Anda di halaman 1dari 7

Logistic dan E-Logistic

A. Logistic

Logistic muncul akibat isu/permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari.


Menurut The Council of Logistic Management (CLM), logistic didefinisikan sebagai
the process of planning, implementing and controlling the efficient, effective flow and
storage of goods, services, and related infoemation from pooinr of origin to point of
consumption for the purpose of conforming to customer requirements.

Tidak jauh berbeda degan yang disampaikan oleh CLM, logistic menurut
Siagian (2005), logistik merupakan bagian dari proses rantai suplai yang berfungsi
merencanakan, melaksanakan, mengontrol secara efektif, efisien proses pengadaan,
pengelolaan barang, pelayanan dan informasi mulai dari titik awal (point of origin)
hingga titik konsumsi (point of consumption) dengan tujuan memenuhi kebutuhan
konsumen.

Dalam peneraapannya logistic bisa disebut dalam beberapa nama diantaranya:

1. Business logistic
2. Channel management
3. Distribution
4. Industrial logistic
5. Logistic management
6. Material management
7. Physical distribution
8. Quick-response system
9. Supply chain management
10. Supply management

Logistic tidak hanya untuk perusahaan manufaktur saja namun ke semua segmen baik
itu rumah sakit, sekolah, pemerintahan, institusi, atau perusahaan lain yang bergerak
dibidang jasa.

1
Gambar 1. Komponen manajemen logistic
Logistic bergantung pada natural, human, financial, and information resource sebagai
inputannya. Sedangkan output yang dihasilkan adalah competitive advantage, time and
place utility, efficient movement to the customer, and providing a logistic service mix.

Keuntungan yang didapat dari perbaikan system logsitik memberikan pengaruh yang
cukup besar. Pengaruh keuntungan tersebut diilustrasikan pada table diatas, dimana
jika $1 penghematan pada biaya logistic akan memberikan pengaruh yang lebih besar

2
pada organisasi daripada $1 kenaikan dalam penjualan. Pada banyak organisasi,
kenaikan keuntungan penjualan lebih sulit untuk dicapai daripada menurunkan biaya
logistic.

Gambar 2. Distribution channel dari logistic


Alur distribusi pada dasarnya berawal dari supplier menuju customer, namun juga
memiliki kemungkinan bahwa alur distribusi akan bergerak dari kanan ke kiri karena
beberapa hal salah satunya karena retur barang yang biasa disebut juga reverse logistic.

3
Gambar 3. Aktivitas logsitik yang mempengaruhi biaya
Aktivitas utama logistic yang mempengarhi total cost yang dikeluarkan dapat dilihat
pada gambar diatas. Aktivitas tersebut yaitu:

1. Customer service
2. Demand forecasting/planning
3. Inventory management
4. Logistic communication
5. Material handling
6. Order processing
7. Packaging
8. Parts and service support
9. Plant and warehouse site selection
10. Procurement
11. Return goods handling
12. Reverse logistic

4
13. Traffic transportation
14. Warehousing and storage

B. E-Logistic

E-logistik merupakan kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen


(consumers), manufaktur (manufactures), service providers dan pedagang perantara
(intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (komputer
networks) yaitu internet. E-logistik menjadi suatu bagian penting dalam dunia bisnis
saat ini.

E-Logistics pertama memberikan platform solusi back-end untuk transaksi


dagang secara terintegrasi diharapkan dapat mendorong industri e-commerce menjadi
lebih baik. E-Logistic memberikan solusi layanan logistik berbasis digital yang
terintegrasi dengan situs dagang milik pelaku usaha, dilengkapi dengan aplikasi panel
mangement inventory ke fulfillment center yang dapat diakses secara real time dan
online. E-Logistic juga memberikan beragam solusi logistik mulai dari pengelolaan
fulfilment seperti proses inbound dan outbound barang serta return management,
proses pengiriman yang tepat waktu dan real time melalui interface data hingga
integrasi dengan market place dan toko online.

Menurut karlina dan Soetam (2014), Sistem Informasi E-Logistik meliputi:

1. Konsep Persediaan
Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk
digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan
terdiri dari bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang
jadi (Rangkuti, 2007). Persediaan bahan-bahan baku dan bahan setengah jadi
disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan ke dalam proses produksi
(industri manufaktur). Sedangkan persediaan barang yang dijual atau barang
dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan.

5
2. Sistem Pemesanan
Menurut Astutie (2006), secara umum terdapat dua sistem pemesanan dalam
sistem persediaan, yaitu: (1) Sistem Pemesanan Tunggal. Kebutuhan suatu
barang untuk suatu periode waktu tertentu dipenuhi sekaligus dengan
melakukan sekali pemesanan. Sifat seperti ini disebut sistem persediaan statis
atau dikenal one shoot decision, yaitu suatu sistem persediaan pemesanannya
hanya dilakukan satu kali untuk masa satu periode waktu tertentu. (2) Sistem
Pemesanan Berulang (Periodik). Dalam sistem ini kebutuhan untuk satu
periode waktu tertentu dipenuhi dengan melakukan pemesanan atau
pembiayaan satu kali. Sifat seperti ini disebut dengan sistem persediaan dinamis
atau dikenal dengan sebutan repetitive decision.

Organisasi menyadari bahwa logistik pendukung atau logistik logistik yang kuat (e-
logistics) berfungsi sebagai penawaran organisasi yang penting baik dari perspektif
komersial maupun konsumen. Implikasi dari model dan praktik e-logistik mencakup
fungsi logistik maju dan mundur dari organisasi. Mereka juga memiliki dampak
langsung dan mendalam dari perspektif lingkungan. Berfokus pada diskusi tentang
forward dan reverse e-logistics dan hubungannya dengan lingkungan alam. Isu-isu
yang dianalisis meliputi logistik hijau tradisional dan fungsi manajemen rantai pasokan
seperti: manajemen persediaan, transportasi, pergudangan, manajemen pengiriman,
manajemen pemasok, manajemen pengemasan dan pemesanan. Isu yang relevan untuk
masing-masing area utama dari perdagangan elektronik dan tumpang tindih lingkungan
dibahas. Contoh praktik dan hasilnya terintegrasi. Isu lingkungan yang dihadapi
reverse e-logistics juga dijelaskan. Membawa ke depan fungsi e-logistik terbalik, yang
telah selcom pelajari bahkan dari perspektif non-lingkungan. Setelah diskusi tentang
banyak isu terkait di bidang ini, arah praktik dan implikasi untuk studi dan penelitian
kemudian dipresentasikan.

6
Referensi

Astutie, H. K., 2006. Analisis Tentang Pengendalian Persediaan dalam Perusahaan.


Jurnal Ekonomi dan Manajemen, pp. Vol. 7 (1) : 41-45.
Karlina, Diana dan Soetam Rizky Wicaksono.(2014).Sistem Informasi E-Logistik
Pada Siklus Proses Order Bahan Baku.Malang.

Lambert, Douglas M., james R. Stock, Lisa Ellra M. (1998). Fundamentals of Logistic
Management.USA.McGraw-Hill

Siagian, Y. M., 2005. Aplikasi Supply Chain Manajemen dalam Dunia Bisnis. Jakarta:
PT.Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai