Anda di halaman 1dari 29

https://sites.google.

com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan

Manajemen Rantai Pasokan/ SCM


Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management merupakan
pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan
operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen. Istilah supply
chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982.
Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaanperusahaan yang terlibat dalam
memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir,
supply chain management adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Definisi
Supply Chain Management juga diberikan oleh James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang
menyatakan bahwa supply chain management adalah sebuah sistem pendekatan total untuk
mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk
mengkoordinasikan semua elemen supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu
mencapai tingkat berikutnya yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di
sistem logistik tradisional. Sedangkan definisi Supply Chain Management menurut Chase,
Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola
seluruh aliran informasi, bahan, dan jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke
konsumen akhir. Oleh Robert J. Vokurka, Gail M. Zank dan Carl M. Lund III supply chain
management didefinisikan sebagai, all the activities involved in delivering a product from
raw material through the customer including sourcing raw material and parts, manufacturing
and assembly, warehousing and inventory tracking, order entry and order management,
distribution across all channels, delivery to the customer, and the information system
necessary to monitor all of the activities . Stevenson mendefinisikan supply chain
management sebagai suatu koordinasi strategis dari rantai pasokan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan. Russell dan Taylor mendefinisikan
bahwa supply chain management adalah mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di
seluruh jaringan baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok .
Dengan demikian, berdasarkan berbagai definisi supply chain management sebagaimana
telah disampaikan, dapat ditarik hal umum bahwa supply chain management adalah semua
kegiatan yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain.
Lebih jauh cakupan supply chain management akan meliputi hal-hal berikut:
Bagian

Cakupan kegiatan antara lain

Pengembangan
produk

Melakukan riset pasar, merancang produk baru,


melibatkan supplier dalam perancangan produk baru

Pengadaan

Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier,


melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor supply risk, membina dan memelihara

hubungan dengan supplier

Perencanaan &
Pengendalian

Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan


kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan

Operasi /
Produksi

Eksekusi produksi, pengendalian kualitas

Pengiriman /
Distribusi

Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan


pengiriman, mencari dan memelihara hubungan
dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor
service level di tiap pusat distribusi

Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)

Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada pengurangan
kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan. Dengan demikian
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management dapat didefinisikan sebagai
pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan
kegiatan transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi
dan diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatankegiatan yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan
penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain
Management meliputi penetapan:

Pengangkutan.

pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)

supplier

distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank

Hutang maupun piutang

Pergudangan

Pemenuhan pesanan

Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian


persediaan.

Komponen Supply Chain Management


Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen
utama yaitu:
1. Upstream Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing
dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya)
dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan
para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material
(contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas
yang utama adalah pengadaan.
2. Internal Supply Chain
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam
mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini
meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian
yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.
3. Downstream supply chain
Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman
produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan
pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service.
Strategi Rantai Pasokan
Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada
supplier yaitu adalah sebagai berikut:
1. Banyak Pemasok (Many Supplier)
Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan
membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing
secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini,
tetapi hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung
jawab dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan
ramalan, biaya, kualitas dan pengiriman.
2. Sedikit Pemasok (Few Supplier)
Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok
yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran
luas dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat
menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva
belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah. Dengan
sedikit pemasok maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli
menghadapi resiko akan menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk
merupakan salah satu resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan
rahasia-rahasia dagang pemasok yang berbisnis di luar bisnis bersama.
3. Vertical Integration
Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli,
atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat berupa:

Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada


sumber daya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik Baja.

Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada


konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang
semula sebagai distributornya.

4. Kairetsu Network.
Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit
pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok
melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi
perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka
panjang oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis
dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu
dapat beroperasi sebagai subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.
5. Perusahaan Maya (Virtual Company)
Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan
pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan
bergerak sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi
permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan
pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk
atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra
sejati atau kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan
akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh
diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh,
fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi.
Tujuan Strategis Supply Chain Management
Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan
pemasok, produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat penting untuk penciptaan
dan pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses
yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan
manajemen rantai pasokan adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran
seefektif dan seefisien mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait
dengan (Stevenson, 2009):
1. Menentukan tingkat outsourcing yang tepat
2. Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang
3. Mengelola pemasok
4. Mengelola hubungan terhadap pelanggan
5. Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat
6. Mengelola risiko
Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang perlu
dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan.
Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan
produk yang,

1. Murah
2. Berkualitas
3. Tepat waktu
4. Bervariasi
Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan
ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan mencapai daya saing strategisnya dan
menghasilkan laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan
berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. Ketika perusahaan
mengimplementasikan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain atau terlalu
mahal untuk menirunya, perusahaan ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat
bertahan (sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai
keunggulan persaingan). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses
mengeksploitasi keunggulan persaingannya, suatu perusahaan mampu mencapai tujuan
utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan
oleh seorang investor dari investasi.
Proses Supply Chain Management
Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah,
produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas
yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam
bentuk bagan akan nampak sebagaio berikut:

Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)

Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari
material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.

Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui
rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan
pembuangan

Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status
pesanan

Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal

pembayaran, penetapan kepemilikan dan pengiriman


Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan
alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai
tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan
maksimal pada para pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Dengan tercapainya
koordinasi dari rantai supply perusahaan, maka tiap channel dari rantai supply perusahaan
tidak akan mengalami kekurangan barang juga tidak kelebihan barang terlalu banyak.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) dalam supply chain ada beberapa pemain utama
yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus barang,
para pemain utama itu adalah:
1. Supplier
2. Manufacturer
3. Distributor / wholesaler
4. Retail outlets
5. Customers
Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama,
dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk
bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang
dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini
termasuk juga suppliers suppliers atau sub-suppliers. Jumlah supplier bisa banyak atau
sedikit, tetapi suppliers suppliers biasanya berjumlah banyak sekali.
Chain 1 2: Supplier Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau
assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat,
memfabrikasi, meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang
(finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan
jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk
penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat
diperoleh dari inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep
supplier partnering misalnya, penghematan tersebut dapat diperoleh.
Chain 1 2 3: Supplier Manufactures Distributor
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada
pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan, yang
umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply
chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau
wholesaler atau pedagang dalam jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar
menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailer atau pengecer.
Chain 1 2 3 4: Supplier Manufacturer Distributor Retail Outlet
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa dari
pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak
pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk

jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola
pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlet).
Chain 1 2 3 4 5: Supplier Manufacturer Distributor Retail Outlet Customer
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada para
pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah toko,
warung, toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi dimana konsumen melakukan
pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini adalah mata rantai terakhir, sebetulnya
masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real
customer dan real user, karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru
benar-benar berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.
Model Supply Chain Management
Indrajit dan Djokopranoto (2002) menjelaskan mengenai pelaku utama yang
mempunyai kepentingan didalam arus barang dapat dikembangkan suatu model supply chain,
yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut
yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Suppliers
suppliers telah dimasukkan untuk menunjukan hubungan yang lengkap dari sejumlah
perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk
mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak
secara mudah dan akurat antara jaringan atau mata rantai tersebut dan pergerakan barang
yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal. Secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Indrajit dan Djokopranoto (2002)

Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), bentuk fisik dari suatu
barang dalam supply chain dapat dilihat sebagai tahapan jaringan nilai tambah bahan
pengolahan yang masing-masing didefinisikan dengan pasokan input, transformasi material
dan output permintaan. Berikut diberikan bagan Supply chain untuk produk barang

Sumber: James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006)

Supplier, manufacturing, distribution, retailing, dan recycling/remanufacturing yang


terhubung dengan tanda panah menggambarkan aliran material dengan saham persediaan
antara tiap tahap. Pengiriman informasi ke arah yang berlawanan ditampilkan sebagai garis
putus-putus dan termasuk kegiatan yang dilakukan oleh supplier, proses desain produk, dan
layanan pelanggan. Tahap pada manufacturing mewakili operasi tradisional yang dimana
bahan baku tiba dari pemasok eksternal; material berubah dalam beberapa cara untuk
menambah nilai, menciptakan persediaan barang jadi. Tahap pada bagian hilir lainnya seperti
distribusi dan ritel juga menambah suatu nilai terhadap material.
Tantangan Dalam Mengelola Supply Chain Management
Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam
mengelola suppy chain, yaitu:
1. Kompleksitas struktur supply chain

Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda

Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan

2. Ketidakpastiaan

Ketidakpastian permintaan

Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.

Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna,


ketidakpastian kualitas produksi dll.

Gambaran mengenai ketidak pastian dalam supply chain adalah sebagai berikut:

Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)

Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip
effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat
persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun
membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman
produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan
memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan
menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain
management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat

dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain
management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan
peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.
Mengukur Performa Supply Chain Management
Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply chain adalah langkah pertama
menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk dapat
mencapai tujuan perbaikan tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada
lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu
(Shcroeder, 2007):
1. Pengiriman
Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman: persentase pesanan dikirimkan secara lengkap
dan tidak melewati pada tanggal yang diminta oleh pelanggan.
2. Kualitas
Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui beberapa
cara. Salah satunya, dapat diukur terhadap apa yang pelanggan harapkan. Pengukuran ini erat
kaitannya dengan loyalitas pelanggan.
3. Waktu
Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita
mengasumsikan ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam
persediaan hanya tingkat persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk
dengan persentase tertentu atau jumlah.
5. Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya
pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya rekening
membawa piutang.
Penggerak Supply Chain
Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain
itu sendiri. Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai
berikut:
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan.
Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan
kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply
chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Cycle inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi
permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan
baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa
memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain
apa yang mereka terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost
(biaya pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).
b. Safety Inventory

Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan
kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang
tinggi.
c. Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat
diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal inventory akan
membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya
untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka
tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan.
2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain.
Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan
masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat
responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi
menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut :
a. Modes of transportation
Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi
dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat
dipilih yaitu:

Pesawat Udara. Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi
memiliki biaya yang mahal.

Truk . Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.

Kereta. Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang
besar.

Kapal laut. Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang
paling ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.

Pipa saluran. Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan
gas.

b. Route and network selection


Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah
kumpulan lokasi dan rute kemana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa
keputusan mengenai rute pada tahap desain supply chain.
c. In house or outsource
Secara tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada
saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).
3. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan,
dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat
penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit
gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas
dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan

Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut :


a. Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan
bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara
ekonomis, sedangkan penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif
dalam permintaan konsumen.
b. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi
lebih responsif, demikian pula sebaliknya.
c. Operation methodology
Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah
mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah mesin
tersebut juga dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu
relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam produk saja
(efisien).
d. Warehouse methodology

Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala
macam produk dalam suatu tempat.

Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produkproduk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan
konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.

Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam
fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut
membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas
perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat
diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam
dari truk-truk sebelumnya.

4. Information
Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas
dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan
untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah
penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi
adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya
untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan,
sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga
perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.
b. Cordinating and Information sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju
tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja
sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau
keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian
dalam supply chain itu sendiri.
c. Forecasting and Aggregate Planning

Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan
masa depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah
menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk
memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.
d. Enabling Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologiteknologi yang digunakan yaitu:

Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaan menjadi


lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke
konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa
EDI.

Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka


akan menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.

Entreprise Resources Planning (ERP). Sistem ERP ini menyediakan pelacakan


transaksi dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiaptiap bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan
yang cerdas.

Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yang menyediakan


dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat
secara keseluruhan terhadap informasi.

Keterkaitan Manajemen Rantai Pasokan dengan Strategi Bisnis


Bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak pada strategi
akan ditunjukkan pada table berikut:
Strategi biaya rendah

Strategi respon

Strategi diferensiasi

Tujuan

Penuhi permintaan

Tanggapi perubahan

Penelitian pangsa

pemasok

dengan biaya serendah

kebutuhan/permintaaa

pasar, bersama-sama

mungkin

n dengan cepat untuk

mengembangkan

memin terjadinya

produk dan pilihan

persedian habis

Kriteria

Pilih terutama karena

Pilih terutama karena

Pilih trtm krn

pemilihan

biaya

kapasitas, kecepatan

ketrampilan

dan fleksibilitas

pengembangan

utama

produk

Karakteritik

Mempertahankan utilitas

Menanam modal pada

Proses moduler yang

proses

rata-rata yang tinggi

kapasitas berlebih

menuju mass

dan proses yang

customization

fleksibel

Karakteristi

Meminimalkan

Kembangkan sistem

Mmin persediaan

persedian di seluruh

yang cept tanggap,

dalam rantai untuk

Persediaan

rantai untuk menekan

dengan persedian

menghindari produk

biaya

cadangan untuk

menjadi usang

memastikan pasokan

Karakteristi

Memendekkan lead time

Menanamkan

Menanamkan

k Lead

sepanjang tidak

investasi secara

investasi secara

Time

meningkatkn biaya

agresif untuk

agresif untuk

mngurangi lead time

mengurangi lead time

produksi

pengembangan

Karakteristi

Maksimalkan kinerja

Menggunakan desain

Menggunakan desain

k desain

dan minimisasi biaya

produk yang

modular untuk

mendorong waktu set

menunda differensiasi

up yang rendah dan

produk selama

produksi massal

mungkin.

produk

Supply Chain Economics


Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi tidak demikian
halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak input yang diperlukan perusahaan untuk
menghasilkan output. Oleh karena itu agar operasional berjalan secara efektif dan efisien
maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk membuat atau membeli serta konsep
Outsourcing
1. Keputusan Membuat atau Membeli
Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut diantaranya dijabarkan
pada tabel berikut:

Alasan Membuat

Alasan Membeli

1 Biaya produksi yang lebih rendah

Biaya perolehan lebih rendah

2 Pemasok kurang cocok.

Menjaga komitmen pemasok

Memastikan pemasok yang memadai


Mendapatkan keahlian tehnis
dan manajemen

4 Pemanfaatan tenaga kerja berlebih

Kapasitas tidak memadai

5 Memperoleh kualitas yang diinginkan Mengurangi biaya persediaan


6 Menghilangkan kolusi pemasok

Memastikan ada sumber daya


alternatif

7 Memperoleh item yang unik

Kapasitas di perusahaan tidak


mendukung

8 Mempertahankan bakat yang ada

Pertukaran informasi

Menjaga rancangan dan kualitas yang


Item terlindungi karena hak paten
memadai

10

Mempertahankan dan meningkatkan Membebaskan manajemen


ukuran perusahaan
menangani bisnis utama

Sumber : Heizer (2004; 417)

Hal-hal tersebut di atas dalam konsep pengambilan keputusan taktis yang dikemukakan oleh
Hansen Mowel menjadi bagian dari tahap pertimbangan kualitatif dalam pengambilan
keputusan taktis
2. Outsourcing
Adalah memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada
supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi
melalui konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core
competencies yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible product dan transfer.
Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke perusahaan pemasok yang
meliputi: fasilitas, orang dan peralatan. Pada saat sekarang, banyak perusahaan melakukan
outsourcing berbagai keperluan diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi
hokum dan juga produk-produk perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak
dibidang Teknologi informasi maupun Prosesing data menyediakan outsourcing bagi
berbagai jenis perusahaan yang memerlukannya.
Integrasi Rantai Pasokan
Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, integrasi rantai pasokan yaitu:
a. Local Optimization
Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau
minimisasai biaya yang didasarkan pada pengetahuan yang terbatas.
b. Incentives
Insentif mendorong munculnya perdagangan didalam rantai penjualan yang sebelumnya
tidak terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang pada akhirnya menjadikan kemahalan bagi

