Anda di halaman 1dari 19

1.

LATAR BELAKANG
Kabupaten Gianyar memiliki posisi yang sangat potensial dan
strategis, di mana wilayahnya merupakan lintasan ekonomi dan
perdagangan baik antar kabupaten maupun antar propinsi. Selain
itu Kabupaten Gianyar juga memiliki predikat sebagai kota seni
yang menjadikan salah satu aset penting Propinsi Bali di bidang
kepariwisataan.

Namun

Kabupaten

Gianyar

belum

diimbangi

dengan penyediaan sistem transportasi yang memadai, terutama


pelayanan

angkutan

umum.

Berdasarkan

data

kepemilikan

kendaraan dari Dinas Pendapatan Provinsi Bali, pada tahun 2003


jumlah sepeda motor mendominasi angka kepemilikan kendaraan di
wilayah studi yaitu mencapai 92,5 %. Tingginya angka kepemilikan
kendaraan pribadi ini tentunya memberikan dampak negatif bagi
sistem transportasi yang ada maupun lingkungan sekitar daerah
studi. Melihat gambaran di atas, pembangunan dan pengembangan
pelayanan angkutan massal yang handal adalah pilihan solusi yang
tepat guna menciptakan perjalanan yang efisien baik dalam hal
pemanfaatan ruang jalan maupun dalam konsumsi bahan bakar per
penumpang-km. Hal ini mutlak diperlukan mengingat Kabupaten
Gianyar secara umum menghadapi kendala dalam penyediaan
infrastruktur

sebagai

akibat

keterbatasan

penyediaan

lahan,

sehingga munculnya alat angkut (angkutan umum) yang handal


akan memberikan alternatif bagi masyarakat untuk melakukan
mobilisasi.

PERMASALAHAN
Pengoperasian angkutan umum di Kabupaten Gianyar mengalami situasi
dan kondisi yang tidak menguntungkan, baik dari sisi operator maupun
dari pengguna jasa angkutan umum (penumpang). Sebagai akibatnya,
sistem angkutan umum menawarkan pelayanan yang sangat marginal
kepada penumpang. Dalam pengoperasian angkutan umumnya hampir
tidak

ada

tuntutan

kualitas

dan

kuantitas

pelayanan

dari

pihak

pemerintah, sehingga tidak ada jaminan yang pasti bagi pengguna jasa
angkutan umum (penumpang) untuk mendapatkan pelayanan sesuai
dengan yang diinginkan. Perencanaan, pengoperasian dan pemantauan
trayek masih kurang optimal dan banyak terjadi penyimpangan atas
pengaturan pelayanan angkutan umum terutama di terminal dan di
sepanjang lintasan trayek. Banyaknya rute trayek yang telah mati
merupakan akibat dari minimnya jumlah penumpang yang kini tingkat
ekonominya semakin tinggi sehingga banyak rumah tangga yang memiliki
lebih dari satu kendaraan pribadi.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang digunakan dalam penyusunan laporan ini hanya
dibatasi pada satu lingkup Kabupaten Gianyar yang terdiri dari 7
kecamatan, dimana CBD (Central Bussines District) di bagi menjadi 3
yaitu Gianyar, Ubud dan Sukawati.

A. KONDISI ANGKUTAN UMUM


Angkutan Umum dalam Kabupaten Gianyar yang berada dalam wilayah
studi secara garis besar dapat dilihat pada uraian di bawah ini :
1.Pelayanan angkutan umum
Angkutan yang berada di wilayah studi Kabupaten Gianyar terdiri dari :

a) Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)


