Anda di halaman 1dari 4

NAMA ; YOHANES CAHYO HARYONO

NIM ; 211081020

TUGAS ; FILSAFAT HUKUM

1. A. menurut pendapat saya sebagai calon sarjana hukum, kepentingan saya terhadap materi
filsafat hukum yaitu ;
Pertama, mempelajari filsafat hukum dapat membantu Anda memahami landasan teoritis di
balik sistem hukum yang ada. Ini akan membuka wawasan Anda terhadap gagasan dan prinsip
yang mendasari hukum tersebut, sehingga Anda dapat melihat perspektif yang lebih luas
tentang bagaimana hukum diimplementasikan dan memengaruhi masyarakat.

Kedua, filsafat hukum akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-
konsep fundamental dalam hukum, seperti keadilan, hak asasi manusia, tanggung jawab, dan
etika. Pemahaman ini penting dalam melihat dan mengevaluasi isu-isu hukum yang kompleks
yang mungkin Anda hadapi di masa depan.

Selain itu, mempelajari filsafat hukum juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan analitis Anda. Anda akan diajak untuk mempertanyakan dan memeriksa asumsi-asumsi
dasar di balik hukum dan sistem hukum, serta mempertimbangkan implikasi dan konsekuensi
dari keputusan hukum.

Terakhir, pemahaman tentang filsafat hukum dapat melengkapi pendidikan hukum Anda
dengan aspek-aspek yang tidak langsung terkait dengan hukum, seperti filsafat politik,
sosiologi, dan sejarah. Ini dapat membantu Anda memperoleh wawasan yang lebih kaya dan
menyeluruh tentang hukum sebagai bagian penting dari masyarakat dan kehidupan manusia.

B. Menurut pendapat saya, Hukum sebagai sistem nilai mengacu pada pandangan bahwa hukum
tidak hanya berfungsi sebagai sekumpulan aturan yang harus diikuti, tetapi juga
mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang dipegang oleh masyarakat. Dalam pandangan
ini, hukum menyampaikan dan mewujudkan nilai-nilai yang dianggap penting oleh
masyarakat, seperti keadilan, kebebasan, kesetaraan, dan martabat manusia. Hukum dimaknai
sebagai cerminan dari cita-cita dan aspirasi moral sosial.

Di sisi lain, pandangan hukum sebagai aturan sosial lebih menekankan pada fungsi hukum
sebagai alat untuk mengatur perilaku manusia dalam masyarakat. Dalam pandangan ini,
hukum dipahami sebagai seperangkat peraturan yang dibuat oleh pemerintah atau otoritas
yang bertujuan untuk mengatur hubungan antarindividu, melindungi hak-hak, dan menjaga
ketertiban sosial. Hukum dilihat sebagai alat yang diperlukan untuk menjaga keharmonisan
dan kestabilan sosial.

Kedua pandangan ini tidak saling eksklusif. Sebaliknya, mereka dapat saling melengkapi.
Hukum sebagai sistem nilai memberikan landasan dan panduan moral untuk pembentukan
aturan hukum, sementara hukum sebagai aturan sosial memberikan kerangka kerja konkret
untuk menjalankan dan menegakkan aturan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

C. Pertama, keadilan adalah salah satu cita hukum yang penting. Keadilan mengacu pada prinsip
kesetaraan, perlakuan yang adil, dan penegakan hak-hak individu. Tujuan hukum dalam
mencapai keadilan adalah memastikan bahwa semua orang diperlakukan dengan adil dan
setara di hadapan hukum. Hukum harus melindungi hak-hak individu, menyediakan jalur akses
yang adil untuk penyelesaian sengketa, dan memastikan perlakuan setara bagi semua individu
tanpa diskriminasi.

Kedua, kepastian hukum juga merupakan tujuan penting. Keberadaan hukum yang jelas dan
dapat dipahami membantu menjamin kepastian dalam perilaku dan tindakan masyarakat.
Hukum yang tidak ambigu, stabil, dan dapat diprediksi memberikan jaminan kepada individu
dan mendorong kepercayaan dalam sistem hukum. Ini penting untuk menjaga ketertiban
sosial, memfasilitasi transaksi ekonomi, dan menjamin perlindungan hukum bagi semua pihak.

Terakhir, kemanfaatan juga menjadi tujuan hukum yang penting. Hukum seharusnya
memberikan manfaat positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat dicapai melalui
penciptaan peraturan yang mendorong pemerataan sosial, meningkatkan kesejahteraan,
melindungi lingkungan, dan mempromosikan keseimbangan antara kepentingan individu dan
kepentingan umum. Hukum yang bermanfaat akan mendorong perkembangan yang
berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang adil dan harmonis bagi masyarakat.

2. Filsafat Hukum -- Pada dasarnya Filsafat Hukum merupakan bagian tertinggi dalam ilmu hukum
setelah dogmatika hukum dan teori hukum. Kajian filsafat hukum ditujukan kepada filsfat itu
sendiri yang merupakan hukum sebagai objek kajian filsafat.
Artinya bahwa hukum (tidak terbatas pada peraturan perundang-undangan/positif hukum
saja, tetapi hukum dalam artian luas) akan dikaji secara mendalam.

Dalam filsafat hukum, hukum akan diabstraksi hingga menjadi asas-asas, norma dan nilai.
Manfaat mempelajari filsafat hukum juga dapat dilihat dari karakteristik ilmu filsafat itu
sendiri, yakni ditinjau dari sifat holistik, mendasar, spekulatif, dan reflektif kritis.
Teori Hukum -- Jika dalam filsafat hukum yang cenderung menciptakan pemikiran yang
spekulatif pada Teori Hukum lebih kepada upaya pendekatan hukum secara ilmiah-positif.
Pada dasarnya Teori Hukum lahir sebagai bentuk kegelisahan atas allgemeine rechtslehre yang
timbul pada abad ke-19 di Eropa.

Pada waktu itu filsafat hukum dipandang terlalu abstrak dan spekulatif sementara dogmatika
hukum dipandang terlalu konkret karena terikat dengan tempat dan waktu.
Dogmatika hukum sendiri merupakan cabang ilmu hukum yang menelaah hanya sekedar
hukum positif (peraturan perundang-undangan). Sementara Teori hukum itu memiliki
fungsinya untuk menganalisis dan mengkaji penelitian-penelitian hukum dan sebagai
instrumen dalam mengkaji gejolak fenomena dalam perkembangan masyarakat.

Hubungan Filsafat Hukum dengan Teori Hukum -- Lalu, untuk apa mempelajari filsafat hukum?
Buknakah dogmatika hukum dan teori hukum sudah cukup untuk menjelaskan fenomena
hukum yang ada di masyarakat? Bukankah ada adaigum yang menyatakan "La Bounche de La
loi" Hakim adalah corong undang-undang?

Filsafat hukum memang bersifat memunculkan pemikiran yang spekulatif (yang dengan itu
harus didiskusikan bersama) tetapi dari spekutalisismenya filsafat itu mengartikan bahwa
Filsafat hukum memiliki karakteristik yang menyeluruh, artinya bahwa filsafat memandang
suatu perosalan dari segala sesuatu sudut, luas dan universal sementara dogamtika hukum
saja hanya mempelajari hukum sekedar hukum positif/peraturan perundang-undangan.
Filsafat hukum memiliki sifat yang mendasar. Artinya filsafat selalu mengulas suatu
permasalahan sampai dasar yang terdalam atau sampai ke akar permasalahan (radix).
Filsafat hukum selalu membuka peluang-peluang baru bagi suatu persoalan artinya bahwa
filsafat selalu memberikan solusi alternatif yang tidak terbatas (baik oleh budaya, norma lama
dan tradisi). Filsafat hukum juga selalu bersikap kritis sehingga akan memberikan solusi terbaik
bagi sebuah persoalan.
Selanjutnya, Filsafat hukum akan sangat kerasa pengaruhnya di dalam suatu praktik hukum
seperti di pengadilan apabila ia mampu mengaktualisasikan diri sehingga bisa menjadi
jembatan antara teori hukum dengan dogmatika hukum.

3. A. filsafat hukum pidana adalah cabang filsafat yang membahas masalah-masalah filosofis
yang berkaitan dengan hukum pidana. Filsafat hukum pidana mencakup analisis konsep
konsep fundamental dalam hukum pidana, seperti keadilan, tanggung jawab, kejahatan, dan
hukuman
B. Filsafat hukum pidana berguna dalam memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai
tujuan dan prinsip-prinsip yang mendasari hukum pidana

4. Politik hukum adalah kebijakan tentang hukum yang menentukan arah, bentuk dan isi hukum
yang mencakup pembentukan, penerapan, dan penegakan hukum dalam rangka mencapai
tujuan politik hukum yaitu tujuan sosial tertentu/tujuan negara.
Contoh politik hukum di Indonesia adalah karakter hukum pemerintahan daerah di era orde
baru. Konfigurasi politik yang diciptakan pada periode ini adalah otoriter birokratis karena
obsesi menciptakan stabilitas sebagai syarat utama pembangunan ekonomi. Sehingga, produk
hukum pemerintahan daerah bukan dengan penerapan otonomi seluas-luasnya. Daerah tidak
diberikan hak otonomi, melainkan kewajiban untuk ikut melancarkan pembangunan yang
direncanakan oleh pemerintah pusat.
Kebijakan hukum mengacu pada pendekatan atau Tindakan yang diambil oleh pemerintah
dalam mengelola bidang hukum tertentu. Kebijakan hukum seringkali dibuat untuk dibuat
untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menjaga ketertiban Masyarakat, melindungi hak asasi
manusia, dan menegakan keadilan.
diskresi merupakan keputusan dan/atau tindakan yang ditetapkan dan/ atau dilakukan oleh
pejabat pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan perundang-perundangan yang
memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi
pemerintahan.

Diskresi atau pouvoir discrectionnaire atau freies ermessen digunakan ketika tidak ada
kejadian atau peristiwa penting dan mendesak, tetapi belum ada peratuiran pemerintah yang
mengatur maka lembaga negara terkait dapat mengeluarkan peraturan atau melakukan
tindakan agar permasalahan tersebut dapat tertatasi.

5. Secara sederhana, filsafat hukum adalh ilmu tingkah laku atau etika yang mempelajari hakikat
hukum. Menurut buku Pokok-pokok Filsafat Hukum oleh Darji Darmodiharjo dan Shidarta,
filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis.
Jadi, objek dari filsafat hukum adalah hukum itu sendiri. Objek tersebut lantas dikaji secara
mendalam sampai pada inti atau dasarnya yang disebut hakikat.

Anda mungkin juga menyukai