TL,M.MAR KEPABEANAN DI BANDARA KEPABEANAN DI BANDAR UDARA Pelanggaran yang sering terjadi di kepabeanan bandar udara adalah kesalahan menentukan tarif untuk jenis barang yang dilaporkan tidak benar oleh pemilik barang dan masih banyak barang yang tidak terdeteksi dari pemeriksaan di dalam pallet. Jalur perlintasan barang penumpang di bandara ada dua, yaitu : a) Jalur Hijau adalah jalur yang disediakan bagi penumpang datang atau berangkat yang berdasarkan ketentuan tidak diwajibkan memberitahukan barang bawaannya kepada petugas bea dan cukai. b) Jalur Merah adalah jalur yang disediakan bagi penumpang datang atau berangkat yang berdasarkan ketentuan diwajibkan memberitahukan barang bawaannya kepada petugas bea dan cukai. KEGIATAN PENGAWASAN PABEAN Pengawasan merupakan suatu tindakan atau kegiatan secara sistematis untuk dapat diketahui kepatuhan terhadap UU dan peraturan pelaksananya dengan menggunakan segala tindakan terhadap barang untuk kepentingan pengamanan keuangan negara dan kelancaran arus penumpang, barang dan arus dokumen. Kegiatan pengawasan pabean meliputi seluruh pelaksanaan wewenang yang dimiliki oleh petugas pabean seperti : a) Memeriksa kapal, barang, penumpang, dokumen, dan pembukuan. b) Melakukan penyitaan, penangkapan, dan penyegelan. PROSEDUR PENGELUARAN BARANG DI BANDAR UDARA Penumpang yang tiba dari luar Daerah Pabean wajib memberitahukan barang bawaannya kepada Pejabat Bea dan Cukai di Kantor Pabean kedatangan dengan menggunakan pemberitahuan pabean sesuai Customs Declaration ( CD ). Penumpang mengisi CD dalam satu lembar tentang jumlah, jenis, dan Nilai Pabean barang impor yang dibawa. Penumpang mengajukan CD yang telah diisi kepada Pejabat Bea dan Cukai dan dapat memilih jalur hijau atau jalur merah. Barang penumpang yang tiba tidak bersama penumpang bersangkutan, harus dapat dibuktikan dengan paspor, baggage claim tag dan tiket yang bersangkutan KETENTUAN BARANG PENUMPANG Terdaftar didalam manifest ( BC 1.1 ) diselesaikan dengan Pemberitahuan Impor Barang Tertentu ( PIBT ). Terdaftar sebagai barang “ Lost and Found “ diselesaikan dengan Custom Declaration. Pembebasan Bea Masuk dan Pajak dalam rangka impor dan Cukai diberikan terhadap penumpang yang membawa Barang Kena Cukai dengan jumlah sebanyak – banyaknya : a) 200 batang sigaret, 50 batang cerutu, atau 200 gram tembakau iris. b) 1 liter minuman mengandung etil alcohol. KETENTUAN BARANG PENUMPANG Terhadap kelebihan BKC dari jumlah yang ditentukan dinyatakan sebagai barang yang dikuasai negara dan dijadikan milik negara untuk selanjutnya dimusnahkan di bawah pengawasan Kepala Kantor Pabean. Terhadap kelebihan Nilai Pabean barang penumpang sesuai ketentuan tersebut di atas, dikenakan Bea Masuk dan Pajak dalam rangka impor dan dicatat oleh Pejabat Bea dan Cukai dalam CD penumpang yang bersangkutan. Penumpang yang bersangkutan melakukan pembayaran Bea Masuk dan Pajak dalam rangka impor atas selisih lebih tersebut di Kantor Pabean dengan mendapatkan Bukti Pembayaran Bea Cukai ( BPBC ) dan KP PPh 2.3 / BP – 96. KETENTUAN BARANG PENUMPANG Penumpang yang masuk jalur merah dan jalur hijau atas dasar pengklasifikasian barang. Pejabat Bea dan Cukai dapat melakukan pemeriksaan fisik terhadap barang bawaan penumpang yang dikeluarkan melalui jalur hijau. Barang yang dilarang atau dibatasi impor oleh Pejabat Bea dan Cukai dilakukan pencegahan dengan menyerahkan bukti pencegahan kepada pemilik barang. BARANG PINDAHAN Barang pindahan adalah inventaris rumah tangga seperti perabot rumah tangga, alat – alat dapur, buku – buku, piano, organ, dan alat musik lainnya, televisi, radio, sound system, komputer, alat penyejuk udara, dan sebagainya yang biasanya dibawa serta oleh pemiliknya pada saat kepindahan dari luar negeri ke Indonesia. SYARAT KEMUDAHAN ATAS BARANG PINDAHAN Rumah tangga atau keluarga yang bersangkutan pindah dari luar negeri ke Indonesia karena telah berhenti atau selesai menjalankan tugasnya atau pekerjaan. Barang yang dibawa bukan merupakan barang yang dilarang masuk ke wilayah Indonesia oleh Pemerintah Indonesia. Kepindahannya harus dibuktikan dengan surat keterangan resmi dari instansi atau lembaga yang berwenang dan memenuhi ketentuan jangka waktu bertempat tinggal di luar negeri. Pejabat Negara, PNS, TNI, POLRI, atau mahasiswa yang mengambil cuti atau liburan ke Indonesia tidak berhak memperoleh kemudahan. WNI yang bertempat tinggal di luar negeri kurang dari 3 tahun tidak berhak memperoleh kemudahan.