semua anggota. Wujud insentif berupa insentif penjualan, potongan kuantitas, kuota dan
promosi.
c. Large lots
Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena cenderung
mengurangi biaya per unit. Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya
ukuran truk penuh akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan
sebenarnya.
Ketiga isu tersebut biasanya memberikan kontribusi munculnya distorsi informasi
tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam rantai pasokan. Oleh karena itu diperlukan sistem
yang didasarkan pada informasi yang akurat tentang berapa banyak produk yang benar-benar
ditarik melalui rantai pasokan. Ketidakakuratan informasi bukan kesengajaan, tetapi
menimbulkan distorsi dan fluktuasi dalam rantai pasokan dan menyebabkan apa yang
diketahui sebagai bullwish effect. Bullwish effect adalah fluktuasi kenaikan dalam order
yang sering terjadi sebagai order yang bergerak melalui rantai pasokan yang mengakibatkan
kenaikan biaya seperti inventory, transportasi, pengiriman dan penerimaan.
Sebagai manajer yang mengarah pada integrasi rantai pasokan, efisiensi menjadi suatu
substansi yang memungkinkan. Siklus material yang berasal dari pemasok, ke produksi, ke
pergudangan, ke distribusi, ke konsumen, merupakan penempatan yang berbeda-beda dan
seringkali berhubungan dengan organisasi yang independen. Oleh karena itu agar semuanya
dapat berhasil dimulai dengan memperhatikan tiga hal yaitu:
1. Mutual Aggrement on Goal,
suatu integrasi rantai pasokan mensyaratkan lebih dari kesepakatan dalam kontrak hubungan
jual beli, tetapi patner harus diapresiasikan tidak hanya dalam uang tetapi pada rantai
pasokan sampai dengan konsumen akhir. Hal ini dapat terwujud apabila adanya pengertian
tentang misi, strategi, dan tujuan dari organisasi yang berpartisipasi. Integrasi rantai pasokan
adalah sesuatu yang menambah nilai tambah ekonomi dan memaksimalkan total konten
produk.
2. Trust,
merupakan hal kritis bagi efektifitas dan efisiensi rantai pasokan. Anggota dari rantai
pasokan harus masuk kedalam hubungan yang membagi informasi dalam rangka
membangun kepercayaan. Hubungan diantara pemasok akan lebih sekses jika resiko dan
penghematan biaya dibagi dan aktifitas seperti riset konsumen, analisa penjualan, peramalan,
perencanaan produksi merupakan aktifitas bersama.
3. Compatible Organizational Cultures,
budaya organisasi yang setara akan menjadikan hubungan yang positif diantara pembelian
dan penawaran apabila hal tersebut terjadi, dan akan menjadi keunggulan riel dalam
pembuatan rantai pasokan.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola rantai pasokan secara efektif
yaitu:
a. Accurate data,
Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat dilakukan adalah dengan melalui
sharing: 1) POS (Point Of Sales) informasi, sehingga tiap anggota rantai dapat
menjadwalkan secara efektif. 2) CAO (Computer-Assisted Ordering). Dengan menggunakan
keduanya maka pengumpulan data dan kemudian menyesuaikan dengan: factor pasar,
persediaan, order yang ada, serta mengirimkannya kepada supplier yang bertanggung jawab

menjaga persediaan barang akhir.


b. Lot Size Reduction,
ini dilakukan oleh manajemen yang agresif dengan cara: 1) Mengembangkan pengiriman
yang ekonomis . 2) Memberikan diskon yang didasarkan total volume tahunan daripada
ukuran pengiriman individual. 3) Mengurangi biaya order melalui teknik order yang ada dan
variasi bentuk pembelian elektronik.
c. Singe Stage Control of Replenishment,
Supervisor bertanggung jawab secara tetap untuk memonitor dan mengelola inventory untuk
pengecer. Pendekatan ini mengarah pada distorsi informasi dan peramalan multiple yang
menciptakan bullwhip effect.
d. Vendor Managed Inventory,
Persediaan dikelola Vendor yang artinya supplier menjaga material bagi pembeli, seringkali
mengirimkan langsung ke pembeli menggunakan departemen.
e. Postponement,
yaitu menunda modifikasi atau customization produk selama mungkin dalam proses
produksi.
f. Channel Assembly,
yaitu menunda perakitan akhir suatu produk sehingga jalur distribusi dapat dipasang.
g. Drop Shipping and Special Packaging,
Drop Shipping berarti pengiriman langsung dari supplier ke konsumen akhir berarti hemat
waktu dan biaya pengiriman kembali. Selain itu biasanya disertai pengemasan yang khusus
sesuai kebutuhan konsumen.
h. Blanket Order,
merupakan komitmen pembelian jangka panjang kepada supplier untuk item yang dapat
dikirim dalam jangka pendek, artinya ordernya kosong, diisi sesuai kebutuhan saja.
i. Standardization,
yaitu pengurangan jumlah variasi material dan komponen sebagai bantuan mengurangi biaya.
j. EDI (Electronic Data Interchange)
merupakan standardisasi format transmisi data untuk komunikasi komputerisasi diantara
organisasi. Perluasan EDI adalah ASN (Advanced Shipping Notice) yang mana notis
pengiriman dikirim secara langsung dari vendor ke pembeli.
k. Pemilihan Vendor
Suatu perusahaan mungkin memiliki kemampuan di semua bidang manajemen, walaupun
demikian fungsi operasi memerlukan adanya hubungan dengan vendor yang sempurna. Agar
hubungan tersebut efektif maka perlu dilakukan tiga proses yaitu:
1. Evaluasi Penjual
Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan penentuan kemungkinan
penjual tersebut menjadi pemasok yang baik. Penilaian dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai variabel atau factor yang dipertimbangakan untuk memilih
penjual, yang mana tiap variabel diberi bobot tergantung pada kebutuhan organisasi.

Kemudian menentukan beberapa alternative untuk diberi penilaian , setelah dianalisa maka
bisa menentukan mana yang dipilih.
2. Pengembangan Penjual
Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan jasa penjual tertentu, maka cara
agar pemasok dapat diintegrasikan ke dalam system yang berlaku adalah dengan memastikan
bahwa penjual menghargai kebutuhan akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku.
Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai membantu rekayasa dan produksi juga format
transfer informasi elektronik.
3. Negosiasi
Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Model harga berdasarkan biaya (Cost Based
price model), yang mengharuskan pemasok terbuka kepada pembeli. 2) Model berdasarkan
harga pasar (market Based price model), harga didasarkan pada publikasi atau indeks. 3)
Perebutan tender (competitive bidding),terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia
membahas biaya dan tidak ada pasar yang mendekati sempurna.
4. Internet Purchasing
Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu order dilakukan melalui komunikasi
atau menyetujui catalog vendor yang didapat melalui internet untuk digunakan oleh
karyawan dari perusahaan di bagian pembelian.
l. Pembelian - Purchasing
Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang strategis dalam konsep Supply Chain
Management, bagaimanapun pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan
peningkatan marjin kontribusi, karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk
melakukan pembelian. Kebutuhan akan strategi pembelian dan penerapan strategi itu
mengarah pada pembentukan fungsi pembelian.
1. Tujuan Fungsi Pembelian
Pembelian berarti perolehan barang dan jasa, tujuan kegiatan pembelian adalah:

Membantu mengidentifisikasi produk barang dan jasa yang dapat


diperoleh secara eksternal.

Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan supplier, harga dan


pengiriman yang terbaik bagi produk barang dan jasa tersebut.

2. Fokus Pembelian
Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa.

Dalam lingkungan operasi produk barang,

Fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara formal memegang
wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama perusahaan. Di perusahaan besar, agen
pembelian ini dapat juga merupakan staf yang juga pembeli dan ekspenditur. Pembeli
mewakili perusahaan yang bersangkutan, menjalankan semua kegiatan departemen
pembelian kecuali penanda tanganan kontrak. Ekspenditur membantu pembeli dalam
menindaklanjuti pembelian agar dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat waktu. Di

perusahaan manufaktur, Fungsi pembelian didukung engineering drawing dan spesifikasi


dari produk- produk yang dibuat, dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan kegiatankegiatan pengujian yang mengevaluasi ietm yang dibeli.

Dalam lingkungan jasa,

Peranan pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya merupakan produk
intelektual, contoh yang dapat dikemukakan misalnya di organisasi hukum maupun
kesehatan, item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor, perabotan dan peralatan, mobil
serta perlengkapan.
Pada waktu perusahaan sudah masuk dalam pasar global, maka perluasan rantai pasokan
yang dimiliki menjadi suatu tantangan strategis. Agar supaya rencana strategi tentang
manajemen rantai pasokan menjadi sukses, maka beberapa karakteristik kapabilitas yang
harus dimiliki antara lain: 1) Fleksibel dalam arti cukup reaktif terhadap perubahan yang ada
baik dari ketrersediaan komponen, distribusi, jalur pengiriman, aturan impor dan nilai tukar.
2) Dapat menggunakan teknologi mutahir untuk menjadwal dan mengelola pengiriman
komponen dan produk akhir. 3) Menetapkan staff yang mempunyai keahlian secara local
mengenai cara menyikapi peraturan, perdagangan, pengangkutan, penanganan konsumen
dan isu politik. (Hendra Poerwanto G)

http://bambangkharisma94.blogspot.co.id/2015/12/makalah-manajemen-rantaipasokan.html

Makalah Manajemen Rantai Pasokan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dikehidupan yang modern seperti sekarang ini, tentunya masalah seputar
dunia bisnis menjadi semakin maju. Dimana saja, siapa saja,berbondongbondong untuk membangun dunia usaha (bisnis) . ada saja cara-cara yang
dipergunakan oleh para pelaku bisnis untuk memajukan serta menjalankan
bisnisnya dengan efektif dan seefisien mungkin. Banyak cara dilakukan namun
terkadang belum mencapai target yang di inginkan.
Salah satu contoh yang bisa dkita uraikan adalah masalah penyedian produk
murah , berkualitas dan cepat, belum dapat terkoordinir dengan baik, serta
transportasi dan jaringan belum memadai. Untuk itu para pelaku bisnis harus
menyadari bahwasannya, dengan proses yang terstruktur dan perhitungan
dalam mengambil keputusan adalah penting untuk kemajuan bisnis tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat maka perlu
adanya strategi yang efektif dan efisien, untuk memenuhi tuntutan tersebut
strategi apa yang akan di gunakan?
1.3 TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai salah satu tugas mata kuliah
manajemen operasi II serta membantu dan mempelajari sedikit dari banyak
konsep-konsep manajemen agar lebih terstruktur dan kreatif.
1.4 MANFAAT
Untuk sedikit membantu para pelaku pelaku bisnis dalam menciptakan suatu
produk

yang

murah,

berkualitas

dan

cepat.

Serta,

manajemen

system

transportasi dan jaringan distributor agar lebih terstruktur.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan (Supply chain management) menggambarkan
koordinasi dari keseluruhan kegiatan rantai pasokan, dimulai dari bahan baku
dan diakhiri degan pelanggan yang puas. Denga demikian, sebauh rantai
pasokan mencakup pemasok, perusahaan manufaktur dan/atau penyedia jasa
dan perusahaan distributor, grosir, dan/ atau pengeacer yang mengantarkan
produk dan/atau jasa ke konsumen akhir.
Tujuan dari manajemen rantai pasokan adalah untuk mengoordinasi
kegiatan dalam rantai pasokan untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
manfaat dari rantai pasokan bagi konsumen akhir. Seperti tim kejuaraan, fitur
utama dari rantai pasokan yang suskses adalah anggota-anggotanya yang
berperan demi kepentingan timnya (rantai pasokan).
Pengurangan biaya yang efektif dapat membantu sebuah perusahaan untuk
mencapai tujuan labanya lebih mudah dibandingkan dengan peningkatan di
upaya penjualan. Ketika perusahaan berjuang meningkatkan daya saingnya
melalui kustomisasi produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya, dan
kecepatan pemasaran, penekanan yang lebih diberikan pada rantia pasokan.
Melalui hubungan strategis yang berkelanjutan, pemasok menajdi partner
ketika mereka berkontribusi bagi keunggulan kompetitif. Strategi biaya rendah
atau respons cepat membutuhkan hal-hal yang berbeda dari rantai pasokan
dibandingkan waktu menunggu. Perusahaan harus mencapai integrasi strategi

rantai pasokan, dan harus berharap strategi tersebut berbeda untuk produk yang
berbeda dan berubah ketika produk bergerak di siklus hidupnya.
2.2 Masalah sumber : buat atau beli versus pengalihdayaan
2.2.1 Keputusan buat atau beli
Pilihan antara memproduksi sebuah komponen atau jasa secara internal atau
membelinya dari sumber lain.
2.2.2 Pengalihdayaan
Mengalihkan beberapa kegiatan dan sumber daya internal tradisional dari
sebuah perusahaan ke vendor di luar perusahaan, membuatnya sedikit berbeda
dari keputusan buat atau beli tradisional.
2.3 Strategi enam sumber
2.3.1 Banyak pemasok
Strategi ini adalah satu pemasok melawan lainnya dan menempatkan
penekanan pada pencapain permintaan pembeli atau pemasok. Pemasok secara
agaresif bersaing satu sama lain. Pendekata ini menyebabkan pemasok
bertanggung

