Anda di halaman 1dari 22

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PERUSAHAAN DELL COMPUTER

OLEH A.A. PRIMANINGRAT GITA PUSPITA (1104505066) TRY SUNDARI SUARTA (1104505083)

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2013

BAB I PENDAHULUAN

Pertumbuhan industri saat ini yang kian pesat menciptakan persaingan yang semakin kompetitif di kalangan pemainnya. Industri satu dan lainnya saling mengejar ketinggalan dan ingin menjadi yang terdepan dengan tak hentinya menggali potensi yang dimiliki serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi yang juga berkembang dengan pesat. Industri juga dituntut untuk semakin efisien dan responsif dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Efisien dalam pengadaan barang maupun jasa dan responsif dalam arti cepat tanggap dalam menyediakan barang dan jasa tersebut sehingga konsumen dapat memperohlehnya secara tepat waktu. Distribusi merupakan proses yang penting dalam dunia industri baik sejak dulu maupun era modern saat ini. Distribusi pada umumnya dimulai dari pengadaan barang dari produsen ke distributor utama kemudian dilanjutkan ke agen-agen yang lebih kecil lalu ke supermarket, toko, ataupun pengecer lainnya dan akhirnya sampai ke konsumen atau pengguna. Proses distribusi seperti ini dirasa kurang efektif dan efisien terlihat dari lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan pengiriman produk dari produsen ke konsumen. Untuk menjadi efisien perusahaan perlu mempunyai tingkat persediaan rendah untuk menghemat biaya gudang dan pekerja sedangkan untuk menjadi responsif perusahaan harus memiliki persediaan barang yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen secara tepat waktu. Dari segi transportasi untuk menjadi efisien dari segi biaya maka distribusi pengiriman harus dilakukan secara minim pula. Barang disimpan di gudang terlebih dahulu setelah memenuhi kuantitas maksimal tertentu baru dikirim bersamaan menuju gudang-gudang sub area sehingga pengiriman tidak perlu berkali-kali dengan kuantitas sedikit. Hal tersebut memang dapat menekan biaya transportasi menjadi lebih efisien namun tidak efektif karna akan memakan waktu tunggu yang lama dan menimbulkan penumpukan barang di gudang dan membutuhkan jumlah pekerja yang besar. Untuk memenuhi sikap efisien dan responsif tidaklah mudah dan seringkali bertolak belakang, dibutuhkan perbaikan baik di internal perusahaan itu sendiri maupun dalam hubungannya dengan supplier, pabrik, perusahaan transportasi, maupun jaringan distribusi lainnya. Suplier adalah pihak yang mengolah bahan baku dari alam menjadi komponen, pabrik

yang mengubah komponen dan bahan baku menjadi produk jadi, perusahaan transportasi yang mengirimkan bahan baku dari supplier ke pabrik, dan jaringan distribusi adalah pihak yang akan menyampaikan produk ke tangan pelanggan. Untuk dapat menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga yang bersaing, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan. Hal-hal diatas yang kemudian melatarbelakangi lahirnya konsep baru pada tahun 1990-an yaitu Supply Chain Management (SCM) yang dirasa mampu memberikan solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah sistem Supply Chain Management (SCM) pada perusahaan DELL COMPUTER.

BAB II DASAR TEORI

2.1

Supply Chain Management Di era ini SCM menjadi hal yang sangat penting karena faktor perubahan lingkungan

bisnis berupa ketidakpastian permintaan konsumen sehingga perusahaan membutuhkan fleksibilitas yang tinggi untuk memenuhinya. Faktor globalisasi juga menjadi pendorong dibutuhkannya SCM yang kuat. Berikut merupakan teori dasar mengenai SCM. 2.1.1 Pengertian Supply Chain Management Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah proses payung di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000, halaman 197) Supply Chain Management dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir.

(http://baihaqi.wordpress.com/2006/12/16/supply-chain-supply-chain-management/) Dari Definisi-definisi diatas Supply Chain Management adalah aplikasi terpadu yang memberikan dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga tingkat kesediaan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. SCM mengintegrasikan mulai dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan bahan mentah, order tracking, penyebaran informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja, pelayanan purna jual, dan pengembangan produk baru. Secara sederhana Supply Chain Management (SCM) merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan barang ke konsumen, yang dimulai dari membeli bahan mentah, merubah material menjadi bahan jadi, sampai mendistribusikan barang tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi untuk mendapatkan produk yang benar, pada jumlah yang benar, tepat waktu, dan biaya yang minimal.

