Anda di halaman 1dari 5

Nama: Tio Afif Marwan

Notar : 14.01.027

Supply Chain Management

Supply chain merupakan suatu rangkaian proses-proses dan aliran yang terjadi
didalam dan diantara tahapan rantai pasok yang berada dan berkombinasi untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan atas suatu produk (Telkom Institute of Technology,
2012).
Supply chain merupakan jaringan dari semua individu, organisasi, sumber daya,
kegiatan dan teknologi yang terlibat dalam pembuatan dan penjualan produk, mulai
dari aktivitas penyampaian materi sumber dari pemasok ke produsen, sumber di
proses menghasilkan barang jadi, dan melalui pengiriman akhirnya sampai pada
pengguna akhir. Segmen supply chain yang terlibat dengan mendapatkan produk
jadi dari produsen ke konsumen disebut juga dengan saluran distribusi (the
distribution channel) (Rouse, 2013).
Supply chain merupakan suatu mekanisme yang menghubungkan pelanggan
dan pemasok yang bekerja sama namun dalam kepentingan terbaik mereka sendiri
dengan cara membeli, mengubah, mendistribusaikan, dan menjual barang dan jasa
di antara mereka sendiri sehingga terciptanya produk akhir tertentu (Nabil, 2010,
p.103).
Supply chain merupakan pergerakan material yang mengalir dari sumber ke
konsumen akhir. Supply chain meliputi pembelian sumber,manufaktur, pergudangna,
transportasi, layanan pelanggan, perencanaan kebutuhan, perencanaan pasokan
dan manajemen rantai pasok (supply chain management). Terdiri dari orang-orang
(people), kegiatan, informasi dan sumber daya yang terlibat dalam perpindahan
produk dari pemasok kepada pelanggan (Taras & Taras).
Supply chain merupakan kumpulan proses yang dimulai dari pengumpulan
sumber daya yang ada dilanjutkan dengan pengelolaan menjadi produk jadi untuk
selanjutnya didistribusikan dan dipasarkan sampai pelanggan terakhir dengan
memperhatikan biaya, kualitas, ketersediaan, pelayanan purna jual, dan faktor
reputasi. Pada supply chain melibatkan supplier, manufacturer, dan retailer yang
saling bersinergis dan bekerja sama satu sama lain secara langsung maupun tidak
langsung
Gambar 2.1 A Generic Supply Chain (Wisner, Tan, dan Leong, 2012, p.6).