jawab

untuk

mempertahankan

teknologi

yang

dibutuhkan,

keahlian, dan kemampuan, proyeksi serta biaya, kualitas, dan kompetensi yang
berikan. Hubungan partner jangka panjang bukanlah tujuannya.
2.3.2 Sedikit pemasok
Strategi sedikit pemasok berarti bahwa dari pada mencari atribut jangka
pendek, seperti biaya randah, seorang pemebeli lebih baik membentuk
hubungan jangka panjang dengn sedikit pemasok yang berdedikasi. Pemasok
jangka panjang biasanya lebih mengerti tujuan umum dari perusahaan dan
palanggan akhir. Menggunakan sedikit pelanggan dapat menciptakan nilai
dengan memungkinkan pelanggan mendapatkan skala ekonomi dan kurva
pembelajaran yang menghasilkan baik biaya transaksi yang lebih serta biaya
produksi yang lebih rendah. Strategi ini juga mendorong pemasok-pemasok
tersebut untuk memberikan inovasi dsain dan kehalian teknologi.
2.3.3 Integrasi vertical

Integrasi vertical dapat menawarkan ksemepatan strategis untuk manajer


operasi. Untuk perusahaan dengn modal, keahlian manajerial, dan permintaan
yang disyaratkan, integrasi vertical dapat memberikan kesempatan yang
substansial untuk pengurangan biaya, kualitas yang lebih tinggi, pengantaran
tepat waktu, dan pengurangan psesediaa. Integrasi vertical terlihat sangat tepat
ketika suatu organisasi memiliki pangsa pasar yang besar dan keahlian
manajemen untuk mengoperasikan vendor yang diakuisisi dengan sukses.
2.3.4 Ventura bersama
Salah satu versi dari ventura bersama adalah upaya Daimler-BMW saat ini
untuk mengembangkan dan memproduksi kompenen mobil standar. Mengingat
konsolidasi industry otomotif global, dua rival dalam segmen pasar mobil ini
berada pada kerugian dalam hal volume. Oleh karena itu tertarik pada
konsolidasi untuk mengurangi biaya pengembangan dan produksi. Seperti di
kolaborasi laiinya, triknya adalah bekerjasama tanpa membaurkan merek atau
mengakui keunggulan kompetitif.
2.3.5 Jaringan keiretsu
Pemasok menjadi bagian dari koalisi perusahaan yang dikenal sebagai
sebuah keiretsu. Anggota dari keiretsu dijamin hubungan jangak panjangnya dan
dengan demikian diharapkan untuk berkolaborasi sebagai partner, menyediakan
teknisi ahli dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur.
Anggota keiretsu juga dapat memiliki pemasok tingkat dua dan bahkan tingkat
tiga sebagai bagian dari koalisi.
2.3.6 Perusahaan virtual
Perusahaan virtual bergantung pada hubungan pemasok yang stabil dan baik
untuk menyediakan jasa yang diminta. Pemasok dapat menyediakan beragam
jasa yang termasuk membiat daftar gaji, merekrut karyawan, mendesian produk,
menyediakan jasa kounsultasi, memproduksi komponen, melakukan pngujian,
atau mendistribusikan produk. Hubungan yang ada bisa jadi berjangka waktu
pendek atau panjang dan dapat menacakup partner utama, kolaborator, atau
hanya pemasok dan subkontraktor yang cakap.
2.4 Risiko Rantai Pasokan

mengelola rantai pasokan terintegrasi adalah sebuah tantangan strategis.


Memiliki pemasok yang lebih sedikit membuat pemasok dan pelanggan lebih
bergantung pada suatu sama lain, yang mna meningkatkan risiko bagi keduanya.
Risiko ini diperparah oleh globalisasi dan kerumitan logistic.
2.4.1 Risiko dan taktik mitigasi
Perusahaan perlu memfokuskan tidak anya pada pengurangan potensi
gangguan, tetapi juga pada bagaiman mempersiapkan tanggapan atas kejadian
negative yang takterelakan. Fleksibel, rantai pasokan yang aman, dan asuransi
yang cukup atas berbagai gangguan adalah langkah awalnya. Silang sumber
adalah

suatu

teknik

gabungan

di

mana

dua

pemasok

msing-masing

menyediakan suatu komponen yang berbeda namun mereka mampu untuk


memproduksi kedua komponen tersebut sehingga dapat berperan sebagai
sumber backup. Opsi lain adalah menyedikan kapasitas berblehih yang
diperagunakan untuk merespons masalah dalam rantai pasokan.

2.4.2 Keamana dan tpat waktu (JIT)


Inovasi teknolgi dalam rantai pasokan dapt meningaktkan kemanan serta
manajmen persediaan, membuat logsitik dapt semakin diandalkan. Teknolgi kini
meampu mengetahui lokasi, isi, dan kondisi truk dan container. Peralatan baru
bahkan dapat medeteksi kunci container yang rusak. Ala pendetksi gerak juga
dapat

di

pasang

di

dalam

container.

Melacak

container

yang

hilang,

mengidentifikasi penundaan, atau hanya mengingatkan individu di dalam rantai


pasokan

bahwa

pengiriman

sedang

dalam

perjalanan

akan

membantu

mempercepat pengiriman.
2.5 Pengolahan rantai pasokan terintegrasi
2.5.1 Isu-isu dalam mengelola rantai pasokan terintegrasi
Optimalisasi

local

anggota

rantai

cenderung

focus

pada

maksimalisasi laba local atau minimalisasi biaya langsung berdasarkan pada


pengetahuan mereka yang terbatas. Sedikit peningkatan permintaan ditanggapi
berlebihan karean tidak ada yang ingin mengalami kekurangan kapasitas.

