NIM : 1203050079
Kelas : 1B/IH
PENJELASAN RPS :
BAB III : ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN HUKUM ATAU ISTILAH-
ISTILAH DALAM ILMU HUKUM
Pengantar Ilmu Hukum lahir di Jerman pada akhir abad ke -19 dan permulaan abad ke-20 dengan
istilah einfuhrung in die recht wesinschaft . Belanda pada tahun 1920 dengan menggunakan
istilah encylopaedie der rechtwettenschaft. Di Indonesia inleiding tot de rectwettenschap tahun
1924. Sedangkan istilah PIH di Indonesia digunakan pertama kali di UGM pada tanggal 03 maret
1946,dan sampai sekarang menggunakan istilah PIH diperguruan-perguruan tinggi di Indonesia
dan menjadi mata kuliah dasar.
Pengantar ilmu hukum adalah merupakan dasar untuk pelajaran lebih lanjut dalam studi hukum
yang mempelajari pengertian-pengertian dasar, gambaran dasar tentang sendi-sendi utama ilmu
hukum. Ilmu yang mempelajari dan menganalisis peraturan hukum Ilmu pengertian Ilmu tentang
kenyataan. Yang menyoroti hukum sebagai prilaku sikap tindak. Yang antara lain mencakup
sosiologi hukum, antropologi hukum, psikologi hukum, perbandingan hukum dan sejarah
hukum.
Pengantar ilmu hukum (PIH) adalah merupakan dasar untuk pelajaran lebih lanjut dalam studi
hukum yang mempelajari pengertian-pengertian dasar, gambaran dasar tentang sendi-sendi
utama ilmu hukum. Tujuan Pengantar ilmu Hukum (PIH) adalah menjelaskan tentang keadaan,
inti dan maksud tujuan dari bagian-bagian penting dari hukum, serta pertalian antara berbagai
bagian tersebut dengan ilmu pengetahuan hukum. Adapun kegunaannya adalah untuk dapat
memahami bagian-bagian atau jenis-jenis ilmu hukum lainnya.
Kedudukan Pengantar Ilmu Hukum (PIH) adalah merupakan dasar bagi pelajaran lanjutan
tentang ilmu pengetahuan dari berbagai bidang hukum. Sedangkan kedudukan dalam kurikulum
fakultas hukum adalah sebagai mata kuliah keahlian dan keilmuan. Oleh karena itu pengantar
ilmu hukum (PIH) berfungsi :
a) Memberikan pengertian-pengertian dasar baik secara garis besar maupun secara mendalam
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum.
b) menumbuhkan sikap adil dan membangkitkan minat untuk dengan penuh kesungguhan
mempelajari hukum.
Selain PIH, terdapat juga pembahasan tentang PHI (pengantar hukum indonesia) jika
dipelajari oleh mahasiswa jurusan ilmu hukum. Adapun persamaan dan perbedaan dari PIH
dan PHI tersebut adalah :
Fungsi Hukum
b) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin. Artinya hukum yg bersifat
mengikat, memaksa dan dipaksakan oleh alat negara yang berwenang membuat orang takut
untuk melakukan pelanggaran karena ada ancaman hukumanya (penjara, dll) dan dapat
diterapkan kepada siapa saja.
c) Sebagai alat penggerak pembangunan. Artinya mempunyai daya mengikat dan memaksa
dapat dimamfaatkan sebagai alat otoritas untuk mengarahkan masyarakat ke arah yg maju.
d) Sebagai alat kritik. Artinya fungsi ini berarti bahwa hukum tidak hanya mengawasi
masyarakat semata-mata tetapi berperan juga untuk mengawasi pejabat pemerintah, para
penegak hukum, maupun aparatur pengawasan sendiri.
e) Sebagai sarana pembaharuan masyarakat (Social tool of enginering). Fungsi ini selalu
berdampingan dengan dua fungsi yaitu : fungsi sebagai pengendalian sosial dan Tool of
Engineering.
a. QUIZ PIH Definisi Hukum Dari Berbagai Pakar Teori Ahli Hukum Terkemuka Di
Dunia Minimal 25 Ahli Hukum
a. DISIPLIN HUKUM
Disiplin hukum merupakan gejala-gejala hukum yang ada dan “hidup” di tengah pergaulan.
