Anda di halaman 1dari 8

DISTRIBUSI, LOGISTIK DAN

SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT
Distribusi dan Logistik

Pada akhir pembahasan bab ini, mahasiswa diharapkan :

1. Mampu memahami definisi dan perbedaan antara distribusi dan logistik


2. Mampu memahami pendekatan sistem dan total biaya dalam distribusi dan logistik
3. Mampu memahami berbagai aktivitas-aktivitas dalam distribusi dan logistik
4. Mampu memahami konsep, atribut dan hambatan dalam supply chain
management

Bab ini membahas materi yang bersifat pemahaman mengenai konsep dasar distribusi
dan logistik, menentukan alasan terkini mengenai pentingnyan konsep distribusi dan
logistik bagi perusahaan. Selain itu, dampak ekonomis dari sudut pandang logistik dan
pemasaran dan sistem serta biaya yang muncul karena aktivitas distribusi dan logistik.

Tak satupun organisasi di dunia ini yang merasa bahwa kegiatan memproduksi sendiri
seluruh bahan baku dan komponen-komponen lain yang diperlukan dalam proses
produksi merupakan sesuatu yang bersifat ekonomis. Hal ini terjadi karena keuntungan-
keuntungan spesialisasi yang sangat besar. Kecanggihan teknologi dan isu efisiensi
ekonomi menuntut terciptanya spesialisasi. Dengan demikian, kebanyakan barang itu
akan dibeli dari pihak lain, tidak membuat sendiri. Kebanyakan perusahaan
menghabiskan lebih dari 50% dari dana penjualan yang didapatkannya untuk melakukan
pembelian. Oleh karena itu, saat ini terjadi peningkatan kecenderungan untuk melakukan
kerjasama jangka panjang dengan para pemasoknya. Kerjasama yang baik dan
terpercaya ini akan meningkatkan inovasi, mempercepat rancangan dan menurunkan
biaya sehingga akhirnya akan meningkatkan kemampuan bersaing antara kedua belah
pihak yang terkait.

2.1 Pemahaman Distribusi dan Logistik

Salah satu konsekuensi perkembangan yang sangat cepat dalam dunia bisnis dan
Tak satupun organisasi di dunia ini yang merasa bahwa kegiatan memproduksi sendiri
seluruh bahan baku dan komponen-komponen lain yang diperlukan dalam proses
produksi, maka terminologi logistik mulai menjadi isu atau topik yang patut
dipertimbangkan oleh perusahaan yang menginginkan unggul dalam persaingan bisnis.
Namun, terminologi logistik itu sendiri masih menjadi perdebatan dengan istilah distribusi.
Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, istilah logistik sering digunakan untuk

13

Febriana W. Dan Masmira K.


Distribusi dan Logistik

menunjuk pada terminologi distribusi, logistik bisnis, distribusi industri, logistik,


manajemen logistik, manajemen material, distribusi fisik dan manajemen rantai pasokan.
Pada intinya, semua istilah-istilah tersebut berhubungan dengan bagaimana mengelola
aliran barang dan informasi dari titik asal ke titik konsumsi.

Menurut Dewan Manajemen Logistik, definisi logistik adalah bagian dari proses
rantai pasokan. Seperti diketahui, logistik merupakan bagian dari proses yang sangat
besar yaitu rantai pasokan yang fokus pada koordinasi antara fungsi-fungsi bisnis seperti
pemasaran, produksi dan keuangan baik di dalam organisasi itu sendiri maupun lintas
organisasi. Dengan demikian, definisi logistik mengidentifikasi bahwa logistik : (1)
merupakan aktivitas perencanaan, implementasi dan pengendalian, (2) menunjukkan
efisiensi dan efektivitas baik dari hulu ke hilir proses produksi, (3) melibatkan aliran dan
penyimpanan barang, jasa dan informasi yang terkait, (4) bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.

2.2. Pendekatan Sistem dan Biaya Distribusi dan Logistik

Logistik merupakan contoh klasik pendekatan sistem untuk permasalahan-


permasalahan bisnis. Dari perspektif perusahaan yang lebih luas, pendekatan sistem
memberikan indikasi bahwa tujuan perusahaan dapat diwujudkan dengan cara
memahami saling ketergantungan antara fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan,
seperti pemasaran, produksi, keuangan dan logistik (distribusi).

Salah satu implikasi dari pendekatan sistem ini bahwa tujuan dan sasaran fungsi-
fungsi utama seharusnya cocok dengan tujuan dan sasaran perusahaan. Hal ini berarti
satu sistem logistik tidak akan sesuai dengan semua organisasi bila tujuan dan
sasarannya bervariasi satu sama lain. Artinya, sistem logistik yang diterapkan oleh setiap
perusahaan itu unik dan masing-masing akan berbeda karena tujuan dan sasaran setiap
perusahaan itu akan berbeda pula. Implikasi yang lain adalah bahwa keputusan-
keputusan yang dibuat oleh satu fungsi utama perusahaan seharusnya
mempertimbangkan juga keputusan fungsi-fungsi utama yang lain. Contohnya keputusan
pemasaran yang berfokus pada kepuasan konsumen harus diimbangi dengan keputusan
fungsi yang lain, seperti fungsi logistik, keuangan dan produksi sehingga kepuasan
konsumen akan terpenuhi.