Insentif mendorong barang ke dalam rantai untuk penjualan yang belum terjadi.
Hal ini membuat fluktuasi yang akhgirnya mahal bagi semua anggota rantai.
Lot yang beasar serting erjadi bias terhadap lot yang besar karang lot yang
besar cenderung akan mengurangi biaya per unit. Manajer logistic ingin
mengirimkan lot yang besar, lebih diutamakan dalam truk yang penuh, dan
manajer produksi ingin produksi yang lebih panjang berjalan.
Efek cambuk merupakan peningkatan fluktuasi pesanan yang sering terjadi
ketika pesanan bergerak dalam rantasi pasokan. Efek cambuk terjadi ketika
pesanan disampaikan dari pedagang ritel, kedistributor, ke pedangan grosir, ke
perusahaan manufaktur, dengan fluktuasi yang meningkat di setia tingkatan.
2.5.2 Kesemptan dalam mengelola rantai pasokan terintegrasi
Penarikan data
Data penjualan yang akurat yang memulai transaksi untuk menarik produk
melalui rantai pasokan.
Control penambahan satu tahap
Menetapkan tanggung jawab penawasan dan penglolaan persediaan untuk
perusahaan ritel.
Persediaan yang dikelola vendor
Sebuah system di mana pemasok menjaga bahan baku untuk pembeli, sering
kali mengantarkan langsung ke departemen yang membeli
Perencanaan, peramalan, dan penambhan kolaoratif
Sebuah system di mana anggota rantai pasokan berbagi finformasi dalam upaya
bersama untuk mengurangi biaya rantai pasokan.
Pesanan kosong
Komitmen pembelian jangka panjang bagi pemasok untuk item yang kan
dikirimkan terhdap pelepasan pengiriman jangka pendek.
Penundaan

Penundaan modifikasi atau kustomisasi produk selama mungkin dalam proses


produksi.
Drop shopping
Pengiriman langsung dari pemasok ke konsumen akhir alih-alih ke penjual,
menghemat waktu dan biaya pengiriman ulang.
2.6 Membangun baris persediaan
3.6.1 Evaluasi pemasok
Evaluasi pemasok mencakup pencarian pemasok potensial dan menentukan
kecenderungan meraka untuk menjadi pemasok yang baik. Jika pe,asok yang
baik tidak di pilih, semua upaya rantai pasokan lainnya akan gagal. Sertifikasi
pemasok Proses sertifikasi sering kali melibatkan tiga tahap kualifikasi, eduksi
dan proses sertifikasi kinerja. Sertelah tersertifkasi, pemasok dapat diberikan
perlakuan dan prioritas khusus, memungkinkan perusahaan pembeli untuk
mengurangi atau mengeliminasi inspeksi bahan baku yang dikirimkan.
2.6.2 Pengembangan pemasok
Dengan mengasumsikan bahwa perusahaan ingin bekerja sam denga
pemasok tertentu, pembei memastikan bahwa pemsok memiliki apresiasi
persyaratan kualitas, spesifikasi produk, jadwal dan pengiriman serta kebijakan
pembelian.
2.6.3 Negosiasi
Berikut adalah strategi tipe negosiasi klasik,
Model harga berbasis biaya
Model

harga

berbasis

biaya

menuntut

pemasok

untuk

memberi

tahu

pencatatannya kepada pembeli. Harga kontrak kemudain didasarkan pada waktu


dan bahan baku atau pada biaya tetap dengan klausul eskalasi untuk
mengakomodasi perubahan dalam tenga kerja dan biaya bahan baku vendor
Model harga berbasi pasar
Dalam model harga berbasi pasar , harga didasarkan pada harga yang
dipublikasikan, harga lelang, atau harga indeks.

Penawaran komopetitif
Ketika pemasok tidak ingin mendiskusikan biaya atau ketika pasar yang hampir
sempurna tidak ada, penawaran kometitif sering kali menjadi piihan yang tepat.
Penawaran kompetitif adalah kebijakan umum dalam banyak perusahaan untuk
sebagian besar pembeliannya.
Membuat kontrak
Partner rantai pasokan sering kali membangun kontak untuk menjabarkan
persyaratan kerja sama. Kontrak didesain untuk berbagi risiko barbagi manfaat,
dan menciptakan srtuktur insentif untuk mendorong anggota rantai pasokan
uintuk menggunakan kebijakan yang optimal bagi keseluruhan rantai.
2.6.4 Pemusatan pembelian
Perusahan-perusahaan dengan beberapa fasilitas harus menentukan item
apa yang akan dibeli secara terpusat dan apa yang boleh dibeli pabrik lokak
untuk mereka sendiri, manfaat yang biasa diperoleh termasuk:

Meningkatkan volume pembelian untuk harga yang lebih baik


Membangun staf ahli yang terspeliasasi
Membangun kerja sam pemasok yang lebih kuat
Menjaga kendali professional terhadap prose pembelian
Menyediakan sumber daya yang lebih bagi pemilihan pemasok dan proses
negosiasi
Mengurangi duplikasi tugas
Meningkatkan standardisasi
Pembeian via elektronik
Pembelian via elektronik mempercepat pembelian, mengurangi biaya dan
mengintegrasikan rantai pasokan.
Katalog dan pertukaran online
Katalog ini memberikan perbandingan biaya dan komentar gabungan serta video
klip, membuat proses menjadi efisien, baik bagi pembeli maupun penjual.
Pertukaran online adalah sejenis itus internet bagi industry tertentu yang
mempertemukan pembeli dan penjual.
Lelang online

