Anda di halaman 1dari 3

1.

 Jelaskan pengertian konsumen !


2. Sebutkan  sumber hukum perlindungan konsumen!
3. Jelaskan pasal 1 angka (1) UUPK?

1. Konsumen sebagai definisi yuridis formal menurut UUD No. 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen UUPK. Pasal 1 angka (2) UUPK menyatakan bahwa
konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk
hodup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut Az Nasution (2011:29)
konsumen adalah:
a. Setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakn untuk tujuan
tertentu.
b. Konsumen-antara, adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan jasa
untuk digunakan dengan tujuan membuat barang / jasa lain atau
diperdagangkan (tujuan komersial)
c. Konsumen-akhir, yang mendapatkan dan menggunakan barang dan / atau jasa
umtuk tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga, dan atau
rumah tangga dan tidak untuk diperdagangkan kembali (nonkomersil).
Beberapa istilah konsumen digolongkan dalam klasifikasi sebagai berikut;
a. Dalam KUHPerdata dalam perjanjian jual-beli, ada istilah pembeli, dalam sewa
menyewa istilah penyewa, dalam perjanjian pinjam meminjam istilah peminjam.
b. Dalam UU barang, rakyat yang oleh UU akan dijaga agar terjamin kesehatan dan
keselamatannya dari produk yang tidak baik dari produk yang membahayakan
kesehatan atau hal merugikan lainnya.
c. Dalam UU kesehatan, dengan istilah setiap orang (Pasal 1 Angka 1, Pasal 3, 4, 5
dan pasal 56); istilah masyarakat (Pasal 9, 10 dan 21). Pengertian masyarakat
sebagai penjelasan UUD adalah rakyat termasuk perorangan, keluarga, kelompok
masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan (Pasal 10 UU barang).
d. Dalam UU konsumen diistilahkan sebagai orang, keluarga, masyarakat pengguna
jasa sebagai pengguna jasa kesehatan termasuk pelayanan kesehatan.
e. Dalam UU lalulintas dan angkutan jalan adalah pengguna jasa yang diartikan
sebagai setiap orang dan atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan
baik barang ataupun angkutan orang.
f. Dalam putusan Mahkamah Agung (MA), pengertian ‘khalayak' ramai dalam UU
No. 21 Tahun 1961 ditafsirkan sebagai konsumen (Shidarta, 2004:10)
g. Dalam dunia perbankan, konsumen adalah nasabah yang menggunakan jasa bank
yg menempatkan dananya dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank
dengan nasabah yang bersangkutan.
h. Nasabah Debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan (Yusuf Shofie,
2000:33).
Ada beberapa tipe konsumen yang akan mensapat perlindungan, yaitu; konsumen
yang terinformasi (well-informed) dan konsumen yang tidak terinformasi. Ciri-ciri
konsumen terinformasi yaitu; memiliki tingkat pendidikan tertentu, mempunyai
sumber daya ekonomi yang cukup sehingga dapat berperan dalam ekonomi pasar,
lancar komunikasi. Sedangkan ciri-ciri konsumen yang tidak terinformasi yaitu;
kurang pendidikan, termasuk kategori kelas bawah, dan tidak lancar berkomunikasi.
(Sumber: Modul HKUM4312. Modul2. Hal. 2.3-2.8)
2. Sumber hukum perlindungan konsumen terdapat hukum publik dan privat. Walaupun
tidak secara khusus bertujuan untuk melindungi konsumen. Berikut adalah sumber
hukum perlindungan konsumen;
a. UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen; mulai efektif sejak
tanggal 20 april 2010. Merupakan UU payung yang memayungi dan
menginterigasikan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan konsumen di Indonesia. UUPK sebagai lex generalis, bahwa
ketentuan umum dapat diterapkan terhadap ketentuan undang-undang khusus
melindungi dan mengatur perlindungan konsumen. Contoh pada UU No. 21
Tahun 2011 tentang OJK (UUOJK) dapat digunakan untuk melindungi
konsumen di sektor jasa keuangan sepanjang sesuai dengan pengertian
konsumen dalam UUPK. UUPK sebagai lex specialist bahwa ketentuan dalam
UUPK diberlakukan menyimpangi ketentuan UU yang mengatur dan
melindungi konsumen. Misalnya pada KUHAPerdata, dimana dalam
mengajukan gugatan konsumen yang diajukan di tempat kedudukan konsumen