14

Febriana W. Dan Masmira K.


Distribusi dan Logistik

Logistik bisnis terbentuk dari inbound logistics (perpindahan dan penyimpanan


material ke perusahaan), materials management (perpindahan dan penyimpanan material
dan komponen yang ada di dalam perusahaan) dan physical distribution (penyimpanan
produk jadi dan perpindahan ke konsumen). Logistik antar fungsi internal berupaya untuk
melakukan koordinasi antara inbound logistics, materials management dan physical
distribution sehingga dapat menjadi efisien yang nantinya akan mendukung tujuan
pelayanan konsumen perusahaan. Efisiensi biaya keseluruhan sebagai hasil koordinasi
yang baik antara inbound logistics, materials management dan physical distribution yang
disebut dengan pendekatan biaya keseluruhan (total cost approach) dalam logistik.
Pendekatan ini dilakukan dengan syarat bahwa seluruh aktivitas yang relevan atas
perpindahan dan penyimpanan produk seharusnya dipertimbangkan sebagai suatu
kesatuan (keseluruhan), bukan merupakan biaya individual (parsial). Oleh karena itu,
penggunaan pendekatan ini membutuhkan pemahaman tentang kontroversi biaya (cost
trade-off). Dengan kata lain, perubahan pada salah satu aktivitas logistik saja dapat
menyebabkan beberapa biaya akan meningkat dan biaya yang lain akan menurun.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi merupakan bagian dari logistik.

2.3. Aktivitas-aktivitas Distribusi dan Logistik

Agar supaya pendekatan sistem dan total biaya dapat diterapkan dengan sukses,
maka sangatlah penting untuk memahami berbagai aktivitas logistik. Perlu diingat bahwa
ketika satu sistem logistik tidak sesuai dengan seluruh perusahaan, maka jumlah aktivitas
dalam sistem logistikpun juga akan sangat bervariasi dari satu perusahaan ke
perusahaan yang lain.

Aktivitas-aktivitas yang dipertimbangkan dalam sistem logistik adalah pelayanan


konsumen, peramalan permintaan, keputusan lokasi fasilitas, pengemasan industrial,
pengelolaan persediaan, pengelolaan pesanan, penanganan material dan dukungan
pelayanan dan komponen (suku cadang). Selain itu, aktivitas-aktivitas yang lain adalah
penjadwalan produksi, pengadaan, produk-produk yang diretur (dikembalikan),
pembuangan sampah dan rongsokan, pengelolaan transportasi dan pengelolaan
pergudangan.

15

Febriana W. Dan Masmira K.


Distribusi dan Logistik

2.4. Konsep Supply Chain Management (SCM)

Manajemen rantai pasokan (SCM) merupakan pendekatan sistem menyeluruh yang


digunakan untuk mengelola seluruh aliran informasi, material dan pelayanan mulai dari
pemasok bahan baku melalui perusahaan manufaktur dan gudang sampai kemudian ke
konsumen akhir. Dengan kata lain manajemen rantai pasokan terdiri dari kegiatan-
kegiatan dalam rangka memperoleh bahan baku, mentranformasikan bahan baku
tersebut menjadi barang dalam proses dan barang jadi, dan mengirimkan produk tersebut
melalui sistem distribusi. Gambaran yang jelas mengenai pengelolaan rantai pasokan
seperti pada gambar 2.4.1.

Sumber : Aquilano, 2006

Gambar 2.4.1.
Pengelolaan Rantai Pasokan

Manajemen rantai pasokan meliputi hal-hal seperti pengangkut, transfer secara


kredit atau tunai, pemasok, distributor dan bank, utang dan piutang, pergudangan,
pemenuhan pesanan dan membagi-bagi informasi mengenai ramalan permintaan,
produksi dan pengendalian persediaan. Hal yang mendasar pada konsep SCM adalah
fokus pada reduksi kesia-siaan dan memaksimumkan nilai pada rantai pasokannya.
Konsep ini juga berkaitan dengan siklus lengkap bahan baku dari pemasok, ke produksi,
ke gudang, ke distribusi dan logistik, sampai akhirnya ke konsumen. Dengan menekankan
pentingnya menerapkan konsep SCM maka diharapkan perusahaan akan mampu
meningkatkan kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi,
pengurangan biaya, dan kecepatan mencapai pasar sasaran.

Pihak-pihak yang terkait dalam rantai pasokan kemungkinan akan menghadapi


permasalahan peningkatan variabilitas pesanan, seperti yang terlihat pada gambar 2.4.2.

16

Febriana W. Dan Masmira K.


