com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
Pengembangan
produk
Pengadaan
Perencanaan &
Pengendalian
Operasi /
Produksi
Pengiriman /
Distribusi
Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada pengurangan
kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan. Dengan demikian
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management dapat didefinisikan sebagai
pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan
kegiatan transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi
dan diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatankegiatan yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan
penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain
Management meliputi penetapan:
Pengangkutan.
supplier
Pergudangan
Pemenuhan pesanan
4. Kairetsu Network.
Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit
pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok
melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi
perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka
panjang oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis
dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu
dapat beroperasi sebagai subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.
5. Perusahaan Maya (Virtual Company)
Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan
pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan
bergerak sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi
permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan
pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk
atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra
sejati atau kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan
akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh
diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh,
fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi.
Tujuan Strategis Supply Chain Management
Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan
pemasok, produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat penting untuk penciptaan
dan pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses
yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan
manajemen rantai pasokan adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran
seefektif dan seefisien mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait
dengan (Stevenson, 2009):
1. Menentukan tingkat outsourcing yang tepat
2. Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang
3. Mengelola pemasok
4. Mengelola hubungan terhadap pelanggan
5. Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat
6. Mengelola risiko
Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang perlu
dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan.
Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan
produk yang,
1. Murah
2. Berkualitas
3. Tepat waktu
4. Bervariasi
Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan
ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan mencapai daya saing strategisnya dan
menghasilkan laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan
berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. Ketika perusahaan
mengimplementasikan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain atau terlalu
mahal untuk menirunya, perusahaan ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat
bertahan (sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai
keunggulan persaingan). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses
mengeksploitasi keunggulan persaingannya, suatu perusahaan mampu mencapai tujuan
utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan
oleh seorang investor dari investasi.
Proses Supply Chain Management
Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah,
produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas
yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam
bentuk bagan akan nampak sebagaio berikut:
Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari
material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.
Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui
rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan
pembuangan
Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status
pesanan
jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola
pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlet).
Chain 1 2 3 4 5: Supplier Manufacturer Distributor Retail Outlet Customer
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada para
pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah toko,
warung, toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi dimana konsumen melakukan
pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini adalah mata rantai terakhir, sebetulnya
masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real
customer dan real user, karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru
benar-benar berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.
Model Supply Chain Management
Indrajit dan Djokopranoto (2002) menjelaskan mengenai pelaku utama yang
mempunyai kepentingan didalam arus barang dapat dikembangkan suatu model supply chain,
yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut
yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Suppliers
suppliers telah dimasukkan untuk menunjukan hubungan yang lengkap dari sejumlah
perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk
mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak
secara mudah dan akurat antara jaringan atau mata rantai tersebut dan pergerakan barang
yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal. Secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), bentuk fisik dari suatu
barang dalam supply chain dapat dilihat sebagai tahapan jaringan nilai tambah bahan
pengolahan yang masing-masing didefinisikan dengan pasokan input, transformasi material
dan output permintaan. Berikut diberikan bagan Supply chain untuk produk barang
2. Ketidakpastiaan
Ketidakpastian permintaan
Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
Gambaran mengenai ketidak pastian dalam supply chain adalah sebagai berikut:
Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip
effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat
persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun
membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman
produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan
memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan
menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain
management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat
dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain
management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan
peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.
Mengukur Performa Supply Chain Management
Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply chain adalah langkah pertama
menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk dapat
mencapai tujuan perbaikan tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada
lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu
(Shcroeder, 2007):
1. Pengiriman
Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman: persentase pesanan dikirimkan secara lengkap
dan tidak melewati pada tanggal yang diminta oleh pelanggan.
2. Kualitas
Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui beberapa
cara. Salah satunya, dapat diukur terhadap apa yang pelanggan harapkan. Pengukuran ini erat
kaitannya dengan loyalitas pelanggan.
3. Waktu
Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita
mengasumsikan ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam
persediaan hanya tingkat persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk
dengan persentase tertentu atau jumlah.
5. Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya
pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya rekening
membawa piutang.
Penggerak Supply Chain
Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain
itu sendiri. Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai
berikut:
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan.
Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan
kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply
chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Cycle inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi
permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan
baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa
memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain
apa yang mereka terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost
(biaya pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).
b. Safety Inventory
Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan
kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang
tinggi.
c. Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat
diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal inventory akan
membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya
untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka
tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan.
