Anda di halaman 1dari 27

KEPABEANA

N
Kepabeanan atau Customs atau Duane adalah Instansi yang bertanggung
jawab atas pengawasan-pengawasan administrasi
penerimaan/pendapatan negara dalam bentuk bea masuk, cukai, pajak
pertambahan nilai, pajak barang mewah dan pajak penghasilan
dalam rangka impor serta bea keluar dan mengatur mengenai pentarifan.

Dari banyaknya pungutan yang harus dilaksanakan oleh Direktorat


Jenderal Bea dan Cukai, Kepabeanan dan cukai juga dapat disebut
sebagai pajak lalu lintas barang.

Pungutan Kepabeanan sebenarnya termasuk dibidang perpajakan dan


khusus untuk barang import maupun eksport.

Undang-undang kepabeanan memberikan pengertian mengenai


kepabeanan sebagai berikut:
KEPABEANAN ADALAH SEGALA SESUATU YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENGAWASAN ATAS LALU LINTAS BARANG YANG MASUK
ATAU KELUAR DAERAH PABEAN DAN PEMUNGUTAN BEA MASUK
Faktor terpenting dalam pelaksanaan tugas-tugas pabean adalah
pengawasan dan pemungutan bea masuk.
Peraturan di bidang kepabeanan diatur sesuai dengan standar
pabean intemasional, sehingga pengertian undang-undang
kepabeanan diartikan sebagai ketentuan- ketentuan yang
berkaitan dengan impor, ekspor, dan pergerakan atau
penimbunan barang, dimana administrasi dan penegakan
hukumnya dibebankan kepada Pabean.
Semua peraturan yang dibuat pabean sesuai apa yang terjadi
dalam kegiatan perdagangan internasional, dengan wewenang
seperti yang diatur dalam undang-undang.
Kepabeanan mempunyai fungsi yaitu sebagai pengawasan disuatu
pihak dan pelayanan di lain pihak dalam lalu lintas barang yang
keluar atau masuk ke atau keluar daerah pabean.
Sebagai tambahan yang dititipkan oleh instansi-instansi tehnik,
yaitu berupa peraturan mengenai pembatasan dan larangan tata
niaga.
Sebaliknya pabean (dalam hal ini Menteri Keuangan)
dibebankan untuk memberikan insentif bagi pengguna jasa
dengan cara memberikan pembebasan atau keringanan
pajak lalu lintas barang.

Dua hal yang sangat kontradiktif antara tugas pengawasan


dan pemberian fasilitas. Pemberian fasilitas ini juga
mengandung banyak risiko, misalnya dalam fasilitas ekspor
yang disalahgunakan menjadi ekspor fiktif, atau fasilitas
impor gula, beras telah terjadi banyak penyimpangan,
sehingga dalam penentuan tingkat risiko kedua bahan
kebutuhan dimaksud dikenakan pengawasan yang ketat
dikategorikan komoditi berisiko tinggi.
DAERAH PABEAN
Daerah pabean di definisikan sebagai wilayah Republik
Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang
udara diatasnya serta tempat-tempat tertentu dizona ekonomi
eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku
undang-undang kepabeanan.

Sewaktu ordonansi Bea diundangkan hingga sebelum timbul


prinsip wawasan Nusantara tahun 1958 batas pabean adalah 12
mil laut dari garis pantai saat air laut surut.

Wilayah laut Indonesia yang begitu luas, tidak mungkin pihak


pabean untuk melaksanakan pengawasan maka daerah pabean
kemudian ditarik menjadi pabean yang diartikan sebagai tempat
untuk pemenuhan kewajiban pabean.
Dalam perdagangan internasional dikenal adanya beberapa kegiatan seperti:

Impor yaitu semua kegiatan memasukan barang dari luar daerah pabean ke dalam
daerah pabean, saat barang memasuki batas negara yang telah disetujui dalam
hukum laut internasional dianggap berkewajiban untuk memenuhi kewajiban
pabean dan melunasi pajak lalu lintas barang.

Hal ini merupakan dasar bagi Dirjen Bea dan Cukai untuk melakukan pengawasan
dan tindakan yang dianggap perlu.

Ekspor yaitu semua kegiatan untuk mengeluarkan barang dari dalam daerah
pabean untuk dibawa/dikirim keluar negeri semuanya dianggap sebagai ekspor

Secara nyata ekspor terjadi pada saat barang melintasi daerah pabean. Tetapi dari
pelayanan dan pengamanan tidak mungkin menempatkan pejabat Bea dan Cukai
di sepanjang garis perbatasan,

Kegiatan ekspor dianggap telah terjadi seeara yuridis pada saat barang tersebut
sudah dimuat diatas sarana pengangkut yang akan berangkat keluar daerah
pabean.
KAWASAN PABEAN
Kawasan pabean merupakan kawasan dengan batas-batas tertentu
dipelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu
lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Dirjen Bea dan
Cukai.