Terdapat beberapa strategi SCM yang telah dikembangkan, diantaranya mass production, just in time, dan build to order. Mass production pertama kali dikembangkan oleh Henry Ford. Prinsip dari mass production adalah memproduksi barang dalam kuantitas yang besar dengan mengikuti standar desain produk yang telah dibuat. Just in time adalah strategi untuk mengurangi jumlah inventory atau persediaan, dengan cara memproduksi tepat seperti permintaan dari proses berikutnya. Strategi ini dikembangkan oleh perusahaan Toyota dan diimplementasikan di seluruh perusahaan Jepang. Build to order adalah suatu paradigma dimana perusahaan hanya memproduksi barang sesuai pesanan pelanggan dan tidak menyediakan stok untuk dijual di retail. 2.1.2 Tujuan dan Manfaat Supply Chain Management Berikut merupakan tujuan utama dari SCM (Supply Chain Management): 1. Penyerahan / pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen 2. Mengurangi biaya 3. Meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan) 4. Mengurangi waktu 5. Memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi Berikut merupakan manfaat dari SCM (Supply Chain Management) apabila diterapkan dalam sebuah perusahaan atau industri: 1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan. 2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan terbuang percuma, karena diminati konsumen. 3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM. 5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan. 2.1.3 Pemain Utama Dalam SCM Dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu : 1. Supplier Orang atau perusahaan yang menyediakan komponen (bahan material) yang akan diproses oleh manufakturer menjadi sebuah produk 2. Manufactures Perusahaan yang mengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Customers 2. Distribution Orang atau perusahaan yang mentransfer barang dari manufakturer ke retailer atau langsung ke pelanggan dan mentranfer informasi serta biaya barang dari retailer/pelanggan ke manufakturer. 3. Retail Outlet Orang atau bisnis menjual barang eceran. Retailer disebut juga dengan pengecer. 4. Customers Pembeli saat ini, orang yang berpotensi membeli produk, atau pengguna dari produkproduk. Langkah-lagkah perjalanan hubungan keterkaitan antar pemain pada Supply Chain Management (SCM) dapat dilihat sebagai berikut a. Chain 1: Supplier Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana rantai penyaluran baru akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam

bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan lain-lain. b. Chain 1-2-3: Supplier-Manufactures-Distribution Barang yang sudah dihasilkan oleh manufactures sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walaupun sudah tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang kepada pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. c. Chain 1-2-3-4: Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventoris dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture maupun ke toko pengecer. d. Chain 1-2-3-4-5: Supplier-Manufactures Distribution-Retail Outlet-Customer. Para pengecer atau retailer menawarkan barang langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang langsung. Yang termasuk retail outlet adalah toko kelontong, supermarket, warungwarung, dan lain-lain. 2.1.4 Membangun Supply Chain Manajemen Untuk membangun suatu sistem manajemen rantai pasokan yang optimal, kita harus perhatikan lima hal dasar sebagai-berikut : 1. Perencanaan Ini merupakan proses awal yang strategis, harus dipikirkan mulai dari awal bagaimana membuat suatu tolok ukur untuk menentukan tingkat efisiensi, harga, kualitas, dan nilai pada pelanggan 2. Pemasokan Pilihlah pemasok-pemasok yang paling baik, dan tentukan tolok ukur untuk menjaga kualitas, komitmen, penerimaan barang, pemeriksaan, pemindahan ke pabrik, serta pembayaran

3.

Pembuatan Yang ini merupakan langkah pabrikasi, tentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk pembuatan, pemeriksaan, pemaketan, dan persiapan pengiriman. Tentukan tolok ukur yang jelas tentang tingkat kualitas, tingkat produksi, dan produktivitas karyawan

4.

Pengantaran Bagian ini disebut juga logistik. Atur penerimaan pesanan dari pelanggan, buat jaringan pergudangan, pilih ekspedisi pengiriman barang ke arah pelanggan, dan juga masalah pembayaran Pengembalian bagian ini menangani masalah pengembalian barang cacat atau produksi berlebih dari pelanggan

5.

