Anda di halaman 1dari 21

URGENSI PENGAWASAN BARANG IMPOR ILEGAL TERHADAP DEVISA

NEGARA (STUDI KASUS PUTUSAN No.314/Pid.B/2021PNBTM)

THE URGENCE OF SUPERVISION OF ILLEGAL IMPORTS ON STATE FOREIGN


EXCHANGE
(CASE STUDY OF DECISION No. 314/Pid.B/2021PNBTM)

Kevin Dumanov¹, Haulla Fauziah², Gito Pamungkas³, Salva Noer Sabilla⁴,


Karina Apriza ⁵, Jihan Hanifah6, Denisha Crysandinny7
¹Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan
²Mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan
³Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan
⁴Mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan
⁵Mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan
⁶Mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan
⁷Mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan
Email : dumanovpurba@gmail.com

ABSTRAK

Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1995 sebagaimana perubahaan


Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2006 Bea Cukai merupakan suatu tindakan
pungutan pemerintah terhadap barang ekspor dan impor serta suatu barang yang
memiliki karakteristik khusus. Menurut Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2006
tentang Kepabeanan mendalilkan bahwa untuk menambah devisa negara dapat
dilakukan dengan melidungi produk – produk dalam negeri dan melakukan pengawasan
supaya barang – barang tidak dengan mudah keluar – masuk di pasaran Indonesia yang
meliputi wilayah darat, air, dan udara serta di wilayah ZEE dan landasaan kontinen
yang sebagaimana diatur didalam Undang – Undang Dasar 1945. Pemerintah
sebagaimana yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai (DJBC)
mempunyai perang, tugas, dan fungsi untuk melindungi sumber daya negeri, dan
mengurusi serta bertanggungjawab dalam mengawasi kegiatan lalu lintas produk yang
secara khusus masuk dan keluar dari wilayah pasar Indonesia. Metode penelitian yang
digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif dengan cara memanfaatkan
data kualitatif dan kemudian dijabarkan secara terperinci dan jelas. Kesimpulan
penulisan ini yaitu sulitnya untuk melakukan, pengawasan serta penegakan hukum
untuk barang impor ilegal yang keluar – masuk di wilayah pasar Indonesia.