Jika dilihat dari pengertian mengenai disiplin hukum tersebut, maka dapat dibedakan
menjadi:
Disiplin analitis, merupakan sistem ajaran yang menganalisa, memahami dan menjelaskan
gejala-gejala yang dihadapi. Contohnya sosiologi, psikologi, ekonomi, dll.
Ilmu hukum
Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum. Dengan demikian maka
ilmu hukum akan mempelajari semua seluk beluk mengenai hukum, misalnya mengenai
asal mula, wujud, asas-asas, sistem, macam pembagian, sumber-sumber, perkembangan,
fungsi dan kedudukan hukum di dalam masyarakat.
a. Ilmu kaedah, yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah (norma)
b. Ilmu pengertian, yaitu ilmu tentang pengertian – pengertian pokok dalam hukum,
seperti misalnya subyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan
hukum, obyek hukum dsb.
c. Ilmu kenyataan, yaitu yang menyoroti hukum sebagai perikelakuan atau sikap
tindak, yang antara lain dipelajari dalam sosiologi hukum, antropologi hukum,
psikologi hukum, perbandingan hukum dan sejarah hukum.
Filsafat hukum
Politik hukum
Subyek hukum ialah segala sesuatu yang menurut hukum dapat menjadi pendukung hak dan
kewajiban. HAM, hak yg diberikan oleh hukum kepada manusia disebabkan karena
berlakunya secara langsung melahirkan hak-hak itu. Akan tetapi, sekalipun hak-hak itu
merupakan hak mutlak, namun apabila kepentingan umum memerlukan hak tersebut dapat
dikurangi.
Obyek hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat/berguna bagi subjek hukum, dan dapat
menjadi objek dalam suatu hubungn hukum. Menurut istilah ilmu hukum, objek hukum
disebut pula benda atau barang.
Adapun subjek hukum yang (orang) yang dikenal dalam ilmu hukum ada dua, yaitu:
Manusia atau orang (natuurlijke persoon), Manusia adalah subjek hukum, secara yuridis ada
dua alasan yang menyebutkan alasan manusia sebagai subjek hukum, yaitu:
1. Manusia mempunyai hak-hak subjektif dan kedua, kewenangan hukum, yaitu kecakapan
untuk menjadi subjek hukum, sebagai pendukung hak dan kewajiban.
b. Hak relatif, hak yg hanya diberikan kepada suatu (atau lebih) subjek hukum tertentu,
misalnya hak atas tagihan. Pada prinsipnya, orang sebagai subjek hukum dimulai
sejak ia lahir dan berakhir setelah meninggal dunia. Namun ada pengecualian
menurut Pasal 2 KUHPerdata, bahwa bayi yang masih dalam kandungan ibunya
dianggap telah lahir dan menjadi subjek hukum, apabila kepentingannya
menghendaki (dalam hal menerima pembagian warisan). Apabila bayi tersebut lahir
dalam keadaan meninggaldunia, menurut hukum ia dianggap tidak pernah ada,
sehingga ia bukan subjek hukum (tidak menerima pembagian warisan).
Ada golongan manusia yang dianggap tidak cakap bertindak atau melakukan
perbuatan hukum, golongan ini disebut personae miserabile, sehingga mengakibatkan
mereka tidak dapat melaksanakan sendiri hak-hak dan kewajibannya. Jadi, untuk
menjalankan hak-hak dan kewajibannya, harus diwakili oleh orang tertentu yang
ditunjuk, yaitu oleh walinya atau pengampunya (kuratornya).