2.2

E-Commerce E-Commerce adalah transaksi dan semua bentuk komunikasi lainnya antara pelanggan

dan penjual yang merupakan partner bisnis. (Managing Information Technology, Carol V.Brown) Dengan adanya e-commerce penjual dan pembeli tidak perlu bertemu secara langsung karena transaksi bisa dilakukan melalui internet. Penjual akan membuat website yang berisi informasi produk beserta harganya, cara melakukan transaksi pembelian, dan contact person yang dapat dihubungi. Dewasa ini e-commerce menjadi hal yang sangat populer, mengingat transaksi melalui cara ini terbilang sangat praktis. Konsumen tidak perlu pergi ke toko untuk memilih dan membeli barang, yang artinya konsumen menghemat biaya transportasi dan waktu. Penjual pun dapat memperluas metode penjualan yang tidak hanya bergantung dari penjualan melalui distributor dan retailer, melainkan menggunakkan media informasi internet. Keuntungannya penjual dapat menjangkau konsumen di seluruh daerah, karena barang dapat diantar dimanapun konsumen berada. Bahkan terdapat beberapa tipe penjual yang tidak memiliki toko secara nyata, melainkan 100% melakukan penjualan hanya melalui internet. Tentu saja hal ini membawa keuntungan bagi penjual yaitu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membuka toko, membayar gaji karyawan, biaya overhead, dan lain-lain.

Penjual yang menggunakkan konsep e-commerce meliputi retailers, distributor, bahkan produsen secara langsung. Salah satu contoh perusahaan produsen yang menggunakkan fasilitas e-commerce adalah Dell Inc. Sedangkan contoh retailer yang menggunakkan fasilitas ecommerce salah satunya adalah bhineka.com yang melakukan penjualan komputer.

2.3

Direct and Indirect Sales Metode direct sales adalah metode dimana produsen melakukan penjualan langsung ke

end user. Metode ini dapat menghindari biaya intermediary dan biaya retailer. Sebagai akibatnya cost untuk memproduksi barang menurun dan profit perusahaan pun bertambah. Dalam direct sales, penjual dapat langsung memesan barang sesuai yang diinginkan. Produsen memberikan informasi pilihan produk di website dan customer dapat memesan sesuai keinginannya. Untuk melakukan pemesanan, customer dapat menggunakkan telepon atau memanfaatkan pemesanan online. Indirect sales adalah metode penjualan yang menggunakkan intermediary dan retailers. Metode ini adalah metode yang mayoritas digunakkan oleh berbagai perusahaan. Perusahaan produsen biasanya akan melakukan analisis pasar dan mengeluarkan forecast produksi. Setelah forecast terbentuk, maka bagian produksi akan memproduksi barang sesuai forecast. Selanjutnya produk akan didistribusikan ke intermediary dan akhirnya ke retailers. Intermediary dan retailer tentu saja secara otomatis akan memiliki stok barang yang belum terjual.

Gambar 2.1 Perbedaan Indirect distribution channel (tradisional) dan Direct Distribution Channel (Manataki, Areti. 2007. A Knowledge-Based Analysis and Modelling of Dells Supply Chain Strategies. Chapter 2, page 4)

Keuntungan metode direct sales adalah produsen dapat memproduksi barang sesuai pesanan pelanggan. Sehingga produsen tidak perlu menyimpan persediaan barang jadi yang terlalu banyak yang artinya mengurangi jumlah inventory. Selain itu produsen juga dapat menerima pembayaran lebih cepat dari pada produsen menggunakkan sistem indirect sales. Hal ini disebabkan pembeli langsung melakukan pembayaran dalam hitungan hari setelah transaksi dilakukan, sedangkan metode pembayaran ke supplier masih menggunakan cara tradisional dimana rata-rata pembayaran dilakukan satu bulan setelah barang diterima. Kerugian metode direct sales adalah biaya pengiriman barang yang tinggi, karena pembeli yang hanya membeli satu unit produk juga tetap harus diantar.

