Materi Perkuliahan :
8. UTS
16. UAS.
Istilah konsumen berasal dan alih bahasa dari kata Consumer (Inggris-Amerika), atau
Consument / konsument (Belanda). Secara harafiah arti kata Consumer itu adalah setiap orang
sangat penting mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai motor
penggerak produsen barang dan jasa yang dihasilkan dalam rangka mencapai sasaran usaha
yang dalam praktiknya tidak lepas dari keterkaitan dengan konsumen. Jadi secara langsung
Perselisihan antara konsumen dan pelaku usaha bukan merupakan hal baru.Hal ini
disebabkan banyaknya transaksi yang dibuat di luar peraturan yang ada. Dalam
perkembangannya konsumen semakin menyadari akan hak-haknya dan berjuang dalam hal
konsumen menerima prestasi yang tidak sesuai dengan isi kontrak, barang yang dibeli
kualitasnya tidak bagus atau ada cacat tersembunyi yang merugikan konsumen dan adanya
Gerakan perlindungan konsumen akhirnya lahir sebagai cabang hukum baru dalam
perkembangan ilmu hukum. Lahirnya cabang hukum baru ini didasari oleh kesadaran akan
posisinya yang semakin lemah. Hal ini disebabkan oleh perkembangan dunia bisnis yang
sangat pesat. “Mengingat bahwa perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat maka perlu
diusahakan suatu bentuk perlindungan konsumen yang semakin efektif pula.Sebab jika tidak
maka posisi konsumen tidak lagi menjadi subjek dalam bisnis, tetapi menjadi objek potensial
dirugikan.”
“Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
Konsumen (UUPK) namun bukan berarti kepentingan pelaku usaha tidak ikut menjadi
perhatian, apalagi karena keberadaan perekonomian nasional banyak ditentukan oleh pelaku
usaha.
diartikan sebagai “The person who obtains goods or services for personal or family
purposes”. Dari definisi itu terkandung dua unsur, yaitu (1) Konsumen hanya orang, dan
barang atau jasa yang digunakan untuk keperluan pribadi atau keluarganya.
Magnusson – Moss Warranty, Federal Trade Commission Act 1975 mengartikan konsumen
persis sama dengan ketentuan di Perancis. “Di Amerika Serikat, konsumen diartikan sebagai
korban pemakai produk yang cacat, baik korban tersebut pembeli, bukan pembeli tetapi
pemakai bahkan juga bukan korban yang bukan pemakai karena perlindungan hukum dapat
Belanda (NBW Buku VI, Pasal 236), konsumen dinyatakan sebagai orang alamiah, dimaka
maksudnya ketika mengadakan perjanjian tidak bertindak selaku orang yang menjalankan
Menurut Kotler, “Consumers are individuals and households for personal use
producers are individual and organization buying for the purpose of producing. Artinya
konsumen adalah individu kaum rumah tangga yang melakukan pembelian untuk tujuan
penggunaan personal, produsen adalah individu atau organisasi yang melakukan pembelian
“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan orang lain maupun makhluk hidup lain dan
1. Setiap orang
Subyek yang sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus sebagai
2. Pemakai
3. Barang/atau jasa
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan,
Barang dan/atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen harus sudah tersedia dalam
pasaran.
4. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
Barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat itu, harus dapat berguna bagi
kepentingan semua orang dan juga seluruh makhluk hidup, baik diri sendiri, keluarga,
pemanfaat akhir dari suatu produk. Sedangkan konsumen antara adalah konsumen
yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk
masing.
sebagai “umbrella act” adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (selanjutnya disingkat UUPK), yang disahkan tanggal 20 April 1999, dan baru
Penundaan ini dianggap perlu untuk melengkapi berbagai pranata hukum yang diperlukan.
tentang perlindungan terhadap konsumen yang berupa payung hukum (umbrella act) bagi
(UUPK), bahwa UUPK ini bukan merupakan awal dan akhir dari hukum yang mengatur
yang pada dasarnya memuat ketentuan-ketentuan yang melindungi konsumen. Dari segi
substansi, UUPK memuat garis-garis besar perlindungan konsumen yang membuka peluang
perundang-undangan yang berlaku, yang juga memuat berbagai kaidah yang menyangkut
konsumen
1. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk
3. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri
tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk
5. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi
6. Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang dan/atau
jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang akan dan
sedang diperdagangkan.
8. Impor jasa adalah kegiatan penyediaan jasa asing untuk digunakan di dalam wilayah
Republik Indonesia.
yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani
perlindungan konsumen.
10. Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syaratsyarat yang telah
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang
dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi
oleh konsumen.
11. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah badan yang bertugas menangani dan
12. Badan Perlindungan Konsumen Nasional adalah badan yang dibentuk untuk membantu