Golongan manusia yang tidak dapat menjadi subjek hukum tersebut, dalam arti tidak
dapat melakukan perbuatan hukum dibidang keperdataan atau harta benda , adalah
sebagai berikut :
1. Anak yang masih dibawah umur atau belum dewasa (belum berusia 21 tahun),
dan belum kawin/nikah. Dalam peraturan perundang-undangan Indonesia,
terdapat berbagai ketentuan usia minimal seseorang untuk melakukan perbuatan
hukum atau memperoleh hak, yaitu sbb :
Obyek Hukum
Obyek hukum (rechts object) adalah segala sesuatu yang bermanfaat/berguna bagi
subjek hukum, dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungn hukum. Menurut
istilah ilmu hukum, objek hukum disebut pula benda atau barang.
Benda sebagai objek hukum
Pada umumnya yang dapat dipandang sebagai objek hukum itu adalah urusan -
urusan (zaken) dan benda-benda (goederen). Pengertian benda dibedakan kedalam
benda berwujud dan benda tidak berwujud. Benda berwujud mencakup segala
sesuatu yang dapat dilihat, dipegang, dan seringkali juga dapat di ukur dan
ditimbang, misalnya rumah, pohon, buku, mobil dsb. Benda tidak berwujud
mencakup semua jenis hak, seperti hak atas tagihan, hak cipta, hak merek, dsb.
Menurut pasal 499 KUHPerdata, benda yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
subjek hukum atau segala yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi
para subjek hukum atau segala sesuatu yang dapat menjadi objek hak milik.
b. Pemilikan (bezit), yaitu dalam hal benda bergerak berlaku asas yang tercantum
dalam pasal 1977 KUHPerdata, yaitu berzitter dari barang bergerak adalah
pemilik (eigenaar) dari barang tersebut, sedangkan untuk barang tidak bergerak
tidak demikian.
Penyerahan (levering), untuk benda bergerak dapat di lakukan secara nyata atau
dari tangan ke tangan, sedangkan untuk benda tidak bergerak dilakukan balik
nama.
Kadaluwarsa (verjaring),untuk benda bergerak tidak mengenal kadaluwarsa sebab
bezit disini sama dengan pemilkan (eigendom) atas benda bergerak tersebut,
sedangkan untuk benda2 tidak bergerak mengenal adanya kadaluwarsa.
Kaedah adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga –lembaga tertentu, misalnya
pemerintahan, sehingga dengan tegas melarang serta memaksa orang untuk berprilaku sesuai
dengan keinginan pembuat peraturaan itu. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi
denda sampai hukuman fisik.
a. Kaedah Keagamaan
Merupakan peraturan atau kaidah yang sumbernya berasal dari perintah-perintah tuhan
melalui para nabi atau rasulnya. Norma keagamaan tidak hanya mengatur hubungan
manusia dengan tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia,
misalnya membunuh itu dosa, hormatilah orang tua mu agar hidupmu selamat dunia dan
akhirat dsb. Pelanggaran terhadap norma keagamaan akan mendapatkan sanksi yang
berupa siksaan di neraka.
b. Kaedah Kesusilaan
Adalah kaidah atau norma yang bersumber pada suara batin yang di insyafi oleh setiap
orang sebagai pedoman dalam menentukan sikap tindaknya, yang menuntun nya kearah
kemuliaan atau insal kamil. Misalnya : jangan membunuh, jangan mencuri, jangan
menipu, jangan berzina dsb. Pelanggaran terhadap kaidah atau norma ini akan
mendapatkan sanksi yg bersifat otonom yakni hukuman yang lahir dari dalam diri
pribadinya, seperti penyesalan, siksaan batin ,dll.
c. Kaedah Kesopanan
Adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat . Misalnya : jangan mencela orang lain, jangan meludah di
depan orang lain, jangan berbicara kasar, dsb.
pelanggaran terhadap kaidah atau norma ini Sanksinya akan dicemoohkan, pengucilan
oleh masyarakat dalam pergaulan .
d. Kaedah Hukum
Adalah peraturan-perturan yang dibuat dan dilaksanakan oleh negara, dan berlakunya
dipertahankan secara paksa oleh alat2 negara, seperti : polisi, jaksa hakim dsb. Sanksinya:
dipenjara atau denda.
