NAMA ANGGOTA :
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Strategi Rantai Pasok.
2. Untuk Mengetahui Strategi Rantai Pasok Yang Dilakukan Oleh Lembaga
Pemasyarakatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen rantai pasokan atau yang sering disebut dengan supply chain management
(SCM) adalah suatu kegiatan besar yang dilakukan perusahaan agar kebutuhan pasar dapat
terpenuhi.
Perusahaan – perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko
ritel, serta perusahaan jasa logistik. Rantai pasokan mencakup segala hal, mulai dari kegiatan
pengelolaan yang meliputi pengadaan bahan baku, penyebaran informasi, pengiriman pesanan
hingga pengembangan produk terbaru yang diperlukan guna mengarahkan usaha yang sedang
berjalan.
Yang menjadi fungsi utama dari supply chain management ini adalah hubungan antara
berbagai macam biaya-biaya fisik berupa biaya material, biaya penyimpanan, biaya khusus
produksi, biaya untuk transportasi, dan lain sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen rantai pasokan memiliki peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan suatu pelayanan perusahaan kepada pelanggan di dalamnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung. SCM tidak hanya berorientasi pada urusan internal
sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan mitra
perusahaan.1
Strategi Supply Chain adalah tulang punggung dari aktivitas bisnis suatu perusahaan.
Dalam menjalankan SCM diperlukan strategi agar dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya masalah yang akan terjadi.
Adapun strategi yang harus dilakukan seperti: bernegosiasi dengan pemasok,
mengembangkan hubungan kemitraan, meningkatkan respon pelanggan agar tetap kompetitif
dan virtual company
2. 3 Komponen Manajemen Rantai Pasok
• Upstream supply chain
Perusahaan menempatkan diri sebagai penghubung dan koneksi utama kepada
konsumen yang akan memasarkan produknya.
1
Sariyun Naja Anwar, ‘Manajemen Rantai Pas Okan (Supply Chain M Anagement) : Konsep Dan Hakikat’,
Jurnal Dinamika Informatika, 3.2 (2011), 1–7
• Downstream supply chain
Manajemen yang bertugas mendistribusikan suatu produk ke konsumen atau pelanggan
secara langsung. Hal utama dari pendistribusian ini adalah arah distribusi, transportasi dan
sistematika pergudangan.
• Internal supply chain
Sistem manajemen ini memiliki fungsi untuk mengelola pemasukan serta ketersediaan
bahan baku dan pabrikasi. Internal supply chain memiliki aktivitas utama yang terdiri dari
manajemen produksi dan pabrikasi untuk pengendalian bahan baku.
Proses Supply Chain Management
Proses manajemen rantai pasokan ini terbagi menjadi tiga macam berdasarkan
tanggung jawabnya, antara lain:
• Arus Material
Proses ini melibatkan perpindahan bahan mentah dari pemasok ke konsumen dan juga
dari konsumen yang dikembalikan atau retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
• Arus Informasi
Arus informasi ini berisi tentang prediksi permintaan, informasi perpindahan barang,
dan juga peng-update-an status barang apakah sudah terkirim atau belum.
• Arus Finansial
Proses ini diisi dengan pembayaran, alur perkreditan, penjadwalan pembayaran hingga
persetujuan kepemilikan.
3. Jaringan SCM
• Chain 1. Supplier
Jaringan bermula dari supplier yang merupakan sumber yang menyediakan bahan
pertama, dimana rantai penyaluran baru akan mulai. Hal ini dapat berupa bahan baku, bahan
mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan lain-lain.
• Chain 1-2. Supplier – Manufactures
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua yaitu Manufaktur bentuk lain yang
melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, merakit, mengkonversikan atau menyelesaikan
barang (finishing). Hubungan kedua rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan.
• Chain 1-2-3. Supplier-Manufactures-Distribution
Awalnya, perusahaan manufaktur akan memproduksi barang. Setelah barang sudah
diproduksi, barang tersebut disalurkan ke pelanggan.
