Anda di halaman 1dari 14

Konsep Dasar Manajemen Rantai Pasok dan Logistik

Kelompok 1 Kelas C

Mata Kuliah : Rantai Pasok dan Logistik


Dosen Pendamping : Dr. Drs. Mashudi S.E., M.M.
Semester 3 Tahun Ajaran 2021/2022

Disusun Oleh :
Farhan Rizky Darmawan (40011320650143)
Angela Afrina Cahaya Lumbantobing (40011320650131)
Noviandini Ayu Tri Widyaningtyas (40011320650136)

Program Studi D4 Manajemen dan Administrasi Logistik


Departemen Bisnis dan Keuangan
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Semarang
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Manajemen Rantai Pasok

2.2 Persediaan Dalam Rantai Pasok

2.3 Proses Manajamen Rantai Pasok

2.4 Anggota Rantai Pasok

2.5 Pengukuran Kinerja Rantai Pasok

2.6 Ciri Manajemen Rantai Pasok Yang Baik

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi di saat ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki nilai jual,
sehingga dapat menarik minat dari para calon konsumen. Untuk menghasilkan produk
yang berkualitas untuk dapat didistribusikan ke konsumen maka dibutuhkan bahan
baku yang berkualitas dan juga melalui pembuatan yang benar. Manajemen logistik
yang kemudian berkembang menjadi manajemen rantai pasok merupakan sistem
terintegrasi pada perusahaan atau oragnisasi yang mengoordinasikan keseluruhan proses
di dalam mempersiapkan dan menyampaikan produk atau barang kepada konsumen
(Martono, 2018).
Manajemen rantai pasok (supply chain management) memiliki tujuan untuk
mengoordinasikan kegiatan dalam rantai pasok untuk menggunakan keunggulan
kompetitif dan manfaat dari rantai pasokan bagi konsumen akhir.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan nya demand atau permintaan yang
merupakan langkah awal.
Secara konsep permintaan akan diteruskan terhadap produsen, dan diteruskan lagi
terhadap supplier bahan baku, kemudian rantai tersebut mulai bergerak kebawah lagi,
dari supplier - produsen - konsumen kembali (Heizer dan Render, 2012).
Rantai pasok merupakan suatu sistem pada organisasi atau perusahaan yang
menyalurkan barang produksi atau jasa kepada pelanggan. Rantai ini meruapakan
jaringan dari organisasi perusahaan yang saling berhubungan untuk tujuan yang sama
yaitu sebaik mungkin dalam menyalurkan barang (Indrajit, 2016). Strategi manajemen
rantai pasok yang ideal adalah menekan kan efisiensi dan kemampun mengelola dalam
ketepatan merespon permintaan dari konsumen yang diwujudkan dalam aplikasi
kebijakan perusahaan yang menangani enam faktor kinerja dari rantai pasok yaitu
fasilitas, persediaan, transportasi, informasi, sumber daya dan harga

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai salah satu tugas mata kuliah Rantai Pasok dan
Logistik serta membantu dan mempelajari konsep dasar manajemen dan rantai pasok logistic
seperti,Defenisi Manajemen Rantai Pasok,Persediaan Dalam Rantai Pasok,Bagaimana Proses
Manajemen Rantai Pasok,dan Pengukuran Kinerja Dalam Rantai Pasok.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Manajemen Rantai Pasok

Manajemen rantai pasok merupakan suatu upaya pengelolaan aliran distribusi barang,
dari bahan mentah yang didapat dari pemasok, hingga barang jadi yang siap dijual kepada
konsumen. Rantai pasok merupakan suatu jaringan yang terdiri dari beberapa pihak, mulai dari
pemasok, pabrik/manufaktur, pergudangan, perusahaan logistik, distributor, toko-toko atau ritel,
hingga sampai ke konsumen. Agar aliran distribusi barang antara pihak-pihak tadi bisa lebih
efisien, diperlukan adanya manajemen rantai pasok. Sedangkan Manajemen rantai pasok
merupakan metode pengelolaannya.