Kata Kunci : Bea, Cukai, Ekpsor, Ilegal, Impor


PENDAHULUAN
Perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan
menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 . tentang Kepabeanan berupaya untuk
lebih menjamin kepastian hukum, keadilan, transparansi dana kuntabilitas pelayanan
publik, mendukung upaya peningkatan dan pengembangan perekonomian nasional yang
berkaitan dengan perdagangan global, mendukung kelancaran arus barang dan
meningkatkan efektivitas pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar
daerah pabean Indonesia dan lalu lintas barang tertentu dalam daerah pabean
Indonesia, serta mengoptimalkan pencegahan dan penindakan penyelundupan.
Sedangkan Kepabeanan Pengertian Bea adalah pungutan dari pemerintah terhadap
barang ekspor atau impor yang ditentukan oleh negara, sedangkan Cukai merupakan
pungutan yang dilakukan oleh negara terhadap barang-barang dengan karakteristik
tertentu yang terdapat pada undangundang. Maka bea cukai memiliki pengertian suatu
tindakan pungutan pemerintah terhadap barang ekspor dan impor serta suatu barang
yang memiliki karakteristik khusus.
Terkait hal tersebut, pemerintah memiliki peran dan tugas yang penting untuk
menjaga dan melindungi sumber daya dalam negeri. Hal ini dilakukan melalui badan
atau lembaga yang memiliki fungsi untuk mengurusi dan bertanggung jawab dalam
mengawasi kegiatan lalu lintas barang yang terjadi secara khusus di pintu masuk dan
keluar dari wilayah Indonesia. Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) merupakan
sebuah lembaga yang sangat berperan penting dalam melindungi Indonesia dari barang
barang terlarang dan tidak baik bagi keberlangsungan sistem dan hidup negara.
Lembaga Bea dan Cukai merupakan gerbang keluar masuk untuk ekspor impor. Sebagai
sebuah gerbang masuk dan keluar barang, membuat lembaga Bea dan Cukai ini juga
dikenal sebagai TradeFacilitator. Oleh sebab itu, lembaga ini harus mengurus banyak
hal. Walaupun banyak hal yang harus diurus, lembaga ini harus memberikan pelayanan
yang mencirikan kata savetime, savecost, safety and simpel. Dengan menggunakan ciri
ciri tersebut, diharapkan lembaga ini dapat memberikan pelayanan terbaik bagi negara,
masyarakat, pedagang dan pelaku industri.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 Tentang
Kepabeanan menyebutkan bahwa untuk menambah pendapatan atau devisa negara
sebagai alat untuk melindungi produk-produk dalam negeri dan sebagai alat
pengawasan agar tidak semua barang dapat keluar masuk dengan bebas di pasaran
Indonesia atau daerah pabean. Adapun pengertian daerah pabean adalah wilayah
Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta
tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eklusif dan landasan kontinen yang di
dalamnya berlaku undang-undang ini.
Pengawasan merupakan sebuah proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin
tujuan organisasi agar dapat tercapai pemeriksaan dalam pengangkutan barang ,baik
dari dalam maupun dari luar negeri terhadap barang ekspor dan impor. Apabali seorang
melakukan peneyelundupan barang sanki administrasi yang dikenakan diatur dalam
pasal 7A Undang-Undang Kepabeanan yang berbunyi “pengangkut yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administrasi
berupa denda paling sedikitn Rp5.000.000,00 dan paling banyak Rp50.000.000,00”.
sedangkan Barang impor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain yang
diberlakukan sebagai tempat penimbunan sementara setelah dipenuhinya kewajiban
pabean. Pengeluaran barang impor dilakukan dengan tujuan : diimpor untuk dipakai;
diimpor sementara; ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat; diangkut ke Tempat
Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean lainnya; diangkut terus atau diangkat lanjut;
atau diekspor kembali. Barang Impor untuk dipakai adalah :
a memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk dipakai
b memasukkan barang ke dalam daerah pabean untuk dimiliki atau dikuasai oleh
orang yang berdomisili di Indonesia.
Barang impor ini dapat dikeluarkan setelah menyerahkan pemberitahuan pabean dan
melunasi bea masuk; menyerahkan pemberitahuan pabean dan jaminan atau
menyerahkan dokumen pelengkap pabean dan jaminan. Pemberitahuan pabean tersebut
berupa :
a. Pemberitahuan Impor Barang (BC 2.0), yang dibuat berdasarkan dokumen
pelengkap pabean dan hasil penghitungan sendiri Bea Masuk, Cukai dan PDRI
yang harus dibayar serta diajukan untuk setiap pengimporan atau secara berkala
dalam periode tertentu;
b. Pemberitahuan Impor Barang Tertentu (BC 2.1), terhadap : barang pindahan;
barang impor sementara yang dibawa oleh penumpang; barang impor melalui jasa
titipan; barang impor tertentu yang akan ditetapkan oleh Dirjen BC
c. Custom Declaration (BC 2.2) untuk barang penumpang dan awak sarana
pengangkut
d. Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP) untuk barang impor melalui PT
(Persero) Pos Indonesia
e. Pemberitahuan Lintas Barang untuk barang impor pelintas batas.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian untuk membahas permasalahan


ini menggunakan jenis hukum yang bersifat kualitatif dengan jenis deskriptif. Kualitatif
merupakan pendekatan penelitian yang datanya menggunakan kata-kata tertulis, urairan
informasi, dan perilaku subjek yang diteliti. Penelitian deskriptif adalah menguraikan,
menggambarkan, memberi data seteliti mungkin tentang pelaksanaan untuk
pengawasan, pengurusan barang impor pada kantor Bea dan Cukai. Yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi secara mendalam dan jelas mengenai masalah yang
diteliti dan pelaksanaannya dapat menerima pengawasan dari hasil penelitian yang
dilakukan dengan mendalami, menggunakan konsep aturan hukum untuk memahami
penelitian tersebut. Penelitian dalam kasus kepabeanan ini melaksanakan fungsi
pengawasan bagi barang impor yang ilegal di Batam menggunakan cara analisis yang
sifatnya sosiologis atau empiris terkait analisis dalam putusan mahkamah agung.