Kabupaten Gianyar memiliki 4 trayek AKDP yaitu :
1) Trayek Batubulan-Gianyar-Klungkung-Amlapura
2) Trayek Batubulan-Bangli-Kintamani-Singaraja
3) Trayek Glimanuk-Padang Bai
4) Trayek Gianyar-Bangli
b) Angkutan Pedesaan (Angdes)
Kabupaten Gianyar memiliki 5 trayek Angdes yaitu :
1) Trayek Gianyar-Tampak Siring
2) Trayek Gianyar-Ubud-Payangan
3) Trayek Gianyar-Ubud-Tegallalang
4) Trayek Gianyar-Bitra-Petak
5) Trayek Sukawati-Ketewel
c) Ojek
Keberadaan angkutan tidak resmi (ojek) di Kabupaten Gianyar
bertambah tiap tahunnya. Setiap pangkalan ojek di Kabupaten Gianyar
ditandai dengan perbedaan warna helm dan dipimpin oleh seorang
pemimpin yang ditunjuk langsung oleh anggotanya untuk berperan
sebagai koordinator. Setiap supir ojek harus memiliki kartu anggota ojek
yang

setiap

membuktikan

bulan
bahwa

harus

dilaporkan

secara

tidak

ke

POLRES

langsung

Gianyar.

aparat

Hal

ini

kepolisian

di

Kabupaten Gianyar telah melegalkan adanya ojek, yang sebenarnya


sampai saat ini ojek masih dikatakan ilegal di Indonesia. Kabupaten
Gianyar memiliki 21 pangkalan yang penunjukan, penetapan lokasi dan
tempat-tempat mangkal ojek seperti yang diatur dalam SK Bupati Kepala
daerah Tk II Gianyar Nomor 30 Tahun 1997.
2.Moda Angkutan
Kendaraan yang digunakan sebagai moda angkutan umum :
a)
b)
c)
d)
e)

Mobil Penumpang Umum/Mikrobus dengan kapasitas 9 orang


Minibus dengan kapasitas 14 orang
Bus sedang dengan kapasitas 24 orang
Ojek Motor dengan kapasitas 2 orang
Pick Up Untuk angkutan orang dan barang

3. Operator Angkutan Umum


Operator angkutan umum (Mobil Penumpang Umum dan Mini Bus) di
Kabupaten Gianyar

dilaksanakan

oleh operator perorangan, yang

tergabung di dalam Organda. Kondisi umur rata - rata angkutan umum


yang ada di wilayah studi Kabupaten Gianyar adalah 24 tahun. Dalam
pengoperasiannya,

banyak

terdapat

kendaraan

yang

mengalami

kerusakan. Hal ini disebabkan karena perawatan yang kurang baik, sikap
pengemudi yang mengemudikan kendaraannya tidak sesuai dengan
aturan dan

umur rata-rata kendaraan yang melebihi umur ekonomis

kendaraan.
B. KONDIDI JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM
Sistem angkutan pedesaan di Kabupaten Gianyar dilayani oleh jenis mobil
penumpang umum dengan operator Organda di mana untuk kepemilikan
kendaraan adalah perorangan. Jaringan trayek yang ada di wilayah studi
Kabupaten Gianyar

secara keseluruhan 46.36% berhimpit. Berdasarkan

SK Bupati Gianyar Tahun 2007 Tentang Trayek,jurusan, Jarak,L/F dan


Jumlah Armada Angkutan Pedesaan dan Angkutan AKDP yang menjadi
permasalahan pada angkutan umum di Kabupaten Gianyar adalah
minimnya penumpang pada setiap trayek.
Rute pelayanan angkutan umum yang ada di Kabupaten Gianyar terdiri
dari dua macam rute, yaitu :
1) Rute angkutan umum dalam trayek tetap dan teratur
2) Angkutan ojek dan pick up
Fasilitas dan Prasarana Angkutan Umum
Fasilitas dan prasarana angkutan umum di Kabupaten Gianyar terdiri dari
tiga jenis, yaitu :
1) Terminal
2) Pangkalan (terminal bayangan)

3) Pangkalan ojek

C. METODE PENGUMPULAN DATA


1. Data Sekunder
Data sekunder yang didapat antara lain :
a.

Peta

jaringan

trayek

angkutan

umum

(Dinas

Perhubungan Kabupaten Gianyar)


b.