2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain.
Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan
masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat
responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi
menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut :
a. Modes of transportation
Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi
dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat
dipilih yaitu:
Pesawat Udara. Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi
memiliki biaya yang mahal.
Truk . Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.
Kereta. Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang
besar.
Kapal laut. Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang
paling ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.
Pipa saluran. Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan
gas.
Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala
macam produk dalam suatu tempat.
Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produkproduk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan
konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam
fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut
membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas
perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat
diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam
dari truk-truk sebelumnya.
4. Information
Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas
dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan
untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah
penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi
adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya
untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan,
sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga
perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.
b. Cordinating and Information sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju
tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja
sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau
keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian
dalam supply chain itu sendiri.
c. Forecasting and Aggregate Planning
Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan
masa depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah
menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk
memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.
d. Enabling Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologiteknologi yang digunakan yaitu:
Strategi respon
Strategi diferensiasi
Tujuan
Penuhi permintaan
Tanggapi perubahan
Penelitian pangsa
pemasok
kebutuhan/permintaaa
pasar, bersama-sama
mungkin
mengembangkan
memin terjadinya
persedian habis
Kriteria
pemilihan
biaya
kapasitas, kecepatan
ketrampilan
dan fleksibilitas
pengembangan
utama
produk
Karakteritik
Mempertahankan utilitas
proses
kapasitas berlebih
menuju mass
customization
fleksibel
Karakteristi
Meminimalkan
Kembangkan sistem
Mmin persediaan
persedian di seluruh
Persediaan
dengan persedian
menghindari produk
biaya
cadangan untuk
menjadi usang
memastikan pasokan
Karakteristi
Menanamkan
Menanamkan
k Lead
sepanjang tidak
investasi secara
investasi secara
Time
meningkatkn biaya
agresif untuk
agresif untuk
produksi
pengembangan
Karakteristi
Maksimalkan kinerja
Menggunakan desain
Menggunakan desain
k desain
produk yang
modular untuk
menunda differensiasi
produk selama
produksi massal
mungkin.
produk
Alasan Membuat
Alasan Membeli
Pertukaran informasi
10
Hal-hal tersebut di atas dalam konsep pengambilan keputusan taktis yang dikemukakan oleh
Hansen Mowel menjadi bagian dari tahap pertimbangan kualitatif dalam pengambilan
keputusan taktis
2. Outsourcing
Adalah memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada
supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi
melalui konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core
competencies yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible product dan transfer.
Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke perusahaan pemasok yang
meliputi: fasilitas, orang dan peralatan. Pada saat sekarang, banyak perusahaan melakukan
outsourcing berbagai keperluan diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi
hokum dan juga produk-produk perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak
dibidang Teknologi informasi maupun Prosesing data menyediakan outsourcing bagi
berbagai jenis perusahaan yang memerlukannya.
Integrasi Rantai Pasokan
Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, integrasi rantai pasokan yaitu:
a. Local Optimization
Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau
minimisasai biaya yang didasarkan pada pengetahuan yang terbatas.
b. Incentives
Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam rantai penjualan yang sebelumnya
tidak terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang pada akhirnya menjadikan kemahalan bagi
semua anggota. Wujud insentif berupa insentif penjualan, potongan kuantitas, kuota dan
promosi.
c. Large lots
Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena cenderung
mengurangi biaya per unit. Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya
ukuran truk penuh akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan
sebenarnya.
Ketiga isu tersebut biasanya memberikan kontribusi munculnya distorsi informasi
tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam rantai pasokan. Oleh karena itu diperlukan sistem
yang didasarkan pada informasi yang akurat tentang berapa banyak produk yang benar-benar
ditarik melalui rantai pasokan. Ketidakakuratan informasi bukan kesengajaan, tetapi
menimbulkan distorsi dan fluktuasi dalam rantai pasokan dan menyebabkan apa yang
diketahui sebagai bullwish effect. Bullwish effect adalah fluktuasi kenaikan dalam order
yang sering terjadi sebagai order yang bergerak melalui rantai pasokan yang mengakibatkan
kenaikan biaya seperti inventory, transportasi, pengiriman dan penerimaan.
