ITB SEMARANG
Dalam duniabisnis sering terjadi yang namanya persaingan. Untuk menjaga persaingan ini tetap sehat
maka diperlukan seperangkat Hukum yang mengatur tentang etika berbisnis yang baik.
Persaingan curang berubah menjadi persaingan melawan hukum apabila dienuhu beberapa
unsur sebagai berikut :
Berkenaan dengan persaingan melawan hukum maka perbuatan tersebut mengacu pada ketentuan Pasal
1356 KUHPerdata yang mengatur tentang Perbuatan Melawan Hukum ( Oncricht matige Drad ). Pasal
1356 KUHPerdata menyatakan bahwa “ Setiap perbuatan melawan hukum yang menimbulkan
kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya itu mengganti kerugian
yang timbul tersebut “
Ketentuan Pasal 1356 KUHPerdata mengandung beberapa unsur sebagai berikut :
4. Ada Kerugian
Akibat perbuatan melawan Hukum menimbulkan kerugian bagi orang lain. Kerugian dapat berupa
kerugian materiil atau kerugian moril / immateril
Bentuk perlindungan hukum yang diberikan dalam hal persaingan curang adalah :
a) Monopoli
pengertian Monopoli adalah : Jika ada suatu pelaku usaha (penjual)
ternyata merupakan satu-satunya penjual bagi produk barang dan jasa
tertentu, pada pasar tersebut tidak terdapat produk subsitusi (pengganti).
b) Oligopoli
Merupakan salah satu bentuk struktur pasar dimana didalam pasar
tersebut hanya terdiri dari sedikit perusahaan (few sellers).
c) Kartel
Praktek Kartel adalah salah satu strategi yang diterapkandiantara pelaku
usaha untuk dapat memperngaruhi harga dengan mengatur jumlah
produksi mereka.
C. Pengertian dan pengaturan Hukum Hak Milik
Perindustrian
Setiap perusahaan tentunya mempunyai nama yang ditentukan berdasarkan
kehendak atau kesepakatan para pendirinya. Disamping itu nama perusahaan
merupakan lambang kualitas kemampuan perusahaan. Fungsi nama
perusahaan itu adalah sebagai pembeda antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain terutama antara perusahaan yang sejenis.
Dari segi Hukum nama perusahaan mempunyai arti penting karena dengan
nama tersebut perusahaan dapat melakukan hubungan hukum dengan pihak
lain dan memenuhi segala kewajiban hukumnya seperti memperoleh izin
usaha, membayar pajak, membayar hutang dan lain-lain.
D. Bentuk Hak Milik Perindustrian
Dalam praktiknya di Indonesia merupakan adanya nama perusahaan sebagai hak objektif, yaitu hak yang
melekat pada harta kekayaan. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa masalah bnama perusahaan belum
diatur secara tersendiri dalam undang-undang kecuali untuk nama Perseroan terbatas ( PT )dalam undang-
Undang No. 1 Tahun 1995 jo Peraturan Pemerintah No, 26 Tahun 1998.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1998 maka hal-hal yang berkenaan dengan
pemakaian nama PT secara garis besarnya adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian nama perseroan diajukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan suatu permohonan guna
mendapat persetujuan dan diajukan oleh pendiri perusahaan, direksi perseroan atau kuasanya.
2. Permohonan persetujuan pemakaian nama perseroan dapat diajukan bersamaan atau lebih dahulu secara terpisah dari
permohonan pengesahan akta pendirian atau akta perubahan anggaran dasar.
3. Persetujuan pemakaian nama perseroan yang diajukan secara terpisah dari permohonan pengesahan akta pendirian atau
perubahan anggaran dasar diberikan dalam waktu paling lama 15 hari setelah permohonan diterima.
4. Apabila permohonan persetujuan pemakaian nama perseroan ditolak maka harus diberitahukan kepada pemohon secara
tertulis beserta alasannya dalam jangka waktu 15 hari setelah permohonan diterima.
Adapun yang menjadi penolakan permohonan nama tersebut adalah pertama apabila nama yg dimohonkan
Antara lain :
5. Telah dipakai secara sah oleh perseroan lain atau mirip dengan nama perseroan lainnya
6. Bertentangan dengan ketentuan umum dan atau kesusilaan
7. Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan
8. Hanya merupakan nama suatu tempat.