Data inventarisasi angkutan umum (Angdes, AKDP)


yang diperoleh dari Dinas

Perhubungan Provinsi Bali dan

Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar.


b. Data inventarisasi ojek diperoleh dari POLRES Kabupaten
Gianyar.
2. Data Primer
a. Survai Inventarisasi Angkutan umum
1) Maksud dan Tujuan
Mengetahui

karakteristik

dan

kondisi

sarana

maupun

prasarana angkutan umum yang ada di wilayah studi.


2) Target Data
Meliputi kode trayek, tipe kendaraan, kapasitas kendaraan,
kepemilikan kendaraan, nama atau tipe pengusaha, jumlah armada,
umur rata rata kendaraan, panjang rute, asal dan tujuan rute, cara
pemberangkatan, tarif dan pejabat pemberi izin.
3) Lokasi Survai
Dilakukan di Terminal Gianyar dan Terminal Batubulan serta
di ruas jalan pada seluruh trayek angdes dan AKDP, kemudian
tambahan

dilakukan

juga

inventarisasi

terhadap

pangkalan ojek di wilayah Kabupaten Gianyar.

pangkalan-

4) Pelaksanaan Survai
Mengamati, mencatat, pengambilan gambar dan melakukan
wawancara kepada petugas, pengguna angkutan umum maupun
terhadap pengemudi.
a.
Survai Statis di dalam terminal dan di ruas jalan
1) Maksud dan Tujuan
Menilai dan menganalisis kinerja setiap pelayanan angkutan
dengan rute tetap, menilai apakah jumlah armada yang beroperasi
sesuai izin atau tidak, serta mengetahui headway antar kendaraan
yang satu dengan kendaraan lainnya.
3)

Target Data

Kode trayek kendaraan, kapasitas kendaraan, tanda nomor


kendaraan, jam kedatangan dan jam keberangkatan, dan jumlah
penumpang berada dalam kendaraan (tidak termasuk awak
kendaraan).
4) Lokasi Survai
Pintu masuk dan pintu keluar terminal / pangkalan yang
berada di wilayah studi serta dilakukan di luar terminal pada
pertengahan ruas jalan (statis ruas).
6)

Pelaksanaan survai
Surveyor mengambil posisi pada terminal/pangkalan yang
selanjutnya surveyor mengamati dan mencatat hal hal yang
tercantum di dalam formulir.

b.
Survai Dinamis (On Bus Survey)
1) Maksud dan Tujuan
Mengetahui jumlah penumpang yang diangkut pada trayek
tertentu, mengetahui waktu perjalanan, dan mengetahui
produktifitas ruas pada setiap trayek.
2) Target Data

Tanda nomor kendaraan. kode dan nomor trayek serta


jurusannya, jam keberangkatan kendaraan, kapasitas kendaraan,
jumlah penumpang yang naik pada setiap segmen, jumlah
penumpang yang turun pada setiap segmen, waktu tempuh pada
setiap segmen, waktu dan durasi survai.
3) Lokasi Survai
Di dalam kendaraan angkutan terhadap semua trayek
angkutan umum yang ada di wilayah studi Kabupaten Gianyar,
termasuk pada trayek angkutan AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi)
yang melintasi wilayah studi.
4)Pelaksanaan Survai
Surveyor mengambil posisi strategis dalam kendaraan (dekat
pintu

masuk

dan

keluar

penumpang),

dan

mencatat

jam

keberangkatan serta data pada formulir.


5) Survai Wawancara Penumpang
1) Maksud dan Tujuan
Asal dan tujuan penumpang pada tiap-tiap trayek, jumlah
penumpang yang melakukan perpindahan dalam satu

perjalanan

untuk setiap trayek dan moda lain yang digunakan sebelum dan
sesudahnya.
2) Target Data
Tanda nomor

kendaraan,

kode

dan

nama

trayek,

jam

mulai/durasi survai, asal dan tujuan penumpang, perpindahan


penumpang, kendaraan yang digunakan penumpang sebelumnya,
beserta kendaraan yang digunakan penumpang sesudahnya.
4)

Lokasi Survai

Lokasi sama dengan lokasi survai dinamis yaitu berada di dalam


kendaraan.