BAB III PEMBAHASAN

Michael Dell yang merupakan perintis Dell Computer, berpendapat bahwa tantangan utama yang harus dihadapi oleh sebuah industry adalah saat kecepatan menjadi ukuran yang kritis Mengubah fokus dari berapa persediaan yang harus disimpan menjadi seberapa cepat dia berpindah atau mengalir. Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan Dell Computer dalam melakukan efisiensi dan efektifitas adalah dengan menerapkan sistem supply chain management (SCM). 3.1 Sejarah Perusahaan Dell Computer Pada tahun 1983 Michael Dell mulai membeli sisa-sisa persediaan PC buatan IBM yang sudah kuno dan tinggal guna dari pengecer setempat, merubahnya dengan cara meningkatkan kapasitasnya, kemudian menjualnya dengan harga murah pada pembeli yang berminat. Kemudian ia mendirikan perusahaan PCsLtd dan menjadi retail dengan barang berlebih, menjual komponen dan PC. Strateginya adalah menjual langsung kepada pemakai atau end user, sehingga Dell memiliki perusahaan baru yang setara dengan IBM. Bahkan produk yang dijualpun hampir sama dengan IBM dan tentunya dengan harga yang jauh lebih rendah yaitu 40% dibawah harga PC IBM. Selama sekian tahun PCs Ltd, memperoleh uang, karyawan, dan sumberdaya yang menguntungkan. Dell mengganti model bisnisnya dan menambah kapasitas produksi untuk yang lebih besar. Pada tahun 1987 perusahaan yang didirikan diberi nama Dell Komputer. Dan kantor internasional juga dibuka pada tahun yang sama. Pada tahun 1988 Dell menambah jumlah tenaga penjual untuk melayani pelanggan yang lebih banyak. Perusahaannya telah beralih dari sekedar meningkatkan PC tua merk IBM menjadi perusahaan yang membuat komputer sendiri dengan mengembangkan pendekatan yang berbeda dari industri PC lainnya kala itu yaitu dengan secara langsung ke end user. Hal inilah yang memberikan keunggulan unik kepada Dell atas perusahaan pembuat komputer lain yang sudah mapan yang memfokuskan diri pada produknya. Saat ini Dell Computer Corporation merupakan perusahaan komputer terbesar di dunia yang melakukan penjualan produknya secara langsung. Penawarannya pada pelanggan meliputi seluruh jenis sistem komputer, termasuk sistem desktop computer, notebook computer, workstation, network servers, dan storage products, termasuk juga sejumlah peripheral hardware,

software, dan jasa-jasa lainnya yang terkait. Model penjualan perusahaan ini ialah melakukan hubungan langsung dengan pelanggan perusahaan, pelanggan institusi, maupun pelanggan yang membeli melalui telepon dan internet. Dell menjual produk dan service-nya kepada perusahaan besar, kantor pemerintah, institusi kesehatan dan pendidikan, perusahaan kecil dan medium, serta kepada perseorangan.

3.2

Model Supplay Chain Manajemen Pada DELL COMPUTER Dell mengurangi inventory, meningkatkan return on capacity, dan mengurangi waktu

yang digunakan tanpa menambah nilai barang. Dell tidak memilki pihak pengecer untuk menghubungkan ke konsumen, pihak Dell langsung berhubungan dengan para konsumennya. Dell memiliki waktu standar untuk para perusahaan anggota supplay chain dari alur produksinya. Contohnya sebagaian besar komponen hanya boleh disimpan di gudang Dell selama rata-rata 15 menit, Dell telah menciutkan jumlah pemasok dari 204 perusahaan menjadi 47 perusahaan pada tahun 1992 untuk mendapatkan tingkatan kerjasama dan integrasi demikian. Dell juga mengutamakan pemasok yang lokasinya dekat dengan pabrik dibanding pabrik yang jauh letaknya, meskipun biaya pabrik lokal tersebut lebih mahal. Komponen tidak boleh dipesan oleh perusahaan-perusahaan anggota sebelum Dell menerima pesanan dari pelanggan. Berikut ini merupakan skema direct distribution channel Dell dibanding industri PC lain yang masih menggunakan indirect distribution channel.

Gambar 3.1 Perbedaan Indirect distribution channel industri PC lain dan Dells Direct Distribution Channel (Manataki, Areti. 2007. A Knowledge-Based Analysis and Modelling of Dells Supply Chain Strategies. Chapter 2, page 11)

Model direct selling atau direct business model yang dikembangkan Dell tersebut, menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut : 1. Mengurangi inventory 2. Berarti mengurangi inventory carrying cost 3. Mengurangi biaya penjualan, biaya penjualan meningkat apabila terlalu banyak tangan untuk sampai ke konsumen. Perusahan Dell Computer langsung turun tangan dalam melayani konsumennya. 4. Menambah fleksibilitas dalam menghadapi perkembangan pasar 5. Langsung berhubungan dengan pelanggan sehingga mampu langsung memberikan layan Melalui strategi yang Michael Dell namakan virtual integration atau integrasi maya , bisnisnya akan berdampak nyata kepada suplier dan pelanggan sehingga semua bagian memiliki kesamaan dalam organisasi. 1. Build-to-Order Manufacturing and Mass Customization Pesanan Dell membuat stasion kerja server untuk melayani pesanan sehingga pelanggan Dell dapat memesan sesuai kebutuhannya. Pesanan langsung direspon oleh Dell, barang pesanan dirakit dalam lintas produksi oleh pekerja, dan order pesanan sudah terbagi sesuai dengan spesifikasi yang pelanggan butuhkan. Ketika PC yang dirakit sampai pada stasiun atau gudang sementara, operator merakit secara otomatis komponen akan diperiksa ulang untuk dicocokan dengan spesifikasinya kemudian melalui distributor langsung dikirim ke konsumen sehingga tidak ada penumpukan. Dell memiliki tiga tempat untuk merakit PC yaitu di Austin, Texas; Limerick, Ireland and Penang Malaysia. 2. Partnerships with Suppliers Membina hubungan kemitraan dengan suplier untuk keuntungan jangka panjang. 3. Market Segmentation Dell melakukan penjualan pada level individu dimana dell langsung berhubungan pada pelanggan, bisnis kecil melalui telepon, faximile, dan internet. Misalnya call center yang berada di U.S memberikan informasi kepada pelanggan Dell dan pelanggan dapat meminta spesifikasi model yang diinginkan serta membayar memalui kartu