Sebagai manajer yang mengarah pada integrasi rantai pasokan, efisiensi menjadi suatu
substansi yang memungkinkan. Siklus material yang berasal dari pemasok, ke produksi, ke
pergudangan, ke distribusi, ke konsumen, merupakan penempatan yang berbeda-beda dan
seringkali berhubungan dengan organisasi yang independen. Oleh karena itu agar semuanya
dapat berhasil dimulai dengan memperhatikan tiga hal yaitu:
1. Mutual Aggrement on Goal,
suatu integrasi rantai pasokan mensyaratkan lebih dari kesepakatan dalam kontrak hubungan
jual beli, tetapi patner harus diapresiasikan tidak hanya dalam uang tetapi pada rantai
pasokan sampai dengan konsumen akhir. Hal ini dapat terwujud apabila adanya pengertian
tentang misi, strategi, dan tujuan dari organisasi yang berpartisipasi. Integrasi rantai pasokan
adalah sesuatu yang menambah nilai tambah ekonomi dan memaksimalkan total konten
produk.
2. Trust,
merupakan hal kritis bagi efektifitas dan efisiensi rantai pasokan. Anggota dari rantai
pasokan harus masuk kedalam hubungan yang membagi informasi dalam rangka
membangun kepercayaan. Hubungan diantara pemasok akan lebih sekses jika resiko dan
penghematan biaya dibagi dan aktifitas seperti riset konsumen, analisa penjualan, peramalan,
perencanaan produksi merupakan aktifitas bersama.
3. Compatible Organizational Cultures,
budaya organisasi yang setara akan menjadikan hubungan yang positif diantara pembelian
dan penawaran apabila hal tersebut terjadi, dan akan menjadi keunggulan riel dalam
pembuatan rantai pasokan.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola rantai pasokan secara efektif
yaitu:
a. Accurate data,
Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat dilakukan adalah dengan melalui
sharing: 1) POS (Point Of Sales) informasi, sehingga tiap anggota rantai dapat
menjadwalkan secara efektif. 2) CAO (Computer-Assisted Ordering). Dengan menggunakan
keduanya maka pengumpulan data dan kemudian menyesuaikan dengan: factor pasar,
persediaan, order yang ada, serta mengirimkannya kepada supplier yang bertanggung jawab
Kemudian menentukan beberapa alternative untuk diberi penilaian , setelah dianalisa maka
bisa menentukan mana yang dipilih.
2. Pengembangan Penjual
Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan jasa penjual tertentu, maka cara
agar pemasok dapat diintegrasikan ke dalam system yang berlaku adalah dengan memastikan
bahwa penjual menghargai kebutuhan akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku.
Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai membantu rekayasa dan produksi juga format
transfer informasi elektronik.
3. Negosiasi
Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Model harga berdasarkan biaya (Cost Based
price model), yang mengharuskan pemasok terbuka kepada pembeli. 2) Model berdasarkan
harga pasar (market Based price model), harga didasarkan pada publikasi atau indeks. 3)
Perebutan tender (competitive bidding),terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia
membahas biaya dan tidak ada pasar yang mendekati sempurna.
4. Internet Purchasing
Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu order dilakukan melalui komunikasi
atau menyetujui catalog vendor yang didapat melalui internet untuk digunakan oleh
karyawan dari perusahaan di bagian pembelian.
l. Pembelian - Purchasing
Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang strategis dalam konsep Supply Chain
Management, bagaimanapun pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan
peningkatan marjin kontribusi, karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk
melakukan pembelian. Kebutuhan akan strategi pembelian dan penerapan strategi itu
mengarah pada pembentukan fungsi pembelian.
1. Tujuan Fungsi Pembelian
Pembelian berarti perolehan barang dan jasa, tujuan kegiatan pembelian adalah:
2. Fokus Pembelian
Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa.
Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara formal memegang
wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama perusahaan. Di perusahaan besar, agen
pembelian ini dapat juga merupakan staf yang juga pembeli dan ekspenditur. Pembeli
mewakili perusahaan yang bersangkutan, menjalankan semua kegiatan departemen
pembelian kecuali penanda tanganan kontrak. Ekspenditur membantu pembeli dalam
menindaklanjuti pembelian agar dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu. Di
Peranan pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya merupakan produk
intelektual, contoh yang dapat dikemukakan misalnya di organisasi hukum maupun
kesehatan, item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor, perabotan dan peralatan, mobil
serta perlengkapan.
Pada waktu perusahaan sudah masuk dalam pasar global, maka perluasan rantai pasokan
yang dimiliki menjadi suatu tantangan strategis. Agar supaya rencana strategi tentang
manajemen rantai pasokan menjadi sukses, maka beberapa karakteristik kapabilitas yang
harus dimiliki antara lain: 1) Fleksibel dalam arti cukup reaktif terhadap perubahan yang ada
baik dari ketrersediaan komponen, distribusi, jalur pengiriman, aturan impor dan nilai tukar.