5) Pelaksanaan Survai
Dilakukan bersama-sama dengan survai dinamis, yaitu
dengan mewawancarai beberapa (sampel) penumpang yang ada
dalam kendaraan dengan pertanyaan yang telah disediakan dalam
formulir survai.

E.

METODOLOGI SURVAI DAN ANALISA DATA

1)

Survai Inventarisasi Angkutan Umum

Survai

bertujuan

untuk

mengumpulkan

data-data

yang

berhubungan dengan angkutan umum di wilayah Kabupaten


Gianyar

secara

keseluruhan

mengenai

jumlah

armada

yang

diijinkan, tarif penumpang, kapasitas, kepemilikan angkutan umum,


serta peraturan-peraturan yang berhubungan dengan angkutan
umum Kabupaten Gianyar.
a)

Metodologi Survai
Melakukan pendataan untuk semua pelayanan angkutan
umum dengan rute tetap dan teratur yang beroperasi di wilayah
penelitian, beserta jumlah armada yang sesuai dengan izin dan
jumlah armada yang beroperasi. Kemudian dapat dihasilkan data data sebagai berikut :

a.

Peta jaringan trayek angkutan umum


b.
Jenis angkutan umum dan kapasitas kendaraan
c.
Jumlah armada yang diijinkan dan jumlah armada yang
beroperasi
d.
Asal, tujuan, rute trayek serta panjang rute
e. Umur kendaraan
f..
Kepemilikan kendaraan
g.
Sistem pemberangkatan

h.

Tarif
i. Pejabat pemberi izin

a). Survai Inventarisasi Prasarana Angkutan Umum


Hasil survai inventarisasi prasarana angkutan umum merupakan
informasi tentang keberadaan prasarana angkutan, baik data
mengenai terminal serta pangkalan angkutan umum.
b). Survai Unjuk Kerja Angkutan Umum
Mengumpulkan data-data yang akan digunakan untuk menilai
kinerja

jaringan

trayek

dan

kinerja

operasional

dari

setiap

pelayanan angkutan umum baik angkutan pedesaan maupun


angkutan AKDP.

TRAYEK

Jenis Pelayanan

Gianyar-Tampak Siring

Angdes

Gianyar-Ubud-Payangan

Angdes

Gianyar-Ubud-Tegallalang

Angdes

Gianyar-Petak

Angdes

Sukawati-Ketewel

Angdes

Gianyar-Bangli

AKDP

Batubulan-Amlapura

AKDP

Batubulan-Singaraja

AKDP

Gilimanuk-Padang Bai

AKDP

a. Waktu perjalanan tiap rute

Adalah waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk menempuh


panjang rute trayek tersebut sampai pada tujuan trayek yang telah
ditentukan.
Formula yang digunakan :
Waktu tempuh = jam tiba - jam berangkat
Sumber : STP 3 : Catatan Briefing Angkutan Umum II

Grafik V. 3 : Waktu Tempuh Rata-Rata Angkutan Umum

b. Kecepatan Rata-Rata
Merupakan kecepatan rata-rata kendaraan saat melewati

ruas

yang telah ditentukan. Kecepatan diperoleh dari panjang rute dan waktu
tempuh perjalanan tiap rute.
Formula yang digunakan :
S
S = V X T

V=

Sumber : STP 3 : Catatan Briefing Angkutan Umum II

Keterangan :
S

: jarak (km)

V : kecepatan (km/jam)

: waktu (jam)

2.Survai Statis
a. Frekuensi
Nilai frekuensi diperoleh dari banyaknya jumlah kendaraan pada setiap
rute yang melewati titik survai yang telah ditentukan pada satuan waktu
tertentu, dalam hal ini frekuensi dihitung untuk setiap jamnya.