Ada enam element dari stategi rantai pasokan (supply chain strategy), yang jika
digunakan secara kolektif dan dikelola dengan cermat, akan memberikan nilai yang
signifikan di seluruh organisasi (Shawn, 2013), yaitu:
1 Leverage
Leverage biasanya diterapkan berdasarkan tren penggunaan historis dan
ekspektasi pasar. Namun, cara yang lebih kuat untuk memulai leverage adalah
melalui prediksi yang solid dan didukung potensi pertumbuhan di masa depan.
2 Communication
Komponen penting dari setiap bisnis adalah dukungan yang diberikan oleh
sumber daya eksternal, menjadi penyedia komponen layanan atau produk dan
pemasok. Nilai dari sumber daya eksternal untuk memenuhi tujuan perusahaan
berkembang dibutuhkan strategi komunikasi.
3 Efficiency
Proses dan efisiensi proses adalah komponen fundamental dari setiap
perusahaan berkinerja tinggi, dan rantai pasokan sering berdampak efisiensi baik
secara langsung maupun tidak langsung.
4 Innovation
Membangun inovasi dalam setiap organisasi membutuhkan masukan yang
signifikan dan dukungan dari pemasok eksternal dna mitra layanan, keduanya
harus dapat memberikan wawasan dan mendukung serta mengambil resiko
potensial dalam menyimpulkan solusi inovatif.
5 Risk Management
Resiko eksternal sering juga resiko yang paling diabaikan karena tidak lazim atau
terlihat sebagai daktor resiko internal lainnya. Supply chain management adalah
fungsi yang paling in-tune dengan kelompok pendukung eksternal, dna mampu
mengidentifikasi potensi resiko serta mitigasi solusi untuk melindungi
kepentingan organisasi.
6 Continuous Improvement
Organisasi terus menerus melakukan peningkatan kinerja mereka, dimana
sebagian besar perbaikan berdampak pada kelompok pendukung eksternal (baik
secara langsung maupun tidak langsung), dengan adanya manajemen rantai
pasokan membantu dalam mengidentifikasi dan mengelola peluang perbaikan.
Supply Chain Management (SCM)
Pengertian Supply Chain Management (SCM)
Supply chain management (SCM) adalah filosofi management yang secara terus-
menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk digabungkan
baik dalam maupun luar perusahaan (Telkom Institute of Technology, 2012).
Supply chain management (SCM) adalah pengawasan bahan, informasi, dna
keuangan sebagaimana aktifitas perusahaan bergerak dalam suatu proses dari
pemasok-produsen-grosir-pengecer-konsumen. Tiga arus utama dari supply chain
adalah aliran produk, aliran informasi, dan aliran keuangan. SCM melibatkan
koordinasi dan mengintegrasikan arus di dalam dan di antara perusahaan (Rouse,
2013).
Supply chain management (SCM Manajemen Rantai Pasokan) adalah alat
strategis melalui penerapan dan manajemen dari enam elemen strategi rantai
pasokan (supply chain strategy) yang dapat memberikan pengurangan yang
signifikan dalam modal kerja dan resiko organisasi, dan mengubah perspektif relatif
terhadap nilai yang melekat dalam setiap aktifitas (Shawn, 2013).
Supply chain management (SCM) adalah kombinasi dari seni dan ilmu yang
masuk ke dalam, memperbaiki cara perusahaan, dan menemukan komponen baku
yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk atau jasa dan mengirimkannya ke
pelanggan (Wailgum, 2010).
Supply chain management (Manajemen Rantai Pasokan) adalah manajemen
aktif kegiatan rantai pasokan untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan mencapai
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, merupakan upaya perusahaan rantai
pasokan untuk mengembangkan dan menjalankan rantai pasokan dalam cara yang
paling efektif dan efisien (Handfield, 2011).
Berikut adalah lima komponen dasar SCM (Wailgum, 2011):
1 Plan
Bagian strategis dari SCM dimana dengan adanya strategi dalam perusahaan
bertujuan untuk mengelola semua sumber saya yang berarah pada pemenuhan
permintaan pelanggan dalam produk atau jasa.
2 Source
Perusahaan harus memiliki pemasok untuk mengantarkan barang dan jasa yang
mereka butuhkan untuk membuat produk. Manajer rantai pasokan harus
mengembangkan satu set harga, pengiriman dan proses pembayaran dengan
pemasok dan menciptakan metric untuk memantau dan meningkatkan
hubungan.
3 Make
Komponen ini adalah langkah manufaktur. Manajer rantai pasokan menjadwalkan
kegiatan yang diperlukan untuk produksi, pengujian, pengemasan dan persiapan
untuk pengiriman.
4 Deliver
Disebut juga logistic, dimana perusahaan mengkoordinasikan penerimaan
pesanan dari pelanggan, mengembangkan jaringan gudang, memilih operator
untuk mendapatkan produk kepada pelanggan dan mendirikan sebuah sistem
faktur untuk menerima pembayaran.
5 Return
Perencanaan rantai pasokan harus membuat jaringan responsive dan fleksibel
untuk menerima produk yang cacat dan kelebihan kembali dari pelanggan
mereka dan mendukung pelanggan yang memiliki masalah dengan produk yang
dikirim.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan SCM


Berikut adalah permasalahan yang sering dihadapi dalam pelaksanaan SCM
pada sebuah perusahaan. Walau memang dapat membantu perusahaan dalam
pengelolaan sumber daya yang dimilikinya, namun dalam pelaksanaannya
perusahaan sering menemui permasalahan sebagai berikut.
Distribusi pada konfigurasi jaringan, yang bermasalah pada jumlah dan
persebaran lokasi dari suplayer yang menyebabkan perusahaan kesulitan
dalam melakukan distribusi. Lalu juga masalah tentang fasilitas produksi
perusahaan, permasalahan pusat distribusi, masalah gudang dan pelanggan
Strategi Distrubusi, sistem yang akan digunakan apakah Sentralisasi atau
desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau
mendorong, logistik orang ke tiga.
Informasi, Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk
membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan,
inventaris dan transportasi dan sebagainya
Manajemen inventaris, kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang
mentah, proses kerja, dan barang jadi.
Aliran dana, mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar
dana melewati entitas di dalam rantai suplai.

Manfaat SCM (Supply Chain Management)


Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diraih dari penggunaan SCM
pada sebuah perusahaan :
1 Mengurangi stok persediaan barang, Inventory merupakan bagian paling
besar dari aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40%. Oleh karena itu
usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan penimbunan barang di
gudang agar biaya dapat diminimalkan.
2 Menjamin kelancaran penyediaan barang, kelancaran barang yang perlu
dijamin adalah mulai dari barang asal (pabrik pembuat), supplier,perusahaan
sendiri, whosaler, retailer, sampai kepada konsumen akhir.
3 Menjamin mutu atau kualitas produk, Mutu barang jadi ditentukan tidak hanya
oleh proses produksinya, tetapi ditentukan oleh mutu bahan mentahnya dan
mutu dalam kualitas pengirimannya.
4 Mengurangi jumlah pemasok (Supplier)
Bertujuan untuk mengurangi ketidakseragaman, biaya-biaya negosiasi, dan
pelacakan (tracking).

5 Mengembangkan Supplier Partnership atau Strategic Alliance


Dengan mengadakan kerjasama dengan supplier (supplier partnership) dan
juga mengembangkan strategic alliance dapat menjamin lancarnya
pergerakan barang dalam Supply Chain.

Anda mungkin juga menyukai