Hubungan antara hukum dan kaidah-kaidah sosial lainnya, yaitu : a.Bahwa kaidah-kaidah
sosial diluar hukum itu ikut mengatur ketertiban masyarakat sehingga dapat dikatakan
bahwa kehidupan manusia dalam masyarakat tidak hanya diatur oleh hukum, melainkan
juga oleh kaidah-kaidah sosial lainnya.
Bahwa adanya hukum sebagai kaidah sosial, tidak berarti bahwa pergaulan antar manusia
dalam masyarakat hanya diatur oleh hukum. b.Bersifat Fakultatif bersifat
mengatur/menambah. Tidak secara apriori mengikat. Juga bersifat melengkapi, subsidiair
atau dispositif. Contohnya setiap warga negara berhak untuk mengemukakan pendapat
apabila seseorang berada didalam forum, maka ia dapat mengeluarkan pendapatnya atau
tidak sama sekali.
a. Perintah (Gebod)
Kaedah tersebut mau tidak mau harus dijalankan atau ditaati, misalnya ketentuan syarat
sahnya perkawinan ( dalam uu no. 1 tahun 1974 Pasal 1 yg menentukan “bahwa
perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan
ketuhananYME “.
b. Larangan (Verbod)
Ketentuan yang menghendaki suatu perbuatan tidak boleh dilakukan, misalnya dilarang
mengambil barang milik orang lain, dilarang bersetubuh dengan wanita yang belum
dinikahi secara sah.
c. Perkenaan (Mogen)/Kebolehan
Yaitu ketentuan yang tidak mengandung perintah dan larangan melakukan suatu pilihan
boleh digunakan atau tidak, namun bila digunakan akan mengikat bagi yang
menggunakannya. Misalnya perjanjian perkawinan, pada waktu atau sebelum
perkawinan dilangsungkan, kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat
mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan.
Ketentuan ini boleh dilakukan atau tidak. ( UU no 1 / 1974 Pasal 29).
a. Bersifat Imperatif
Bersifat mengikat dan memaksa (apriori), contohnya Pasal 1334 ayat 2 BW apabila
seorang guru sekolah dasar akan mengadakan pungutan, maka ia tidak boleh melanggar
peraturan perundang-undangan yang mengatur ttg PNS, pendidikan , korupsi dan
sebagainya.
b. Bersifat Fakultatif
Bersifat mengatur/menambah. Tidak secara apriori mengikat. Juga bersifat melengkapi,
subsidiair atau dispositif. Contohnya setiap warga negara berhak untuk mengemukakan
pendapat apabila seseorang berada didalam forum, maka ia dapat mengeluarkan
pendapatnya atau tidak sama sekali.
Kaidah hukum yg biasanya tumbuh dalam masyarakat dan bergerak sesuai dengan
perkembangan masyarakat itu sendiri. Contohnya bila bertemu dengan orang hendaknya
kita tersenyum.
Kaidah yang di tuangkan dalam bentuk tulisan pada undang-undang dan sebagainya.
Kaidah hukum ini adanya kepastian hukum, mudah diketahui dan penyederhanaan
hukum serta kesatuan hukum.
Contoh isi kaedah hukum yang merupakan perintah atau gebod, larangan atau verbod, dan
kebolehan atau mogen dalam pasal berserta bunyinya minimal 3 contoh pasal dalam satu
peraturan perUndang-undangan bebas apa saja , atau minimal dalam 3 peraturan perundang-
undangan bebas apa saja hanya satu pasal beserta bunyinya satu peraturan undang-undangan.
c. Diskusi Kelompok 3
Sumber Hukum yang menentukan isi suatu peraturan atau kaidah hukum yang mengikat
setiap orang. Sumber hukum materiil berasal dari perasaan hukum masyarakat, pendapat
umum, kondisi sosial ekonomi masyarakat, hasil penelitian ilmiah, tradisi, agama, moral,
perkembangan internasional, geografis dan politik hukum.