kredit. Dell juga menyediakan layanan kepada pelanggan dimana pelanggan bisa menelpon kapan saja dengan gratis Dalam memproduksi barang, Dell memiliki strategi membuat komputer dengan komponen yang tersedia di dalam pasaran, sehingga Dell tidak perlu membuat komponen sendiri. Dell tidak harus menumpuk komponennya sebelum merakitnya menjadi komputer. Strategi terakhir ini memberikan beberapa keuntungan-keuntungan seperti : 1. Tidak perlu mempunyai aset berupa mesin dan peralatan untuk merakit komputer 2. Tidak perlu membangun bagian research and development 3. Tidak perlu mempunyai pegawai banyak 4. Tidak prlu tempat yang luas untuk melakukan perakitan

3.3

Pengukuran Kinerja Model Supply Chain Pada Dell Computer Pengukuran kinerja model supply chain dibagi menjadi dua, yaitu secara kualitatif dan

kuantitatif. Secara kualitatif meliputi kepuasan pelanggan dan kualitas produk. Secara kuantitatif meliputi lead time dari pemesanan ke pengiriman, supply chain response time, fleksibilitas, dan banyak yang lain. Pengukuran kinerja metode kuantitatif ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu pengukuran kinerja Non-Financial dan Financial. (Y Narahari, Shantanu Biswas. Performance Measures
and Performance Models for Supply Chain Decision Making. SUPPLY CHAIN PERFORMANCE MEASUREMENT AND IMPROVEMENT)

Kali ini akan digunakan pengukuran kinerja Supply Chain Management dengan menggunakan metode kuantitatif. 3.3.1 Pengukuran Kinerja Non-Financial Pengukuran kinerja non-financial meliputi cycle time, level layanan pelanggan, level inventory, resource utilization, performa-bility, fleksibilitas, dan kualitas. 3.3.1.1 Cycle Time Pada suatu proses bisnis dikenal adanya lead time dan supply chain time, keduanya merupakan waktu delay dari pesanan ke penerimaan pelanggan. Untuk melakukan pembelian ke Dell, pelanggan cukup mengakses website dan mengikuti petunjuk yang ditayangkan di layar monitor. Pelanggan akan menerima konfirmasi pesanannya dalam waktu 5 menit setelah memesannya dan dalam waktu 36 jam (3 hari) sesudah itu, pesanannya akan selesai dibuat dan keluar dari production line untuk diantar. Sebagian besar dari waktu yang digunakan bukan

untuk asembling produk tersebut, tetapi untuk pemasangan software dan pengetesannya. Pembayaran Dell dapat dilakukan dengan credit card melalui internet, dalam waktu 24 jam sesudah pemesanan dilakukan. Bandingkan dengan pesaingnya yang besar seperti Compaq, yang harus menunggu pembayaran sampai 35 hari dari penyalur utamanya. 3.3.1.2 Level Layanan Pelanggan Beberapa strategi Dell dalam memuaskan para pelanggan ialah dengan memberi layanan kecil yang berguna bagi pelanggan seperti : 1. Membantu merencanakan konfigurasi komputer 2. Memasang software standar 3. Memasang asset sticker 4. Mengunjungi pelanggan untuk memberikan layanan purna jual 5. Membantu dalam pembelian PC dan layanannya 6. dan sebagainya

Gambar 3.2 Bentuk Pelayanan Dell Computer (Sumber : http://www.scribd.com/doc/175398244/Supply-Chain-Management-Pada-Perusahaan-DellComputer)