Di dalam kawasan tersebut hanya petugas bea dan cukai mempunyai otoritas
dan berwenang dalam penegakan hukum dibidang kepabeanan seperti
melakukan pemeriksaan dan memberikan persetujuan atas pemasukan /
pengeluaran barang-barang impor maupun ekspor.

Penyelesaian semua pemenuhan kewajiban kepabeanan dilakukan saat barang


masih berada di kawasan ini.

Semua kegiatan dibidang kepabeanan yang terkait dengan ekpor-impor, selalu


berhubungan dengan kegiatan pengangkutan, pembongkaran penyimpanan,
penimbunan yang wajib dilakukan oleh orang yang melakukan kepabeanan.
Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan pemeriksaan dan
pemenuhan kewajiban pabean, yang dilakukan dengan
melaksanakan serta memenuhi ketentuan perundang-undangan
kepabeanan atau aturan yang berlaku,

Pemenuhan tersebut dapat dilaksanakan dengan penyerahan


dokumen-dokumen pemberitahuan dalam bentuk dan surat seperti
yang telah ditentukan dengan keputusan Menkeu dan dokumen
pelengkap, pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka
impor/ekspor.

Pemeriksaan administrasi atas dokumen dan pemeriksaan fisik atas


barang impor dilakukan oleh pejabat bea dan cukai.

Tujuan dari penyerahan dokumen tersebut adalah, untuk


pembuktian kepemilikan atas barang, kebenaran pemberitahuan
dan untuk melindungi hak-hak keuangan negara.
PEMENUHAN KEWAJIBAN KEPABEANAN
Kegiatan kepabeanan yang wajib dilakukan untuk memenuhi ketentuan dalam
undang-undang, misalnya ketentuan-ketentuan pada saat barang dikirm atau
dimuat di sarana pengangkut atau saat pemberitahuan impor setelah mendapat
nomor pendaftaran.
Semua ketentuan kepabeanan, ketentuan yang diatur dalam perdagangan
internasional, seperti penerbitan invoice, packing list, bill of lading atau air way bill,
manifes, ijin-ijin dan lainnya dapat dilakukan pemeriksaan.
Saat barang tiba di pelabuhan tujuan diwajibkan untuk membuat pemberitahuan
pabean, pembayaran bea masuk dsb. Pada intinya kewajiban kepabean ini sudah
dimulai saat barang masih berada dinegara pengekspor.
Semua dokumen yang berkaitan dengan ekspor dari tersebut, diwajibkan untuk
diserahkan bersama penyerahan pemberitahuan pabean yang dibuat.
Tanggung jawab pabean termasuk menyusun kebijakan dan menerapkan ketentuan-
ketentuan dan peraturan-peraturan mengenai sistem prosedur larangan-larangan
dan pembatasan-pembatasan impor dan ekspor dan pengawasan terhadap
penyimpangan, pemalsuan dan penyelundupan baik yang bersifat fisik maupun
administrasi, serta hal-hal yang menyebabkan kerugian negara,
Keterkaitan yang erat antara kepentingan pemungutan bea masuk dan pengawasan
atas lalulintas barang dari luar negeri ke dalam negeri dilaksanakan oleh kepabean
Kepabean Dalam Tehnik Perdagangan Internasional
Kepabean berfungsi dalam pengawasan atas lalulintas
barang baik yang dibawa maupun yang dimasukkan ke atau
dari Luar Negeri yang biasa disebut ekspor impor, melalui
laut, udara dan darat.

Dalam pelaksanaan pengawasan lalulintas barang yaitu


terkait dengan sistem dan prosedur yang berlaku dalam
perdagangan internasional.
DOKUMEN PELENGKAP
Dalam kepabean dikenal beberapa dokumen pelengkap yang
digunakan sebagai tanda bukti kepemilikan, dokumen
pelindung barang, tanda pembayaran, surat keterangan asal
(untuk menunjukkan mutu, perbandingan dalam penetapan
nilai transaksi, maupun pemenuhan persyaratan dari
beberapa negara) dan sebagai dokumen untuk menuntut
ganti rugi jika salah satu pihak tidak melaksanakan apa yang
telah diperjanjikan.
Secara umum, dokumen-dokumen yang diperlukan dapat dibagi:
1. Dokumen Komersial
Dokumen komersial yaitu dokumen yang harus ada dan sebagai pembuktian
terjadinya perikatan yang telah di sepakati serta terkait dengan hak dan
kewajiban penjual dan pembeli seperti:

