Anda di halaman 1dari 12

KEPABEANAN DAN PEMBAYARA EXIM

CUSTOM CLEARANCE

DISUSUN OLEH :

1. NGESTI KASIATMA (01 / 1715744001)


2. I WAYAN ARYA MEGANTARA (02 / 1715744007)
3. NI LUH ADE AYUNDA ANANTA DEWI (04 / 1715744026)
4. I MADE DWI JAKA (09 / 1715744056)
5. M. SYAH IQBAL (15 / 1715744073)
6. NI KADEK YUNI LARASSWATI (22 / 1715744121)
7. NI KOMANG TRIANDEWI (27 / 1715744134)

VB

MANAJEMEN BISNIS INTERNASIONAL

Politeknik Negeri Bali

Jl. Raya Uluwatu No.45, Jimbaran, Kuta Sel.,

Kabupaten Badung, Bali 80361


Latar Belakang

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa keberadaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
tidak jauh – jauh dari pelabuhan. Bisa pelabuhan laut maupun pelabuhan udara. Misalkan di
pelabuhan udara, Institusi ini ada bersama dengan institusi lain seperti Imigrasi, Perhubungan,
Penerbangan (Sarana Pengangkut ) serta pergudangan.

Ketika sebuah barang akan dikirimkan atau dibongkar dipelabuhan antar negara, tentu akan
melalui proses di bea dan cukai indonesia (customs clearance). Customs clearance adalah
rangkaian proses penyelesaian dokumen administratif dan pajak dalam rangka ekspor/impor
barang dengan tujuan dikeluarkannya Nota Pelayanan Ekspor/persetujuan pengeluaran barang
oleh pihak bea dan cukai.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas customs clearance untuk barang impor umum dan
ekspor yang pemberitahuannya menggunakan modul Pemberitahuan Impor Barang ( PIB ) dan
modul Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ).

A. Pengertian Custom Clearance

Custom Clearance/Layanan jasa kepabeanan untuk impor-ekspor barang. Mengenai


Customs Clearance pasti kita akan membicarakan tentang export dan import. Karena kita sedang
membahas proses dari export maupun import.

Pengertian custom clearance adalah penyelesaian dan pengurusan berbagai dokumen administrasi,
biaya pajak dan hal terkait lainnya atas suatu barang ekspor ataupun barang impor sampai dengan
tahap dikeluarkannya surat persetujuan untuk mengeluarkan barang tersebut.

Definisi Custom Clearance adalah sebuah proses administrasi pengeluaran atau pengiriman barang
dari atau ke pelabuhan rnuat atau pelabuahan bongkar.

Custom Clearance Staff Adalah pegawai yang memeriksa dokumen, melakukan perhitungan biaya
pajak dan mengurus pengeluaran barang.
B. Customs Clearance Impor

Berikut gambaran tata cara impor custom clearance :

Proses Prosedur Customs Clearance Import Barang

1. Importir mencari supplier barang sesuai dengan yang akan diimpor.


2. Setelah terjadi kesepakatan harga, importir membuka L/C di bank devisa dengan
melampirkan PO mengenai barang-barang yang mau diimpor; kemudian antar Bank ke
Bank Luar Negeri untuk menghubungi Supplier dan terjadi perjanjian sesuai dengan
perjanjian isi L/C yang disepakati kedua belah pihak.
3. Barang–barang dari Supplier siap untuk dikirim ke pelabuhan pemuatan untuk diajukan.
4. Supplier mengirim faks ke Importer document B/L, Inv, Packing List dan beberapa
dokumen lain jika disyaratkan (Serifikat karantina, Form E, Form D, dsb)
5. Original dokumen dikirim via Bank / original kedua ke importir
6. Pembuatan/ pengisian dokumen PIB (Pengajuan Impor Barang). Jika importir mempunyai
Modul PIB dan EDI System sendiri maka importir bisa melakukan penginputan dan
pengiriman PIB sendiri. Akan tetapi jika tidak mempunyai maka bisa menghubungi pihak
PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk proses input dan pengiriman PIB
nya.
7. Dari PIB yang telah dibuat, akan diketahui berapa Bea masuk, PPH dan pajak yang lain
yang akan dibayar. Selain itu Importir juga harus mencantumkan dokumen kelengkapan
yang diperlukan di dalam PIB.
8. Importir membayar ke bank devisa sebesar pajak yang akan dibayar ditambah biaya PNBP
9. Bank melakukan pengiriman data ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai
secara online melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE)
10. Importir mengirimkan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Sistem Komputer
Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online melalui media Pertukaran Data Elektronik
(PDE)
11. Data PIB terlebih dahulu akan diproses di Portal Indonesia National Single Window
(INSW) untuk proses validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan proses verifikasi
perijinan (Analizing Point) terkait Lartas.
12. Jika ada kesalahan maka PIB akan direject dan importir harus melakukan pembetulan PIB
dan mengirimkan ulang kembali data PIB
13. Setelah proses di portal INSW selesai maka data PIB secara otomatis akan dikirim ke
Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai.
14. Kembali dokumen PIB akan dilakukan validasi kebenaran pengisian dokumen PIB dan
Analizing Point di SKP
15. Jika data benar akan dibuat penjaluran
16. Jika PIB terkena jalur hijau maka akan langsung keluar Surat Persetujuan Pengeluaran
Barang (SPPB)
17. Jika PIB terkena jalur merah maka akan dilakukan proses cek fisik terhadap barang impor
oleh petugas Bea dan Cukai. Jika hasilnya benar maka akan keluar SPPB dan jika tidak
benar maka akan dikenakan sanksi sesuai undang-undang yang berlaku.
18. Setelah SPPB keluar, importir akan mendapatkan respon dan melakukan pencetakan SPPB
melalui modul PIB
19. Barang bisa dikeluarkan dari pelabuhan dengan mencantumkan dokumen asli dan SPPB