Menurut definisi Council of Logistics Management, “Supply chain mangement (Manajemen


rantai pasok) adalah koordinasi strategis yang sistematis dan fungsi bisnis tradisional dalam
perusahaan tertentu dan di seluruh bisnis dalam rantai pasokan untuk tujuan meningkatkan
kinerja jangka panjang dari masing-masing perusahaan dan rantai pasokan secara keseluruhan.”

Manajemen rantai pasok tidak hanya berfokus dalam lingkungan perusahaan juga namun juga
hubungannya dengan pihak eksternal (pemasok, konsumen, distributor, dll). Karenanya,
kolaborasi yang terintegrasi sangat penting dalam manajemen rantai pasok. Perusahaan yang ada
dalam aliran rantai pasok harus bekerja sama untuk menghasilkan produk yang murah serta
meningkatkan pelayanannya kepada konsumen tanpa meninggalkan kepetingan masing-masing
perusahaan.

Menurut definisi Council of Logistics Management, “Supply chain mangement (Manajemen


rantai pasok) adalah koordinasi strategis yang sistematis dan fungsi bisnis tradisional dalam
perusahaan tertentu dan di seluruh bisnis dalam rantai pasokan untuk tujuan meningkatkan
kinerja jangka panjang dari masing-masing perusahaan dan rantai pasokan secara keseluruhan.”
Manajemen rantai pasok meliputi

1. Transportasi
2. Transfer Kredit dan Tunai
3. Pemasok
4. Distributor dan Bank
5. Utang dan Piutang
6. Pergudangan
7. Pemenuhan Pesanan
8. Pembagian informasi ramalan, permintaan, produksi, dan kegiatan pengendalian
persediaan.

2.2 Persediaan Dalam Rantai Pasok


Untuk dapat mengelola aliran barang dalam rantai pasok, pertama kita harus mengetahui
dahulu rantai aliran baranguntuk memproduksi suatu produk, dari bahan baku, proses, hingga
produk siap jual. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok
untuk berbagai persediaan. Maksudnya, beberapa bahan yang ada di gudang mempunyai sifat
pergerakan yang berbeda sehingga membuat panjang-pendeknya rantai pasok juga berbeda.
Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut :
a) Bahan baku (raw materials). Mata rantai pertama dimulai dari produsen/pemasok
bahan baku dan mata rantai terakhir berakhir di produsen pembuat produk
jadi/setengah jadi, namun produknya bukan ditujukan untuk konsumen akhir.
Contohnya adalah perusahaan manufaktur mesin pesawat. Untuk membuat mesin
pesawat, perusahaan ini akan memasok barang bakunya dari perusahaan pemasok
lain. Produk akhir dari perusahaan ini adalah mesin pesawat yang kemudian akan
dikirim kepada perusahaan manufaktur pesawat.
b) Barang setengah jadi (work in process product). Mata rantai dimulai dari produsen
bahan jadi/setengah jadi dan diakhiri oleh konsumen akhir. Contohnya adalah
perusahaan manufaktur pesawat, yang memesan berbagai modul untuk membuat
pesawat dari perusahaan lain (seperti sayap, mesin, kokpit, dll). Kemudian
perusahaan ini menggabungkan modul tersebut untuk dijadikan pesawat. Kemudian
pesawat ini akan dijual kepada maskapai penerbangan, pihak militer, ataupun pribadi
yang bertindak sebagai konsumen akhir.
c) Barang komoditas (commodity). Mata rantainya dimulai dari perusahaan tertentu
membeli produk dari perusahaan lain dan berakhir di konsumen akhir. Namun,
produk yang dibeli perusahaan ini tidak diproses, melainkan hanya diganti
kemasannya, atau dijual langsung kepada konsumen tanpa diubah-ubah. Barang
komoditas bisa juga disebut barang resale. Contohnya adalah perusahaan retail
seperti Alfamart yang memasok produk dari berbagai pabrik, kemudian dijual kepada
konsumen. Contoh lainnya adalah penjual ikan di pasar yang mendapatkan ikan dari
pengepul ataupun langsung dari nelayan.
d) Barang proyek. Mata rantainya sama seperti barang mentah, yang dimulai dari
perusahaan pemasok/produsen bahan baku dan berakhir di perusahaan jadi. Namun,
barang yang diproduksi adalah suku cadang maupun bahan baku untuk proyek,
seperti pembangunan pabrik baru dan suku cadang mesin produksi.

