Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS ANGKUTAN UMUM DI KOTA SURAKARTA

KELOMPOK 2
APRILIANA KURNIASARI BIMA WIRAWAN JANU WIDAYATNO ALSENDA KEMAL PASA HADIO GUSTI MAHENDRA LINDA ASTRINA RESA PRATAMA MULYA I0110021 I0110028 I0110063 I0111007 I0111047 I0111062 I0111088

PENDAHULUAN
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang cukup strategis di dalam upaya pengembangan ekonomi nasional yang perlu didukung dengan adanya jalur pergerakan secara nasional atau internasional baik melalui transportasi darat, laut maupun udara. Surakarta yang terletak di Propinsi Jawa Tengah mempunyai lokasi yang sangat strategis. Hal ini disebabkan Surakarta merupakan titik simpul jaringan transportasi dari arah Semarang, Yogyakarta, Surabaya Purwodadi, Pacitan, dan Wonogiri. Bila tidak diimbangi dengan pelayanan angkutan umum yang memadai, maka akan mengakibatkan pengguna angkutan umum pindah ke kendaraan pribadi. Dampak lainya adalah volume lalulintas akan meningkat yang selanjutnya akan terjadi kemacetan yang akan mengganggu semua aktifitas.

Diagram Interaksi Pelaku Sistem Angkutan Umum

Pengguna (User)
Pembuat Kebijakan (Regulator)

Pelaksana (Operator)

KEPENDUDUKAN DAN PEREKONOMIAN


Jumlah penduduk : 554.830 Jiwa

Pertumbuhan penduduk : 0,7% Per tahun Kepadatan Penduduk : 12.594 jiwa/km2

Pendapatan rata-rata

: Rp 214.404,37

KENDARAAN
Pertumbuhan angkutan umum dan kendaraan pribadi berbanding terbalik tidak setara, kendaraan umum pertumbuhannya kurang dari 5 % persen sedangkan volume peningkatan kendaraan pribadi yaitu kendaraan roda dua mencapai 22% per tahun, sedangkan roda empat 14% per tahun.

POLA PENGEMBANGAN
Pola perkembangan yang terjadi di wilayah Kota Surakarta terlihat pusat pelayanan pada masing-masing wilayah berkembang dengan pesat, perkembangan ini didukung dengan pola jaringan transportasi berbentuk grid yang menyebarkan pergerakan masyarakatnya secara merata ke seluruh wilayah kota (RUTRK, Surakarta, 1995).

KARAKTER PERGERAKAN
Jumlah pergerakan yang terjadi dalam Kota Surakarta rata-rata adalah sebesar 568.776 smp, dengan jumlah pergerakan yang dilakukan tiap penduduk rata-rata adalah sebanyak 1,048 smp/penduduk. Jarak perjalanan penumpang angkutan umum dengan menggunakan moda bus kota mempunyai panjang perjalanan rata-rata sejauh 5,186 km, sedangkan ratarata jarak perjalanan penumpang dengan menggunakan angkutan umum jenis mobil penumpang umum rata-rata sejauh 4,9 km.

KINERJA ANGKUTAN UMUM KOTA SURAKARTA


Jenis Armada Kota Surakarta memiliki dua kelompok trayek, yaitu trayek utama dan cabang yang dilayani oleh armada jenis bus sedang dengan kapasitas 26 seat yang tersebar secara merata di seluruh wilayah Kota Surakarta sampai ke wilayah dibelakangnya dan trayek ranting yang dilayani oleh MPU yang berkapasitas 14 seat yang melayani jalanjalan di kota Surakarta yang tidak dapat dilalui oleh bus Kota karena lebar jalan yang tidak mencukupi.