Bentuk nyata hukum yang berlaku. Sumber hukum ini merupakan sumber hukum yang
paling penting.
a. Undang – undang
Adalah Peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum mengikat yang diadakan
dan dipelihara oleh penguasa negara.
1) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
Dalam ilmu hukum, dikenal juga beberapa asas hukum tentang berlakunya undang-undang ,
yaitu sebagai :
1. “Nullum delictum nulla Poena sine praevia lege poenadi “ atau asas legalitas (UU
tidak berlaku surut) ( Pasal 1 ayat 1 KUHPidana), yaitu tidak ada perbuatan yang
dapat dihukum, kecuali sebelumnya ada UU yang mengaturnya. Asas ini hanya
dianut oleh masyarakat yang telah memiliki hukum tertulis, seperti Indonesia
2. "Lex specialis derogat legi generali", artinya hukum yang khusus mengesampingkan
hukum yang umum. Atau segala undang-undang ataupun peraturan yang khusus
mengabaikan atau mengesampingkan undang-undang yang umum. Contoh : Apabila
terdapat kekerasan dalam rumah tangga, maka pelaku dapat dikenai UU KDRT,
bukan KUHPidana. Pemakaian hukum yang khusus ini antara lain karena
hukumannya yang lebih berat dibandingkan dengan KUHPidana.
3. "Lex posteriori derogat legi priori", artinya hukum yang baru mengesampingkan
hukum yang lama. Maksudnya ialah, UU yang baru mengabakan atau
mengesampingkan UU yang lama dalam hal yang sama. Dengan kata lain UU yang
baru ini dibuat untuk melengkapi dan menyempurnakan serta mengoreksi UU yang
lama. Sehingga UU yang lama sudah tidak berlaku lagi.
4. "Lex superior derogat legi inferiori", artinya hukum yang urutan atau tingkatnya
lebih tinggi mengesampingkan atau mengabaikan hukum yang lebih rendah. Bila
terdapat kasus yang sama, akan tetapi ketentuan undang-undangnya berbeda, maka
ketentuan undang-undang yang dipakai adalah UU yang tingkatnya lebih tinggi.
Contoh : UU lebih tinggi dari PP, maka PP diabaikan dan harus berpatokan pada UU.
Kebiasaan adalah Pola tindak yang berulang mengenai suatu hal/peristiwa yang
sama/memiliki kesamaan yang terjadi dalam masyarakat dalam bidang kegiatan
tertentu. Apabila kebiasaan tertentu oleh masyarakat telah dianggap sebagai suatu yang
mengikat, maka timbullah kaidah hukum yang bersumber dari kebiasaan.
Adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial yang sudah lama ada dan merupakan tradisi
serta lebih banyak berbau sakral, mengatur tata kehidupan masyarakat tertentu..
a. SISTEM HUKUM
Sistem berasal dari bahasa Yunani «systema» yang dapat diartikan sebagai keseluruhan yang
terdiri dari macam – macam bagian. Sistem tidak terlepas dari asas – asas yang
mendukungnya. Untuk itu hukum adalah suatu sistem, artinya suatu susunan atau tatanan
teratur dari aturan – aturan hidup, keseluruhannya terdiri atas bagian – bagian yang berkaitan
satu sama lain. Misalnya dalam hukum perdata sebagai sistem hukum positif, sebagai
keseluruhan , didalamnya terdiri atas bagian – bagian yang mengatur tentang hidup manusia
sejak lahir sampai meninggal dunia.
Hukum nasional adalah hukum yang dibuat secara formal oleh pemerintah/lembaga
pembentuk UU sejak pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Hukum ini bentuknya tertulis
dan mempunyai tingkatan sebagaimana hierarki perundang-undangan. Sejak proklamasi
kemerdekaan Rl 17 Agustus 1945, era pemerintahan orde baru yang paling banyak membuat
hukum-hukum nasional.