PEMBAHASAN
Kedatangan Barang Impor
1). Sebelum kedatangan
Pengangkut yang sarana pengangkutannya datang dari luar daerah pabean atau
dalam daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau barang
asal daerah pabean yang diangkut ke dalam daerah pabean lainnya melalui luar daerah
pabean, wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan Sarana
Pengangkut (RKSP) kepada pejabat di setiap kantor pabean yang didatangi, kecuali
bagi sarana pengangkut yang datang dari luar daerah pabean melalui darat. RKSP ini
mencantumkan sekurang-kurangnya nama sarana pengangkut nomor pengangkutan
nama pengangkut; pelabuhan asal; pelabuha terakhir yang disinggahi di luar daerah
pabean pelabuhan tujuan perkiraan tanggal kedatangan kapal rencana jumlah kemasan,
peti kemas atau barang curah yang akan dibongkar; dan pelabuhan tujuan berikutnya di
dalam Daerah Pabean. Kewajiban penyerahan ini dilakukan :
A. Untuk sarana pengangkut melalui laut :
1 Paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum kedatangan sarana
pengangkut, atau
2 Paling lambat sebelum kedatangan sarana pengangkut, dalam hal waktu
tempuh kurang dari 24 (dua puluh empat) jam.
B. Untuk sarana pengangkut melalui udara paling lambat sebelum kedatangan sarana
pengangkut. Khusus untuk pengangkut yang memiliki jadwal kedatangan secara
teratur dalam periode tertentu, cukup menyerahkan Jadwal Kedatangan Sarana
Pengangkut (JKSP) kepada Pejabat di setiap Kantor Pabean yang akan disinggahi
sebelum kedatangan yang pertama dalam periode tertentu. RKSP dan JKSP ini
dilakukan :
a. melalui sistem PDE, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem PDE
Kepabeanan
b. melalui Media Penyimpan Data Elektronik, untuk Kantor Pabean yang
menerapkan sistem pertukaran data dengan Media Penyimpan Data
Elektronik
c. secara manual, untuk Kantor Pabean selain yang dimaksud pada huruf a
dan b.
2). Saat Kedatangan
Pengangkut juga memiliki kewajiban untuk menyerahkan Inward Manifest dalam
bahasa Indonesia atau bahasa Inggris kepada Pejabat di Kantor Pabean, yang dibuat
secara rinci dalam pos-pos serta dikelompokkan secara terpisah dengan
pengelompokan:
a. Barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan di Kantor Pabean setempat
b. Barang impor/peti kemas kosong (empty container) yang akan diangkut lanjut
c. Barang impor/peti kemas kosong (empty container) yang akan diangkut terus
d. Barang ekspor/peti kemas kosong (empty container) yang dibongkar kemudian
diangkut lanjut;
e. Barang ekspor/ peti kemas kosong (empty container) yang akan diangkut terus
f. Barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke Kawasan
Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean; dan/ atau
g. Peti kemas kosong (empty container) yang kewajiban pabeannya diselesaikan di
Kantor Pabean setempat, dengan mendasarkan pada :
• Bill of Lading/Seaway Bill atau Airway Bill untuk pengangkutan melalui
laut dan udara,
• Faktur/Invoice atau surat jalan untuk pengangkutan melalui darat.
Dengan mengingat asas lex superior derogat legi inferiori, asas lex special derogat
legi generali, dan asas lex posterior derogat legi priori, maka ketentuan dalam PMK No.
39/PMK.04/2006 tentang Tata Laksana Penyerahan Pembentukan Rencana Kedatangan
Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut yang akan
digunakan. Ketentuan dalam PMK ini kemudian dijelaskan secara teknis dalam
P-19/BC/2006 tentang Tata Cara Penyerahan dan Penatausahaan Pemberitahuan
Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut, dan
Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut, sehingga kewajiban penyerahan manifes
dilakukan:
• untuk sarana darat : paling lambat pada saat kedatangan sarana pengangkut
• untuk sarana laut dan udara :
A. Dalam hal melakukan kegiatan pembongkaran barang:
1). Paling lambat pada saat sebelum melakukan pembongkaran barang
2). Dalam hal pembongkaran tidak segera dilakukan, paling lambat 24 (dua puluh
empat) jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut melalui laut
