Soal :
1. Jelaskan pengertian, tujuan dan kegunaan serta kedudukan dan fungsi ilmu hukum menurut
para ahli hukum! kemudian berikan pendapat saudara secara pribadi tentang manfaat penting
dari mempelajari dan memahami Ilmu Hukum!
2. Apa yang dimaksud dengan Sumber Hukum? sebutkan dan jelaskan pula macam-macam
Sumber Hukum yang dijadikan acuan/rujukan bagi hukum yang berlaku di Indonesia saat ini
!
3. Bagaimana hubungan manusia, masyarakat dan hukum? Dan apa yang saudara ketahui tentang
kaidah agama, kesusilaan dan hukum? Jelasakan dan berikan contohnya.
4. Dalam mempelajari Ilmu Hukum dikenal macam-macam Aliran/Madzhab hukum. Sebutkan
minimal 3 (tiga) dari 5 (lima) aliran atau madzhab-madzhab hukum yang dikenal! Jelaskan
pula definisi dan pemahaman yang dikemukakan oleh aliran tersebut !
5. Apa yang dimaksud dengan penafisran dan penemuan hukum? Sebutkan macam-macam
penafsiran dalam hukum? Bagaimana kaiatanya dengan asas legalitas?
6. Apa yang dimaksud dengan system hukum? Sebutkan system hukum yang berkembang di
dunia? Jelaskan!! Bagaimana kaitannya dengan system hukum yang ada di Indonesia?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
Subjek Hukum;
Objek Hukum;
Tujuan Hukum.
Keterangan :
a. Jawaban dari setiap mahasiswa di kumpulkan di koordinir oleh kosma, dikirim dalam
satu file, yang isinya berupa jawaban dari setiap mahasiswa yang mengambil dan
Mengikuti mata kuliah PIH,
b. Jawaban di kirim lewat email : ridwan.eko.prasetyo@ gmail.com dan Via WA
c. Jawaban di kumpulkan maksimal tanggal 30 Juni 2021 Pukul 24.00 WIB
d. Tugas kelompok di kumpulkan di kosma di satu file dalam bentuk soft copy
dikumpulkan berbarengan dengan pengumpulan jawaban UAS
Jawab :
Kegunaan ilmu hukum ialah sebagai ilmu yang mempunyai objek hukum menelaah
hukum sebagai suatu gejala atau fenomena kehidupan manusia dimanapun didunia ini dari masa
kapanpun. Seorang yang berkeinginan mengetahui hukum secara mendalam sangat perlu
mempelajari hukum itu dari lahir, tumbuh dan berkembangnya dari masa ke masa sehingga sejarah
hukum besar perannya dalam hal tersebut.
Kedudukan ilmu hukum dalam jajaran dunia keilmuan, apakah ia termasuk ilmu normatif
ataukah termasuk dalam ilmu-ilmu sosial atau ilmu empiris baik yang bersifat monodisipliner
ataukah interdisipliner, atau juga mencakup baik ilmu yang bersifat normatif dan sekaligus
empiris, sehingga merupakan ilmu yang unik yang mempunyai dua wajah. Dari kedudukan hukum
ini tentunya bertujuan untuk memberikan suatu keadilan, kepastian dan kegunaan atau
kemanfaatan terhadap subjek hukum. Menurut Salim dan Erlis mengenai kedudukan hukum
menyampaikan bahwa masyarakat yang dianggap sebagai organisme tubuh manusia yang masing
mempunyai kedudukan dan fungsinya. Hukum dikonsepsikan sebagai pola harmonisasi hubungan
antara “anggota tubuh” masyarakat agara berjalan baik dan seimbang. Bahwa utamanya
kedudukan hukum itu menyangkut status dan peran terhadap subjek hukum yang memiliki hak
dan kewajiban, apabila subjek hukum dipandang dari statusnya maka menyangkut mengenai posisi
dan kedudukan si subjek hukum tersebut dan apabila dipandang dari perannya maka menyangkut
perbuatan apa yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan si subjek hukum dalam
kedudukannya.
Fungsi ilmu hukum menurut para ahli hukum Friedmann dan Rescoe Pound
sebagaimana dikutip oleh Soerjono Soekanto (1986), menyebutkan fungsi hukum salah satunya
ialah sebagai saran pengendali sosial (social control) yaitu sistem hukum menerapkan aturan-
aturan mengenai perilaku yang benar atau pantas. Menurut Soedjono Dirdjosisworo (1994)
fungsi adalah penertiban, pengaturan dan penyelesaian pertikaian.