3.3.1.3 Level Inventory Persediaan barang (inventory) menyumbangkan biaya yang cukup besar dari total biaya untuk memproduksi suatu barang pada perusahaan. Inventory dapat berupa raw material (bahan baku), barang setengah jadi, barang jadi, atau sparepart. Karena faktor biaya dan resiko kerusakan barang inilah, maka perusahaan harus memikirkan juga bagaimana mengelola

inventory tanpa memberikan resiko kekurangan barang atau kehilangan kesempatan menjual produk (lost sale). Pada perusahaan Dell sudah memikirkan bagaimana produk diproduksi tanpa memberikan banyak inventory dengan metode just-in-time yang dikembangkan Dell. Di pabriknya di Limerik, paling sedikit 40% dari komponennya dibuat dan dipasok atas dasar JIT, 45% lagi disediakan di gudang pemasok yang berada dekat dengan pabrik Dell. Pemasok mengisi kembali persediaan barang-barangnya, dan mengirimkannya ke Dell saat ada pesanan. Barang-barang besar yang sudah jadi sebagai subassembly seperti monitor dan speaker ditangani secara berbeda. Barang-barang ini tidak dikirim ke gudang Dell, tetapi langsung dikirim ke pelanggan. Dengan cara ini diperoleh penghematan biaya pengiriman sebesar $30 per jenis barang. Dell baru ditagih apabila barang tersebut sudah meninggalkan gudang pemasok atas permintaan pelanggan, sehingga barang itu hanya berada di gudang Dell rata-rata setengah hari saja. 3.3.1.4 Resource Utilization Jaringan supply chain menggunakan berbagai macam resources, seperti manufacturing resources (mesin, peralatan, dll), storage resources (gudang, automatic storage, dll), logistics resources (truk, kereta, kargo, dll), sumber daya manusia (buruh, ilmuan, dan personil teknis), dan finansial (persediaan, working capital, dll). Pada Dell tujuan utama dari utilisasi aset dan sumber daya yang ada secara efisien adalah untuk memaksimalkan tingkat layanan pelanggan, meminimalkan lead time, dan mengoptimalkan tingkat persediaan (inventory).

3.3.2 Pengukuran Kinerja Financial Terdapat beberapa fixed costs dan biaya operasional yang berhubungan dengan supply chain. Intinya, perhitungan biaya ini dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan dengan menjaga biaya supply chain tetap rendah. Biaya itu meliputi biaya transportasi, pergudangan (inventory), fasilitas, operasi, teknologi, material, dan upah pekerja. Financial performance dari supply chain dapat diukur dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini : 1. Biaya bahan baku 2. Pendapatan dari produk yang terjual 3. Aktivitas yang menghasilkan biaya seperti material handling, manufacturing, assembling, dll

4. Biaya simpan barang 5. Biaya transportasi 6. Biaya-biaya yang ditimbulkan karena kerusakan barang atau kesalahan dalam memenuhi pesanan Perusahaan Dell mengelola dengan baik aliran barangnya, sehingga bisa meminimalisir biaya yang dikeluarkan karena supply chain. Biaya transportasi dan biaya simpan bisa ditekan dengan sistem JIT yang diusung Dell. Biaya yang timbul karena kerusakan barang atau kesalahan pemenuhan pesanan pun bisa ditekan karena sistem assembly-to-order yang dipakai oleh Dell.

3.4

Cycle View Pada Dell Computer Supply Chain pada Dell dia hanya memerlukan dua buah cycle process yaitu

Procurement cycle dan Customer ordes and manufacturing cycle. Hal ini karena, Dell memperoleh komponen-komponen yang berasal dari supplier yang kemudian di proses oleh Dell menjadi sebuah produk elektronik (CPU) yang nantinya akan digunakan oleh customer. Dalam pendistribusian barang, Dell tidak menggunakan distributor maupun retailer dalam menyalurkan barang produksinya, tetapi penyaluran barang hasil produksinya itu langsung ke customer berdasarkan permintaan customer. Berikut ini akan dijelaskan cycle view pada dell

Gambar 3.3 Cycle View Dell (Sumber : http://manajemen-rantaipasok.blogspot.com/)

a. Customer Order
Pesanan pelanggan pada Dell Computer merupakan titik awal dari setiap aktivitas yang akan dilakukan pada aliran proses produksi dan distribusi produk Dell. Dell menganut sistem assembly-to-order atau beroperasi ketika terdapat pesanan dari pelanggan. Konsumen sebagai titik awal dan titik akhir proses memiliki peran untuk melakukan pesanan dan menentukan seperti apa barang yang diingikannya. Aktivitas yang dilakukan pelanggan tentunya memesan produk, baik via website atau telepon dan melakukan pembayaran maksimal 24 jam setelah pemesanan.