3). Paling lambat 8 (delapan) jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut
melalui udara
B. Dalam hal tidak melakukan kegiatan pembongkaran barang, tetapi akan melakukan
kegiatan pemuatan barang :
1) Paling lambat pada saat sebelum melakukan pemuatan barang; atau
2) Dalam hal pemuatan tidak segera dilakukan, paling lambat 24 (dua puluh
empat) jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut melalui laut dan 8
(delapan) paling lambat jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut melalui
udaraPembongkaran Barang Impor
Dilaksanakan di Kawasan Pabean atau di tempat lain setelah mendapat ijin dari
Kepala Kantor Kepabeanan yang mengawasi tempat tersebut, yang diikuti dengan
kewajiban bagi pengangkut menyampaikan daftar kemasan atau peti kemas atau jumlah
barang curah yang telah dibongkar secara manual atau melalui media elektronik.
Terhadap kegiatan pembongkaran ini, Pejabat di Kantor Pabean dapat melakukan
pengawasan. Yang perlu menjadi perhatian adalah adanya perbedaan jangka waktu
penyampaian daftar tersebut, dimana jika pada KMK No. 453/KMK.04/2002 tentang
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir dengan
KMK No. 112/KMK.4/2003, jangka waktu ditentukan paling lama 12 (dua belas) jam
setelah selesai pembongkaran barang impor, namun dalam KEP-07/BC/2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah
diubah terakhir dengan P-06/BC/2007 ditentukan jangka waktunya paling lama 24 (dua
puluh empat) setelah selesai pembongkaran barang impor.
Seharusnya sebagai peraturan teknis dari Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan
Dirjen BC tidak boleh bertentangan dengan peraturan diatasnya, dengan memperhatikan
asas lex superior derogat legi inferiori maka ketentuan yang dipakai adalah yang lebih
tinggi yaitu Keputusan Menteri Keuangan (KMK). Terhadap barang impor yang belum
diselesaikan kewajiban pabeannya dilakukan penimbunan yang dapat dilaksanakan di :
a. Tempat penimbunan sementara
b. Gudang atau lapangan penimbunan milik importir setelah mendapat persetujuan
dari Kepala Kantor Pabean untuk kemudian dengan jangka waktu paling lama
12(dua belas) jam setelah selesai penimbunan, pengusaha wajib menyampaikan
daftar kemasan atau peti kemas atau barang curah yang telah ditimbun kepada
Kepala Kantor Pabean.
Pengeluaran Barang Impor
Barang impor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain yang
diberlakukan sebagai tempat penimbunan sementara setelah dipenuhinya kewajiban
pabean. Pengeluaran barang impor dilakukan dengan tujuan : diimpor untuk dipakai;
diimpor sementara; ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat; diangkut ke Tempat
Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean lainnya; diangkut terus atau diangkat lanjut;
atau diekspor kembali.
1). Impor untuk dipakai adalah:
A. Memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk dipakai
B. Memasukkan barang ke dalam daerah pabean untuk dimiliki atau dikuasai oleh
orang yang berdomisili di Indonesia. Barang impor ini dapat dikeluarkan
setelah menyerahkan pemberitahuan pabean dan melunasi bea masuk;
menyerahkan pemberitahuan pabean dan jaminan atau menyerahkan dokumen
pelengkap pabean dan jaminan. Pemberitahuan pabean tersebut berupa :
a. Pemberitahuan Impor Barang (BC 2.0), yang dibuat berdasarkan dokumen
pelengkap pabean dan hasil penghitungan sendiri Bea Masuk, Cukai dan
PDRI yang harus dibayar serta diajukan untuk setiap pengimporan atau
secara berkala dalam periode tertentu;
b. Pemberitahuan Impor Barang Tertentu (BC 2.1), terhadap : barang
pindahan; barang impor sementara yang dibawa oleh penumpang; barang
impor melalui jasa titipan; barang impor tertentu yang akan ditetapkan
oleh Dirjen BC
c. Custom Declaration (BC 2.2) untuk barang penumpang dan awak sarana
pengangkut.
d. Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP) untuk barang impor
melalui PT (Persero) Pos Indonesia.
e. Pemberitahuan Lintas Barang untuk barang impor pelintas batas.

