Anda di halaman 1dari 2

Tidak hanya gugatan class action, dikenal juga hak gugat organisasi (legal standing).

Gugatan
lega standing merupakan mekanisme pengajuan gugatan oleh lembaga swadaya masyarakat
(LSM) sebagai akibat pelanggaran atau adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan pihak
lain yang merupakan kegiatan perlindungan yang dilakukan LSM tersebut.1 Dalam peraturan
perundang-undangan di Indonesia, hak gugat organisasi diakui dalam beberapa undang-undang,
seperti UU Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No. 23 Tahun 1997), UU Kehutanan (UU No.
41 Tahun 1999) dan UU Perlindungan Konsumen (UU No. 8 Tahun 1999).

Pada huruf c disebutkan bahwa lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat atau yang
disingkat LPKSM dapat mengajukan gugatan, asalkan memenuhi persyaratan yakni berbentu
badan hukum atau yayasan dan dalam anggaran dasarnya disebutkan dengan tegas bahwa tujuan
didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan LPKSM
tersebut telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya. Oleh sebab itu untuk
dapat menggugat LPKSM harus dapat membuktikan bahwa dalam Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) dapat berprofesi memberi jasa hukum.2 Jelaslah melalui pasal ini,
diberikan dasar hukum untuk gugatan legal standing dalam perlindungan konsumen. Namun
dalam pasal ini hanya dijelaskan hukum materiilnya saja, sedangkan penjelasan mengenai hukum
formilnya tidak dijelaskan. Namun sebenarnya hak gugatan ini merupakan bentuk perkembangan
dari bentuk gugatan biasa, sama seperti class action dan citizen lawsuit dalam hukum acara
perdata. Sehingga pada praktiknya mengikuti hukum acara perdata.

Disebutkan dalam Pasal 44 ayat (3) UUPK bahwa tugas LPKSM adalah:

1. Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban dan
kehati-hatian konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
2. Memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya;
3. Bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen;
4. Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima keluhan atau
pengaduan konsumen;
5. Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan
perlindungan konsumen.

Berdasarkan pasal tersebut, diketahui bahwa LPKSM dapat membantu konsumen dalam
memperjuangkan haknya, ini lah yang juga menjadi dasar agar LPKSM dapat mengajukan
gugatan kepada pelaku usaha. Maka LPKSM bertindak untuk mewakili kepentingan dari
konsumen tersebut. Namun sebenarnya, dalam gugatan legal standing LPKSM hanya memiliki

1
Annisa Dwi Laksana, Hamzah, Depri Liber Sonata, “Hak Gugat Organisasi (Legal Standing) Pada Perkara Hukum
Perlindungan Konsumen Di Indonesia” Pactum Law Journal (Vol 1 No. 1 ,2017), hlm. 14.
2
Rais Martanti, “Membedah Legal Standing LPKSM dalam Beracara di Pengadilan.”
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/2013/artikel/membedah-legal-standing-lembaga-perlindungan-konsumen-
swadaya-masyarakat-dalam-beracara-di-pengadilan- diakses pada 9 April 2018 9: 27.
peran untuk mengajukan gugatan saja. Tidak bertindak kuasa hukum dari konsumen yang
diwakili kepentingannya.3 Mengenai petitum dari gugatan ini, tidak disebutkan dalam UUPK.
Namun jika melihat dari UU PPLH, dalam gugatan legal standing disebutkan dalam Pasal 38
Ayat (2) dijabarkan mengenai tuntutan, yaitu:

1) Memohon kepada pengadilan agar seseorang diperintahkan untuk melakukan tindakan hukum
tertentu yang berkaitan dengan tujuan pelestarian fungsi lingkungan hidup;

2) Menyatakan seseorang telah melakukan perbuatan melanggar hukum karena mencemarkan


atau merusak lingkungan hidup;

3) Memerintahkan seseorang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan untuk membuat atau
memperbaiki unit pengolah limbah.

Sehingga jika merujuk pada UU PPLH, gugatan legal standing tidak dapat memintakan untuk
ganti kerugian berupa uang, kecuali ganti kerugian yang telah dikeluarkan organisasi untuk
penanggulangannya objek yang dipermasalahkannya dan tuntutannya hanya berupa permintaan
pemuliha atau tuntutan berupa perintah pengadilan untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu yang bersifat deklaratif.

Sehingga perbedaan antara keduanya adalah:

Gugatan Legal Standing

1. LPKSM atau pihak yang mengajukan gugatan tidak mengalami kerugian secara
langsung, melainkan Ia membantu konsumen untuk memperjuangkan haknya dan
kepentingannya adalah kepentingan publik.
2. Tuntutannya tidak dapat ganti rugi materiil, kecuali ganti kerugian yang telah dikeluarkan
organisasi untuk penanggulangannya objek yang dipermasalahkannya dan tuntutannya
hanya berupa permintaan pemulihan (remedy), atau tuntutannya berupa perintah
pengadilan untuk menyuruh melakukan sesuatu.

3
Ibid.

Anda mungkin juga menyukai