60
F =
Headway

Sumber : STP 3 : Catatan Briefing Angkutan Umum II

b. Faktor Muat
Faktor muat merupakan perbandingan antara jumlah penumpang yang
berada di dalam kendaraan dengan kapasitas kendaraan dalam bentuk
persentase.

c. Tingkat Operasi Kendaraan


Tingkat operasi kendaraan merupakan perbandingan antara jumlah
kendaraan yang beroperasi dengan jumlah kendaraan menurut izin dalam
bentuk persentase. Tingkat operasi kendaraan ini dapat diperoleh dengan
formula
: operasi kend = Jumlah kendaraan yang beroperasi
Tkt
x 100%

Jumlah kendaraan

menurut izin
Sumber : STP 3 : Catatan Briefing Angkutan Umum II

3.Survai Wawancara Penumpang


a. Tingkat Perpindahan Penumpang
Untuk

menganalisa

data

yaitu

menghitung

persentase

tingkat

perpindahan moda suatu rute angkutan pedesaan dan angkutan AKDP


(Antar Kota Dalam Provinsi).

Dapat dihitung dengan formula :


Tingkat Perpindahan = Jumlah Perpindahan
x100%
Jumlah sample Wawancara
Sumber : STP 3 : Catatan Briefing Angkutan Umum II

Tabel V. 27: Tingkat Perpindahan Penumpang

Jumlah

Tidak

Wawanca

Pindah

ra

(orang

TOTAL
PINDAH

PERPINDAHAN

TRAYEK

(%)
1

>2
2x

Orang

14

27.30%

13

25%

25

25

50%

41

18%

50
50
50

43
32
30

7
9
12

0
9
8

0
0
0

7
18
20

14%
18.20%
40.00%

Amlapura
Batu Bulan-

50

10

40

40

80%

Singaraja
Gilimanuk-Padang

50

20

25

45

90%

(orang)

Gianyar-Tampak

50

36

Siring
Gianyar-Ubud-

50

37

13

Payangan
Gianyar-Ubud-

50

25

Tegallalang
Gianyar-Bitra-

50

Petak
Sukawati-Ketewel
Gianyar-Bangli
Batu Bulan-

Bai
Team PKL Kabupaten Gianyar 2007

b. Tingkat Panjang Ruas Berhimpit

Standar yang ditetapkan untuk panjang trayek berhimpit berdasarkan


Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 274/HK.105/DRJD/96
yaitu tidak boleh lebih dari 50 %, jika lebih maka trayek tersebut dapat
dikatakan bermasalah.
Perhitungan panjang trayek berhimpit menggunakan formula :
% panjang ruas berhimpit = Panjang ruas yang berhimpit x
100%
Panjang trayek

Sumber : STP 3 : Catatan Briefing Angkutan Umum II

Tabel V. 28: Panjang Ruas Berhimpit


PANJANG TRAYEK (KM)
Trayek

Panjang
Ruas

Overlap

Berhimpit

(%)

Wilayah

Pelayana

Studi

18.1

18.1

4.5

24.86%

Gianyar-Ubud-Payangan
28.4
Gianyar-Ubud-Tegallalang
23
Gianyar-Bitra-Petak
15.3
Sukawati-Ketewel
4.4
Gianyar-Bangli
4.6
Batu Bulan-Amlapura
29.1
Batu Bulan-Singaraja
27.3
Gilimanuk-Padang Bai
29.1
Team PKL Kabupaten Gianyar 2007

28.4
23
15.3
4.4
11
80
144
159

11.1
11.1
2.5
1.2
4.6
29.1
5.4
29.1

39.08%
48.26%
16.34%
27.27%
100.00%
100.00%
19.78%
100.00%

(km)
Gianyar-Tampak Siring

F. KINERJA ANGKUTAN UMUM


1)

Kinerja dari segi Penumpang


Indikator indikator yang perlu ditetapkan dalam menilai kinerja
pelayanan angkutan umum dari segi penumpang adalah :

a. Frekuensi
Frekuensi

yang

diharapkan

oleh

penumpang

adalah

tinggi

khususnya pada saat kebutuhan memuncak ( waktu sibuk ). Dianjurkan


frekuensi minimal pada waktu sibuk adalah 12 kendaraan tiap jam
(headway

rata-rata

menit).