2) Dapat menggunakan teknologi mutahir untuk menjadwal dan mengelola pengiriman
komponen dan produk akhir. 3) Menetapkan staff yang mempunyai keahlian secara local
mengenai cara menyikapi peraturan, perdagangan, pengangkutan, penanganan konsumen
dan isu politik. (Hendra Poerwanto G)
http://bambangkharisma94.blogspot.co.id/2015/12/makalah-manajemen-rantaipasokan.html
Tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai salah satu tugas mata kuliah
manajemen operasi II serta membantu dan mempelajari sedikit dari banyak
konsep-konsep manajemen agar lebih terstruktur dan kreatif.
1.4 MANFAAT
Untuk sedikit membantu para pelaku pelaku bisnis dalam menciptakan suatu
produk
yang
murah,
berkualitas
dan
cepat.
Serta,
manajemen
system
rantai pasokan, dan harus berharap strategi tersebut berbeda untuk produk yang
berbeda dan berubah ketika produk bergerak di siklus hidupnya.
2.2 Masalah sumber : buat atau beli versus pengalihdayaan
2.2.1 Keputusan buat atau beli
Pilihan antara memproduksi sebuah komponen atau jasa secara internal atau
membelinya dari sumber lain.
2.2.2 Pengalihdayaan
Mengalihkan beberapa kegiatan dan sumber daya internal tradisional dari
sebuah perusahaan ke vendor di luar perusahaan, membuatnya sedikit berbeda
dari keputusan buat atau beli tradisional.
2.3 Strategi enam sumber
2.3.1 Banyak pemasok
Strategi ini adalah satu pemasok melawan lainnya dan menempatkan
penekanan pada pencapain permintaan pembeli atau pemasok. Pemasok secara
agaresif bersaing satu sama lain. Pendekata ini menyebabkan pemasok
bertanggung
jawab
untuk
mempertahankan
teknologi
yang
dibutuhkan,
keahlian, dan kemampuan, proyeksi serta biaya, kualitas, dan kompetensi yang
berikan. Hubungan partner jangka panjang bukanlah tujuannya.
2.3.2 Sedikit pemasok
Strategi sedikit pemasok berarti bahwa dari pada mencari atribut jangka
pendek, seperti biaya randah, seorang pemebeli lebih baik membentuk
hubungan jangka panjang dengn sedikit pemasok yang berdedikasi. Pemasok
jangka panjang biasanya lebih mengerti tujuan umum dari perusahaan dan
palanggan akhir. Menggunakan sedikit pelanggan dapat menciptakan nilai
dengan memungkinkan pelanggan mendapatkan skala ekonomi dan kurva
pembelajaran yang menghasilkan baik biaya transaksi yang lebih serta biaya
produksi yang lebih rendah. Strategi ini juga mendorong pemasok-pemasok
tersebut untuk memberikan inovasi dsain dan kehalian teknologi.
2.3.3 Integrasi vertical
suatu
teknik
gabungan
di
mana
dua
pemasok
msing-masing
di
pasang
di
dalam
container.
Melacak
container
yang
hilang,
bahwa
pengiriman
sedang
dalam
perjalanan
akan
membantu
mempercepat pengiriman.
2.5 Pengolahan rantai pasokan terintegrasi
2.5.1 Isu-isu dalam mengelola rantai pasokan terintegrasi
Optimalisasi
local
anggota
rantai
cenderung
focus
pada
Insentif mendorong barang ke dalam rantai untuk penjualan yang belum terjadi.
Hal ini membuat fluktuasi yang akhgirnya mahal bagi semua anggota rantai.
Lot yang beasar serting erjadi bias terhadap lot yang besar karang lot yang
besar cenderung akan mengurangi biaya per unit. Manajer logistic ingin
mengirimkan lot yang besar, lebih diutamakan dalam truk yang penuh, dan
manajer produksi ingin produksi yang lebih panjang berjalan.
Efek cambuk merupakan peningkatan fluktuasi pesanan yang sering terjadi
ketika pesanan bergerak dalam rantasi pasokan. Efek cambuk terjadi ketika
pesanan disampaikan dari pedagang ritel, kedistributor, ke pedangan grosir, ke
perusahaan manufaktur, dengan fluktuasi yang meningkat di setia tingkatan.