Gambar 3.4 Interface Pemesanan Dell melalui Website (Hernawan Septia N. Supply Chain Management pada Perusahaan Dell Computer. Page 8.)

b. Proses manufacturing yang terjadi pada perusahaan Dell Computer adalah perakitan dari bahan-bahan yang diproduksi oleh pabrik-pabrik supplier. Menurut sumber yang ada, proses produksi memakan waktu 36 jam dan itu bukan karena proses perakitan yang lama, tetapi proses pengecekan kualitas dari produk. c. Procurement atau pengadaan merupakan aktivitas menyediakan bahan baku untuk proses produksi. Pada Dell berarti pengadaan bahan-bahan yang akan dirakit dan menjadi produk jadi. Dell menggunakan jasa dari third-party untuk mengantarkan bahan baku dari tempat-tempat di Amerika untuk di antar ke pabrik Dell, lalu dirakit. Dalam sistem JIT (just in time), Dell juga mengembangkan E-Procurement dan aliran informasi yang terintegrasi antara Dell, supplier, dan pelanggan. Saat pelanggan memesan sebuah produk ke Dell, maka supplier di waktu yang sama (real time) mendapatkan informasi yang membuat mereka mengerti seberapa banyak produk yang harus dikirim ke pabrik Dell.

d. Distribution Distribusi atau hantaran merupakan aktivitas pemindahan barang (biasanya produk jadi) dari satu tempat ke tempat lain. Dell menggunakan jasa dari pengiriman barang untuk mengantarkan produk sampai ke tangan konsumen setelah dirakit oleh pabrik Dell.

3.5

Decisions in Supply Chain Pada Dell Computer Dapat dianalisis keputusan-keputusan yang diambil oleh Dell dalam sistem supply chain-

nya. 1. Keputusan strategis yang diterapkan Dell antara lain pada pemilihan supplier, lokasi pabrik, perencanaan kapasitas produksi, jenis transportasi yang akan digunakan dalam distribusi, dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan keputusan jangka panjang. Dell mengambil keputusan dengan cukup baik, dibuktikan dengan pertimbangan jarak antara pabrik supplier dan tempat perakitan komputer Dell. 2. Keputusan taktikal yang diambil Dell antara lain pada alokasi kapasitas, keputusan besarnya persediaan barang, penjadwalan produksi, dll. Dell terbukti mengambil keputusan dengan baik dilihat dari lead time yang hanya dalam tiga hari produk sudah siap dikirim ke pelanggan. 3. Keputusan operasional sendiri tergantung pada keadaan yang terjadi pada perusahaan, baik di proses produksi maupun distribusi. Keputusan operasional dapat berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai kebutuhan sistem.

3.6

Kelemahan Metode Direct Selling Dell Metode direct selling yang dijalankan Dell juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu : a. Jangkauan Internet Para Customer Dell tidak dapat menjual produknya ke konsumen yang tidak tercapai oleh internet. Hal ini disebabkan tidak semua tempat tercapai jangkauan internet, dan tidak semua pengguna komputer menggunakkan layanan online. Beberapa pelanggan

menggunakkan komputer hanya untuk keperluan administrasi.

b.

Paradigma Konsumen Terdapat paradigma konsumen yang terbiasa membeli barang langsung ke toko retailer dan tidak mau membeli barang secara online. Pelanggan seperti ini hanya mau membeli barang secara langsung dan tidak mau mengubah kebiasannya. Mereka tidak merasa puas saat membeli barang apabila tidak langsung memilih barang ditoko dan mencoba langsung di toko. Metode direct selling yang dijalankan Dell tidak dapat menjual barang ke konsumen dengan pola belanja seperti ini.

c.

Biaya Trasportasi Pengiriman Barang Mahal Biaya transportasi Dell terlalu mahal, karena Dell harus melayani semua pesanan konsumen dari berbagai tempat, bahkan yang memesan dalam jumlah sedikit. Tentu saja Dell akan kalah efisien dengan perusahaan yang menyediakan stok ke distributor dan retailer.

3.7

Cara Dell Bersaing dengan Retailer yang Memiliki Stok Dell bersaing dengan retailer yang memiliki stok dengan menyediakan website yang

dapat memenuhi permintaan pelanggan akan berbagai variasi spec (sistem build to order). Sehingga jika ada komponen dengan spesifikasi terbaru yang diproduksi oleh supplier dapat langsung dipesan oleh konsumen Dell. Dengan begitu, produk dengan spesifikasi terbaru akan lebih cepat diperoleh oleh konsumen.