HASIL PENELITIAN
Konstruksi kasus Rusli Bin (alm) DARWIS selaku Nahkoda Kapal SB. Rahmat
Jaya 09 pada hari Senin tanggal 08 Februari 2021 sekira pukul 09.00 Wib atau pada
waktu lain pada Bulan Februari Tahun 2021 bertempat di Perairan Sekupang Koordinat
01006’50” U (satu derajat enam menit lima puluh detik lintang utara) / 103055’39” T
(seratus tiga derajat lima puluh lima menit tiga puluh Sembilan detik bujur timur) atau
setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Batam yang berwenang memeriksa dan mengadili, telah menyembunyikan
barang impor secara melawan hukum, perbuatan terdakwa dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Bahwa pada tanggal 08 Februari 2021 sekira pukul 08.45 Wib Tim Patroli Kapal
BC 15028 dari Kantor Pelayanan Umum Bea Cukai Tipe B Batam yang dipimpin
oleh Saksi Tonang Pratama Arianto sebagai Komandan Patroli, Saksi Virnando
Yosi Kris sebagai Nahkoda Bersama, Wahid Solehudin sebagai Mualim, Veri
Puspita sebagai Masinis, Pajeri dan Sutarso sebagai Juru Masak mendapat
informasi mengenai Kapal Speedboat yang mengangkut Barang yang mencurigakan
dari Pelabuhan Rakyat Tanjung Riau. Sekira Pukul 08.50 Wib.
b. Tim Patroli BC 15028 melihat sebuah Speedboat dengan Haluan mengarah ke
Pelabuhan Rakyat Tanjung Riau yang diketahui kapal tersebut ialah Kapal SB.
Rahmat Jaya 09 seketika Tim Patroli BC 15028 langsung mengejar dan merapat ke
lambung kiri Kapal SB. Rahmat Jaya 09. Setelah itu Tim Patroli BC 15028 melalui
Saksi Tonang Pratama Arianto langsung menemui Nahkoda Kapal SB. Rahmat
Jaya 09 yaitu Terdakwa Rusli bin (alm) Darwis untuk menyampaikan Tim Patroli
BC 15028 akan melakukan pemeriksaan dokumen Kapal SB. Rahmat Jaya 09 dan
pemeriksaan kapal Kapal SB. Rahmat Jaya 09.
c. Setelah itu Tim Patroli BC 15028 memeriksa bagian dalam sisi lambung kiri Kapal
dan melihat sebuah papan fiber yang tertutup dan setelah dibuka terdapat barang
yang dilapisi oleh bungkusan (wrapping) dan setelah dibuka dengan disaksikan oleh
Terdakwa Rusli bin (alm) Darwis Tim Patroli BC 15028 menemukan beberapa
Laptop dan asesorisnya serta Komputer (PC). Setelah menemukan laptop dan
Komputer Tim Patroli BC 15028 menemukan lagi di kompartemen lain berupa
Rokok merk H-Mind, Telepon Genggam (Handphone) serta Minuman yang
mengandung Etil Alkohol di dalam Kapal SB. Rahmat Jaya 09.
d. Lalu Kapal SB. Rahmat Jaya 09 langsung dibawa menuju Dermaga KPU Bea dan
Cukai Tipe B Batam dan dilakukan pembongkaran dan didapati Barang berupa :
1. 348 (tiga ratus empat puluh delapan) unit alat elektronik berupa Handphone,
Laptop dan Komputer berbagai merk dan jenis;
2. 108 (seratus delapan) botol minuman mengandung Etil Alkohol berbagai merk
dan jenis tanpa dilekati pita cukai;
3. 432 (empat ratus tiga puluh dua) kaleng minuman mengandung Etil Alkohol
merk Calsberg dan ABC tanpa dilekati pita cukai;
4. 70 (tujuh puluh) buah aksesoris Laptop berupa Baterai dan Charger berbagai
merk;
5. 713 (tujuh ratus tiga belas) slop rokok sigaret kretek merk HMind produksi
Indonesia tanpa dilekati pita cukai.
