hak
1. Hak mutlak adalah kewenangan kekuasaan mutlak yang diberikan oleh hukum
kepada subjek hukum yang dapat dipertahankan kepada siapapun, diantaranya:
a. Hak publik mutlak(memungut pajak)
b. HAM(memeluk agama)
c. Hak keperdataan(orang tua kepada anak)
2. Hak relatif adalah memberikan kewenangan kepada seseoranag atau beberapa
orang untuk menuntut agar orang lain melakukan sesuatu atau tidak.
3. Hak orsinil dan hak derivatif adalah hak yang melekat pada manusia karena
diberikan oleh Tuhan yang Maha Kuasa yang biasanya disebut dengan hak dasar.
Misalnya hak untuk hidup, hak kebebasan, hak milik dll. Sedangkan hak derivatif
adalah hak yang dimiliki manusia karena diberikan oleh undang-undang. Misalnya
hak sewa, hak guna bangunan, hak guna pakaian, dll.
4. Hak dasar adalah hak yang dimiliki sesorang dan seseorang itu bebas dipergunakan
oleh sesorang tanpa campur tangan negara.
5. Hak politik adalah hak masyarakat untuk turut serta dalam pemerintahan.
6. Hak privat adalah hak yang dimiliki oleh manusia baik secara absolut maupun
secara relatif.
E. Kewajiban
Suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban
adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Adapun jenis-jenis kewajiban, antara lain:
1. Kewajiban hukum.
2. Kewajiban alamiah.
3. Kewajiban sosial.
4. Kewajiban moral.
Sebab timbulnya kewajiban:
1. Diperoleh suatu hak.
2. Adanya suatu perjanjian.
3. Karena kesalahan yang merugikan.
4. Telah menikmati hak tertentu.
5. Kadaluwarsa.
Sebab terhapusnya kewajiban:
1. Meninggal tanpa pengganti.
2. Habis masa berlakunya.
3. Kewajiban telah dipenuhi.
4. Hak yang melahirkannya hilang.
5. Extinctief verjaring.
6. Karena ketentuan undang-undang.
7. Beralih kepada orang lain.
8. Force majuer.
F. Penyalahgunaan Hak(Misbruik Van Recht)
Sebagaiman telah diuraikan terdahulu bahwa hak yang dimiliki oleh manusia
memiliki kekuatan yang sangat asasi sehingga tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun, termasuk pemerintah. Penodaan terhadap hak-hak dasar manusia itu sering
kali dianggap sebagai pelanggaran HAM. Meskipun demikian, manusia tidak bisa
sewenang-wenang dalam mempergunakan haknya tersebut.
Seseorang memiliki hak misalnya hak milik tanah perkarangan, maka dia tidak bisa
sewenang-wenang menembok tanah perkarangannya sehingga orang lain yang
dibelakang rumahnya tidak bisa keluar, sebab orang lain juga meniliki hak untuk
dilindungi oleh hukum untuk diberikan jalan keluar (jika tidak ada jalan selain
pekarangan itu), hak orang lain itu disebut “hak servitut”. Tindakan seseorang
mempergunakan haknya secara sewenang-wenang inilah yang disebut “misbruik van
recht”.
1. Kodifikasi Terbuka
Kodifikasi terbuka adalah kodifikasi yang membuka diri terhadap terdapatnya
tambahan-tambahan diluar induk kodifikasi.
2. Kodifikasi Tertutup
Kodifikasi tertutup adalah semua hal yang menyangkut permasalahannya
dimasukkan kedalam kodifikasi atau buku kumpulan peraturan.
Unifikasi hukum adalah memnberlakukan suatu macam hukum tertentu kepada
semua rakyat dinegara tertentu.
Harmosisasi hukum adalah upaya mencari keseragaman atau titik temu dari
prinsip-prinsip yang bersifat fundamental dari berbagai sistem hukum yanga ada.
Kompilasi adalah adalah pengumpulan bidang-bidang hukum yang tidak
mungkin disatukan karena adanya perbedaan adat istiadat, budaya, agama, maupun
kebiasaan-kebaiasaan.
Ketiga istilah tersebut merupakan suatu proses yang saling berkaitan, karena
dengan adanya suatu peraturan yang harmonis, maka aturan tersebut dapat
diunifikasikan, yang pada akhirnya menghasilkan suatu bentuk kodifikasi hukum.