Merupakan area subur untuk menjual bahan baku berlebih dan


persediaan yang tidak terpakai atau berlebih.
2.7 Manajemen logistic
Manajemen logistic adalah untuk memperoleh efisiensi operasi melalui
integrasi

dari

seluruh

kegiatan

akuisisi

bahan

baku,

pemindahan,

dan

penyimpangannya.
2.7.1 System pengiriman
Jalur truk, jalur kereta api, jalur udara, jalur air, pipa saluran, multimodal.
2.7.2 Pergudangan
Sebuah gudang dapat berfungsi sebagai titik konsolidasi, mengumpulkan
pengiriman dari berbagai sumber untuk mengirim ke luar dalam satu truk
bermuatan penuh yang lebih murah. Saluran perakitan mengirim komponen dan
modul untuk secar individu, alih-alih produk jadi ke distributor.
2.7.3 Logistic pihak ketiga
Manajer rantai pasokan melakukan pengalihdayaan ligsitik untuk mencapai tiga
tujuan: mengurangi investasi persediaan, mengurangi biaya pengiriman, dan
meningkatkan keandalan dan kecepatan pengiriman.
2.8 Manajemen distribusi
Manajemen

distribusi

mendesain

jaringa

distribusi

untuk

memenuhi

harapan pelanggan menawarkan tiga kriteria: respons cepat, pilihan produk dan
layanan. Perusahaan yang membutuhkan program manajemen pemasok yang
efektif, program manajemen distribusi yan efektif akan membuat perbedaan
antara rantai pasokan yang sukses dan yang gagal.
2.9 Manajemen etika dan rantai pasokan yang berkelanjutan
3.9.1 Etika manajemen rantai pasokan
Etika personal
Meningkatkan dan memperkuat tanggung jawab bagi karyawan , hubungan
pemasok dan pelanggan yang positif, kesinambungan dan tanggung jawab
social, perlindungan atas informasi yang konfiensial dan informasi paten, hokum,

regulasi

dan

pengembangan

kesepatkan
kompetisi

perdagangan
professional

yang

dapat

Menghindari

diterapkan

dan

ketidakpantasan

yang

dirasakan, konflik kepentingan, perilaku yang secara negative memengaruhi


keputusan rantai pasokan, dan kesepakatan berulang yang tidak pantas.
Etika di dalam rantai pasokan
Dalam era spealisasi yang tinggi saat ini, banyak sumber daya perusahaan di
beli, menempatkan tekanan yang sangat tinggi atas etika dalam rantai pasokan.
Manajer mungkin tegoda untuk mengabaikan penyimpangan etik oleh pemasok
atau memindahkan polusi ke pemasok.
Prilaku etis terhadap lingkungan
Etika yang baik meluas hingga pengoperasian bisnis dengan cara yang
mendukung konservasi dan peremajaan sumber daya.hal ini membutuhkan
evaluasi keseluruhan dampak lingkungan, dari bahan baku hingga proses
manufaktur, melalui penggunaan dan pembuangan akhir.
Membangun kesinambungan rantai pasokan
Rantai pasokan masuk menarik banyak perhatian, namun ini hanya bagian dari
tantangan kesinambungan. Rantai pasokan kembali juga signifkan. Tujuan
manajer operasi haru terbatas pada membakar atau mengubur produk dari pada
berusaha keras untuk menggunakannya kembali. Logistic terbalik mengawali
serangkaian tantangan baru.
2.10 Mengukur kinerja rantai pasokan
3.10.1 Asset dipercayakan untuk persediaan
Manajer rantai pasokan membuat keputusan penjadwalan dan kuantitas
yang menentukan set yang dipeacayakan untuk persediaan. Tiga ukuran spesifik
dapat membantu dengan cara jumlah yang diinvestasikan dalam persediaan.
Perbandingan spesifik dengan competitor dapat membantu evaluasi. Total asset
yang dipercayakan untuk persediaan dalam perusahaan manufaktur mencapai
15% dan perusahaan ritel 27% dengan variasi yang luas bergantung pada model
bisnis spesifik.
Harga pokok penjualan adalah biaya untuk memproduksi barang atau jasa
yan dijual selam periode tertentu. Investasi persediaan adalah rata-rata nilai

persediaan untuk periode yang sama. Sering kali, rata-rata investaqsi persediaan
tidak didasarkan pada apa pun selain investasi persediaan pada akhir periode
biasanya akhir tahun. Manajemen rantai pasokan sangat penting untuk
mengurangi investasi persediaan. Perpindahan barang yang cepat adalah
kuncinya.
2.10.2 Tolak ukur rantai pasokan
Ketika nilai metric menyampaikan artinya dan

bermanfaat ketika

membandingkan dengan data yang lampau, penggunaan penting lainnya


membandingkan nilai ini dengan perusahaan pembanding. Tolak ukur berkelas
dunia adalah hasil dari rantai pasokan yang dikelola dengan baik yang
memperkecil biaya, waktu tunggu, pengiriman terlambat, dan kekurangan
persediaan serta meningkatkan tingkat layanan.
2.10.3 Model SCOR (supply chain operations Reference-SCOR model)
Perusahaan

menggunakan

SCOR

untuk

mengidentifikasi,

mengukur,

mengorganisasi ulang, dan meningkatkan proses rantai pasokan. Model scor


mendifinisikan lebih dari 200% elemen proses, 550 metrik yang dapat diukur,
dan 500 praktik terbaik. Praktik terbaik mengambarkan teknik yang digunakan
oleh perusahaan pembanding yang memiliki nilai yang sangat baik di metric.
Tolak ukur sangat berguna, namun tidak selalu memadai untuk keunggulan
rantai pasokan. Audit berdasarkan pada komunikasi yang terus menerus,
pemahaman, kepercayaan, kinerja, dan strategi perusahaan adalah hal yang
penting. Hubungan harus mewujudkan diri dalam kepercayaan bahwa kita
bersama dan berjalan seiring denga kesepakatan tertulis.

Anda mungkin juga menyukai