Distribusi dan Logistik

hal ini menunjukkan pola pesanan yang umum dihadapi oleh stiap pihak dalam rantai
pasokan tersebut yang terdiri dari perusahaan manufaktur, distributor, pedagang besar
dan pedagang eceran. Pesanan pedagang retail ke pedagang besar menunjukkan tingkat
variabilitas yang lebih besar daripada variabilitas pesanan konsumen akhir ke pedagang
retail. Tingkat variabilitas itu semakin membesar pada level perusahaan manufaktur dan
pemasok. Fenomena semakin membesarnya tingkat variabilitas pesanan dari konsumen
akhir sampai ke pemasok sering disebut sebagai bulwhip effect. Efek ini bisa terjadi
karena terjadi ketidaksinkronan antar anggota rantai pasokan.

Sumber : Aquilano, 2006

Gambar 2.4.2.
Peningkatan Variabilitas Pesanan Pada Rantai Pasokan (Bullwhip Effect)

2.5. Atribut dan Hambatan dalam Supply Chain Management

Adapun berbagai atribut yang terkait dengan manajemen rantai pasokan, yaitu
kekuatan konsumen, orientasi jangka panjang, pengaruh teknologi, komunikasi yang baik
antar organisasi, pengendalian persediaan dan koordinasi yang interaktif, hubungan antar
fungsi dan hubungan antar organisasi. Keseleruhan atribut-atribut tersebut tidak berdiri
sendiri tetapi saling tergantung satu sama lain. Sebagai contoh, kecanggihan teknologi
dapat mempermudah terjadinya komunikasi yang sangat baik antar organisasi,
sedangkan orientasi hubungan jangka panjang dapat memfasilitasi koordinasi antar
organisasi.

17

Febriana W. Dan Masmira K.


Distribusi dan Logistik

Sedangkan hambatan-hambatan yang harus dihadapi perusahaan yang


mengaplikasikan konsep manajemen rantai pasokan adalah pertimbangan politis dan
kebijakan. Hambatan ini terkait dengan kondisi politik dan pemerintahan suatu negara
dimana perusahaan itu melakukan usahanya. Ketidakstabilan kondisi politik dan regulasi
dapat mempengaruhi kesuksesan penerapan strategi rantai pasokan.

Hambatan yang kedua adalah tidak adanya komitmen dari level manajemen
puncak. Komitmen manajemen puncak merupakan komponen sangat penting ketika
suatu perusahaan berusaha untuk memulai dan mengimplementasikan ide baru, program
dan produk. Oleh karena manajemen rantai pasokan ini berfokus pada aspek hubungan
antar organisasi, maka komitmen manajemen level puncak secara absolut sangat penting
untuk mencapai upaya rantai pasokan yang sukses.

Hambatan yang ketiga adalah ketidakcocokan sistem informasi dan budaya


perusahaan. Salah satu hambatan koordinasi antar organisasi dahulu adalah perangkat
keras komputer yang tidak sesuai. Namun, ketidakcocokan sistem informasi sampai
sekarangpun juga masih terjadi. Hal ini disebabkan perbedaan dalam hal
mengaplikasikan sistem perangkat lunak yang tidak sama (sesuai) antar satu organisasi
dengan organisasi yang lain. Ketidakcocokan budaya juga dapat menghambat
implementasi manajemen rantai pasokan. Hal ini disebabkan setiap organisasi tentu
dibangun dan dibesarkan dengan kultur atau budaya organisasi yang berbeda satu sama
lain. Usaha menyelaraskan perbedaan kultur yang ada inilah yang merupakan suatu
upaya yang cukup sulit tapi harus dilakukan oleh organisasi agar supaya pengelolaan
rantai pasokan dapat berlangsung dengan efisien dan efektif.

2.6 Latihan Studi Kasus

1. Teknologi telah menjadi pusat dari perubahan tempat dan mempengaruhi rantai
pasokan. Bagaimana pendapat anda tentang pernyataan tersebut ? Diskusikan
dan berikan argumentasi atas jawaban anda.

2. Diskusikan dampak internet pada manajemen rantai pasokan ! Jelaskan

3. Mengapa kesesuaian sistem informasi dan budaya organisasi sangat penting


dalam menentukan efisiensi dan efektivitas manajemen rantai pasokan ? Jelaskan
jawaban Saudara dengan disertai contoh riil !

18

Febriana W. Dan Masmira K.


Distribusi dan Logistik

Daftar Acuan :

Chase, Richard B., F. Robert Jacobs dan Nicholas J. Aquilano, 2006, Operations
Management for Competitive Advantage, Eleventh Edition.

Jacobs, F. Robert and Richard B. Chase, 2008, Operation and Supply


Management : The Core, New Jersey: Pearson International

Murphy Jr., Paul R. and Donald F. Wood, 2004, Contemporary Logistic, 8th edition,
New Jersey: Pearson International.

19

Febriana W. Dan Masmira K.

Anda mungkin juga menyukai