Manfaat penting dari mempelajari dan memahami Ilmu Hukum, Ilmu Hukum itu
sendiri memiliki tujuan dan kegunaan untuk menjelaskan tentang keadaan, inti, dan maksud
tujuan dari bagian-bagian penting dari hukum. Jadi dengan kita mempelajari ilmu hukum kita
dapat mengenal lebih dalam apa itu hukum di lingkungan sekitar kita dan bagaimana caranya
kita menerapkan sebuah hukum yang adil di dalam kehidupan kita sehari-hari contohnya. Dengan
mempelajari ilmu hukum juga memberikan manfaat penting bagi sejumlah masyarakat mulai dari
kaum menengah sampai kaum bawah agar kita memperlakukan mereka secara adil tanpa adanya
membeda-bedakan satu sama lain.
2. Sumber hukum merupakan segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan
sanksi yang tegas dan nyata.
Macam-macam sumber hukum itu dapat ditinjau dari segi Material dan segi Formal:
Sumber-sumber Hukum dari segi material, dapat ditinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya
dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat dan sebagainya.
Material berarti isi/kandungan dalam arti bahwa sumber itu sebagai sumber bahan
(mentah) untuk mengenal hukum atau sumber bahan untuk membentuk aturan hukum. Bahan-
bahan mentah dalam arti bahwa bahan itu bukan suatu peraturan suatu hukum itu sendiri. Ia masih
bahan mentah perlu diolah lebih lanjut. Misalkan bahan mentah masakan rendang terdiri dari
merica, bawang, gula, garam, daging, dan sebagainya. Setelah diolah barulah jadi rendang yang
siap dimakan. Wujud bahan mentah sumber hukum materal tersebut, yaitu:
a. Sumber hukum materiel kesejarahan (historis).
b. Sumber hukum materiel kemasyarakatan (sosiologis).
c. Sumber hukum materiel kefilsafatan (filosofis).
Sumber hukum materiel, seperti pembahasan di atas, merupakan bahan bahan mentah dari
hukum. Adapun kalau Sumber Hukum Formal, sumber itu sudah berupa hasil olahan bahan
mentah (sumber hukum materiel) tersebut. Dengan kata lain sumber hukum formil adalah atur-an
hukum itu sendiri. Apeldoorn menyebut sumber hukum formal itu sebagai causaefficiens dengan
pengertian sumber hukum itu adalah sebab langsung berlangsungnya berlakunya hukum. Sumber-
Sumber Hukum Formal antara lain:
a) Undang-undang (statute);
b) Kebiasaan (costum);
c) Keputusan-keputusan Hakim (jurisprudensi);
d) Traktat (treaty);
e) Pendapat Sarjana Hukum (doktrin).
Sumber hukum tersebut menjadi acuan bagi Indonesia pada saat ini dalam menghadapi
perkembangan kehidupan ketatanegaraannya yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. Acuan
tersebut membuat sumber hukum itu sendiri menjadi sumber hukum yang bisa menjadi acuan di
berbagai masa yang akan datang, sebab perkembangan zaman yang begitu pesat sehingga juga
mempengaruhi perkembangan kehidupan ketatanegaraan Indonesia. Negara Indonesia memang
harus mempersiapkan mental-mental masyarakatnya dalam menghadapi perkembangan kehidupan
ketatanegaraan. Indonesia sendiri haruslah melakukan pemerataan kepada masyarakatnya
mengenai ilmu pengetahuan tentang garis besar ruang lingkup ilmu pengetahuan Hukum, dan
senantiasa mengakrabkan masyarakatnya dengan pengetahuan Ilmu Hukum.
Kaidah alam yang merupakan kaidah yang menyatakan tentang apa yang pasti akan terjadi.
Contohnya : semua manusia pasti akan meninggal.
Kaidah kesusilaan merupakan kaidah yang menyatakan tentang sesuatu yang seharusnya
terjadi. Contoh : manusia seharusnya tidak membunuh.
5. Subjek Hukum, adalah sesuatu yang menurut hukum berhak/wewenang untuk melakukan
perbuatan hukum atau kata lain segala sesuatu yang menurut hukum mempunyai hak dan
kewajiban pada umumnya subjek hukum adalah manusia dan badan hukum. Hubungan hukum
adalah hubungan antara 2 subjek hukum atau lebih dimana hak dan kewajiban disuatu pihak
berhadap-hadapan dengan hak dan kewajiban pihak lain. Kalau dirampas haknya dinamakan
kematian perdata. Undang-undang melarang adanya kematian perdata. Pasal 15 UUDS 1950
ayat 2 bunyinya: “ Tidak suatu hukumanpun mengakibatkan hukuman kematian perdata atau
kehilangan semua hak-haknya”. Dalam dunia hukum, subjek hukum dapat diartikan sebagai
pembawa hak, yakni manusia dan badan hukum. Contoh: Hak menagih piutang, Hak untuk
mengatur ganti rugi, Hak berbicara dan berpendapat.
Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum. Dapat dijadikan
permasalahan hukum dan dapat dikuasai oleh subjek hukum. Objek hukum pada umumnya dalah
benda. 3 syarat objek hukum yaitu: