Anda di halaman 1dari 21

MATERI 9

LEGALITAS
PERUSAHAAN
Legalitas Bentuk dan Kegiatan Usaha
Legalitas Perusahaan
Setiap bentuk usaha yang memenuhi persyaratan
UU dinyatakan sebagai bentuk usaha yang sah atau
yang disebut juga mempunyai legalitas bentuk
usaha.
Setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan
usahanya wajib memenuhi syarat operasional usaha.
Antara lain Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
Setiap perusahaan yang telah memenuhi syarat
tersebut dinyatakan sebagai perusahaan yang
mempunyai bukti legalitas kegiatan usaha.
Tujuan Pendaftaran Perusahaan
Melindungi perusahaan yang jujur dan terbuka dari
kemungkinan kerugian akibat praktik persaingan
usaha yang tidak sehat, seperti persaingan curang,
penggunaan merek terdaftar tanpa izin, dan
penyelundupan.
Melindungi masyarakat atau konsumen dari
kemungkinan akibat persaingan tidak sehat atau
insonvabel suatu perusahaan.
Tujuan Pendaftaran Perusahaan

Mengetahui perkembangan dunia usaha dan


perusahaan yang didirikan, bekerja dan berkedudukan
di Indonesia melalui Daftar Perusahaan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan.

Memudahkan pemerintah melakukan pembinaan,


pengarahan, pengawasan dan menciptakan iklim dunia
usaha yang sehat melalui data yang dibuat secara benar
dalam daftar perusahaan.
Akta Pendirian Perusahaan
Akta pendirian perusahaan merupakan salah satu dan
membentuk legalitas usaha yang dibuat dimuka
notaris, yaitu pejabat umum yang diberi wewenang
untuk itu.
Akta pendirian yang dibuat dihadapan notaris adalah
otentik engikat semua pihak untuk mengakuinya dan
memuat AD perusahaan.
Akta Pendirian Perusahaan
AD secara formal memuat Judul, nomor, tempat, hari
dan tanggal pembuatan dan penandatanganan akta
pendirian.
Secara materiil memuat identitas para pendiri,
identitas perusahaan, tujuan perusahaan, usaha
perusahaan, struktur organisasi, usaha perusahaan,
cara penyelesaian jika terjadi sengketa. dll
.
Nama Perusahaan
Nama perusahaan adalah jati diri yang dipakai oleh
perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya.
Nama perusahaan melekat pada bentuk hukum
perusahaan.
Fungsi nama perusahaan adalah untuk membedakan
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain,
terutama antara perusahaan sejenis.
Dengan nama itu suatu perusahaan dapat melakukan
hubungan hukum dengan pihak lain dan memenuhi
segala kewajiban hukumnya seperti memperoleh izin
usaha, membayar pajak, membayar hutang. Dll.
 Indonesia tidak memiliki UU yang secara khusus
mengatur nama perusahaan, namun diatur dalam
UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
Di dalam UU ini diatur larangan menggunakan
merek terdaftar milik orang lain sebagai nama
perusahaan.
Kebebasan memilih dan memakai nama
perusahaan disesuaikan dengan asas yang berlaku
yaitu selama tdk dilarang UU, tdk bertentangan
dengan ketertiban umum dan tdk bertentangan
dgn kesusilaan.
Di negara Belanda sudah ada UU nama
perusahaan yang menganut beberapa asas yg
menjadi dasar dlm menentukan nama perusahaan
yaitu:
Pembauran nama perusahaan dan nama
pribadi. Misal: Firma Abuhasan
Pembauran bentuk hukum perusahaan dan
nama pribadi. Misalnya: PT. Ibrahim
Larangan memakai nama perusahaan orang lain
Larangan memakai merek orang lain.
Pengakuan dan pengesahan
Merek Perusahaan Banyak terjadi bahwa nama
perusahaan dijadikan juga merek perusahaan dalam
satu lingkungan perusahaan tertentu.
Hal ini tidak akan menimbulkan masalah yuridis.
Akan tetapi ada kemungkinan terjadi bahwa nama
perusahaan mengandung merek orang lain atau
merek yang mengandung nama perusahaan orang
lain.
Dalam hal ini muncul 2 masalah yuridis yaitu
tentang hak atas merek dan hak atas nama
perusahaan.
Nama perusahaan yang mengandung merek
orang lain adalah masalah yuridis tentang nama
perusahaan.
Masalah ini dapat diselesaikan melalui Pasal 27
dan Pasal 29 UU No. 3 Tahun 1982 tentang
Wajib Daftar Perusahaan
Merek yang mengandung nama perusahaan
orang lain adalah masalah yuridis tentang hak
atas merek.
Masalah ini diselesaikan melalui UU No. 15
Tahun tentang Merek
Pasal 27 UU No 3 Tahun 1982
Pihak ketiga yang berhak atas Merek dapat
mengajukan keberatan secara tertulis kepada
Menteri Perdagangan atas hal-hal yang
didaftarkan dalam daftar perusahaan, dengan
menyatakan alasan-alasannya dengan tembusan
kepada pengusaha yang bersangkutan dan
kantor pendaftaran perusahaan.
Pasal 29 UU No 3 Tahun 1982:
Menteri memberikan keputusan setelah
mendengar pihak-pihak yang berkepentingan.
Pihak yang bersangkutan dapat mengajukan
keberatan kepada pengadilan niaga yang
berwenang atas keputusan menteri. Putusan
pengadilan niaga yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap diberitahukan secara
tertulis kepada Kantor Pendaftaran Perusahaan.
Berdasarkan ketentuan UU
No. 15 Tahun 2001
Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan
gugatan terhadap orang atau badan hukum yang
secara tanpa hak menggunakan merek untuk
barang dan/atau jasa yang mempunyai persamaan
pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
merek terdaftar miliknya. Gugatan diajukan
melalui Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Tanda Daftar Usaha Perdagangan Setiap
perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan wajib memperoleh perizinan
dibidang perdagangan, yang disebut Tanda Daftar
Usaha Perdagangan (TDUP) yang dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Perdagangan.
Tidak semua perusahaan diwajibkan memiliki
TDUP.
Perusahaan yg dibebaskan memperoleh TDUP :
Cabang perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan
usaha perdagangan menggunakan TDUP perusahaan
pusat.
Perusahaan yang telah mendapat izin usaha yang setara
dari departemen teknis berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;Perusahaan produksi
yang didirikan dalam rangka UU No. 6 tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah diganti dgn
UU N0 12 tahun 2004 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri .
BUMN dan BUMD Perusahaan kecil perseorangan yang
tidak berbentuk badan hukum, pedagang keliling dan
pedagang kali lima.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka waktu


3 (tiga) bulan setelah perusahaan mulai menjalankan
usahanya (Pasal 10 UU No. 3/1982 Tentang Wajib
Daftar Perusahaan)
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal tersebut
Memperindag telah menerbitkan Surat Keputusan
No, 408/MPP/Kep/10/1997 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pemberian TDUP dan SIUP.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Pasal 6 menyatakan bahwa: “perusahaan yang


wajib memperoleh SIUP adalah perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan
nilai investasi perusahaan seluruhnya diatas 200
(dua ratus) juta rupiah tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha”.
SIUP dapat dicabut apabila:

Diperoleh berdasarkan keterangan/data yang


tidak benar atau palsu dari perusahaan yang
bersangkutan, atau tidak sesuai dgn permohonan
permintaan SIUP atau dokumen- dokumen yang
diwajibkan, atau melakukan usaha yang tidak
sesuai dgn SIUP.
Perusahaan yang bersangkutan tidak melakukan
perbaikan setelah melampaui batas waktu
pembekuan.

Perusahaan yang bersangkutan telah dijatuhi


hukuman pelanggaran hak kekayaan intelektual
dan/atau pidana berdasarkan keputusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap.

Anda mungkin juga menyukai