Meskipun secara de-fakto dan de-yure Indonesia telah merdeka, tetapi sebagian hukum yang
diberlakukan masih berbau barat . Adanya hukum-hukum warisan kolonial Belanda yang
hingga sekarang masih berlaku, membuktikan bahwa dalam struktur dan sistem hukum kita
masih terdapat «ruh» hukum barat. Hukum-hukum tersebut dalam praktiknya sangat
berpengaruh dalam usaha penyusunan hukum nasional.
Mayoritas warga negara Indonesia beragama Islam. Karena itu, Hukum Islam mempunyai
pengaruh besar dalam penyusunan hukum-hukum nasional. Dalam UU No. I Tahun 1974
tentang Perkawinan dan UU No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, isi/muatannya
banyak dipengaruhi hukum Islam.
Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum ini adalah bahwa hukum itu memperoleh
kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk undang – undang yang
tersusun secara sistematis dalam kodifikasi. “Kodifikasi adalah merupakan kumpulan dari
berbagai kaidah hukum yang ada”.
Sejak Indonesia merdeka tahun 1945 lalu, secara pasti Indonesia belum memiliki sistem
hukumnya sendiri. Hukum-hukum yang berlaku sesaat setelah Indonesia merdeka,
dinyatakan oleh Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 yaitu memberlakukan hukum-hukum
warisan kolonial Belanda. Kebijakan ini semula dimaksudkan untuk berlaku sementara
sambil menunggu hukum nasional ciptaan bangsa Indonesia sendiri. Namun demikian,
hingga sekarang hukum warisan kolonial masih berlaku. Hal lain yang mendasari pendapat
tentang sistem hukum Indonesia terlihat ketika terjadinya pergantian UUD/konstitusi negara
selama empat kali (UUD 1945, Konstitusi RIS, UUDS 1950 dan kembali ke UUD 1945).
Pergantian UUD tersebut sekaligus mempengaruhi sistem hukum yang berlaku, karena pada
dasarnya berlakunya sistem hukum dipengaruhi oleh UUD/konstitusi negara yang
bersangkutan.
Memotret sistem hukum yang berlaku di Indonesia saat ini, akan ditemukan 4 komponen (4
sub sistem hukum) penting yang keberadaannya saling melengkapi satu sama lain. Keempat
sub sistem tersebut masing-masing memiliki ciri sendiri, tetapi dalam geraknya saling
mempengaruhi bahkan memperteguh satu sama lainnya.
1. Hukum Nasional,
2. Hukum Barat,
3. Hukum Islam,
4. Hukum Adat/kebiasaan
Hukum positif Indonesia adalah hukum yang berlaku saat ini di Indonesia. Menurut
lapangan hukumnya, hukum positif Indonesia adalah sbb :
1. Sistem hukum adat dan hukum kebiasaan. Hukum adat adalah hukum asli masyarakat
Indonesia, yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia sejak ratusan,
bahkan ribuan tahun yang lalu.
2. Sistem hukum perdata Eropa, yaitu hukum perdata yang diberlakukan di Indonesia oleh
pemerintahan kolonial berdasarkan asas konkordasi. Hukum perdata adalah hukum
yang mengatur hubungan antara orang yang satu dan orang lain yang
menitikberatkan pada kepentingan perseorangan.
3. Sistem hukum acara perdata, yaitu hukum yang mengatur tentang tata cara
mempertahankan hukum perdata atau merupakan hukum proses.
4. Sistem hukum pidana, yaitu serangkaian peraturan yang memuat tentang kejahatan dan
pelanggaran.
5. Sistem hukum acara pidana, yaitu hukum yang mengatur tentang tata cara
mempertahankan hukum pidana materil.
6. Sistem hukum tata negara, yaitu hukum yang menyangkut organisasi – organisasi
kenegaraan, menyangkut struktur, wewenang dan tanggung jawab organisasi
kenegaraan tersebut.
7. Sistem hukum administrasi negara, yaitu hukum yang merupakan serangkaian peraturan
hukum yang mengatur cara badan – badan pemerintah melaksanakan tugas
pemerintah.
b. Forum Diskusi Sistem Hukum.