Setiap

pelayanan

yang

mempunyai

frekwensi pada waktu sibuk 12 kendaraan tiap jam, atau

lebih bukan

merupakan masalah.
b. Faktor Muat
Faktor muat yang rendah menguntungkan bagi penumpang
karena hal itu menunjukkan bahwa selalu tersedia tempat duduk. Faktor
muat (dinamis) yang melebihi 90 % pada jam sibuk menandakan bahwa
pertumbuhan permintaan yang terjadi akan melewati batas kapasitas
yang tersedia untuk trayek tersebut. Oleh karena itu trayek trayek yang
faktor muatnya kurang dari 90 % pada jam sibuk dari sudut pandang
penumpang bukan merupakan trayek yang bermasalah.
c. Tingkat Perpindahan
Jika penumpang harus melakukan perpindahan toleransi perpindahan
yang dapat diterima adalah 50 %. Sebab diatas angka tersebut berarti
penumpang lebih banyak berpindah yang mengakibatkan keseluruhan
waktu perjalanan dan biaya yang harus dikeluarkannya pun bertambah.
Kriteria Jumlah Pergantian Moda
Kriteria

Ukuran

Rata rata

0 1 kali

Maksimum
2 kali
Sumber : Buku Menuju Lalin dan Angkutan Jalan Yang Tertib
d. Umur Rata-rata Kendaraan
Umur kendaraan dapat dipakai sebagai indikator kualitas pelayanan.
Kendaraan mempunyai umur ekonomis yaitu 5 tahun, maka trayek yang
mempunyai armada kendaraan berumur 5 tahun ke bawah bukan trayek
yang bermasalah karena diukur dari segi kenyamanan penumpang.
2)

Kinerja dari segi Operator


a. Jumlah Penumpang Tiap Perjalanan
Jumlah perjalanan tiap penumpang berkaitan dengan pendapatan tiap
perjalanan angkutan yang diperoleh setiap harinya. Jumlah penumpang
yang diangkut tidak melebihi kapasitasnya angkutan tersebut.
b. Kemerataan Penumpang
Pendapatan operator didapat dari perolehan penumpang yang dapat
diangkut pada trayeknya dalam sehari. Bagi operator angkutan, trayektrayek

yang

permintaannnya

stabil

sepanjang

hari

dimana

tidak

dipengaruhi oleh waktu sibuk maupun waktu di luar sibuk dianggap lebih
menguntungkan.
c. Pendapatan Per Penumpang Per Kilometer
Keuntungan yang diperoleh operator juga dapat dihitung dari pendapatan
yang diperoleh tiap penumpang

per kilometer pada trayek yang

dilayaninya. Trayek tersebut dibagi dalam beberapa segmen untuk


mempermudah penghitungan jumlah penumpang dalam kendaraan pada
tiap segmen/ruas.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul Profil dan
Kinerja Angkutan Umum di Kabupaten Gianyar ini dapat selesai
pada waktunya. Makalah ini merupakan ringkasan atau penjelasan
singkat yang diambil dari data praktek kerja lapangan di Kabupaten
Gianyar.
Tidak lupa kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terkait dalam pengerjaan makalah ini. Ucapan
terimakasih ini kami tujukan kepada :
1.Bapak Wido Rismono selaku dosen pembimbing dalam dalam
mata kuliah Manajemen angkutan umum
2.Rekan-rekan kelas 3A atas dukungan serta motivasinya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan di dalam makalah ini. Oleh karenanya,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta sebagai
referensi untuk perencanaan angkutan umum di masa mendatang.

Bekasi, 14 oktober 2016

Penulis

PROFIL dan KINERJA ANGKUTAN UMUM di


KABUPATEN GIANYAR

Disusun Oleh :
1. NI MADE SRI BUDI UTAMI (14.01.018)
2. RIDA ZAKIYAH (14.01.022)
3. BIMA WILI ANTO (14.01.006)
4. MAULANA RIZQI RAMDHAN (14.01.016)
5. ADIB PRIYA MAHENDRA (14.01.003)
6. TIO AFIF MARWAN (14.01.027)

Dosen Pembimbing :
WIDO RISMONO

Program Studi Diploma IV Transportasi Darat


Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Bekasi

Anda mungkin juga menyukai