Sales Contrak, yaitu dokumen yang berupa kontrak atau perjanjian


mengenai perikatan jual beli yang dibuat oleh penjual dan pembeli dengan
persyaratan yang telah disepakati soal cara pembayaran, cara penyerahan
barang, nilai pabean /harga, cara penyelesaian jika timbul sengketa,
semuanya dimuat dalam surat kontrak perjanjian jual beli. Dokumen ini
merupakan suatu kontrak yang legal / sah dalam perjanjian pertukaran
barang, pembayaran. Isi kontrak juga meliputi kesepakatan mengenai harga
yang sebenarnya dibayar dan cara pembayaran serta penyerahan barang.

Parebase Order, yaitu merupakan dokumen yang dapat membuktikan


bahwa pembeli telah memberikan order untuk membeli barang-barang yang
disebut dalam P.O. Dokumen ini dianggap konfirmasi dan kesepakatan dari
pembeli tentang barang yang dipesan.
Parebase Order merupakan dokumen komersial dan
diterbitkan oleh pembeli ditujukan pada penjual yang berisi
mengenai tipe barang, kwantitas, dan harga yang telah
disetujui untuk produk yang akan dipasok oleh penjual.
Dalam P.O. biasanya disertakan kondisi tertentu seperti cara
pembayaran, cara penyerahan barang, penanggung biaya
pengangkutan dan tanggal penyerahan barang.

Order Confirmation, yaitu kesepakatan pembeli untuk


membeli barang sesuai dengan pesanan seningga surat
tersebut mengikat kedua belah pihak sebagai telah terjadi
suatu transaksi jual beli. Dokumen ini diterbitkan oleh yang
dianggap sebagai tanda jadi.
Comersial Invoice.
Dokumen yang penting dalam pemenuhan kewajiban pabean
adalah Invoice, yaitu dokumen kunci untuk pengangkutan barang
yang melintasi perbatasan antar negara. Dokumen ini merupakan
bagian dari transaksi komersial yang dilakukan oleh penjual dan
pembeli dan digunakan saat sudah ada transaksi jual beli.

Pihak pabean akan menerima Comersial Invoice sesuai ketentuan


yang berlaku dan Invoice akan dilengkapi dengan nama
perusahaan pelayaran, alamat lengkap, nomor telepon dan
ditandatangani oleh pengirim atau agennya. Apabila penerima
barang bukan importir sendiri, atau orang atau pihak ketiga yang
ditunjuk untuk menerima dan mengurus pengeluaran barang,
harus dituliskan didalam Invoice. Asli dari dokumen ini
digunakan untuk lampiran dari dokumen yang diserahkan pada
importir dan satu salinan dilampirkan pada dokumen pengapalan,
kalau diminta
Paking List
Dokumen ini merupakan suatu daftar kemasan yang menyertai
dan harus ada setelah Comersial Invoice. Paking List merupakan
suatu pemyataan tentang isi dari peti kemas, seperti jumlah
barang, jenis barang, ukuran dan masing-masing kemasan diberi
nomor untuk mempermudah pengenalan pemesan barang,
karena satu peti kemas terdapat beberapa skipper dan beberapa
consigne, dan ditandatangani oleh pengirim barang.

Sertifikat Of Analysis
Beberapa negara selain C/O atau SKA juga beberapa sertifikasi,
seperti Sertifikat of Analysis yang merupakan hasil analisis
mengenai barang yang di ekspor, misalnya mengenai campuran
barang kimia. Dokumen-dokumen tersebut penting bagi petugas
Bea dan Cukai untuk menentukan apakah akan dikenakan
tambahan bea masuk apakah terdapat larangan dan pembatasan
2. Dokumen Transportasi
Dokumen pengangkutan (transportasi) diperlukan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan, selain untuk pembuktian
mengenai hak atas barang-barang yang diangkut dan untuk
keperluan pembayaran maupun penghitungan jumlah pajak
atas lalu lintas barang yang harus dibayar. Dokumen tersebut
antara lain :
a. Manifest, yaitu suatu dokumen sarana pengangkut yang
berupa suatu daftar muatan barang-barang yang di angkut,
dengan rincian : Nomor, nama/inisial penerima, tujuan
(nama pelabuhan), nama negara dan nomor kode
Harminized System (HS) yang menunjukan jenis barang
yang ada dalam kemasan.
b. Bill of Loading (B/L atau BOL) dan Airway Bill, yaitu merupakan suatu
dokumen kontrak antara pengangkut dan pengirim barang, terdiri atas 3
(tiga) original dan lainnya merupakan copy, memuat nama pengirim
(skipper), penerima (consignee), Natify Party (orang atau badan hukum
yang diberikan kuasa untuk menerima, mengurus dan membayar
kepengurusan barang yang diimpor), nama sarana pengangkut, pelabuhan
muat dan tujuan, jumlah barang / container dan berat barang.