Tarif Sistem tarif angkutan umum dalam Kota Surakarta adalah sistem tarif datar yang tidak memperhitungkan jarak perjalanan artinya jauh dekat sama tarifnya sebesar Rp 2000,untuk umum dan mahasiswa serta Rp 1000,untuk pelajar berpakaian seragam. Dari asumsi atas komposisi jenis penumpang umum dan pelajar maka didapatkan tarif ratarata di Kota Surakarta adalah sebesar Rp.1750,-/penumpang/ perjalanan.

KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM


1. Berdasar Kualitas Pelayanan Menurut Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (menurut SK Dirjen 687/2002)

Prasyarat Umum :

Waktu tunggu rata-rata 5 10 menit dan maksimum 10 20 menit. Jarak pencapaian halte 300 500 m (di pusat kota), dan 500 1000 meter (di pinggiran kota). Penggantian rute dan moda pelayanan, jumlah pergantian rata-rata 0 1, maksimum 2. Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan setiap hari, rata-rata 1 1,5 jam, maksimum 2 3 jam. Biaya perjalanan, yaitu persentase perjalanan terhadap pendapatan rumah tangga.

Prasyarat Khusus: o Faktor layanan. o Faktor keamanan penumpang. o Faktor kemudahan penumpang dalam mendapatkan bus. o Faktor lintasan. Berdasarkan keempat faktor prasyarat khusus tersebut, pelayanan angkutan umum diklasifikasikan dalam dua jenis layanan : Ekonomi : Non Ekonom i : minimal tanpa AC minimal dengan AC.

Pedoman Kualitas Pelayanan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur

Kualitas
1. Kenyamanan 2. Keamanan

Klasifikasi Pelayanan Non Ekonomi


Fasilitas tempat duduk mengangkut penumpang dengan berdiri Dilengkapi AC

Ekonomi
Fasilitas tempat duduk mengangkut penumpang dengan berdiri Tanpa dilengkapi AC
Kebersihan harus terjamin Awak bus terlatih dan terampil

3. Kemudah-

an mendapat kan bus

4. Lintasan 5. Kendaraan

Menyediakan tempat barang/bagasi Kebersihan harus terjamin Awak bus terlatih dan terampil Jadwal kedatangan dan keberangkatan harus terpenuhi, baik ada maupun tidak ada penumpang (tidak ngetem) Lokasi terminal harus terintegrasi dengan terminal jenis kendaraan umum lainnya Tempat perhentian khusus Pada lintasan utama kota, trayek utama dan langsung Bus besar lantai tunggal Bus besar lantai ganda Bus tempel/artikulasi

Jadwal kedatangan dan keberangkatan harus terpenuhi, baik ada maupun tidak ada penumpang (tidak ngetem) Lokasi terminal harus terintegrasi dengan terminal jenis kendaraan umum lainnya tidak mengganggu lalu lintas Pada lintasan utama kota, trayek cabang, ranting Bus besar lantai tunggal & ganda Bus tempel/artikulasi Bus sedang, Bus kecil MPU (hanya roda empat)

Rekomendasi World Bank. o Frekuensi : rata-rata 3 6 kendaraan/jam minimum 1,5 2 kendaraan/jam. o Waktu Tunggu : rata-rata 5 10 menit maksimum 10 20 menit. o Tingkat Perpindahan : rata-rata 0 1, maksimum 2. o Waktu Perjalanan : rata-rata 1 1,5 jam, maksimum 2 jam.

KUALITAS PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI SURAKARTA


Frekuensi rata-rata trayek utama dan cabang Kota Surakarta sebanyak 5 kendaraan/jam (Baik) headway rata-rata adalah 15,48 menit waktu tunggu penumpang rata-rata sebesar 7,86 menit (Baik) Kecepatan rata-rata seluruh jalur adalah sebesar 22,57 km/jam Waktu perjalanan rata-rata seluruh jalur trayek adalah 1 jam 52 menit. (Baik)

2. Berdasarkan Utilitas Angka utilisasi kendaraan ini sangat dipengaruhi oleh panjang rute yang ditempuh oleh masingmasing trayek dan jumlah pencapaian rit dalam sehari. Utilisasi kendaraan dari seluruh jalur trayek utama dan cabang Kota Surakarta rata-rata adalah sebesar 214,25 km/bus/hari, dan apabila diukur dengan standar yang ditetapkan oleh World bank sebesar 230 260 km/bus/hari maka berada di bawah standar, sedangkan apabila diukur dengan standar DLLAJR sebesar 200 km/bus/hari maka berada di atas standar.