3.8

Cara Supply Chain Dell mengatasi Bullwhip Effect Dell menyediakan website bagi supplier yang berisi informasi order dari Dell dan level

inventory yang dimiliki Dell. Sehingga Supplier dapat membuat forecast produksi (estimasi atau ramalan jumlah produksi) yang akurat dan level inventory di supplier pun tidak berlebih. Selain itu Dell juga menyediakan website untuk customer, dimana dalam website ini Dell mengaplikasikan sistem built to order, sehingga forecast Dell dibuat berdasarkan permintaan konsumen secara langsung dan level Inventory barang jadi di Dell pun tidak berlebih. Oleh karena forecast Dell dibuat berdasarkan permintaan konsumen secara langsung, maka secara otomatis semua yang diinginkan konsumen dapat dipenuhi Dell, dan kepuasan konsumen pun akan terpenuhi.

BAB IV SIMPULAN

Dell Computer Corporation merupakan perusahaan komputer terbesar di dunia yang melakukan penjualan produknya secara langsung, meliputi seluruh jenis sistem komputer, termasuk sistem desktop computer, notebook computer, workstation, network servers and storage products, termasuk sejumlah peripheral hardware, software dan jasa lainnya yang terkait. Dell merupakan contoh perusahaan yang mengembangkan metode just-in-time. Dell Computer untuk menekan biaya supply chain yang ada, sehingga menambah pendapatan perusahaan. Berdasarkan pembahasan paper ini maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Dapat dlihat bahwa Dell benar-benar menerapkan kecepatan dalam memproduksi produknya, sehingga lead time (waktu tunggu) yang terjadi hanya 36 jam untuk tiap pemesanan. 2. Pelayanan pelanggan pada Dell diperhatikan dengan baik melalui proses customer order dan layanan saat pemesanan, pembayaran, maupun layanan purna jualnya. Proses manufacturing yang terjadi adalah proses perakitan dan pengecekan, seperti install software dan pengecekan fungsi produk. Dell mengembangkan E-Procurement guna mendukung metode JIT. Aliran informasi yang terintegrasi mendukung supplier untuk mengirimkan bahan baku hanya sebanyak yang diperlukan oleh Dell. Pada level distribusi, Dell menggunakan jasa pengiriman barang, baik distribusi bahan baku maupun produk jadi. 3. Dell memiliki keunggulan bersaing berupa penerapan metode direct sales dan build to order, dimana konsumen dapat memesan secara langsung produk sesuai dengan spesifikasi produk yang diinginkan melalui internet atau telfon. 4. Dell mengatasi bullwhip effect dengan menyediakan website bagi supplier yang berisi informasi order dari Dell dan informasi level inventory barang jadi di Dell sehingga Supplier dapat menyusun forecast produksi dengan akurat dan level inventory di suplier pun tidak bermasalah. 5. Metode ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan yaitu, Dell tidak dapat menjual produknya ke konsumen yang tidak terjangkau dengan jaringan internet, paradigma konsumen yang terbiasa membeli barang secara langsung ke retailer, dan biaya transportasi yang ditanggung Dell tinggi. Akan tetapi semua permasalahan yang timbul tertupi oleh keuntungan yang diraih.

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Septia

N,

Hernawan.

Supply

Chain

Management,

(http://www.scribd.com/doc/175398244/Supply-Chain-Management-Pada-Perusahaan-DellComputer) diakses pada 19 Oktober 2013 [2] Malinda, Dian. Manajemen Rantai Pasok Pada DELL,2011 (http://manajemen

rantaipasok.blogspot.com/) diakses pada 19 Oktober 2013 [3] Anwar, Sariyun Naja. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN .unisbank.ac.id ojs inde .php fti article do nload 2013 [4] Case study: DellDistribution and supply chain innovation. http://www.marsdd.com/

MANAGEMENT) KONSEP DAN HAKIKAT, ( ) diakses pada 19 Oktober

diakses tanggal 25 Oktober 2013. [5] Farfan, Barbara. Dell Computer - Facts, Research, History, Trivia, Mission Statement and

Quotes. http://www.about.com/ diakses tanggal 25 Oktober 2013. [6] Indrajit, Richardus Eko; Richardus Djokopranoto. Konsep Manajemen SUPPLY CHAIN

STRATEGI MENGELOLA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BAGI PERUSAHAAN MODERN DI INDONESIA. [7] Y Narahari, Shantanu Biswas. Performance Measures and Performance Models for

Supply Chain Decision Making. SUPPLY CHAIN PERFORMANCE MEASUREMENT AND IMPROVEMENT; page 97-122. 22. [8] Manataki, Areti. 2007. A Knowledge-Based Analysis and Modelling of Dells Supply Chain Strategies. Chapter 2, page 4, 11.

Anda mungkin juga menyukai