bukan ditempat pelaku usaha (tergugat). Selain itu, dalam gugatan konsumen
harus membuktikan adanya unsur kesalahan adalah beban dari pelaku usaha
dan bukan pada konsumen (penggugat). Pasal 1 UUPK menyebutkan bahwa
perlindungan konsumen adalah segala upaya menjamin kepastian hukum
untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Perlindungan hukum
merupakan pemenuhan atas hak-hak konsumen yang seharusnya diberikan
kepada konsumen sehingga perlindungan konsumen sesungguhnya identik
sengan perlindungan hukum yang terhadap hak-hak konsumen (Shidarta,
2004:19). Pasal 1 Angka 2 UUPK menyebutkan bahwa konsumen adalah
setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia di masyarakat, baik
bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan. Pasal 1 angka 3 UUPK menentukan kriteria
pelaku usaha; setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan
atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia,
baik sendiri maupun bersama-sama menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi. Pelaku usaha yang dimaksud dalam UUPK
termasuk dalam pengertian perusahaan, koorporasi, BUMN, koperasi,
importir, pedagang, distributor, dll dalam wilayah RI. Pasal 1 angka 4
perlindungan penggunaan barang dan jasa secara luas; barang adalah setiap
benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak dapat dihabiskan
maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, atau
dimanfaatkan konsumen. Pasal 1 angka 5 mengenai jasa; adalah setiap layanan
yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk
dimanfaatkan oleh konsumen. UUPK secara garis besar mengatur hal-hal
sebagai berikut; Ketentuan Umum konsumen, asas dan tujuan, hak dan
kewajiban, perbuatan dilarang pelaku usaha, ketentuan pencantuman klausa
baku, tanggungjawab pelaku usaha, pembinaan dan pengawasan, Badan
Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Lembaga Perlindungan Swadaya
Masyarakat (LPSM), penyelesaian sengketa, Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK), penyidikan, sanksi, ketentuan peralihan dan Ketentuan
Penutup yang memuat tentang mulai berlakunya UUPK.
b. Hukum Perlindungan Konsumen dalam Hukum Perdata; dalam arti luas dalam
KUHPerdata, KUH Dagang, serta Peraturan Perundang-Undangan Nasional
yang tergolong dalam hukum privat. Ketentuan-ketentuan KUHPerdata
mengatur hubungan antara pelaku usaha. Salahsatu aspek hukum privat dalm
Buku III KUHPerdata tentang Perikatan, berkaitan dengan aspek hukum
perjanjian maupun Perbuatan Melawan Hukum (PMH). Dalam KUH Dagang
berkaitan Pengangkutan, Assuransi, dll. Dalam peraturan perundang-undangan
nasional perlindungan konsumen dalam UU Pangan.
c. Hukum Perlindungan Konsumen dalam Hukum Publik; mengatur hubungan
antara negara dan alat-alat perlengkapannya atau antar negara dengan
perorangan. Terutama dalam kerangka hukum konsumen dan atau Hukum
Administrasi Negara (HAN), Hukum Pidana, Hukum Acara Perdata/ Pidana,
dan Hukum Internasional.
(Sumber: Modul HKUM4312. Modul2. Hal. 1.21-1.25)

3. Pasal 1 angka (1) UUPK menyebutkan bahwa perlindungan konsumen adalah segala
upaya menjamin kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada
konsumen. Perlindungan hukum merupakan pemenuhan atas hak-hak konsumen yang
seharusnya diberikan kepada konsumen sehingga perlindungan konsumen
sesungguhnya identik sengan perlindungan hukum yang terhadap hak-hak konsumen
(Shidarta, 2004:19). Segala upaya yang dilakukan untuk memberikan kepastian
hukum dalam memberikan perlindungan konsumen menunjukkan bahwa
perlindungan konsumen tidak hanya berorientasi kepada persialan ganti rugi maupun
pemberian sanksi kepada pelaku usaha. Upaya-upaya perlindungan konsumen juga
diarahkan dalam pemberdayaan konsumen maupun peningkatan kesadaran pelaku
usaha akan pentingnya perlindungan konsumen. Perlindungan konsumen tidak hanya
pada satu bidang hukum saja, tetapi menyangkut aspek-aspek hukum lainnya, antara
lain hukum perdata, hukum administrasi maupun hukum pidana.

Anda mungkin juga menyukai