Dokumen transportasi ini sebenarnya merupakan perjanjian tertulis


tentang penyerahan barang dari pengirim kepada sarana pengangkut
dengan tujuan untuk diangkut kepelabuhan tujuan dan memuat
mengenai:

1) Nama pengirim barang dan penerima barang atau Notify Party.


2) Nama pengangkut (Carrier), selain untuk kepentingan pemenuhan
prosedural kepabeanan, juga asuransi dan pembayaran / perbangkan
(pelabuhan muat harus sesuai dengan yang ditulis dalam L/C.
3) B/L ditandatangani oleh carrier, master atau agen yang ditunjuk oleh
perusahaan sarana pengangkut.
4) Tanggal pemuatan barang (selesai dimuat) dan tanggal
penebitannya harus sama dengan barang selesai dimuat.
5) B/L boleh mengindikasikan bahwa barang akan atau mungkin
dilakukan transipmen sepanjang pelayaran dilindungi satu
B/L.
Selain itu juga memuat apakah biaya pengangkut sudah dibayar
dipelabuhan muat atau belum dibayar, sehingga harus dibayar
dipelabuhan bongkar.

Perlu diperhatikan oleh importir adalah persyaratan atau perjanjian


yang diterakan dalam B/L atau AWB, dan keabsahan dokumen
dengan penandatanganan oleh pegawai perusahaan sarana
pengangkut di bawah tempat dan tanggal diterbitkannya.

Disamping itu diperhatikan juga mengenai kondisi barang, ukuran


berat, merk, jumlah, kualitas, isi dan harga harus sesuai dengan
Comersial Invoice.
c. Delivery Order (DO) adalah dokumen yang dimiliki oleh
penerima, yang diterima dari perusahaan sarana pengangkut
yang berisi perintah untuk penyerahan barang-barang yang
diangkut kepada pihak lain atau yang tertera dalam
dokumen tersebut.

D/O dapat diterimakan dengan menunjukkan atau


menyerahkan B/L, apa yang perlu diperhatikan importir atas
D/O yaitu tanggal dan masa berlakunya. Hal ini
menunjukan bahwa jika waktu pengurusan barang melewati
masa berlaku yang telah ditentukan, akan dikenakan sewa
gudang ditambah dengan denda yang dihitung harian.
SURAT KETERANGAN ASAL (SKA)
Dalam perdagangan Internasional dikenal beberapa jenis upaya untuk
membatasi ekspor suatu Negara, misalnya melalui system kuota. Untuk
mengetahui kepastian bahwa Negara pengekspor adalah yang mendapat
jatah / kuota, diperlukan E/O. Selanjutnya E/O digunakan untuk kepentingan
bea cukai dalam menempatkan nilai pabean atau harga barang.

Surat Keterangan Asal (SKA) atau Sertificate of Origin merupakan pernyataan


bahwa barang diproduksi seperti yang tertera dalam document tersebut.
Namun SKA bukan merupakan pernyataan darimana barang dimaksud di
kapalkan. Sebenarnya negara asal barang ini sudah termuat di dalam
Comercial Invoice. Tetapi beberapa negara SKA dipisahkan dari invoice.

Dengan mengetahui negara asal barang, akan dapat diketahui kualitas dan
akan berpengaruh atas harga yang akan diberitahukan dalam pemeberitahuan
pabean. C/O merupakan dokumen yang diperlukan oleh pemerintah di negara
penerima barang, untuk mengetahui bahwa barang-barang tersebut benar-
benar berasal dari negara yang memproduksi, memodifikasi barang.
Pengertian Pengangkutan
Pengangkutan dalam pengertian kepabean merupakan proses untuk
membawa, mengantar, atau memindahkan barang dari suatu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan berbagai jenis sarana pengangkut
yang melewati perbatasan suatu negara dengan negara lainnya baik melalui
laut, udara maupun darat.

Kegiatan pengangkutan yaitu kegiatan pemindahan barang dengan


menggunakan sarana antar negara. Tugas pabean adalah mengawasi saat
mekanisme pemindahan barang yang di bawa oleh sarana pengangkutan,
pembongkaran, penimbangan hingga pengeluaran dari kawasan pabean.
Terutama sejak barang di angkut dengan sarana pengangkut yang memasuki
daerah pabean, di kawasan pabean maupun yang berangkat dari / keluar
daerah pabean.