Barang-barang yang didapati pada saat pembongkaran dan pemeriksaan tersebut
berupa 348 (tiga ratus empat puluh delapan) unit alat elektronik berupa Handphone,
Laptop dan Komputer berbagai merk dan jenis, 70 (tujuh puluh) buah aksesoris Laptop
berupa Baterai dan Charger berbagai merk tidak terdapat data di manifest Kapal,
Dokumen Kepabeanan yang dimiliki oleh awak Kapal SB. Rahmat Jaya 09.
Penyimpanan Alat elektronik, Baterai Laptop dan Baterainya di papan fiber yang
tertutup di bagian dalam sisi lambung kiri Kapal SB. Rahmat Jaya 09 merupakan tempat
yang tidak wajar atau yang tidak seharusnya sebagai tempat penyimpanan barang.
Berdasarkan aplikasi yang terdapat di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe
B Batam Terdakwa Rusli bin (alm) Darwis tidak pernah mengajukan dokumen PPFTZ-
01 dengan jenis barang Handphone, Laptop, Aksesoris Laptop dan Barang Kena Cukai.
Menurut Ahli Isa Ramadhani Akibat perbuatan Terdakwa Rusli bin (alm) Darwis
Potensi kerugian negara berupa pungutan Negara yang tidak tertagih sebesar Rp.
123.245.000,- (seratus dua puluh tiga juta dua ratus empat puluh lima ribu rupiah
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 102 huruf e Undang Undang RI Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan
atas Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan. Lalu, selain dari
itu ia Terdakwa RUSLI Bin (alm) DARWIS selaku Nahkoda Kapal SB. Rahmat Jaya 09
pada hari Senin tanggal 08 Februari 2021 sekira pukul 09.00 Wib atau pada waktu lain
pada Bulan Februari Tahun 2021 bertempat di Perairan Sekupang Koordinat 01006’50”
U (satu derajat enam menit lima puluh detik lintang utara) / 103055’39” T (seratus tiga
derajat lima puluh lima menit tiga puluh Sembilan detik bujur timur) atau
setidaktidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Batam yang berwenang memeriksa dan mengadili, telah mengeluarkan barang
impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya dari kawasan pabean atau dari
tempat penimbunan berikat atau dari tempat lain di bawah pengawasan pabean tanpa
persetujuan pejabat bea dan cukai yang mengakibatkan tidak terpenuhinya pungutan
negara berdasarkan Undang-Undang indonesia.
Berangkat dari Konstruksi Kasus Rusli Bin Alm Darwis, tersebut, menghasilkan
putusan bahwa Rusli Bin Alm.Darwis telah terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana menyembunyikan barang impor secara melawan hukum dan
memperoleh barang kena cukai yang diketahuinya atau patut diduganya berasal dari
tindak pidana. Diketahui perbuatan Rusli Bin Alm Darwis tersebut telah mengakibatkan
kerugian bagi negara dari segi pendapatan sektor cukai. Dengan demikian, dari kasus
Rusli Bin Alm Darwis ini, setidak-tidaknya bisa diambil satu fakta bahwa aktivitas
barang impor berpengaruh signifikan terhadap Devisa Negara. Maka pengawasan
terhadap barang impor dan ekspor yang juga dinamakan sebagai kepabeanan menjadi
instrumen penting untuk mengatasi masalah barang impor illegal agar supaya
memberikan implikasi yang baik terhadap Devisa Negara.