• Chain 1-2-3-4. Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa
dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke
pihak pengecer. Disini, Anda bisa memanfaatkan tahap ini untuk melakukan penghematan
dalam bentuk jumlah inventaris dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola
pengiriman barang baik dari gudang manufaktur maupun ke toko pengecer.
• Chain 1-2-3-4-5. Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet-Customer
Para pengecer atau retailer menawarkan barang langsung kepada para pelanggan atau
pembeli atau pengguna barang langsung. Yang termasuk dalam kategori retail outlet ialah toko
kelontong, supermarket, warung-warung dan sebagainya.
4. Manfaat SCM
Tujuan adanya sistem rantai pasok adalah memaksimalkan akumulasi nilai dan profit
yang diciptakan oleh setiap komponen dalam rantai pasok, yaitu nilai tambah yang
diciptakan oleh supplier kepada manufaktur, manufaktur kepada distributor, dan distributor
kepada konsumen. Nilai ini tercipta dari nilai layanan dan harga produk jadi dengan total
biaya yang dibebankan oleh seluruh sistem rantai pasok. Berikut beberapa manfaat dari
SCM2;
• Mendapatkan kepuasan pelanggan
Kepuasan konsumen bisa didapatkan, karena jika konsumen merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan Anda, maka mereka akan menjadi konsumen setia
yang memakai produk dari usaha Anda dalam jangka waktu yang lama.
• Pemanfaatan aset tinggi
Aset, terutama tenaga kerja, akan semakin terlatih dan terampil dari segi pengetahuan
dan keterampilan. Selain itu, tenaga kerja pun semakin mahir dalam penggunaan teknologi
tinggi.
• Meningkatkan laba
Semakin banyak konsumen yang menggunakan produk dari perusahaan Anda, semakin
bertambah pula laba yang dihasilkan oleh perusahaan karena produk yang ditawarkan terjual
habis.
2
Anthonia Karolina Rejo, ‘STRATEGI RANTAI PASOKAN USAHA PENGGILINGAN PADI
KABUPATEN MERAUKE’, JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, 63.2 (2018), 1–3
• Menurunkan biaya
Manfaat ini dapat tercapai karena adanya pengintegrasian aliran produk dari perusahaan
kepada pelanggan akhir. Pengurangan biaya terjadi karena biaya dalam jalur distribusi
terpangkas.
5. Tahap Rantai Pasok
Tahapan-Tahapan dalam Rantai Pasok;
• Bahan Baku
Tahapan awal pada supply chain adalah perusahaan memilih bahan baku yang
dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi produk dari perusahaan tersebut. Kuantitas
bahan baku disesuaikan dengan target produksi yang telah ditentukan di awal.
• Supplier
Kemudian, bahan baku akan dikirimkan logistik kepada pemasok. Pemasok akan
mengolah bahan mentah kemudian menjualnya secara grosir. Biasanya, pemasok tidak
hanya menjual ke satu perusahaan saja.
• Pabrik
Bahan dasar yang telah diolah pada tahap sebelumnya kemudian akan diolah kembali
hingga menjadi hasil akhir.
• Distribusi
Tahap berikutnya adalah pendistribusian. Setelah produk perusahaan telah jadi maka
produk akan didistribusikan ke retailer atau pedagang eceran.
• Retailer
Tugas retailer dalam rantai pasok adalah meletakkan produk yang didistribusikan
tersebut pada rak agar terlihat dan berpeluang besar di beli oleh konsumen.
• Customer Service
Setelah pelanggan membeli produk perusahaan apakah rantai pasoknya putus begitu
saja? Tentu saja tidak. Agar rantai pasok tidak terhambat atau terputus maka perusahaan
wajib menjaga kelancaran dan kualitas dari tiap tahapan tersebut.