2.3 Proses Manajemen Rantai Pasok


Seluruh kegiatan rantai pasok akan berjalan dengan lancar apabila perusahaan-
perusahaan yang terlibat dapat membina hubungan yang baik. Selain itu, keberhasilan
manajemen rantai pasok juga memerlukan beberapa hal :
1) dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan, dan komitmen untuk berubah,
2) memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan,
3) menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok, dan
4) komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

Proses manajemen rantai pasok adalah sebagai berikut :


a. Customer Relationship Management (CRM). Langkah pertama dalam manajemen rantai
pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama perusahaan. Dengan begitu, perusahaan
dapat menentukan berbagai program dengan kinerja tertentu untuk memenuhi permintaan
pelanggan. Sementara untuk pelanggan baru, perusahaan dapat mengembangkan
komunikasi serta prediksi terhadap permintaan pelanggan melalui tim customer service.
Kemudian para manajer dapat mengevaluasi data tersebut dan menentukan pelayanan
yang tepat dan jumlah keuntungan yang ingin didapatkan.
b. Customer Service Management (CSM). Customer Service memberikan informasi
mengenai ketersediaan produk dan tanggal pengiriman produk, serta pelayanan purna
jual, seperti menangani keluhan pelanggan.
c. Demand Management. Proses ini harus bisa menyeimbangkan antara permintaan dan
kemampuan produksi perusahaan. Perusahaan juga harus bisa memprediksi permintaan,
mulai dari apa yang akan dibeli, berapa, dan kapan.
d. Customer Demand Fulfillment. Proses penyelesaian pesanan dapat dilakukan secara
efektif apabila adanya integrasi rencana kerja antara produk, distribusi, dan transportasi.
Hubungan sesama rekan pekerja dalam rantai pasok juga diperlukan agar bisa memenuhi
kebutuhan pelanggan dan meningkatkan pelayanan serta mengurangi biaya total.
e. Manufacturing Flow Management. Dengan menerapkan manajemen rantai pasok,
perusahaan memproduksi produk sesuai dengan permintaan pelanggan maupun dari
ramalan permintaan. Berdasarkan data ini kemudian dibuatlah jadwal dan urutan proses
produksi. Penyusunan sistem produksi ini harus fleksibel, dengan kata lain bisa cepat
menyesuaikan apabila permintaan berubah secara mendadak. Karena itulah manajer harus
berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang
proses, perubahan dalam desain produk, dan perhatian pada rangkaian produk
f. Procurement. Pada proses ini perusahaan menjalin hubungan yang saling menguntungkan
dengan perusahaan – perusahaan pemasok bahan baku. Para pemasok ini dilibatkan sejak
tahap desain awal produk agar dapat mengurangi waktu pengembangan produk, serta
meningkatkan koordinasi antara engineering, purchasing dan supplier pada tahap desain
akhir produk.
g. Pengembangan Produk dan Komersialisasi. Agar pengembangan produk bisa dilakukan
dengan cepat, maka pemasok, jurnalis, serta para expert juga harus dilibatkan agar
produk dapat segera di launching. Terutama untuk produk yang siklus hidupnya singkat.
h. Retur. Proses manajemen retur yang baik dapat memungkinkan perusahaan untuk dapat
dengan cepat memperbaiki produk yang cacat produksi, serta memperbaiki keseluruhan
operasi produksi agar tidak ada lagi barang yang cacat.