KESIMPULAN
Pengangkut yang sarana pengangkutannya datang dari luar daerah pabean atau
dalam daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau barang
asal daerah pabean yang diangkut ke dalam daerah pabean lainnya melalui luar daerah
pabean, wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan Sarana
Pengangkut (RKSP) kepada pejabat di setiap kantor pabean yang didatangi, kecuali bagi
sarana pengangkut yang datang dari luar daerah pabean melalui darat. RKSP ini
mencantumkan sekurang-kurangnya nama sarana pengangkut nomor pengangkutan
nama pengangkut; pelabuhan asal; pelabuha terakhir yang disinggahi di luar daerah
pabean pelabuhan tujuan perkiraan tanggal kedatangan kapal rencana jumlah kemasan,
peti kemas atau barang curah yang akan dibongkar; dan pelabuhan tujuan berikutnya di
dalam Daerah PabeanDengan mengingat asas lex superior derogat legi inferiori, asas lex
special derogat legi generali, dan asas lex posterior derogat legi priori, maka ketentuan
dalam PMK No. 39/PMK.04/2006 tentang Tata Laksana Penyerahan Pembentukan
Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana
Pengangkut yang akan digunakan. Ketentuan dalam PMK ini kemudian dijelaskan
secara teknis dalam P-19/BC/2006 tentang Tata Cara Penyerahan dan Penatausahaan
Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana
Pengangkut, dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut, sehingga kewajiban
penyerahan manifes dilakukan :
• untuk sarana darat : paling lambat pada saat kedatangan sarana pengangkut
• untuk sarana laut dan udara
Pembongkaran Barang Impor Dilaksanakan di Kawasan Pabean atau di tempat lain
setelah mendapat ijin dari Kepala Kantor Kepabeanan yang mengawasi tempat tersebut,
yang diikuti dengan kewajiban bagi pengangkut menyampaikan daftar kemasan atau
peti kemas atau jumlah barang curah yang telah dibongkar secara manual atau melalui
media elektronik. Terhadap kegiatan pembongkaran ini, Pejabat di Kantor Pabean dapat
melakukan pengawasan.
Barang impor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain yang
diberlakukan sebagai tempat penimbunan sementara setelah dipenuhinya kewajiban
pabean. Pengeluaran barang impor dilakukan dengan tujuan : diimpor untuk dipakai;
diimpor sementara; ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat; diangkut ke Tempat
Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean lainnya; diangkut terus atau diangkat lanjut;
atau diekspor kembali.
Berangkat dari Konstruksi Kasus Rusli Bin Alm Darwis, tersebut, menghasilkan
putusan bahwa Rusli Bin Alm.Darwis telah terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana menyembunyikan barang impor secara melawan hukum dan
memperoleh barang kena cukai yang diketahuinya atau patut diduganya berasal dari
tindak pidana. Diketahui perbuatan Rusli Bin Alm Darwis tersebut telah mengakibatkan
kerugian bagi negara dari segi pendapatan sektor cukai. Dengan demikian, dari kasus
Rusli Bin Alm Darwis ini, setidak-tidaknya bisa diambil satu fakta bahwa aktivitas
barang impor berpengaruh signifikan terhadap Devisa Negara. Maka pengawasan
terhadap barang impor dan ekspor yang juga dinamakan sebagai kepabeanan menjadi
instrumen penting untuk mengatasi masalah barang impor illegal agar supaya
memberikan implikasi yang baik terhadap Devisa Negara.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya, Jurnal mengenai “Urgensi Pengawasan Barang Impor
Ilegal Terhadap Devisa Negara (Studi Kasus Putusan No.314/Pid.B/2021PNBTM)”
ini dapat di selesai tepat waktu.
Adapun dalam kesempatan ini peneliti juga ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada Ibu Dr. Yenti Garnasih, S.H., M.H selaku dosen mata kuliah Tindak
Pidana Tertentu Di Luar KUHP dan Bapak Herli Antoni S.H.,M.H, karena telah
memberikan tugas membuat jurnal ini, sehingga Penulis dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang Urgensi Pengawasan Barang Impor Ilegal Terhadap Devisa Negara
yang ada di Indonesia.
Kami juga menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan Jurnal ini. Akhir kata, kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan jurnal ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Aaamiiin.

DAFTAR PUSTAKA

Pengadilan Negeri Batam, Putusan No.314/Pid.B/2021/PNBTM.

Khanafi, Khamdan 2015, “Pelaksanaan Pengawasan Lalu Lintas Barang Pada Daerah

Pabean Oleh Kantor Bea Dan Cukai Pontianak.”

Ainun, Sitti “Pengawasan Lalu Lintas Barang Bawaan Penumpang Di Bandara

Internasional Sultan Hasanuddin Makassar”

https://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/03/LayananImporBeaCukai.pdf
BIODATA PENULIS1

Nama : Kevin Dumanov

NPM : 010119310

Universitas : Universitas Pakuan Bogor

Tanggal lahir : 25 November 2001

Alamat : Perumahan Bukit Asri Ciomas Blok E5, No 7

No HP : 083819597265

E-mail : dumanovpurba@gmail.com

Instagram : vinnovs_

Motto : Jangan pernah ingin menjadi orang pintar, jika orientasinya


hanya bertujuan untuk membodohi orang disekitar mu
BIODATA PENULIS2

Nama : Haulla Fauziah

NPM : 010119316

Universitas : Pakuan

Tanggal lahir : 28 April 2001

Alamat : Bogor, jalam ciomas induk gg barokah

No HP : 089517706043

E-mail : haullafzh@gmail.com

Instagram : haullafzh

Motto : Makin Sulit Sebuah Perjuangan, Maka Makin Indah Suatu

Keberhasilanmu
BIODATA PENULIS3

Nama : Gito Pamungkas

NPM : 010119308

Universitas : Universitas Pakuan Bogor

Tanggal lahir : Bogor, 24 Agustus 2001

Alamat : Kp. Nanggung RT/RW 02/01 Desa Nanggung Kec. Nanggung,

Kab. Bogor

No HP : 085888807724

E-mail : gitopamungkas33@g,ail.com

Instagram : gitopamungkas24

Hobi : Baca Buku


Motto : Bermain Dalam Sunyi

BIODATA PENULIS4

Nama : Salva Noer Sabila

NPM : 010119289

Universitas : Universitas Pakuan Bogor

Tanggal lahir : Tangerang, 11 Juli 2000

Alamat : Bogor Raya Residance, Cluster De Allucio Blok A9 Cimahpar.

Bogor Utara,

No HP : 081275197548

E-mail : ssalshabilla85@gmail.com

Instagram : Salvanrsabil

Motto : Jika Tidak Bisa, Setidaknya Belajar Jangan Menyerah!.


BIODATA PENULIS5

Nama : Karina Apriza

NPM : 010119303

Universitas : Universitas Pakuan Bogor

Tanggal lahir : 11 April 2021

Alamat : Jln Sogiri Tanah Baru

No HP : 083176748954

E-mail : karinayuhu@gmail.com

Instagram : karinaaprizaa

Motto : Memilihlah Dengan Tanpa Penyesalan!.


BIODATA PENULIS6

Nama : Jihan Hanifah

NPM : 010119270

Universitas : Universitas Pakuan

Tanggal lahir : Purwakarta, 24 oktober 2000

Alamat : Kp. Ciloajaya Rt.07/Rw. 03 Ds. Cibening Kec. Bungursari

Kab. Purwakarta Jawa Barat

No HP : 08996862231

E-mail : jhanifah32@gmail.com

Instagram : jihanhnff

Motto : Jangan Menunggu Waktu Yang Tepat Dan Semangat Untuk


Meraih Cita-Cita Dan Kebahagiaan

BIODATA PENULIS7

Nama : Denisha Crysandinny

NPM : 010119285

Universitas : Pakuan

Tanggal lahir : 01 juli 2001

Alamat : bogor

No HP : 089678609148

E-mail : crysandinnyd@yahoo.com

Instagram : denisaac_

Motto :-

Anda mungkin juga menyukai