Beberapa hal yang membuat dokumen mendapat Jalur Merah antara lain :

1. Impor baru
2. Profil Importir High Risk
3. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
4. Barang Impor Sementara
5. Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II
6. Ada informasi intelejen/NHI
7. Terkena sistem acak/random
8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau berasal dari negara
yang berisiko tinggi

Keterangan : Importir dapat melacak status dokumennya secara realtime melalui portal INSW
dengan terlebih dahulu mendaftarkan usernya. Proses mendapatkan user dapat dilihat di portal
INSW (www.insw.go.id)

Pelaksanaan impor akan berhasil jika masing-masing pihak (Importer dan eksporter) dapat
memenuhi prosedur & persyaratan yang telah disepakati. Prosedur & Persyaratan : ketentuan di
negara Importer/ Indonesia , dinegara eksportir /pemasok serta permintaan dari importer .
Transaksi importasi dituangkan dalam order sheet atau sales contract.
Custom Clearance Impor :

1. Persiapan Kedatangan Sarana Pengangkut

Pengangkut disini didefinisikan sebagai orang yang berkuasa dan bertanggungjawab atas
pengoperasian Sarana Pengangkut yang mengangkut barang dan/atau orang

Sedangkan sarana pengangkut adalah kendaraan/angkutan yang digunakan untuk menbawa


barang/orang, baik melalui jalur laut, udara ataupun darat.

Kewajiban yang harus ditunaikan ketika sarana pengangkut tiba di daerah pabean ( tiba disini
ketika sebuah kapal lego jangkar di pelabuhan dan pesawat udara landing di bandara udara) :

1. Memberitahukan rencana kedatangan sarana pengangkut (RKSP) ke Kantor bea dan


cukai tujuan sebelum kedatangan sarana pengangkut, dikecualikan untuk sarana
pengangkut darat.
2. Wajib mencantumkan barang impor, barang ekspor, dan/atau barang asal daerah pabean
yang diangkut ke tempat lain dalam daerah pabean melalui luar daerah pabean yang
diangkut oleh sarana pengangkutnya dalam manifestnya.
3. Wajib menyerahkan pemberitahuan pabean mengenai barang yang diangkutnya sebelum
melakukan pembongkaran.
4. Jika tidak dilakukan pembongkaran segera, kewajiban pemberithauan kepada bea dan
cukai adalah maksimal 24 jam untuk sarana pengangkut laut, 8 jam untuk sarana
pengangkut udara dan pada saat kedatangan untuk sarana pengangkut darat.
5. Kewajiban pemberitahuan ini tidak berlaku bagi kapal yang berlabuh <= 24 jam dan tidak
melakukan pembongkaran.
6. Pembongkaran dapat dilakukan tanpa pemberitahuan pabean kepada pihak bea cukai
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan hanya ketika dalam keadaan darurat seperti mengalami
kebakaran, kerusakan mesin yang tidak dapat diperbaiki, terjebak dalam cuaca buruk,
atau hal lain yang terjadi di luar kemampuan manusia. Tetapi sarana pengangkut wajib
melapor terlebih dahulu ketika “kejadian” dan tidak melepas kewajiban pemberitahuan
pabean maksimal 72 jam setelah pembongkaran barang.
2. Pengajuan Dokumen PIB

PIB adalah dokumen pemberitahuan oleh importir/PPJK kepada pihak bea cukai atas barang
impor, berdasarkan dokumen pelengkap pabean sesuai prinsip self assessment.