2.5.2 Kesemptan dalam mengelola rantai pasokan terintegrasi
Penarikan data
Data penjualan yang akurat yang memulai transaksi untuk menarik produk
melalui rantai pasokan.
Control penambahan satu tahap
Menetapkan tanggung jawab penawasan dan penglolaan persediaan untuk
perusahaan ritel.
Persediaan yang dikelola vendor
Sebuah system di mana pemasok menjaga bahan baku untuk pembeli, sering
kali mengantarkan langsung ke departemen yang membeli
Perencanaan, peramalan, dan penambhan kolaoratif
Sebuah system di mana anggota rantai pasokan berbagi finformasi dalam upaya
bersama untuk mengurangi biaya rantai pasokan.
Pesanan kosong
Komitmen pembelian jangka panjang bagi pemasok untuk item yang kan
dikirimkan terhdap pelepasan pengiriman jangka pendek.
Penundaan
harga
berbasis
biaya
menuntut
pemasok
untuk
memberi
tahu
Penawaran komopetitif
Ketika pemasok tidak ingin mendiskusikan biaya atau ketika pasar yang hampir
sempurna tidak ada, penawaran kometitif sering kali menjadi piihan yang tepat.
Penawaran kompetitif adalah kebijakan umum dalam banyak perusahaan untuk
sebagian besar pembeliannya.
Membuat kontrak
Partner rantai pasokan sering kali membangun kontak untuk menjabarkan
persyaratan kerja sama. Kontrak didesain untuk berbagi risiko barbagi manfaat,
dan menciptakan srtuktur insentif untuk mendorong anggota rantai pasokan
uintuk menggunakan kebijakan yang optimal bagi keseluruhan rantai.
2.6.4 Pemusatan pembelian
Perusahan-perusahaan dengan beberapa fasilitas harus menentukan item
apa yang akan dibeli secara terpusat dan apa yang boleh dibeli pabrik lokak
untuk mereka sendiri, manfaat yang biasa diperoleh termasuk:
dari
seluruh
kegiatan
akuisisi
bahan
baku,
pemindahan,
dan
penyimpangannya.
2.7.1 System pengiriman
Jalur truk, jalur kereta api, jalur udara, jalur air, pipa saluran, multimodal.
2.7.2 Pergudangan
Sebuah gudang dapat berfungsi sebagai titik konsolidasi, mengumpulkan
pengiriman dari berbagai sumber untuk mengirim ke luar dalam satu truk
bermuatan penuh yang lebih murah. Saluran perakitan mengirim komponen dan
modul untuk secar individu, alih-alih produk jadi ke distributor.
2.7.3 Logistic pihak ketiga
Manajer rantai pasokan melakukan pengalihdayaan ligsitik untuk mencapai tiga
tujuan: mengurangi investasi persediaan, mengurangi biaya pengiriman, dan
meningkatkan keandalan dan kecepatan pengiriman.
2.8 Manajemen distribusi
Manajemen
distribusi
mendesain
jaringa
distribusi
untuk
memenuhi
harapan pelanggan menawarkan tiga kriteria: respons cepat, pilihan produk dan
layanan. Perusahaan yang membutuhkan program manajemen pemasok yang
efektif, program manajemen distribusi yan efektif akan membuat perbedaan
antara rantai pasokan yang sukses dan yang gagal.
2.9 Manajemen etika dan rantai pasokan yang berkelanjutan
3.9.1 Etika manajemen rantai pasokan
Etika personal
Meningkatkan dan memperkuat tanggung jawab bagi karyawan , hubungan
pemasok dan pelanggan yang positif, kesinambungan dan tanggung jawab
social, perlindungan atas informasi yang konfiensial dan informasi paten, hokum,
regulasi
dan
pengembangan
kesepatkan
kompetisi
perdagangan
professional
yang
dapat
Menghindari
diterapkan
dan
ketidakpantasan
yang
persediaan untuk periode yang sama. Sering kali, rata-rata investaqsi persediaan
tidak didasarkan pada apa pun selain investasi persediaan pada akhir periode
biasanya akhir tahun. Manajemen rantai pasokan sangat penting untuk
mengurangi investasi persediaan. Perpindahan barang yang cepat adalah
kuncinya.
2.10.2 Tolak ukur rantai pasokan
Ketika nilai metric menyampaikan artinya dan
bermanfaat ketika
menggunakan
SCOR
untuk
mengidentifikasi,
mengukur,