2.4 Anggota Rantai Pasok


Aktivitas dalam rantai pasok dimulai dengan adanya permintaan dari konsumen dan
diakhiri dengan aktivitas pembayaran oleh konsumen setelah permintaannya terpenuhi.
Ilustrasinya adalah sebagai berikut: Seseorang pergi ke suatu toko serba ada untuk
membeli minuman ringan. Rantai pasok dimulai dari orang ini dan kebutuhannya akan
minuman ringan. Rantai berikutnya adalah toko serba ada yang dikunjungi oleh orang ini.
Toko serba ada menyediakan minuman ringan dalam rak-rak di tokonya yang dipasok
oleh pemasok minuman ringan. Pemasok ini memasok minuman ringan menggunakan
truk dari satu toko ke toko lainnya. Minuman ringan tersebut dikirim dari produsen
minuman ringan yang bahan bakunya diperoleh dari beberapa pemasok. Rangkaian rantai
pasok yang dimulai dari pemasok bahan baku untuk pabrik pembuat minuman ringan dan
berakhir di tangan konsumen yang membutuhkan minuman ringan, merupakan mata
rantai yang saling terkait.
Elemen yang termasuk dalam rantai pasok meliputi seluruh perusahaan atau
organisasi yang berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan focal
company (dalam ilustrasi di atas adalah pabrik pembuat minuman ringan), baik sebagai
pemasok bahan baku maupun konsumen, dari point of origin to the point of consumption.
Menurut Stock and Lambert (2001, 63), seluruh perusahaan atau organisasi yang terkait
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu primary member dan supporting member. Primary
member atau anggota utama dari sebuah rantai pasok adalah semua unit bisnis yang
secara nyata melakukan aktivitas operasional atau manajerial dalam sebuah proses bisnis.
Proses bisnis ini dirancang untuk menghasilkan produk atau jasa untuk konsumen
tertentu atau pasar, dalam contoh di atas adalah pabrik pembuat minuman ringan.
Sedangkan supporting member atau anggota pendukung dalam rantai pasok adalah
perusahaan yang menyediakan bahan awal, ilmu, utilitas, atau aset lain yang penting tapi
tidak langsung berpartisipasi dalam aktivitas yang menghasilkan atau merubah sebuah
input menjadi output untuk konsumen. Dalam contoh di atas yang termasuk dalam
anggota pendukung ini adalah pemasok bahan baku, perusahaan penyewaan truk, toko-
toko swalayan dan lain sebagainya. Satu unit yang sama dapat menjadi anggota utama
pada satu proses, namun dapat juga menjadi anggota pendukung pada proses lainnya. Hal
ini dipengaruhi oleh jenis proses bisnis dimana unit itu berperan.

2.5 Pengukuruan Kinerja Rantai Pasok


Dengan sifatnya yang dinamis, rantai pasok mampu menyesuaikan terhadap
perubahan yang terjadi pada pasokan dan permintaan. Untuk mengetahui kinerjanya
harus dilakukan pemantauan dan pengendalian pada setiap aktivitas di dalamnya setiap
hari.

1. Customer Service Metrics

Metrik ini digunakan untuk mengukur seberapa baik sebuah perusahaan melayani
konsumennya dan sejauh mana rantai pasok dapat mendukung hal tersebut. Menurut
Waren Hausman seorang profesor dari Stanford University di dalam Hugos (2003, 144),
service menggambarkan kemampuan untuk mengantisipasi, membaca dan memenuhi
kebutuhan konsumen sesuai dengan produk yang dikehendaki dan tepat waktu. Metrik-
metrik yang digunakan dalam customer service tergantung pada jenis proses dalam
sebuah perusahaan, yaitu apakah termasuk dalam build to stock (BTS) atau build to order
(BTO).

2. Internal efficiency

Internal efficiency mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan


yang maksimal dengan menggunakan aset-aset yang dimiliki.

Beberapa ukuran yang sering digunakan adalah :

• Inventory value
Inventory merupakan aset utama dalam rantai pasok yang harus diukur setiap waktu
sepanjang rantai pasok.

• Inventory turns

Merupakan salah satu cara untuk mengukur tingkat keuntungan dari persediaan dengan
memperhitungkan kecepatan terjualnya persediaan dalam kurun waktu tertentu.

• Return on Sales

Return on sales merupakan satu parameter pengukuran yang digunakan secara luas

untuk mengetahui seberapa baik kegiatan operasional perusahaan dijalankan.

• Cash-to-Cash cycle time

Digunakan untuk mengukur lamanya waktu mulai dari pembayaran material

oleh perusahaan kepada pemasok sampai perusahaan menerima pembayaran

dari konsumen.