B. Strategi Rantai Pasok di Lembaga Pemasyarakatan
Warga Binaan Pemasyarakatan adalah Narapidana, Anak Didik Pemasyarakatan, Klien
Pemasyarakatan menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan. Konsideran UU No. 12 Tahun 1995 menyebutkan, penjatuhan sanksi
penjara bagi narapidana (napi), tidak hanya bertujuan menghukum saja, tetapi merupakan
rangkaian penegakan hukum supaya napi menyadari kesalahannya, memperbaiki diri,
tidak mengulangi perbuatannya dan dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakatnya. Artinya Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat untuk membina
dan mendidik napi supaya dapat kembali menjadi manusia yang berguna dalam
masyarakatnya.3
Untuk itu perlunya adanya pembinaan bagi para narapidana perempuan sebagai
wujud pemberdayaan diri mereka untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
berupa keterampilan hidup serta sebagai alat untuk memperbaiki moral bagi narapidana
yang bersangkutan. Pada umumnya pembinaan yang dilakukan pada narapidana
perempuan di lembaga pemasyarakatan ada dua macam, yaitu pembinaan kepribadian
dan kemandirian.
Berbagai macam bentuk pembinaan kemandirian yang diberikan Lembaga
pemasyarakatan. Secara umum pembinaan kemandirian harus ditingkatkan melalui
pendekatan pembinaan keterampilan, meliputi pemulihan harga diri sebagai pribadi
maupun sebagai warga negara yang menyakini dirinya masih memiliki potensi
produktif bagi pembangunan bangsa dan oleh karena itu mereka dididik juga untuk
menguasai keterampilan tertentu guna dapat hidup mandiri dan berguna bagi
pembangunan.
Hasil dari pembinaan kemandirian tersebut juga ikut dipasarkan kepada
masyarakat umum, dengan harapan dapat ikut bersaing dengan produk pasar lainnya.
Oleh karna itu perlu adanya Strategi Rantai Pasok atau SCM4.
Penggunaan SCM ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya ialah;
3
Muhammad Ali Equatora, ‘Efektivitas Pembinaan Kemandirian Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan
Wirogunan Yogyakarta’, EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 7.1 (2018), 19–26
4
Halimah, Sushanty Saleh, and Pebrina Swissia, ‘Pengembangan Dan Pelatihan E-Commerce Hasil Kerajinan
Napi Perempuan Lapas Way Hui Bandar Lampung’, Jurnal Publika Pengabdian Masyarakat, 1.2 (2019), 35–
42.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari lapas kepada konsumen
akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin
terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia
dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba
6. Usaha semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi
proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembinaan Kemandirian Narapidana yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan
harus menerapkan Strategi Rantai Pasok. Adanya Supply Chain Management dalam pemasaran
hasil produk karya warga binaan pemasyarakatan dimungkinkan peningkatan efektifitas dan
efisiensi dalam proses pembelian bahan baku, pemenuhan pesanan customer serta proses
distribusi barang jadi. Penerapan supply chain management di masa seperti ini cocok di
terapkan, karena system ini memiliki kelebihan dimana mampu me-manage aliran barang atau
produk dalam suatu rantai supply.
Persaingan yang semakin kompetif berdampak pada berbagai aktivitas yang dilakukan
guna mengendalikanpasar hasil produk warga binaan, hal ini akan berdampak pada keuntungan
yang akan diterima pada masing-masing rantai pasokan, sehingga disarankan peningkatan
kemandirian, kreatifitas dan kemitraan yang saling mengguntungkan dapat memberikan
keuntungan seimbang dan wajar pada tiap jaringan rantai pasokan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat direkomendasikan di dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan Pembinaan Kemandirian Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
perlu adanya dukungan dana baik itu bersumber dari DIPA di Kementerian Hukum dan
HAM, juga bisa berasal dari HIBAH Pemerintah daerah.
2. Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan para penanggung jawab Pembinaan
Kemandirian Narapidana dalam mencapai sasaran dan tujuan maka diperlukan
peningkatan sumber daya manusia para petugas lembaga pemasyarakatan dengan
memberikan pelatihan terkait pemahaman Strategi Rantai Pasok.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Sariyun Naja, ‘Manajemen Rantai Pas Okan (Supply Chain M Anagement) :
Konsep Dan Hakikat’, Jurnal Dinamika Informatika, 3.2 (2011), 1–7
Warella, S. Y., Hasibuan, A., Yudha, H. S., Sisca, S., Mardia, M., Kuswandi, S., ... &
Prasetio, A. (2021). Manajemen Rantai Pasok. Yayasan Kita Menulis.