Pengawasan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar petugas bea dan


cukai dapat mengantisipasi kejadian atau resiko atas kemungkinan kerugian
negara yang timbul karena kegiatan yang dilakukan.
Pelabuhan yang digunakan untuk memuat dan
membongkar barang serta untuk memenuhi keperluan
pengangkutan, seperti pengiriman BBM, air, dan lainnya.
Pelabuhan sebagai tujuan akhir atau tujuan singgah sarana
pengangkut yang membawa barang-barang niaga.

Pelabuhan sangat erat dengan arus lalu lintas barang, baik


yang berasal dari importir maupun eksportir yang dilakukan
melalui pelabuhan udara, laut, dan daratan di perbatasan
negara.

Di pelabuhan banyak instansi yang berkepentingan serta


masing-masing membawa misi dan ketentuan perundang-
undangan sendiri. Namun, sebagai petugas di pintu gerbang
negara, kepabean mempunyai peran yang penting.
Kegiatan bongkar muat di pelabuhan dari dan ke sarana pengangkut
meliputi :
Stevedoring (dockers)
Yaitu kegiatan membongkar barang dari/ke sarana pengangkut ke
dermaga / tongkang/ truk atau memuat barang dari dermaga / tongkang /
truk ke dalam sarana pengangkut sampai dengan tersusun dalam palka
dengan menggunakan derek kapal atau derek laut.

Cargodoring
Merupakan pekerjaan melepaskan barang dari tali / jala (ex tackle) di
dermaga dan mengangkutnya ke gudang / lapangan penimbunan barang
dan dilanjutkan dengan menyusun di gudang . lapangan penumpukan
barang atau sebaliknya.

Receiving / delivery
Berupa pekerjaan memindahkan barang dari tempat penimbunan di
gudang / lapangan dan menyerahkan dalam keadaan tersusun di atas
kendaraan di pintu tempat penimbunan atau sebaliknya.
Pengawasan atas barang impor selain yang diangkut oleh sarana pengangkut
saat tiba di pelabuhan tujuan, juga dimungkinkan pengangkutan setelah
barang tersebut tiba di pelabuhan. Adapun kegiatan sarana pengangkutan
terdiri atas :

 Kegiatan secara reguler (liner), jadwal pelayaran dari pelabuhan muat ke


pelabuhan tujuan dan sebaliknya sudah teratur, dengan demikian akan lebih
mudah dalam pengawasan pabean.

 Kegiatan secara tidak teratur kegiatan pengangkutan barangnya (tramper), di


mana sarana pengangkut yang datang dari luar daerah pabean atau dari dalam
daerah pabean dan mengangkut barang impor, barang ekspor, dan/atau barang
asal daerah pabean yang diangkut ke tempat lain dalam daerah pabean melalui
luar daerah pabean. Misalnya barang ekspor yang berasal dari luar Jakarta dan
diangkut oleh sarana pengangkut dengan tujuan Batam, tetapi sebagian
angkutannya harus diturunkan atau transit di pelabuhan Singapura.

Dokumen-dokumen yang menyertai sarana pengangkutan barang diantaranya


seperti Mil of lading, manifest, insurance, dan lainnya.
Pengelompokan Barang Impor
Untuk memudahkan pengisian pemberitahuan
kedatangan sarana pengangkut kegiatan pengangkutan
barang impor yang dibawa sarana pengangkut dapat
dikelompokan dalam pos-pos yang terpisah sebagai
berikut:
1) Barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan
di KPP BC setempat, baik diimpor untuk dipakai,
impor sementara
2) Barang impor yang akan diangkut lanjut, kemungkinan
barang dapat diturunkan di pelabuhan transit.
3) Barang impor yang akan diangkut terus; barang-barang
yang dibawa sarana pengangkut masih tetap berada di
atasnya.
4) Barang ekspor yang dibongkar kemudian
diangkut lanjut.
5) Barang ekspor yang diangkut terus
6) Barang asal daerah pabean yang diangkut dari
satu kawasan pabean ke kawasan pabean
lainnya melalui luar daerah pabean. Misalnya
barang-barang untuk tujuan Batam, untuk
menghindari biaya tinggi, barang di bawa
dahulu ke Singapura. Pertimbangan didasarkan
kepada efisiensi, yaitu jadwal pengangkutan
dari Tanjung Priok ke Singapura jauh lebih
banyak dibandingkan dengan Batam langsung.

Anda mungkin juga menyukai