3. Demand Flexibility

Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam merespon permintaan baru dari


konsumen baik dari sisi kuantitas maupun jenis produk dan bertindak secara cepat dalam
memenuhi permintaan tersebut. Perusahaan atau rantai pasok harus mempunyai
kemampuan dalam area ini agar mampu menghadapi kondisi yang tidak pasti pada pasar
yang mereka layani. Terdapat beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk melihat
seberapa fleksibel suatu perusahaan, yaitu :

• Activity Cycle Time

Merupakan ukuran yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
dalam rantai pasok

• Upside Flexibility

Mengukur seberapa cepat kemampuan perusahaan atau rantai pasok dalam merespon
peningkatan permintaan dari jumlah normal.
• Outside Flexibility

Mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan produk yang dibutuhkan


konsumen disamping produk yang sudah ada. pada konsumen yang sudah ada.

4. Product Development

Ukuran ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atau rantai pasok dalam
mendisain, membuat dan mendistribusikan produk baru ke pasar seiring dengan
perubahan yang terjadi dalam pasar.

2.6 Ciri Manajemen Rantai Pasok Yang Baik


Ciri perusahaan yang mempunyai manajemen rantai pasok yang baik, menurut Supply
chain Council yang mempunyai metodologi yang disebut SCOR, singkatan dari Supply
chain Operation Reference. Ada 5 aspek agar manajemen rantai pasok suatu perusahan
berjalan dengan baik, yaitu:
a) Reliability
b) Responsiveness
c) Agility
d) Efficiency
e) Asset productivity
 Reliability
Yang berarti handal, barang yang diproduksi sampai ke tangan konsumen harus
berkualitas sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan konsumen.
 Responsiveness
Yang berarti kecepatan memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih cepat. Kalau tahun
yang lalu siklus waktu pemesanan 2 hari, maka sekarang harusnya bisa kurang dari 2
hari.
 Agility
Yang artinya ukuran kemampuan untuk fleksibel dan adatif. Deman atau permintaan bisa
naik dan bisa turun dan itu pun bisa mendadak.
 Efficiency
Yang artinya efisien, manajemen rantai pasok yang bagus juga dicirikan oleh proses
effisiensi.
 Asset Productivity
Manajemen rantai pasok adalah mengelola asset. Ada pabrik, ada mesin produksi yang
ada, ada bangunan, ada forklift yang mungkin ada di gudang, kapal, truk dan alat
transportasi yang lain. Ini yang dinamakan asset.
Dari 5 ciri manajemen rantai pasok di suatu perusahaan seperti diatas dapat
dikelompokkan menjadi 2 yang memenuhi kepentingan pelanggan dan yang memenuhi
kepentingan perusahaan.
Yang memenuhi kepentingan pelanggan adalah:
a) Reliability
b) Responsiveness
c) Agility
Yang memenuhi kepentingan perusahaan adalah:
a) Efficiency
b) Asset productivity

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen rantai pasok (supply chain management) memiliki tujuan untuk
mengoordinasikan kegiatan dalam rantai pasok untuk menggunakan keunggulan
kompetitif dan manfaat dari rantai pasokan bagi konsumen akhir.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan nya demand atau permintaan yang
merupakan langkah awal.
Secara konsep permintaan akan diteruskan terhadap produsen, dan diteruskan lagi
terhadap supplier bahan baku, kemudian rantai tersebut mulai bergerak kebawah lagi,dari
supplier - produsen - konsumen Kembali.
Untuk dapat mengelola aliran barang dalam rantai pasok, pertama kita harus
mengetahui dahulu rantai aliran baranguntuk memproduksi suatu produk, dari bahan
baku, proses, hingga produk siap jual. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat
pergerakan rantai pasok untuk berbagai persediaan.

DAFTAR PUSTAKA

MANAJEMEN RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN MANAGEMENT) (ubharajaya.ac.id)

Chase, R.B., Jacobs, F.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management for Competitive
Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.

Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and
Operations. Second Edition. Pearson Education International.

Yolanda M. Siagian, Cetakan II 2007, Aplikasi Supply Chain management dalam Dunia Bisnis,

Grasindo Barry Render, Jay Haeizer, 2001, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat.

http://adnanedoudou.unblog.fr/tag/supply-chain-management-logistics-procurement -
purchasing/

Cooper, M. C., Lambert, D. M., & Pagh, J. D. (1997). Supply chain management: more than a
new name for logistics. The international journal of logistics management, 8(1), 1-14.

Anda mungkin juga menyukai