Dokumen pelengkap PIB :

 Invoice
 Packing List
 Bill of lading/airway bill
 Bill Asuransi,dll

Mekanisme penyampaian PIB dilakukan secara elektronik. Pertama – tama Importir/PPJK


memasukkan data ke dalam modul PIB dan mengirimkannya secara elektronik ke Sistem
Aplikasi Impor Bea dan cukai (SKP Impor). Dari komunikasi ini akan terbit respon respon dari
reject samapai SPPB.

3. Pemeriksaan (Dokumen dan Fisik Barang )

Ketika Importir/PPJK mendapatkan respon Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM) dari SKP
Impor, maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Importir/PPJK menyerahkan Hard Copy PIB dan dokumen pelengkap dan menerima
tanda terima dokumen dari petugas pemeriksa dokume
2) Importir/PPJK menyerahkan dokumen kesiapan barang dan petugas bea cukai melakukan
perekaman ke SKP Impor, menerbitkan instruksi pemeriksaan barang dan penunjukan
pemeriksa barang.
3) Petugas pemeriksa barang melakukan pemeriksaan barang bersama pemilik barang
berdasarkan dokumen PIB.
4) Petugas pemeriksa barang merekam hasil laporan pemeriksaan barang ( LHP ) dan
mengupload foto barang ke SKP Impor
5) LHP ini sangat penting terutama bagi Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD)
dalam rangka menetapkan klasifikasi barang dan menentukan nilai pabean.
4. Pembayaran Pajak dan Pemenuhan Dokumen

Pajak terdiri dari Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, Bunga, Dan Pajak dalam rangka impor

Pembayaran pajak bisa melalui Bank devisa Persepsi, kantor pabean dan PT. Pos

Pemenuhan dokumen ijin impor untuk barang larangan/pembatasan bisa melalui Portal INSW

(Indonesia National Single Window ).

5. Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB)

SPPB adalah produk akhir bea cukai dari rangkain proses yang harus di jalani oleh Importir. Jadi
pemilik barang sudah bisa mengeluarkan barang dari daerah pabean dan di bawa ke gudang
sendiri.
C. Customs Clearance Ekspor

1. Jadwal Sarana Pengangkut

Kewajiban pihak pengangkut yang harus ditunaikan ketika sarana pengangkut berangkat :

 Menyerahkan pemberitahuan pabean kepada bea dan cukai atas barang yang dibawa
sebelum sarana pengangkut berangkat.
 Mencantumkan barang impor, barang ekspor, dan /atau barang asal daerah pabean yang
diangkut melalui luar daerah pabean yang diangkut oleh sarana pengangkutnya dalam
manifesnya
Jenis pemberitahuan pabean untuk sarana pengangkut (kedatangan/keberangkatan) dapat
disimpulkan terdiri dari :

1. Dokumen BC 1.0 :
Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP)/ Jadwal Kedatangan
Sarana Pengangkut (JKSP)
2. Dokumen BC 1.1 :
Pemberitahuan Manifes Kedatangan/Keberangkatan Sarana Pengangkut
3. Dokumen BC 1.2 :
Pemberitahuan pengeluaran barang impor dari kawasan pabean untuk diangkut ke tempat
penimbunan sementara di kawasan pabean lainnya
4. Dokumen BC 1.3 :
Pemberitahuan Pengangkutan barang asal daerah pabean dari satu tempat ke tmpat lain
melalui luar daerah pabean

Daftar Dokumen Pabean


NO KODE NAMA PEMBERITAHUAN

1 BC 1.0 Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut/Jadwal Kedatangan Sarana


Pengangkut (RKSP/JKSP)

2 BC 1.1 Pemberitahuan Manifes Kedatangan/Keberangkatan Sarana Pengangkut

3 BC 1.2 Pemberitahuan pengeluaran barang impor dari kawasan pabean untuk diangkut ke
tempat penimbunan sementara di kawasan pabean lainnya

4 BC 1.3 Pemberitahuan Pengangkutan Barang Asal Daerah Pabean Dari Satu Tempat Ke
Tempat Lain Melalui Luar Daerah Pabean

5 BC 1.6 Pemberitahuan Pabean Pemasukan Barang Impor Untuk Ditimbun di Pusat Logistik
Berikat

6 BC 2.0 Pemberitahuan Impor Barang (PIB)


NO KODE NAMA PEMBERITAHUAN

7 BC 2.1 Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK)

8 BC 2.2 Pemberitahuan atas Barang Pribadi Penumpang dan Awak Sarana


Pengangkut (Customs Declaration)