Setelah mengetahui pengertian sistem hukum, macam2 sisten hukum, lalu bagaimana
tanggapan saudara sebagai mahasiswa hukum terhadap sistem hukum di indonesia? Apakah
menanggapi dengan baik atau kurang jelaskan Jawaban saudara dengan alasan dasar hukum
nya.
c. Diskusi Kelompok 5
Artinya melalui kodifikasi berbagai corak hukum yang merupakan akibat langsung dari
tempat dan tingkat kemajuan masyarakat akibat langsung dari tempat adanya pedoman yang
meliputi berbagai unsur hukum yang menjadi ukuran keadilan.
Hukum paksa atau dwingend recht ialah hukum yang dalam keadaan konkret harus ditaati,
yang dalam keadaan bagaimanapun juga, tidak dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang
dibuat oleh kedua belah pihak, dengan perkataan lain hukum ini mempunyai kekuasaan
mutlak (absolut). Contoh : dalam perjanjian perkawinan harus dicatat dalam akta notaris,
jika tidak maka perjanjian itu bagi hukum tidak ada.
c. Diskusi Kelompok 7
Konstruksi hukum ini dapat dilakukan dengan menggunakan logika berfikir secara
Yaitu penafsiran dengan menarik suatu ketentuan yang khusus kepada ketentuan yang
umum, kemudian dari ketentuan yang umum ditentukan pada kasus yang dihadapi. Dari
pengertian Pasal 1546 KUHPerdata itu kalau 2 orang melakukan perjanjian jual-beli, yang
diatur dalam Pasal 1457 sampai 1540 KUHPerdata, dapat digunakan dalam perjanjian itu.
Yaitu penafsiran UU yang didasarkan atas pengingkaran yaitu berlawanan pengertian antara
soal yang dihadapi dengan soal yang diatur dalam suatu Pasal dalam UU.
c. Diskusi Kelompok 8
1. Sosiologi Hukum
Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara empiris dan
analitis mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala – gejala sosial
lainnya.
2. Antropologi Hukum
Antropologi hukum adalah ilmu hukum yang mempelajari pola – pola sengketa denga
cara penyelesaiannya, baik pada masyarakat yang sederhana maupun masyarakat yang
mengalami modernisasi.
3. Perbandingan Hukum
Perbandingan hukum adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan antara
dua atau lebih sistem hukum negara yang satu dengan yang lainnnya. Perbandingan
hukum yang dibicarakan sekarang ini dipakai dalam arti membanding – bandingkan
sistem hukum positif dari bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
4. Sejarah Hukum
Sejarah hukum adalah suatu bidang yang mempelajari perkembangan hukum serta asal
usul dalam masyarakat dan membandingkan hukum yang satu dengan yang lainnya
yang berbeda karena dibatasi oleh perbedaan waktu.
a. Politik Hukum
b. Politik hukum adalah :
c. Perhatian / kebijaksanaan tentang sesuatu hal terhadap yang berlaku dinegara nya.
d. Suatu jalan untuk memberikan wujud sebenarnya kepada yang dicita – citakan
e. Sebagai pernyataan kehendak penguasa negara mengenai hukum yang berlaku
diwilayahnya dan mengenai kemana hukum itu hendak dikembangkan ( kearah hukum
yang dicita – citakan / ius conctituendum).
b. Forum Tugas Ilmu Hukum Sebagai Ilmu Kenyataan
Bagaimana menurut anda tentang kajian terhadap pendekatan ilmu hukum sebagai normatif
dan kajian ilmu hukum terhadap pendekatan yg empiris? Berikut dengan contohnya?
c. Diskusi Kelompok 11
Pelanggaran Undang-undang
Apabila seseorang melakukan main hakim sendiri maka akan dijerat dengan pasal:
b. Diskusi Kelompok 12
c. Latihan UAS
d. Resume Laporan Perkuliahan
Pertemuan ke-16 : 21 Januari 2021
UAS