3. Load Factor

Dari hasil survai Dinas LLAJ Kota Surakarta pada tahun 2011 diketahui bahwa kinerjanya relatif sangat baik yaitu memiliki load factor rata-rata sebesar 80,50 % untuk trayek utama dan cabang. Untuk trayek ranting kota Surakarta load factor rata-rata adalah 79,218 %.

4. Umur kendaraan
Rata-rata umur kendaraan bus kota di Surakarta apabila dibandingkan dengan angka standar World Bank sebesar 10 tahun kinerjanya masuk kategori baik karena berumur kurang dari 10 tahun. Umur kendaraan angkutan umum jenis MPU kota Surakarta adalah 6 8 tahun. Namun masih ada operator yang menggunakan kendaraannya walaupun sudah melebihi umur kendaraan, sehingga tingkat keamanan dan kenyamanannya berkurang.

5. Jam Operasi
Waktu pelayanan mencerminkan waktu kegiatan yang berlaku dalam suatu kota karena pada dasarnya waktu pelayanan angkutan kota adalah refleksi dari aktivitas suatu kota. Sebagian besar waktu operasi kendaraan umum di Surakarta hanya sampai pukul 18.00. Hal ini perlu dikaji ulang melihat perkembangan pesar di kota Surakarta sehingga jam beraktivitas masyarakat juga meningkat. Hendaknya jam operasi diperpanjang agar masyarakat tidak kesulitan mencari kendaraan umum apabila beraktivitas sampai malam hari.

KESIMPULAN
1. Wilayah pusat kota di Surakarta memiliki tingkat kepadatan yang relatif tinggi, namun laju pertumbuhan penduduk di pusat Kota Surakarta masih bertambah walaupun memiliki tingkat kepadatan yang jauh lebih tinggi. Trayek cabang Kota Surakarta digabungkan dengan trayek utama yang dilayani oleh armada jenis bus sedang. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan angkutan umum di Kota Surakarta relatif menyebar dengan jumlah yang cukup (load factor yang relatif tinggi). Diperlukan kerjasama dengan kota-kota yang berbatasan langsung dengan Kota Surakarta mengingat semua trayek memiliki terminal awal dan tujuan yang berada di luar wilayah administrasinya, baik kerja-sama dalam hal peningkatan kinerja pela-yanan angkutan umum maupun perkem-bangan wilayah kota dengan menjadikan kawasan perbatasan menjadi kawasan pe-ngembangan sehingga diharapkan mampu mengurangi pergerakan eksternal menuju Kota Surakarta.

2.

3.

SARAN
1. Pemerintah hendaknya memperbaiki prasarana transportasi terutama pada fasilitas pelayanan bagi calon penumpang angkutan umum, serta membuat regulasi yang dapat menguntungkan semua pihak.

2.Bagi operator jasa transportasi angkutan umum penumpang bus hendaknya bersaing secara sehat dan tidak memonopoli, serta kinerja pelayanan yang sudah baik bisa dipertahankan dan yang belum memenuhi standar dapat ditingkatkan.

3.Bagi pengguna jasa transportasi angkutan umum hendaknya membantu pemerintah dan operator dalam menjaga sarana prasarana angkutan umum yang sudah ada sehingga kedepannya angkutan umum bener-benar bisa menjadi alternatif mengurangi tingkat kepadatan lalulintas secara maksimal.

Tertib berlalu lintas cermin budaya wong Solo

MATUR SUWUN

Anda mungkin juga menyukai