9 BC 2.3 Pemberitahuan Impor Barang untuk Ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat

10 BC 2.4 Pemberitahuan Penyelesaian Barang asal Impor yang Mendapat Kemudahan Impor
Tujuan Ekspor (KITE)

11 BC 2.5 Pemberitahuan Impor Barang dari Tempat Penimbunan Berikat

12 BC Pemberitahuan Pengeluaran Barang dari Tempat Penimbunan Berikat dengan


2.6.1 Jaminan

13 BC Pemberitahuan Pemasukan Kembali Barang yang Dikeluarkan dari Tempat


2.6.2 Penimbunan Berikat dengan Jaminan

14 BC 2.7 Pemberitahuan Pengeluaran Barang untuk Diangkut dari Tempat Penimbunan


Berikat ke Tempat Penimbunan Berikat lainnya

15 BC 2.8 Pemberitahuan Impor Barang dari Pusat Logistik Berikat (PLB)

16 BC 3.0 Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

17 BC 3.2 Pemberitahuan Pembawaan Uang Tunai dan/atau Instrumen Pembayaran Lain Ke


Luar Daerah Pabean

18 BC 3.3 Pemberitahuan Ekspor Barang Melalui atau Dari Pusat Logistik Berikat

19 BC 3.4 Pemberitahuan Pembawaan Barang untuk Dibawa Kembali

20 BC 4.0 Pemberitahuan Pemasukan Barang Asal Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke
Tempat Penimbunan Berikat
NO KODE NAMA PEMBERITAHUAN

21 BC 4.1 Pemberitahuan Pengeluaran Kembali Barang Asal Tempat Lain Dalam Daerah Pabean
dari Tempat Penimbunan Berikat

22 PPFTZ- Pemberitahuan Pabean untuk pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari
01 Kawasan Bebas dari dan ke luar Daerah Pabean, dan pengeluaran barang dari
Kawasan Bebas ke tempat lain dalam Daerah Pabean

23 PPFTZ- Pemberitahuan Pabean untuk pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari
02 Kawasan Bebas dari dan ke Tempat Penimbunan Berikat, Kawasan Bebas lainnya,
dan Kawasan Ekonomi Khusus

24 PPFTZ- Pemberitahuan Pabean untuk pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari tempat lain
03 dalam Daerah Pabean

25 BC 1.2- Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran barang dari Kawasan Pabean di Kawasan
FTZ Bebas untuk diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean lainnya

2. Pengajuan Dokumen PEB

Sama halnya dengan PIB, PEB adalah dokumen pemberitahuan oleh Eksportir/PPJK kepada
pihak bea cukai atas barang ekspor, berdasarkan dokumen pelengkap pabean sesuai prinsip self
assessment.

3. Pembayaran Bea Keluar dan Pemenuhan Dokumen

Barang ekspor yang dikenakan bea keluar harus melakukan pembayaran


paling lambat pada saat Pemberitahuan Pabean Ekspor disampaikan ke Kantor Pabean.

Pemenuhan dokumen ijin Ekspor untuk barang larangan/pembatasan bisa melalui Portal INSW
(Indonesia National Single Window ).

4. Pemberitahuan Kesiapan Barang (PKB) dan Pemeriksaan Fisik Barang Ekspor

PKB adalah pemberitahuan yang dibuat oleh Eksportir kepada pejabat Bea Cukai yang ditujukan
untuk memberi tahu bahwa barang ekspor siap untuk dilakukan pemeriksaan fisik.
Dalam pemberitahuan ini, eksportir harus melengkapi dengan dokumen – dokumen :

1. Pemberitahuan Pemeriksaan Barang (PPB)


2. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah ditanda tangani dan dibumbuhi cap
perusahaan
3. Pemberitahuan Pembetulan PEB (PP PEB) yang telah ditanda tangani dan dibubuhi cap
perusahaan jika ada pembetulan untuk PEB yang diajukan
4. Fotocopy Invoice dan Packing List

Tata cara pemberitahuan kesiapan barang :

1. Eksportir datang kebagian pelayanan ekspor di kantor bea cukai yang bersangkutan
2. Eksportir mengambil nomor antrian
3. Eksportir menyerahkan dokumen serta kelengkapannya
4. Dokumen diterima oleh Pejabat Pemeriksa dokumen ekspor, diteliti, diberi catatan,
ditanda tangani dan ditunjuk Pejabat pemeriksa barang
5. Dokumen diserahkan kepada Pejabat Pemeriksa Barang untuk diteliti kelengkapannya
dan dipelajari isinya
6. Pejabat Pemeriksa Barang menuju lokasi dan melakukan
pemeriksaan barang didampingi eksportir.
7. Pejabat Pemeriksa Barang menyalin Laporan Hasil Pemeriksaan ke SKP Ekspor.
8. Nota Persetujuan Ekspor (NPE)

Setelah semua rangkain proses dilalui, maka bea cukai akan menerbitkan Nota Persetujuan
Ekspor (NPE). Dengan lembar NPE ini, ekportir bisa membawa barang ke gudang di pelabuhan
dan selanjutkan dikirimkan ke negara tujuan baik via darat, laut maupun udara.

Anda mungkin juga menyukai